Pengertian Kelompok Sebaya (Peer Group), Jenis, dan Fungsinya

Table of Contents
Pengertian Kelompok Sebaya atau Peer Group
Kelompok Sebaya (Peer Group)

A. Pengertian Kelompok Sebaya

Istilah kelompok dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kumpulan, golongan (tentang profesi, aliran, lapisan masyarakat, dan sebagainya), kumpulan manusia yang merupakan kesatuan beridentitas dengan adat-istiadat dan sistem norma yang mengatur pola-pola interaksi antara manusia itu. Sebaya adalah sama umurnya (tuanya), hampir sama (kekayaannya, kepandaiannya, dan sebagainya), seimbang, sejajar. Sedangkan teman adalah kawan, sahabat, orang yang bersama-sama bekerja (berbuat, berjalan).

Kelompok teman sebaya (Peer Group) adalah orang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang kira-kira sama (Santrock 2007: 55). Teman sebaya atau peers merupakan anak-anak dengan tingkat kematangan atau usia yang kurang lebih sama, dan merupakan lingkungan kedua setelah keluarga yang berpengaruh bagi kehidupan individu. Dalam sosiologi, peer group adalah kelompok sosial dan kelompok utama orang-orang yang memiliki kesamaan minat (homofili), usia, latar belakang, atau status sosial. Anggota kelompok ini cenderung memengaruhi keyakinan dan perilaku orang tersebut.

Selama masa remaja, kelompok teman sebaya cenderung menghadapi perubahan dramatis. Remaja cenderung menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman sebayanya dan kurang pengawasan orang dewasa. Komunikasi remaja juga bergeser selama waktu ini. Mereka lebih suka berbicara tentang sekolah dan karier mereka dengan orang tua, dan mereka senang berbicara tentang seks dan hubungan interpersonal lainnya dengan teman sebaya. Anak-anak ingin bergabung dengan kelompok sebaya yang menerimanya, meskipun kelompok tersebut terlibat dalam aktivitas negatif. Anak-anak cenderung tidak menerima orang yang berbeda dari mereka.

Kelompok sebaya menjadi bagian penting dari sosialisasi. Tidak seperti agen sosialisasi lainnya, keluarga dan sekolah, kelompok sebaya memungkinkan anak-anak untuk melarikan diri dari pengawasan langsung orang dewasa. Di antara teman sebaya, anak-anak belajar membentuk hubungan sendiri, dan memiliki kesempatan untuk mendiskusikan minat yang mungkin tidak dimiliki orang dewasa dengan anak-anak, seperti pakaian dan musik populer, atau mungkin tidak diizinkan, seperti narkoba dan seks. Kelompok teman sebaya dapat memiliki pengaruh besar atau tekanan teman sebaya pada perilaku satu sama lain, tergantung pada besarnya tekanan.

Kelompok sebaya menyediakan suatu lingkungan, yaitu tempat teman sebayanya dapat melakukan sosialisasi dengan nilai yang berlaku, bukan lagi nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan oleh teman seusianya, dan tempat dalam rangka menentukan jati dirinya, namun apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai negatif maka akan menimbulkan bahaya bagi perkembangan jiwa individu.

Kuatnya pengaruh kelompok teman sebaya juga mengakibatkan melemahnya ikatan individu dengan orang tua, sekolah, norma-norma konvensional. Selain itu, banyak waktu yang diluangkan individu di luar rumah bersama teman-teman sebayanya dari pada dengan orang tuanya adalah salah satu alasan pokok pentingnya peran teman sebaya bagi individu.

Peranan penting kelompok sebaya terhadap individu berkaitan dengan sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku remaja sering kali meniru bahwa memakai model pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang popular maka kesempatan bagi dirinya untuk diterima oleh kelompok sebaya menjadi besar. Menurut Gerungan (1986) kenakalan remaja muncul akibat terjadinya interaksi sosial di antara individu sosial dengan kelompok sebaya. Peran interaksi dengan kelompok sebaya tersebut dapat berupa imitasi, identifikasi, sugesti dan simpati.

Remaja dapat meniru (imitasi) kenakalan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Sementara itu sugesti bahwa kebutuhan-kebutuhan dan penggunaan NAPZA adalah remaja yang semula baik menjadi nakal. Kuatnya pengaruh kelompok sebaya yang mengarahkan remaja nakal atau tidak juga ditentukan bagaimana persepsi remaja terhadap kelompok teman sebaya tersebut. Selain itu, teman sebaya adalah tempat memperoleh informasi yang tidak didapat di dalam keluarga, tempat menambah kemampuan dan tempat kedua setelah keluarga yang mengarahkan dirinya menuju perilaku yang baik serta memberikan masukan (koreksi) terhadap kekurangan yang dimilikinya, tentu saja akan membawa dampak positif bagi remaja yang bersangkutan.

Remaja memiliki kecenderungan bahwa teman sebaya adalah tempat untuk belajar bebas dari orang dewasa, belajar menyesuaikan diri dengan standar kelompok, belajar berbagi rasa, bersikap sportif, belajar, menerima dan melaksanakan tanggung jawab. Belajar berperilaku sosial yang baik dan belajar bekerja sama.

