Magma: Pengertian, Komposisi, Proses Pembentukan, Pergerakan, Kamar Magma dan Jenisnya

Pengertian Magma
Magma

Pengertian Magma
Magma dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah lelehan batuan pada kerak bumi yang sangat panas. Magma di bumi merupakan larutan silika bersuhu tinggi (700-1300°C) yang kompleks dan merupakan asal semua batuan beku. Magma berada dalam tekanan tinggi dan kadang kala memancut keluar melalui pembukaan gunung berapi dalam bentuk aliran lava atau letusan gunung berapi.

Menurut ilmu geologi, magma adalah batuan pijar cair (molten rock) di bawah permukaan bumi tepatnya berada dalam sebuah ruang yang disebut dapur magma (magma chamber). Magma terdiri atas kristal-kristal dan gelembung gas sangat panas campuran batuan cair atau semi cair yang terletak di kamar magma di bawah lapisan kulit bumi.

Campuran tersebut biasanya tersusun dari empat material di antaranya,
1. Tubuh magma yang berbentuk cairan super panas, disebut juga melt (lelehan/leburan).
2. Mineral-mineral yang terkristalisasi oleh lelehan magma
3. Batuan padat yang ikut masuk ke dalam cairan magma yang berasal dari dinding kamar magma, serta
4. Zat-zat berwujud gas yang terlarut ke dalam magma

Komposisi Magma
99% dari magma terdiri dari 10 unsur kimia, yakni silikon (Si), Titanium (Ti), Alumunium (Al), Besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Natrium (Na), Kalium (K), Hidrogen (H), sertsa oksigen. Tentang kelimpahannya, secara umum,  SiO2 merupakan yang paling banyak, menyusun lebih dari 50 % berat magma.

Lalu,  Al2O3, FeO, MgO, CaO menyusun 44 % berat magma, sert sisanya Na2O, K2O, TiO2 dan H2O menyusun 6 % berat magma. Pada kenyataannya, kelimpahan unsur-unsur itu sangat bervariasi, tergantung pada karakter komposisi magma.

Proses Pembentukan Magma
Asal usul magma terbentuk dalam beberapa cara yang berbeda, hal ini disebabkan oleh perbedaan struktur, suhu dan tekanan antara lapisan mantel bumi dan kerak bumi. Terdapat tiga proses pembentukan magma di antaranya,
1. Decompression melting
Decompression melting merupakan pergerakan komponen penyusun mantel bumi yang panas ke atas. Material panas ini naik ke atas yang tekanannya lebih rendah melalui konveksi panas. Menurut hukum fisika, tekanan berbanding lurus dengan titik lebur. Daerah dengan tekanan lebih rendah juga memiliki titik lebur lebih rendah. Dekompressi (penurunan tekanan) di atasnya membuat lapisan mantel yang solid meleleh menjadi magma.

Decompression melting umumnya terjadi didaerah divergent, di mana lempeng tektonik saling terpisah. Pergerakan lempeng itu menyebabkan magma yang ada di bawahnya bergerak mengisi ruang kosong di atasnya. Magma kemudian membeku membentuk batuan beku yang menyusun lapisan baru dari kerak bumi.

Decompression melting juga terjadi di daerah bulu mantel, yaitu lorong-lorong yang terdiri dari material panas dari inti bumi menuju kerak bumi yang lebih rendah tekanannya. Bila berada di bawah permukaan laut, bulu mantel yang disebut magma ini mendorong magma ke dasar laut. Proses yang berlangsung selama jutaan tahun ini membentuk pulau vulkanik tengah laut.

2. Transfer Panas
Magma juga dapat terbentuk ketika energi panas dari batuan cair mengintrusi lapisan kerak bumi yang dingin. Saat batu cair ini membeku, ia juga menyebarkan panas ke sekelilingnya. Akibatnya batuan di sekitarnya meleleh dan membentuk magma.

Transfer panas terjadi daerah konvergen, di mana lempeng-lempeng tektonik bergerak dan bertubrukan. Batu-batu cair yang ada di bawah lempeng tektonik mempengaruhi lapisan dingin di atasnya. Proses ini menyebabkan panas dan menciptakan magma. Selama jutaan tahun, magma di bawah zona subduksi ini berubah membentuk busur vulkanik, yaitu rangkaian gunung berapi aktif yang ada di daerah konvergen.

