Native Advertising: Pengertian, Cara Kerja, Jenis, dan Kelebihannya

Pengertian Native Advertising
Native Advertising
Pengertian Native Advertising
Native advertising (native ads) adalah bentuk media berbayar, di mana iklan yang ditampilkan mengikuti format sesuai layout media placement, mulai dari jenis font iklan hingga bentuk gambar atau video. Jenis iklan seperti ini bisa dideskripsikan sebagai konten berbayar dalam "in-feed" yang tidak mengganggu.

Bentuk native advertising yang sering kali dijumpai adalah konten yang dilabeli “Ads” atau “Sponsored” saat melakukan pencarian di halaman Google. Saat Anda menemukan konten yang dilabeli “promoted content”, hal itu disebut sebagai native advertising.

Selain itu, native advertising bisa diaplikasikan untuk situs versi desktop, mobile, serta aplikasi. Tampilannya memang jauh lebih user-friendly dibandingkan dengan iklan online konvesional lainnya yang sering menutup konten.

Cara Kerja Native Advertising
Sederhananya, iklan native adalah konten berbayar yang ditampilkan dalam bentuk, fungsi, dan kualitas yang mirip dengan konten di platform tempat ia ditempatkan. Idenya adalah membuat iklan terlihat dan berfungsi seolah-olah itu bukan iklan, tetapi menjadi bagian dari konten reguler yang diharapkan audiens di medianya.

Iklan native sering disajikan saat Anda menelusuri melalui Google dan melihat item berlabel “Ads”, "Iklan", atau "Sponsored". Mereka terlihat seperti itu di hasil pencarian, tetapi mereka tidak akan muncul di tempat Anda melihatnya, karena sudah dibayar oleh pemasar yang menargetkan kepada pengguna yang sedang mencari kata kunci tertentu.

Di saluran media sosial seperti Facebook atau Instagram, iklan native disebut postingan yang telah dipromosikan atau didorong. Mereka muncul di feeds Anda seperti postingan lain dari teman atau halaman yang Anda ikuti, tetapi postingan ini sebenarnya adalah unit iklan asli yang dirancang untuk dapat bekerja dengan algoritma Facebook.

Rekomendasi artikel melalui Taboola atau Outbrain, yang muncul di setiap bagian akhir artikel yang Anda baca di platform tersebut. Kadang-kadang di saat Anda sedang membaca, ada artikel yang merupakan iklan native dan ditampilkan sebagai “sponsored content”, yang dibuat bersama oleh penerbit dan brand terkait untuk mendukung program digital marketing mereka.

Jenis Native Advertising
Serupa dengan bentuk periklanan pada umumnya, native ads memiliki beberapa format, dengan keunggulan tersendiri. Lembaga Interactive Advertising Bureau (IAB) menyebut ada enam jenis native ads di antaranya,
1. Unit in-feed
Jika kamu melihat content dengan sponsor muncul di feed media sosial atau di homepage atau landing page suatu situs, itu adalah contoh unit in-feed. Penempatan iklan berbayar ini langsung sejalan dengan konten. Unit in-feed setiap situs pun bisa berbeda, tergantung dari user experience (UX) masing-masing situs.

2. Paid search units
Iklan jenis ini pun sudah populer pada search engine. Secara teknis, paid search units muncul dalam penelusuran berbayar. Hasilnya seolah-olah organik, meski nyatanya adalah iklan berbayar.

3. Recommendation widgets
Anda bisa menemukan iklan asli di website, media sosial, bahkan halaman hasil pencarian search engine, serta recommendation widgets. Anda akan sering melihat iklan ini di samping halaman web, atau di bagian akhir artikel untuk merekomendasikan konten tambahan yang mungkin disukai.

4. Promoted listings
Jika Anda memiliki kebiasaan belanja online, Anda akan melihat daftar promosi (promoted listings) secara rutin. Sebagai contoh, ketika mencari buku baru tentang marketing, beberapa daftar sponsor muncul di Amazon.com. Meski situs produk tersebut membayar untuk penempatan iklan-iklan semacam itu, mereka dibuat agar terlihat seperti konten organik.

5. Display ads with native elements
Jenis native ads ini terlihat seperti iklan lainnya yang mungkin Anda lihat online. Anda bahkan dapat menjumpainya pada banner sebuah website. Namun, yang membuat mereka terlihat organik adalah tampilannya yang relevan secara kontekstual dengan situs tempatnya muncul, dan konten yang ada di sebelahnya.

6. Custom
Jenis iklan ini menjanjikan banyak peluang untuk dilihat banyak pengguna Internet. Contohnya adalah filter pada Instagram. Filter ini bentuk media berbayar yang telah menyesuaikan UX aplikasi Instagram

Sekitar lebih dari 50% native ads umumnya mendapatkan impression yang lebih banyak dibandingkan iklan jenis lainnya. Bahkan, interaksi visual hingga niat membeli juga dapat menghasilkan angka yang lebih tinggi jika dilakukan dengan baik.

Kelebihan Native Advertising
Dengan tampilannya yang ‘natural’, penggunaan native ads memiliki kelebihan tersendiri. Tujuan dari native ads sendiri adalah memberikan tampilan iklan yang seperti bukan iklan. Sehingga, audiences bisa dengan mudah menikmati iklan yang berkamuflase menjadi konten biasa dan menerima bentuk promosi di dalamnya.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Native Advertising: Pengertian, Cara Kerja, Jenis, dan Kelebihannya"