Kayu: Pengertian, Bagian, Sifat, Jenis, dan Manfaatnya

Pengertian Kayu
Kayu Meranti
Pengertian Kayu
Kayu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pohon yang batangnya keras; bagian batang (cabang, dahan, dan sebagainya) pokok yang keras (yang biasa dipakai untuk bahan bangunan, dan sebagainya). Kayu terbentuk akibat dari akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.

Beberapa jenis kayu dipilih karena bersifat kedap air, isolator, dan mudah dibentuk. Beberapa manfaat kayu yang sering dijumpai adalah sebagai bahan konstruksi rumah dan bangunan, peralatan rumah tangga, karya seni, kertas dan lain sebagainya.

Pemilihan kayu yang digunakan untuk berbagai keperluan tersebut tentu berdasarkan berbagai pertimbangan, seperti kekuatan dan keawetan kayu, harga kayu, tekstur serat, dan sifat-sifat dari kayu lainnya. Karena kayu yang dihasilkan oleh setiap pohon memiliki karakteristik berbeda-beda.

Tumbuhan berkayu mulai muncul sekitar 400 juta tahun lalu dan telah digunakan oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Melalui kayu, kita juga dapat mengetahui kondisi iklim dan cuaca pada masa lalu dengan cara mempelajari cincin pertumbuhan dari sebuah kayu.

Bagian Kayu
Bagian-bagian kayu dapat diketahui dengan cara melakukan pemotongan melintang batang pohon. Pada bagian percabangan akan terdapat pola khusus yang biasa disebut “mata kayu”. Berikut bagian-bagian kayu di antaranya,
1. Empulur
Empulur adalah bagian terdalam dari batang kayu. Bagian ini berupa jaringan lunak yang agak kering, dan terkadang berongga kecil. Empulur tersusun dari sel-sel parenkima dan merupakan pusat dari batang tumbuhan berkayu.

Sel-sel jaringan empulur aktif yang dinamakan perimedular kebanyakan terdapat di bagian terluar dengan bentuk yang berbeda-beda. Pada pohon (tumbuhan berkayu) dapat pula ditemukan sisa-sisa empulur yang disebut jari-jari empulur dan tampak sebagai noktah pada penampang tangensial batang yang menembus kayu.

Jaringan empulur muda biasanya berwarna putih atau coklat pucat dan berubah menjadi gelap ketika tumbuhan telah dewasa.

2. Cincin Pertumbuhan
Cincin pertumbuhan adalah pola-pola konsentrik yang berbentuk lingkaran melintang kayu. Cincin pada batang pohon terbentuk karena adanya perbedaan musim yang dialami pohon ketika tumbuh. Pohon akan tumbuh dengan cepat dan lambat pada periode tertentu, sehingga berpengaruh terhadap diameter pohon.

Pada bagian tengah cincin pertumbuhan kayu adalah tahap awal pohon yang masih mengalami pertumbuhan yang cukup cepat, sehingga pada bagian tengah kayu tersebut memiliki massa jenis atau kekerasan yang rendah dibanding cincin kayu terluar.

3. Kayu Teras
Kayu teras adalah kayu yang terbentuk lebih awal, telah mati dan tidak mengalami perkembangan. Heartwood atau kayu teras tidak memiliki jaringan.

Meski dianggap kau mati, kayu teras masih memberikan respons terhadap organisme yang menyerang kayu. Bagian kayu ini dianggap bukan merupakan komponen utama kayu, sebab jika kayu teras telah membusuk seringkali pohon tetap dapat tumbuh.

4. Sapwood / Alburnum
Sapwood atau alburnum merupakan nama lain dari kayu gubal. Kayu gubal terletak pada bagian tepi luar pohon dan masih tumbuh / hidup. Pada mulanya semua kayu adalah kayu gubal yang mati dan membentuk kayu teras.

Pada bagian kayu ini terdapat pembuluh yang menyimpan air dan mengangkut air dari akar ke daun. Pada pohon yang memiliki banyak daun, maka volume kayu besar semakin besar. Bagian kayu ini lebih tebal pada bagian atas pohon namun volumenya tetap sama dengan bagian bawah.

5. Mata Kayu
Mata kayu atau knot merupakan bagian kayu yang menjadi awal percabangan atau kuncup yang dorman. Terdapatnya mata kayu pada sebuah pohon memengaruhi kualitas kayu, baik positif maupun negatif.

