Pengertian Viral Marketing, Aspek, Komponen, Karakteristik, Motivasi, Strategi, Kelebihan, dan Kekurangannya

Pengertian Viral Marketing
Viral Marketing

A. Pengertian Viral Marketing
Viral marketing adalah strategi pemasaran dari mulut ke mulut menggunakan media elektronik atau media sosial yang dibuat dengan tujuan menyebarkan informasi dan opini melalui proses komunikasi berantai dan memperbanyak diri seperti virus sehingga mampu menjangkau jaringan yang luas dan memberi dampak yang lebih besar terhadap promosi sebuah produk atau jasa.

Viral marketing merupakan teknik membuat seseorang secara sukarela menyampaikan pesan pemasaran ke sesamanya. Penyebaran informasi dapat dilakukan dengan email, pesan teks, grup chat, maupun postingan di sosial media seperti Facebook dan Twitter. Viral marketing bisa disebut pemasaran melalui mulut ke mulut versi internet di mana konsumen yang satu merekomendasikan ke konsumen lainnya dengan melihat atau mendengar informasi melalui media elektronik atau internet.

Pemasaran dari mulut ke mulut dapat terjadi dengan sendirinya tanpa sengaja. Namun semua pembicaraan tersebut selalu akan ada nada sumbernya, ada yang memperkuat sehingga komunikasi dapat menyebar dengan cepat. Pemasar dapat berperan sebagai sumber. Selain itu pemasar juga dapat menjadi pemacu tersebarnya komunikasi dari mulut ke mulut tersebut.

Istilah viral marketing dikenalkan pada bulan Desember 1996 oleh Jeffrey F. Rayport dalam artikel yang berjudul The Virus of Marketing. Melalui tulisan tersebut dijelaskan bagaimana jika virus digunakan sebagai sebuah program pemasaran, karena pesan pemasaran akan tersebar dengan hanya menggunakan waktu yang sangat sedikit, anggaran yang tidak perlu terlalu banyak dan dampak yang ditimbulkan sangat luas (Natasya, 2014).

Viral Marketing Menurut Para Ahli
1. Glennardo (2018), viral marketing adalah suatu teknik pemasaran dengan memanfaatkan kemajuan media elektronik untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai oleh marketer.
2. Hamdani dan Mawardi (2018), viral marketing adalah suatu teknik pemasaran dengan memanfaatkan jaringan sosial untuk mencapai suatu tujuan pemasaran tertentu yang dilakukan melalui proses komunikasi yang secara berantai memperbanyak diri.
3. Turban (2018), viral marketing adalah strategi pemasaran dari mulut ke mulut menggunakan media elektronik dimana konsumen atau perusahaan menyebarkan informasi dan opini kepada orang lain mengenai sebuah produk atau jasa.
4. Kotler dan Armstrong (2012), viral marketing adalah pemasaran dari mulut ke mulut melalui versi internet, dengan melibatkan pembuatan pesan email atau acara pemasaran lainnya yang menular bahwa pelanggan akan ingin menyampaikannya kepada teman mereka.
5. Wilson (2000), viral marketing adalah sebuah strategi yang merangsang orang untuk menyampaikan pesan pemasaran kepada orang lain secara personal dan menyeluruh dan pesan tersebut berdampak besar.
6. Helianthusonfri (2016), viral marketing adalah promosi (pemasaran) yang dibuat dengan tujuan menyebar, seperti virus, mampu menjangkau jaringan yang luas dan memberi dampak yang luas.

B. Aspek Viral Marketing
Terdapat beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian dalam aplikasi viral marketing menurut Wilson (2000) di antaranya,
1. Memberikan produk dan layanan. Kebanyakan program viral marketing menawarkan produk atau jasa yang berharga untuk menarik perhatian.
2. Mudah transfer ke orang lain. Sebuah pesan viral marketing harus mudah untuk mentransfer dan mereplikasi melalui download email, website, grafis, atau perangkat lunak.
3. Skalabilitas dari kecil ke yang sangat besar. Untuk menyebar seperti api, metode transmisi harus cepat terukur dari kecil ke yang sangat besar.
4. Eksploitasi motivasi dan perilaku. Rencana pemasaran Pintar viral memanfaatkan motivasi manusia biasa.
5. Manfaatkan sumber lain. Rencana pemasaran viral yang paling kreatif menggunakan sumber lain untuk mendapatkan kata keluar.
6. Memanfaatkan jaringan komunikasi yang ada. Jaringan seseorang yang lebih luas dapat terdiri dari skor, ratusan atau ribuan orang, tergantung pada posisinya.

