Mengenal Lapisan Astenosfer dan Fungsinya

Pengertian Astenosfer
Pengertian Astenosfer
Astenosfer (Asthenosphere) adalah lapisan yang terletak tepat di bawah litosfer dan di bagian atas dari mantel atas bumi. Bagian dasar dari Astenosfer berada di kedalaman sekitar 100 hingga 700km (di dalam bumi). Astenosfer berasal dari bahasa Yunani, asthenes yang artinya Lemah dan sphere yang berarti Lapisan/bulatan. 

Baca Juga: Struktur Bumi: Pengertian, Struktur Lapisan Bumi, dan Susunan Kimia Lapisan Bumi

Astenosfer merupakan lapisan geologis yang sangat penting bagi mantel Bumi. Lapisan ini terdiri dari bahan padat dan semi-cair yang memungkinkan pergeseran benua atau fenomena yang disebabkan oleh massa benua saat bergerak dan isostasi.

Lapisan astenosfer adalah wilayah dengan tingkat viskositas tertinggi dan secara mekanis sangat lemah dibandingkan dengan lapisan atas bumi. Astenosfer bertanggung jawab untuk mengumpulkan panas dari mesosfer dan memproyeksikannya ke litosfer melalui sistem konveksi, yang dapat dibandingkan dengan proses mendidihkan air.

Lapisan astenosfer berfungsi layaknya pelumas yang memungkinkan terjadinya pergerakan lempeng-lempeng di permukaan bumi.

Astenosfer Menurut Para Ahli
Dikutip dalam buku Teori Ilmu Kealaman Dasar Kajian Untuk Mahasiswa Pendidikan Guru Dan Akademis, Darmawan Harefa, S.Pd., M.Pd. (2020:61), astenosfer adalah lapisan teratas mantel luar yang langsung bersentuhan dengan kerak bumi dan listosfer. Lapisan ini terletak pada kedalaman 80-200 km di bawah permukaan bumi.

Komposisi Astenosfer
Astenosfer terdiri dari bahan batuan. Itu terdiri dari besi dan magnesium silikat. Komposisi kimia ini hampir identik dengan lapisan bawah bumi atau mesosfer. Sebaliknya, batuan litosfer mengandung lebih banyak silika, tetapi lebih sedikit aluminium, natrium, dan kalium. Itu kemudian pada dasarnya terdiri dari batuan sedimen, mineral feromagnetik, bahan magmatik, bahan radioaktif dan batuan metamorf.

Fungsi Astenosfer
Salah satu fungsi penting astenosfer terjadi di dalamnya. Di dalamnya terjadi fenomena yang disebut arus konveksi. Ini berarti bahwa bahan yang ditemukan di daerah terendah sedang memanas, dan ketika dipanaskan, mereka cenderung naik ke daerah tertinggi astenosfer.

Dengan cara yang sama, material dari area tertinggi mendingin, dan karena alasan ini material ini akan turun. Hal ini menyebabkan material bergerak secara terus menerus sehingga menimbulkan efek yang signifikan terhadap pergerakan lempeng tektonik. 

Baca Juga: Teori Tektonik Lempeng: Pengertian, Sejarah, Penyebab, Jenis, dan Implikasinya

Ketika lempeng benua mulai bergerak, sebagai akibat dari arus konveksi astenosfer, fenomena geologis seperti patahan tektonik, atau perpindahan antar massa kerak bumi, atau bahkan gempa bumi dapat terjadi (ketika gesekan atau tumbukan dua lempeng terjadi kuat).

Fungsi penting lainnya adalah mengandung magma yang dikeluarkan gunung berapi saat meletus.

Pentingnya Astenosfer
Astenosfer adalah lapisan geologis yang sangat penting bagi mantel bumi. Ia bertanggung jawab atas terciptanya kerak baru di bumi, yang berarti akan dihasilkan bumi baru. Hal ini terjadi di pegunungan tengah laut, di mana konveksi mendorong astenosfer ke permukaan.

Selain itu, kepentingannya juga terletak pada lempeng tektonik yang terletak di dalamnya karena berkolaborasi dengan pergerakan massa benua satu sama lain, karena lempeng tektonik. Arus konveksi yang berasal dari lapisan ini sangat penting karena merekalah yang menentukan berbagai pergerakan lempeng. Ia juga bertanggung jawab atas terciptanya kerak baru di bumi.

Ciri Lapisan Astenosfer
Astenosfer terdiri dari bahan batuan yang terbuat dari besi dan magnesium silikat. Komposisi kimia ini hampir identik dengan lapisan bawah bumi atau mesosfer.

Astenosfer merupakan lapisan lembut dari batuan hampir cair dalam mantel. Astenosfer lebih rapat daripada litosfer dan berperilaku seperti fluida. Adapun ciri-ciri lapisan astenosfer di antaranya,
1. Lapisan ini memiliki ketebalan sekitar 2.900 km.
2. Memiliki suhu sekitar 1.300 derajat celcius.
3. Lapisan ini merupakan campuran dari berbagai bahan yang bersifat cair, padat, dan gas dengan suhu tinggi.
4. Memiliki sifat fisik yang cukup lemah dan kental serta bersifat plastis atau mendekati bentuk cairan kental.
5. Bertanggung jawab untuk mendorong pembaruan dan perluasan dasar laut.
6. Terdapat komponen yang sangat penting yang disebut basal, yang merupakan batuan beku yang melalui proses ekstrusi mengalir melalui punggung laut.
7. Mudah berubah posisi tanpa mengalami keretakan atau kerusakan struktural, namun membutuhkan waktu yang lama.

Baca Juga: Batu Basalt: Pengertian, Ciri, Proses Pembentukan, Jenis, dan Manfaatnya

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Astenosfer
https://kumparan.com/ragam-info/mengetahui-apa-itu-astenosfer-beserta-ciri-cirinya-217DOXQCRLU
https://artikel.hisham.id/astenosfer.html

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Mengenal Lapisan Astenosfer dan Fungsinya"