Kayu yang memiliki mata kayu, tidak cocok untuk konstruksi karena kekuatan kayu akan menurun. Namun dari sudut pandang seni, mata kayu dapat meningkatkan nilai seni.

Sifat Kayu
1. Sifat Fisik Kayu
Masing-masing kayu mempunyai sifat fisik yang berbeda-beda. Sifat-sifat ini pada akhirnya akan menentukan kualitas, fungsi dan nilai jual kayu tersebut.

Misalnya, kayu yang masuk kategori lunak akan lebih cocok digunakan untuk bahan kertas karena mudah untuk diolah atau dihancurkan. Sedangkan, kayu yang bersifat keras cocok digunakan untuk tiang bangunan. Selain itu, terdapatnya mata kayu, warna dan serat kayu juga berpengaruh terhadap nilai jual atau nilai seni kayu.

Setiap kayu dari pohon yang sama spesiesnya pun memiliki sifat fisik yang berbeda, hal itu dipengaruhi oleh lokasi pohon tumbuh, kandungan nutrisi dalam tanah, cuaca atau iklim daerah, dan lain sebagainya.
a. Berat dan Berat Jenis. Berat sebuah kayu dipengaruhi oleh jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstratif pada kayu tersebut. Berat kayu berbanding lurus dengan Berat Jenisnya. Contohnya pada kayu pohon balsa memiliki Berat Jenis 0,2 dan kayu nani memiliki Berat Jenis 1,28. Semakin tinggi Berat Jenis kayu maka bobot kayu juga akan semakin berat.
b. Keawetan Kayu. Ketahanan kayu terhadap lingkungan dan serangan perusak kayu seperti jamur, semut, dan rayap dipengaruhi oleh zat ekstratif yang terkandung dalam kayu. Zat ekstraktif pada kayu tersebut merupakan racun bagi hama kayu. Zat-zat tersebut terbentuk ketika kayu gubal berubah menjadi kayu teras, oleh karena itu kayu teras lebih awet dan keras dibanding kayu gubal.
c. Warna Kayu. Masing-masing kayu memiliki warna dan corak tersendiri, warna tersebut dihasilkan oleh zat pengisi warna kayu.
d. Tekstur Kayu. Serat atau tekstur kayu adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan menjadi beberapa tekstur antara lain tekstur halus seperti kayu giam dan kulim, tekstur sedang seperti jati dan sonokeling, dan tekstur kasar seperti kempas dan meranti.
e. Arah Serat. Arah sel-sel kayu terhadap sumbu batang menentukan arah serat kayu. Arah serat kayu dibagi menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serat berpilin dan serat diagonal atau miring.
f. Kesan Raba, merupakan kesan atau rasa raba yang didapat ketika kayu disentuh. Kesan yang ditimbulkan dari jenis-jenis kayu berbeda-beda, seperti kasar, halus, licin, dingin, berminyak dan lainnya. Kesan raba dipengaruhi oleh tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif pada sebuah kayu.
g. Bau dan Rasa Kayu. Kayu memiliki aroma serta rasa yang berbeda-beda dan dapat segera hilang jika terlalu lama disimpan di udara terbuka. Misalnya kayu jati yang memiliki bau zat penyamak, kayu kulim yang berbau bawang, dan kayu kamper berbau seperti kapur barus.
h. Nilai Dekoratif. Pemilihan kayu untuk fungsi dekoratif dipengaruhi oleh warna, arah serat, tekstur dan pemunculan riap-riap tumbuh dan pola-pola tertentu.
i. Higroskopis. Setiap kayu memiliki pori-pori yang dapat menyerap dan melepaskan air. Semakin lembap udara sekitar maka makin tinggi kelembapan kayu hingga mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Ketika kayu memiliki kelembapan yang sama dengan kelembapan udara lingkungannya, maka hal ini disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).
j. Sifat Kayu Terhadap Suara. Ternyata kayu memiliki respons tertentu terhadap suara, yaitu sifat akustik yang merupakan kemampuan kayu untuk meneruskan suara dan berkaitan dengan elastisitas kayu. Sifat resonansi, yaitu sifat kayu yang ikut bergetar ketika terkena gelombang suara. Jenis kayu ini banyak digunakan untuk pembuatan alat musik seperti gitar dan biola karena menghasilkan kualitas nada yang baik.
k. Daya Hantar Panas. Secara umum kayu memiliki sifat isolator atau sulit untuk mengantarkan panas. Pemilihan kayu dengan daya hantar panas yang rendah diperlukan dalam pembuatan barang-barang yang berhubungan dengan panas secara langsung.
l. Daya Hantar Listrik. Kayu merupakan penghantar listrik yang buruk karena daya hantar kayu tersebut dipengaruhi oleh kadar air kayu. Kayu yang memiliki kadar air 0% adalah kayu yang baik sebagai sekat listrik. Namun semakin tinggi kadar air dalam kayu atau kayu basah, maka dapat mengantarkan daya listrik akibat air yang dikandungnya.