B. Jenis Kelompok Sebaya

Setiap kelompok sebaya mempunyai aturan baik yang bersifat implisit maupun eksplisit, harapan-harapan terhadap anggotanya. Ditinjau dari sifat organisasinya kelompok sebaya dapat dibedakan di antaranya,
1. Kelompok sebaya yang bersifat informal, kelompok sebaya ini dibentuk, diatur, dan dipimpin oleh anak itu sendiri misalnya, kelompok permainan, gang, dan lain-lain. Di dalam kelompok ini tidak ada bimbingan dan partisipasi orang dewasa.
2. Kelompok sebaya yang bersifat formal, di dalam kelompok ini ada bimbingan, partisipasi atau pengarahan orang dewasa. Apabila bimbingan dan pengarahan diberikan secara bijaksana maka kelompok sebaya ini dapat menjadi wahana proses sosialisasi nilai-nilai dan norma yang terdapat dalam masyarakat. Yang termasuk dalam kelompok sebaya ini misalnya, kepramukaan, klub, perkumpulan pemuda dan organisasi lainnya.

Menurut Robbins, ada empat jenis kelompok sebaya yang mempunyai peranan penting dalam proses sosialisasi yaitu kelompok permainan, gang, klub, dan klik (clique).
1. Kelompok permainan (play group) terbentuk secara spontan dan merupakan kegiatan khas anak-anak, namun di dalamnya tercermin pula struktur dan proses masyarakat luas
2. Gang, bertujuan untuk melakukan kegiatan kejahatan, kekerasan, dan perbuatan anti sosial.
3. Klub adalah kelompok sebaya yang bersifat formal dalam artian mempunyai organisasi sosial yang teratur serta dalam bimbingan orang dewasa.
4. Klik (clique), para anggotanya selalu merencanakan untuk mengerjakan sesuatu secara bersama yang bersifat positif dan tidak menimbulkan konflik sosial.

C. Fungsi Kelompok Sebaya

1. Fungsi Positif
a. Sebagai Sumber Informasi, kelompok sebaya memberikan perspektif di luar sudut pandang individu. Anggota di dalam kelompok sebaya juga belajar mengembangkan hubungan dengan orang lain dalam sistem sosial. Teman sebaya, terutama anggota kelompok, menjadi rujukan sosial yang penting untuk mengajarkan adat istiadat, norma sosial, dan ideologi yang berbeda kepada anggota lain.
b. Mengajarkan Peran Gender, kelompok sebaya juga dapat berfungsi sebagai tempat untuk mengajarkan peran gender kepada anggota. Melalui sosialisasi peran gender, anggota kelompok belajar tentang perbedaan jenis kelamin, dan ekspektasi sosial dan budaya.
c. Berfungsi sebagai Tempat Berlatih Hingga Dewasa, kelompok sebaya remaja memberikan dukungan saat remaja berasimilasi hingga dewasa. Perubahan besar meliputi mengurangi ketergantungan pada orang tua, meningkatkan perasaan mandiri, dan terhubung dengan jaringan sosial yang jauh lebih besar.
d. Mengajarkan Persatuan dan Perilaku Kolektif dalam Hidup, kelompok sebaya memberikan pengaturan sosial yang berpengaruh di mana norma kelompok dikembangkan dan ditegakkan melalui proses sosialisasi yang mempromosikan kesamaan dalam kelompok. Kohesi kelompok sebaya ditentukan dan dipertahankan oleh faktor-faktor seperti komunikasi kelompok, konsensus kelompok, dan kesesuaian kelompok mengenai sikap dan perilaku.
e. Pembentukan Identitas, kelompok teman sebaya (friends group) dapat membantu individu membentuk identitasnya sendiri. Pembentukan identitas adalah proses perkembangan di mana seseorang memperoleh rasa diri.

2. Fungsi Negatif
a. Tekanan Teman, istilah tekanan teman sebaya sering digunakan untuk menggambarkan kejadian di mana seseorang merasa tertekan secara tidak langsung untuk mengubah perilakunya agar sesuai dengan teman sebayanya. Merokok dan minum di bawah umur adalah dua contoh paling terkenal.
b. Masalah Masa Depan, keberhasilan hubungan teman sebaya terkait dengan perkembangan psikologis di kemudian hari dan pencapaian akademis . Oleh karena itu, jika seseorang tidak memiliki hubungan teman sebaya yang berhasil, hal itu dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan dan prestasi akademik yang buruk - mungkin bahkan setelah menyelesaikan gelar sekolah menengah. Anak-anak dengan hubungan teman yang buruk juga dapat mengalami masalah terkait pekerjaan dan perkawinan di kemudian hari.
c. Perilaku Berisiko, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kelompok sebaya adalah agen yang kuat dari perilaku berisiko di masa remaja. Remaja biasanya mengganti keluarga dengan teman sebaya terkait kegiatan sosial dan rekreasi, dan banyak perilaku bermasalah terjadi dalam konteks kelompok ini.
d. Agresi dan Perilaku Prososial, perilaku sosial dapat dipromosikan atau dihalangi oleh kelompok sosial, dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa agresi dan prososialitas rentan terhadap pengaruh teman sebaya.
e. Pergaulan Bebas, masa remaja juga ditandai dengan perubahan fisik, emosi baru, dan dorongan seksual, dan remaja cenderung berpartisipasi dalam aktivitas seksual. 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment