Autarki: Pengertian, Sejarah, Penyebab, Keuntungan, Kerugian, dan Sistem Autarki di Indonesia

Pengertian Autarki
Autarki

Pengertian Autarki
Autarki dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah kedaulatan mutlak, baik dalam pemerintahan maupun dalam ekonomi, dengan menetapkan kebijakan nasional untuk menghindarkan ketergantungan kepada negara lain. Istilah autarki biasanya digunakan dalam bahasan ekonomi.

Autarki adalah sistem perekonomian swasembada dan perdagangan terbatas. Kondisi ini dapat terjadi jika suatu entitas dapat melakukan swasembada terhadap kebutuhannya sehingga tidak perlu melakukan perdagangan internasional.

Autarki juga dapat diartikan sebagai kebijakan ekonomi untuk membatasi perdagangan hanya dilakukan di dalam suatu negara. Tujuan autarki ialah mencegah penyebaran pengaruh politik, ekonomi, dan militer dari negara lain di dalam negeri.

Autarki bertentangan dengan perdagangan internasional yang menerapkan perdagangan bebas. Dalam sistem ekonomi liberal yang mendorong arus bebas barang dan jasa. Sementara, dalam sistem autarki berarti barang dan jasa hanya berputar dalam lingkup domestik.

Dalam era globalisasi masa kini, sistem autarki sudah jarang dilakukan. Namun masih ada negara yang melakukan autarki, salah satunya adalah Korea Utara. Negara ini menutup diri dari dunia internasional sehingga membatasi perdagangan internasional.

Sejarah Autarki
Kata autarki berasal dari bahasa Yunani yang berarti swasembada (usaha mencukupi kebutuhan sendiri). Munculnya sistem Autarki dilatarbelakangi oleh peristiwa pada Zaman Perunggu, di mana peradabannya runtuh karena selalu bergantung dengan perdagangan dari luar. Dalam perkembangannya, terbentuklah sistem Autarki dari budaya politik Yunani, yang menekankan pada swasembada ekonomi dan pemerintahan yang mandiri.

Penyebab Autarki
Pertama, autarki dianggap sebagai cara untuk mempertahankan kekuasaan negara. Di mana kaum Hegelian menganggap kekuasaan di luar batas negara sebagai ancaman. Oleh karena itu, autarki dianggap sebagai proteksionisme yang ekstrem. 

Baca Juga: Sekilas Pemikiran G.W.F. Hegel (1770-1883)

Negara autarki tidak berpartisipasi dalam perdagangan internasional. Mereka mengekstraksi sumber daya alam mereka, mengolahnya dan menjualnya untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Mereka tidak menjual produk ke luar negeri atau sebaliknya, mengimpor barang dari luar negeri. Selain itu, mereka juga tidak menerima investasi modal atau bantuan dari luar.

Kedua, nasionalisme yang ekstrem juga bisa mengarah pada autarki. Sebuah negara mengidentifikasi dengan bangsa sendiri dan mengadopsi autarki untuk melestarikan tatanan sosial yang ada. Berinteraksi dengan negara lain mungkin mengakibatkan budaya asing masuk, yang mana bisa menghilangkan identitas dan budaya nasional. Ini juga berlaku pada aspek ekonomi.

Autarki bertujuan untuk mengurangi perekonomian luar negeri mempengaruhi perekonomian domestik. Sebuah negara berusaha untuk swasembada nasional. Hal tersebut bisa meminimalkan potensi ancaman atau masalah ekonomi ketika berinteraksi dengan negara lain.

Misalnya, mengimpor sebagian besar produk dari negara lain membuat perekonomian domestik memiliki ketergantungan yang tinggi dengan negara mitra. Ketergantungan semacam itu bisa memunculkan masalah di kemudian hari.

Katakanlah, negara mitra mengalami resesi. Itu bisa segera menjalar ke perekonomian domestik melalui perdagangan internasional dan aliran modal. Oleh karena itu, masalah semacam itu bisa dihindari melalui swasembada domestik.