2. Sifat Mekanik Kayu
Sifat mekanik adalah kemampuan kayu untuk menahan muatan atau gaya dari luar, atau disebut kekuatan kayu. Muatan dari luar yang dimaksud adalah gaya-gaya di luar benda yang cenderung mengubah bentuk dan besar benda tersebut.

Kekuatan kayu merupakan hal penting dalam pemilihan kayu untuk konstruksi bangunan, perkakas, dan lainnya. Berikut sifat-sifat mekanik kayu di antaranya,
a. Kekuatan Tarik. Keteguhan atau kekuatan tarik adalah kemampuan kayu-kayu untuk menahan gaya-gaya yang menarik kayu, antara lain kekuatan tarik sejajar arah serat dan kekuatan tarik tegal lurus arah serat. Kekuatan tarik terbesar kayu adalah kekuatan tarik sejajar arah serat, sedangkan kekuatan tarik tegak lurus arah serat memiliki kekuatan yang lebih kecil.
b. Kekuatan Tekan/Kompresi. Keteguhan atau kekuatan tekan adalah kemampuan kayu untuk menahan beban atau muatan, antara lain kekuatan tekan sejajar arah serat dan kekuatan tekan tegal lurus arah serat. Semua kayu memiliki kekuatan tekan sejajar arah serat lebih tinggi dibanding kekuatan tekan tegal lurus arah serat.
c. Kekuatan Geser. Kekuatan geser merupakan kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat bagian kayu bergeser, antara lain kekuatan geser sejajar arah serat, kekuatan geser tegak lurus arah serat, kekuatan geser miring. Kekuatan geser tegak lurus arah serat memiliki kekuatan lebih besar daripada kekuatan geser sejajar arah serat.
d. Kekuatan Lengkung/Kelenturan. Kekuatan lengkung atau kelenturan kayu merupakan kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang akan membuat kayu melengkung atau untuk menahan beban mati atau hidup beban pukulan, antara lain kekuatan lengkung statik yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenai secara perlahan, serta kekuatan lengkung pukul yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenai secara tiba-tiba.
e. Kekakuan Kayu. Kekakuan yang dimaksud adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan, biasa disebut dengan modulus elastisitas.
f. Keuletan Kayu. Keuletan kayu adalah kemampuan kayu untuk menyerap tenaga yang relatif besar / kejutan/tegangan yang berulang yang melewati batas proporsional serta mengakibatkan bentuk permanen dan kerusakan sebagian pada bagian kayu.
g. Kekerasan Kayu. Kekerasan kayu adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik / kikisan/abrasi/keausan kayu.
h. Kekuatan Belah. Kekuatan belah merupakan kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu. Kayu yang memiliki kekuatan belah rendah sangat baik untuk kayu bakar. Sedangkan kayu dengan kekuatan belah tinggi sangat baik untuk bahan ukiran atau patung. Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari atau arah radial daripada arah tangensial.

Untuk mengukur sifat mekanik kayu tersebut maka digunakan satuan kg / cm2. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu di antaranya,
a. Faktor luar atau eksternal, yaitu pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat oleh jamur atau serangga perusak kayu.
b. Faktor dalam atau internal, yaitu berat jenis, mata kayu, serat miring, dan sebagainya.

3. Sifat Kimia Kayu
Selain air, kayu juga mengandung komponen kimia seperti selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat ekstraktif. Ketiga senyawa tersebut jika bergabung, dinamakan lignoselulosa.