C. Komponen Viral Marketing
Terdapat beberapa komponen dalam viral marketing yang harus dimiliki menurut Nurlaela dkk (2013) di antaranya,
1. Konsumen
Konsumen saling terhubung satu dengan lainnya dalam suatu jaringan hubungan interpersonal. Anggota keluarga dan kerabat saling berinteraksi secara teratur. Kontak juga terjadi dengan rekan kerja secara reguler pula. Interaksi-interaksi ini mempunyai suatu pola. Terdapat dua komponen yang membentuk pola interaksi ini, yaitu frekuensi dan interaksi. Frekuensi adalah seberapa sering interaksi itu terjadi antar konsumen.

Sedangkan kekuatan menunjukkan level keterikatan dalam interaksi tersebut. Level keterikatan ini bisa terlihat dari keakraban, keintiman, dan sebagainya. Makin akrab pembicaraan antar konsumen, makin erat hubungan di antara mereka. Melalui ikatan-ikatan inilah, informasi mengenai produk, layanan, dan bisnis mengalir dalam suatu jaringan konsumen. Dengan demikian, terjadilah pemasaran dari mulut ke mulut.

2. Buzz
Sebenarnya, konsumen bukan satu-satunya faktor yang menentukan. Untuk dapat berhasil maka diperlukan topik yang hangat, menarik, dan unik untuk dibicarakan dengan konsumen lain. Tanpa topik yang menarik ini, pemasaran tidak akan memperbanyak diri dengan sendirinya. Topik yang menarik seperti gosip, berita terkini terbukti membuat orang ramai membicarakannya dengan sukarela. 

Para pemasar harus menemukan bahan pembicaraan yang menarik bagi para konsumen yang menarik seperti gosip, berita terkini terbukti membuat orang ramai membicarakannya dengan sukarela. Bahan atau topik pembicaraan ini dikenal dengan istilah Buzz. 

Sementara itu, terdapat dua faktor psikologi pendukung yang membuat konsumen terdorong untuk membicarakan suatu produk secara positif di antaranya,
1. Peer Pressure. Peer Pressure adalah pengaruh dari kelompok sebaya, sejenis (peer group) agar seseorang mengubah perilaku, kebiasaan dan nilai dirinya agar dapat diterima dalam kelompok tersebut. Peer preesure memberikan tekanan pada seseorang untuk mengikuti kelompoknya, baik dia sebenarnya menginginkannya atau tidak. Peer pressure membuat orang melakukan sesuatu yang biasanya tidak ia lakukan.
2. Prestise. Prestise atau kebanggaan pada dasarnya merupakan kebutuhan semua orang. Semua orang ingin dipandang dan dihormati oleh orang sekitarnya. Orang melakukan berbagai cara untuk membuat dirinya lebih terpandang, mulai dari membeli barang - barang mewah, tampil di muka umum, berderma dan salah satunya dengan menunjukkan pengetahuan dan kepandaian yang dimilikinya.

D. Karakteristik Viral Marketing
Viral marketing dapat dibagi menjadi dua struktur dasar menurut Andini dkk (2014) di antaranya,
1. Active viral marketing. Active Viral marketing diasosiasikan dengan konsep tradisional word-of mouth karena pemakai biasanya terlibat secara personal pada proses menjaring konsumen baru.
2. Frictionless viral marketing. Frictionless Viral marketing berbeda dengan active viral marketing karena tidak mensyaratkan partisipasi aktif dari konsumen untuk mengiklankan atau menyebarkan informasi suatu produk. Produk akan secara otomatis mengirimkan pesan promosi pada alamat yang dituju. Jadi dorongan awal untuk viral didahului perusahaan pembuat produk sendiri.

E. Motivasi Viral Marketing
Dasar motivasi bagi konsumen untuk membicarakan mengenai produk atau jasa yang dapat digunakan sebagai aspek dasar pelaksanaan viral marketing menurut Sutisna (2001) di antaranya,
1. Keterlibatan dengan Produk. Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi proses komunikasi viral marketing.
2. Pengetahuan Produk. Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk (keunggulan, cita rasa, kualitas suasana tempat) dan menggunakan percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada yang lain. Dalam hal ini viral marketing dapat menjadi alat untuk menanamkan kesan kepada orang lain bahwa kita mempunyai pengetahuan atau keahlian tertentu.
3. Membicarakan Produk. Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal ini mungkin saja karena ada dorongan dan keinginan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam memilih barang dan jangan menghabiskan waktu untuk mencari informasi mengenai suatu merek produk.
4. Mengurangi Ketidakpastian. Viral marketing merupakan suatu cara untuk mengurangi ketidakpastian karena dengan bertanya kepada teman, tetangga atau keluarga, informasinya lebih dapat dipercaya, jelas dan adanya kesan menarik, sehingga juga akan mengurangi waktu penelusuran dan evaluasi merek dan pada akhirnya akan meningkatkan keputusan pembelian.