Keuntungan Autarki
Beberapa argumen mendukung mengapa autarki menguntungkan di antaranya,
1. Penting untuk mempertahankan identitas nasional.
2. Swasembada membuat sebuah negara tidak tergantung pada negara lain untuk memenuhi kebutuhan. Sehingga, misalnya, guncangan negatif pasokan di negara lain tidak akan menyebabkan kelangkaan di pasar domestik karena semua barang dan jasa diproduksi dari dalam negeri.
3. Autarki berarti independen dalam mengambil kebijakan ekonomi. Pengambil kebijakan tidak harus bersusah payah mempertimbangkan negara lain ketika mengambil kebijakan. Sehingga, pilihan yang diambil adalah sepenuhnya untuk kepentingan domestik.
4. Swasembada meminimalkan efek negatif seperti resesi dan depresi untuk menular ke perekonomian domestik. Resesi sering kali menyebar ke negara lain melalui perdagangan internasional dan aliran modal. Karena keduanya tidak ada, autarki bisa menghindari efek negatif semacam itu.

Demikian juga, krisis mata uang juga tidak menular ke perekonomian domestik. Tidak ada perdagangan internasional dan aliran modal berarti tidak perlu menggunakan mata uang asing seperti dolar. Artinya, tidak ada nilai tukar mata uang di bawah perekonomian tertutup.

Kerugian Autarki
Autarki memiliki beberapa kelemahan dan oleh karena itu, perdagangan internasional dianggap lebih baik di antaranya,
Pertama, hampir mustahil, jika tidak, sangat sedikit negara sukses dalam berswasembada. Kebutuhan dan keinginan manusia sangat beragam. Sehingga, mustahil memenuhinya melalui produksi domestik.

Dan berdagang dengan negara lain menjadi alternatif untuk memenuhi permintaan terhadap beberapa produk, yang mana tidak bisa dihasilkan oleh perekonomian domestik. Itu menawarkan pilihan yang lebih baik kepada warga negara. Mereka bisa mengakses beragam produk di luar negeri.

Kedua, efisiensi rendah dan karena itu, produk cenderung berharga mahal. Perekonomian autarki mungkin bisa menghasilkan produk yang bervariasi. Tapi, sumber daya ekonomi (atau faktor produksi) yang terbatas bisa menjadi masalah.

Misalnya, ketika tenaga kerja dikerahkan untuk memproduksi sebuah barang, lebih sedikit tenaga kerja tersedia untuk memproduksi barang lainnya. Sebagai akibatnya, skala ekonomi dicapai untuk satu barang dengan mengorbankan barang lainnya.

Karena alasan tersebut tidak mungkin menghasilkan semua barang pada tingkat yang paling efisien. Sehingga, produksi mungkin berbiaya yang rendah untuk barang tertentu tapi tidak untuk yang lain. Akibatnya, harga bisa murah untuk barang tertentu tapi mahal untuk barang lainnya.

Perdagangan internasional menawarkan solusi untuk masalah tersebut. Sebuah negara fokus pada barang di mana memiliki keunggulan. Sisanya, negara tersebut bisa mengimpornya dari negara lain.

Artinya, negara tersebut bisa mendapatkan beberapa barang murah dari pasar domestik dan barang murah lainnya dari luar negeri. Akhirnya, jika semua negara melakukan ini, perdagangan internasional bisa memberikan manfaat terbesarnya.

Ketiga, kemajuan ekonomi terhambat. Misalnya, teknologi memfasilitasi perekonomian untuk mendorong tenaga kerja dan modal fisik lebih produktif. Itu menyebar ke berbagai negara melalui perdagangan dan investasi modal.

Demikian juga, hubungan internasional memungkinkan sebuah negara untuk membangun pengetahuan untuk mendukung pengembangan ekonomi dan teknologi. Orang-orang domestik bisa belajar ke luar negeri belajar dengan mudah. Namun, jika negara tersebut mengadopsi perekonomian tertutup, sulit untuk mendapatkan manfaat semacam itu.

Keempat, autarki membuat negara terisolasi dari pergaulan internasional. Hubungan internasional tidak hanya terkait dengan aspek ekonomi. Tapi, itu juga vital untuk aspek-aspek seperti kemanusiaan.

Seperti yang kita lihat sekarang ini, ketika sebuah negara mengalami bencana alam atau bencana sosial, negara lain datang menawarkan bantuan. Lantas, negara mana yang akan membantu sebuah negara autarki jika tertutup dari dunia luar.