Komponen kimia yang terdapat dalam kayu memiliki peranan penting karena akan menentukan kegunaan jenis kayu, menentukan ketahanan kayu terhadap jamur dan serangga (rayap), dan menentukan teknik pengerjaan kayu.

Kayu memiliki komposisi unsur kimia berikut di antaranya,
a. Karbon 50%
b. Hidrogen 6%
c. Nitrogen 0,04% – 0,10%
d. Abu 0,20% – 0,50%
e. dan sisanya adalah Oksigen

Selulosa adalah bahan kristalin yang berguna untuk membangun dinding sel. Sedangkan lignin adalah unsur kayu non karbohidrat yang tidak berstruktur, letaknya berada pada lamela tengah dan dinging primer.

Kadar lignin pada kayu gubal lebih tinggi daripada kayu teras. Namun sebaliknya, kadar selulosa kayu gubal lebih rendah daripada kayu teras.

Hemiselulosa adalah pentosa yang terhubung tidak beraturan dan terdapat pada tumbuhan berdaun lebar sebesar 20%, serta 30% di kornifer. Zat ini juga sebagai bahan terbentuknya dinding sel serta menjadi zat cadangan.

Dalam kayu juga terdapat senyawa ekstraktif yang jenis dan jumlahnya tergantung spesies pohon. Senyawa ini berupa asam lemak, resin, lilin dan terpena. Fungsinya adalah melindungi barang kayu dari hama seperti jamur dan serangga kayu, sehingga mempengaruhi keawetan, warna, bau dan rasa setiap kayu.

Jenis Kayu
1. Kayu Jati
Kayu jati memiliki istilah lain dalam bahasa Inggris yaitu, Tectona Grandis. Kayu jati banyak ditemukan di kawasan pulau Jawa dan pulau Kalimantan. Meski pohon kayu jati ada di Kalimantan dan Sumatra, namun mereka tidak dapat tumbuh secara maksimal karena tanahnya tidak mendukung. Kandungan tanah pada kedua pulau tersebut memiliki tingkat keasaman yang tinggi.

Kayu jati ini sangat diandalkan dalam industri mebel. Kayu ini bisa dibilang kayu yang premium untuk pembuatan perabotan rumah. Untuk dijadikan sebagai bahan membuat mebel, diperlukan kayu jati yang usianya sudah mencapai puluhan tahun. Faktor usia ini yang menjadikan harga dari kayu jati menjadi lebih mahal daripada kayu lainnya.

Kayu jati awet digunakan dalam jangka waktu yang lama dibanding kayu lain, karena kayu ini memiliki minyak alami di dalam kayu dalam jumlah banyak. Meski kayu ini begitu hebat, kayu ini tidak cocok jika dicat dengan menggunakan warna-warna cerah. Ketika hal tersebut dilakukan maka akan timbul minyak alami yang meninggalkan noda warna kekuningan di perabotan rumah.

Kayu jati ini sangat cocok dijadikan sebagai furnitur. Hal yang diperhatikan hanya dengan cat akhir yang tidak boleh menggunakan warna terang. Biasanya orang yang memiliki furnitur dari kayu jati tidak akan macam-macam mengubah warna kayu. Kebanyakan menggunakan warna natural, warna ini akan menimbulkan kesan guratan-guratan kayu yang alami dan memiliki nilai estetika.

Kayu jati ini memiliki beberapa kelebihan di antaranya,
a. Kuat dan tahan lama;
b. Tahan dalam berbagai cuaca;
c. Memiliki serat yang bagus;
d. Tidak mudah menyusut;
e. Tidak mudah berjamur.

Ada juga beberapa kekurangan yang dimiliki pada kayu jati seperti:
a. Harga yang mahal;
b. Tidak bisa menggunakan cat akhiran berwarna terang;
c. Memiliki titik tengah kayu dengan ukuran besar.

2. Kayu Sungkai
Kayu sungkai ini umumnya berwarna terang, namun pada bagian pinggir kayu memiliki warna yang lebih terang. Kayu ini juga memiliki permukaan yang kesat, kayu ini tidak sehalus kayu jati dan lainnya. Walaupun berusaha untuk diampelas, namun kayu ini tetap terasa kesat.

Serat kayu ini memiliki karakter yang kuat dan bagus. Kayu ini cocok untuk pembuatan furnitur dengan warna natural. Jangan gunakan warna solid pada kayu ini jika menginginkan hasil yang maksimal. Gunakan saja kayu lain jika ingin mengganti menjadi warna solid.