3. Flux Melting
Flux melting terjadi saat air dan karbondioksida ditambahkan pada batuan. Kedua senyawa ini menyebabkan batu meleleh pada suhu yang lebih rendah dari biasanya. Flux melting menciptakan magma pada daerah-daerah, yang kalau dilihat dari suhu dan tekanannya seharusnya masih berbentuk batuan (belum meleleh).

Seperti Transfer Panas, Flux melting juga terjadi di daerah konvergen (zona subdiksi). Dalam hal ini, air yang menutupi dasar laut di daerah subduksi akan menurunkan titik lebur mantel bumi. Hal ini membuat magma naik ke permukaan.

Pergerakan Magma
Magma dapat bergerak meninggalkan kamar magma yang ada di antara mantel bumi dan kerak bumi. Pergerakan magma terjadi melalui dua cara utama di antaranya,
1. Intrusi magma, adalah pergerakan magma yang tidak sampai ke permukaan bumi. Contoh bentangan alam yang dihasilkan intrusi magma adalah dikes dan xenolith. (Silahkan Baca 6 Bentuk-bentuk Intrusi Magma dan Penjelasannya)
2. Ekstrusi magma, adalah pergerakan magma dengan daya yang lebih besar sehingga bisa mencapai permukaan bumi. Ekstrusi atau disebut juga erupsi magma ini menghasilkan lava dan batuan vulkanik.

Magma dapat bergerak menyusup ke tempat dengan kerapatan lebih rendah (low density), misalnya pada struktur batuan sedimen. Saat terjadi pendinginan, magma tetap membeku. Proses intrusi magma ini disebut pluton.

Ada beberapa bentuk pluton, misalnya dikes dan xenolith. Dikes adalah lempengan magma (belum meleleh) yang menyusup ke badan batu lain. Sedangkan xenolith adalah satu jenis batuan yang terjebak dalam batuan lain. Sebagian besar xenolith adalah pecahan-pecahan kristal (batuan) dari dalam bumi yang terjebak dalam magma saat terjadi pendinginan.

Cara yang paling umum dari pergerakan magma ke permukaan bumi adalah melalui lava. Lava dari erupsi vulkanik ini bisa berbentuk “air mancur” yang terdiri dari batu cair kental serta material lain yang ikut meleleh dan bergerak seperti sungai. Lava akan membeku membentuk batuan vulkanik dan kaca vulkanik.

Saat terjadi ledakan gunung berapi eksplosif, pergerakan magma bisa sampai ke atmosfer. Magma yang ada di udara kemudian membeku membentuk tephra. Tephra seringkali disebut abu vulkanik. Karena jatuh lagi ke bumi, tephra bisa terkumpul atau bergabung dengan batuan lain. Misalnya batu apung.

Kamar Magma
Magma berkumpul pada satu tempat dengan suhu, tekanan dan struktur yang sesuai. Tempat berkumpulnya magma ini disebut kamar magma. Kamar magma terletak jauh di bawah permukaan bumi. Kolam magma yang ada di kamar magma memiliki struktur berlapis-lapis.

Magma dengan kerapatan paling rendah akan naik ke atas, sedangkan magma yang paling padat akan tenggelam di dasar kolam magma. Dalam waktu jutaan tahun, kamar magma dapat membeku membentuk pluton atau batuan beku dalam yang sangat besar.

Kamar magma biasanya berada di bawah gunung berapi. Seringkali satu kamar magma memiliki gunung api lebih dari satu. Pergerakan magma di kamar magma inilah yang menyebabkan terjadinya letusan pada gunung api di atasnya. Selama kamar magma masih berisi kolam magma, gunung api di atasnya tetap aktif. Letusan gunung berapi yang eksplosif dapat mengosongkan kamar magma. Jika ini terjadi, kamar magma akan runtuh dan membentuk kaldera.

Jenis Magma
1. Magma Basaltik, adalah magma dengan kandungan SiO2 nya sekitar 45 – 55%, kandungan Fe dan Mg tinggi serta kandungan K dan N yang rendah.
2. Magma Andesitik, adalah magma dengan kandungan SiO2 nya sekitar 55 – 65%, kandungan Fe, Mg, Ca, Na, serta K Menengah.
3. Magma Riolitik, Riolitik adalah magma dengan kandungan SiO2 nya sekitar 65 – 75%, kandungan Ge Mg dan Ca rendah, serta kandungan K dan Na yang tinggi.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Magma: Pengertian, Komposisi, Proses Pembentukan, Pergerakan, Kamar Magma dan Jenisnya"