F. Strategi Viral Marketing
Strategi viral marketing berdasarkan derajat keterlibatan konsumen dalam proses pemasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok di antaranya,
1. Low Intergration Strategy. Dalam strategi ini keterlibatan konsumen sangat sedikit. Penyebaran promosi hanya melalui email. Contoh rekomendasinya juga terbatas pada tombol kirim ke teman dalam suatu homepage.
2. High Intergration Strategy. Perbedaan dalam strategi ini adalah adanya keterlibatan konsumen secara langsung dalam membidik konsumen baru.

Kriteria dasar yang harus dipenuhi untuk membuat strategi viral marketing dapat berjalan dengan baik dan sesuai sasaran menurut Surniandari (2017) di antaranya,
1. Media dan orang yang bertindak untuk menyampaikan pesan yang sedang dikampanyekan. Orang ini harus mempunyai jaringan sosial yang cukup luas dan dipercaya dan media yang mudah diakses oleh semua orang.
2. Pesan atau ajakan yang akan dikampanyekan yang mudah diingat dan menggugah orang untuk membuat orang untuk mengikutinya.
3. Lingkungan yang mendukung dan waktu yang tepat untuk melancarkan program viral marketing.

G. Kelebihan dan Kekurangan Viral Marketing
1. Kelebihan Viral Marketing
a. Murah
Kelebihan pertama dari viral marketing adalah murah. Bayangkan jika kita melakukan marketing di media massa atau billboard. Kita akan mengeluarkan banyak uang untuk membayar atau menyewanya. Sementara itu, dengan viral marketing, kita hanya perlu mengunggahnya di media sosial. Biaya yang dibutuhkan pun jauh lebih murah daripada jenis marketing pada umumnya.

b. Mudah menjangkau audiens
Baik perusahaan besar maupun kecil memiliki kesempatan yang sama untuk menjangkau audiens yang luas. Produk atau jasa yang kita tawarkan berpotensi dilihat oleh audiens dari berbagai lokasi dan level. Dengan kata lain, tidak ada batasan audiens yang akan melihat konten kita, seperti dikutip dari Cyberclick.

c. Audiens turut berpartisipasi
Pernahkah kita melihat film favoritmu di televisi, tetapi banyak dipotong oleh iklan yang tidak diinginkan? Setiap iklan, muncul perusahaan yang sama untuk memasarkan produk mereka. Hal tersebut tidak akan terjadi pada viral marketing. Salah satu keunggulan viral marketing adalah audiens yang memiliki inisiatif untuk membagikan konten kita. Tanpa kita minta, mereka akan membagikan konten yang mereka suka dan secara tidak langsung berperan besar dalam memperluas pemasaran.

d. Meningkatkan brand awareness
Kelebihan viral marketing yang terakhir adalah meningkatkan brand awareness. Sebuah viral marketing dikatakan berhasil jika mampu menyisipkan informasi mengenai perusahaan tersebut dengan cara yang menarik bagi audiens. Kemudian, audiens akan membagikan konten kita yang mereka suka kepada followers-nya. Secara tidak langsung, mereka semua akan mengenal brand kita.

2. Kekurangan Viral Marketing
Tidak ada satupun strategi marketing yang bisa berjalan lancar dan tanpa risiko, termasuk strategi viral marketing.
a. Berpotensi Mendapatkan Citra Negatif
Karena penggerak utama dari strategi iklan ini adalah dari mulut ke mulut audiens atau pelanggan Anda. Jadi, bisa saja mereka mendapatkan sudut pandang yang bertentangan dari apa yang ingin Anda sampaikan. Oleh karena itu, cobalah untuk kembali memperhatikan konten Anda dan awasi agar konten tersebut tidak menimbulkan kesan yang negatif.

b. Dianggap Spam
Tidak selamanya penyebaran konten viral itu dianggap baik. Bahkan ketika sedang menjadi pusat perhatian, kemungkinan besar iklan Anda akan bisa terlihat di seluruh media dan menjadi perbincangan masyarakat. Sama seperti poin pertama, kondisi ini berpotensi memberikan kesan yang berbeda pada beberapa orang. Salah satunya dianggap sebagai suatu spam. Jadi, mereka akan merasa bosan karena selalu ditampilkan oleh iklan Anda.

c. Sulit Diprediksi
Strategi viral marketing pada dasarnya bisa berhasil dan bisa juga tidak. Meskipun ada beberapa strategi jitu dalam membuat konten yang viral, namun strategi ini nyatanya sulit diprediksi daripada strategi marketing lainnya. Beberapa iklan mungkin ada yang mampu viral dalam kurun waktu singkat. Namun, beberapa yang lainnya ada pula yang membutuhkan waktu lama hingga berbulan-bulan, bahkan ada yang gagal. Oleh karena itu, Anda harus melakukan pertimbangan yang matang agar kampenye iklan Anda tidak percuma.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Viral Marketing, Aspek, Komponen, Karakteristik, Motivasi, Strategi, Kelebihan, dan Kekurangannya"