Negara yang Menerapkan Autarki
Di era globalisasi seperti sekarang, sebetulnya sistem Autarki sudah sangat jarang digunakan. Namun, masih ada negara yang menerapkan kebijakan ini, salah satunya Korea Utara, yang memilih untuk menutup diri dan sangat membatasi hubungan perdagangan internasional.

Selain Korea Utara, negara lain yang pernah menerapkan Autarki adalah Jepang, Brazil, dan India. Sistem Autarki bahkan sempat diterapkan di Indonesia ketika Jepang menjajah Tanah Air mulai 1942-1945.

Pelaksanaan sistem Autarki di Indonesia
Ketika menduduki Indonesia, Jepang menerapkan sistem Autarki, maksudnya adalah agar setiap daerah diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

Hal tersebut dikarenakan pada awal pendudukan Jepang, perekonomian Indonesia lumpuh, terutama pada obyek-obyek vital seperti tambang dan industri, karena diluluhlantakkan oleh Sekutu. Untuk memperbaiki keadaan ekonomi saat itu, Jepang mulai melakukan kegiatan produksi yang pada akhirnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan perang.

Jepang membangun sebuah pabrik senjata serta mewajibkan rakyat Indonesia untuk menanam pohon jarak, yang minyaknya dapat bermanfaat sebagai bahan bakar alternatif. Untuk melancarkan proses pembangunan, Jepang membutuhkan banyak tenaga kasar dengan memanfaatkan rakyat Indonesia.

Rakyat Indonesia digunakan untuk kerja paksa oleh Jepang atau yang juga dikenal dengan sebutan romusha. Selain itu, Jepang juga mengeksploitasi sumber daya alam, terutama batu bara dan minyak bumi untuk mencukupi proses produksi kebutuhan perang mereka.

Dengan banyaknya kegiatan produksi yang dilakukan, Jepang memberlakukan sistem ekonomi Autarki, agar tiap-tiap daerah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.

Baca Juga: Pendudukan Jepang di Indonesia: Sejarah, Perlawanan, dan Dampaknya

Dampak Buruk Sistem Ekonomi Autarki pada Masa Penjajahan Jepang di Indonesia
Terdapat banyak dampak negatif yang dialami Indonesia pada masa kebijakan autarki penjajahan Jepang. Berikut beberapa di antara contoh autarki yang pernah dialami Indonesia sehingga sempat mengalami keterpurukan.
1. Berdampak Buruk pada Kehidupan Rakyat
Seperti yang terjadi pada masa kebijakan autarki Jepang di Indonesia, pada masa itu kesejahteraan rakyat menurun dan jumlah kematian semakin tinggi. Hal ini tentu saja terjadi, sebab masyarakat pada waktu itu harus mencari kebutuhannya sendiri dan hanya memperoleh beberapa saja kebutuhan yang didapat, sebagiannya perlu disetorkan kepada Jepang.

2. Segala Bentuk Kegiatan Perekonomian Hanya Ditujukan untuk Perang
Meskipun rakyat diberikan kesempatan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, tetapi kenyataannya segala bentuk kegiatan ekonomi hanya diperuntukkan perang saja, mulai dari hasil transaksi jual beli hingga ekonomi mikro maupun makro sehingga dampaknya meniadakan perdagangan internasional.

3. Sumber Daya Alam Hanya Diperuntukkan pada Kebutuhan Perang
Semua hasil sumber daya alam yang terdapat di Indonesia hanya sebagian kecil saja yang diberikan untuk kebutuhan rakyat. Bahkan, sumber daya alam lebih sering tidak bisa didapat oleh rakyat sama sekali untuk memenuhi kebutuhannya, karena sepenuhnya harus disetorkan kepada Jepang.

4. Pemerintah Memiliki Hak Penuh Merencanakan Sistem Ekonomi Negara
Segala bentuk perusahaan wajib diatur oleh negara. Artinya, segala bentuk kebutuhan menjadi tanggungan pemerintah, mulai dari makanan, minuman, pendidikan, hingga kesehatan.

5. Menutup Industri Hanya untuk Lingkup Domestik Saja
Negara sengaja tidak melakukan segala bentuk kerja sama atau perdagangan internasional dengan negara mana pun. Semua yang ada di negara hanya diperuntukkan untuk kebutuhan rakyat dan perang saja.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Autarki: Pengertian, Sejarah, Penyebab, Keuntungan, Kerugian, dan Sistem Autarki di Indonesia"