Kayu sungkai biasanya juga digunakan sebagai furnitur. Kayu ini biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan jendela, pintu, dan juga rangka atap rumah. Kayu ini juga digunakan untuk pembuatan veneer atau lapisan kayu. Pembuatan veneer bertujuan untuk membantu proses akhir pembuatan kayu agar lebih rata dan mendapat hasil yang bagus.

Kayu sungkai tidak cocok digunakan sebagai furnitur luar ruangan seperti meja taman, ayunan, dan juga kursi taman. Kayu ini tidak memiliki karakter yang kuat ketika lama terkena sinar matahari dan air hujan. Bahkan dengan serangan hama kayu ini bisa menjadi lunak. Untuk memiliki kayu ini harus diperhatikan hal-hal kecil di sekitar kayu agar kayu dapat bertahan lama.

Adapun beberapa kelebihan dari kayu sungkai di antaranya,
a. Serat pada kayu terlihat menonjol, sehingga cocok untuk digunakan sebagai mebel minimalis;
b. Harga kayu ini lebih murah daripada kayu jati dan mahoni;
c. Sangat cocok jika menggunakan warna natural.

Ada juga beberapa kekurangan dari kayu sungkai di antaranya,
a. Tidak cocok dijadikan furnitur luar ruangan;
b. Tidak cocok digunakan untuk cat akhiran dengan warna solid;
c. Permukaan kayu terasa kesat;
d. Tidak sekuat kayu jati dan mahoni.

3. Kayu Mahoni
Kayu mahoni adalah salah satu kayu untuk bahan baku pembuatan mebel di Jepara. Kayu ini bahkan sering sekali diekspor keluar negeri, khususnya negara-negara di Eropa. Pengrajin mebel di Jepara kebanyakan membuat kayu ini untuk diekspor ke luar negeri.

Meski kayu mahoni tidak sekuat kayu jati, namun kayu mahoni memiliki serat yang lebih halus. Kayu ini lebih lunak dan mudah dibentuk serta diukir. Selain itu, kayu ini memiliki pori-pori yang halus, sehingga produk yang dihasilkan juga ikut halus. Warna kayu ini sedikit kemerah-merahan pada bagian dalam, serta warna coklat tua pada bagian luar.

Diameter pada kayu mahoni dan kayu jati hampir sama, namun kayu mahoni memiliki harga yang lebih murah, namun tidak pada prosesnya. Hal tersebut memiliki banyak penyebabnya. Pertama, jika ingin menggunakan kayu mahoni sebagai bahan baku pembuatan furnitur maka harus memilih kayu yang berdiameter di atas 30 cm. Lalu, kayu ini mudah sekali menyusut dan dapat terserang hama.

Kedua, kayu ini tidak sekeras kayu jati. Hal tersebut yang membuatnya rentan terserang hama. Sebelum di olah, kayu mahoni biasanya akan direndam dalam cairan anti hama agar lebih tahan lama. Namun, ada juga pengrajin yang merebus kayu ini terlebih dahulu sampai benar-benar tidak ada hamanya. Proses ini memengaruhi biaya akhir.

Adapun beberapa kelebihan yang dimiliki kayu mahoni di antaranya,
a. Harga yang lebih murah daripada kayu jati;
b. Dapat membuat cat akhiran menjadi warna solid karena kandungan minyak alami pada kayu mahoni hanya sedikit;
c. Kayu ini memiliki karakter yang ringan.

Ada juga kekurangan yang dimiliki kayu mahoni seperti:
a. Seratnya bagus, namun tidak sekuat kayu jati;
b. Mudah diserang hama jika tidak dilapisi cairan anti hama.

4. Kayu Trembesi
Kayu trembesi ini seratnya memiliki guratan yang bagus seperti milik kayu jati. Ada kesan elegan yang ditimbulkan dari guratannya itu. Ketika masih berupa pohon kayu ini sangat kuat terhadap cuaca ekstrem. Namun tidak lagi setelah ia diubah menjadi kayu. Kayu trembesi tidak kuat berada pada cuaca ekstrem lagi.

Kayu tersebut lebih cocok digunakan sebagai produk dalam ruangan yang tidak ada sambungan konstruksi dan desain-desain padat. Kayu ini juga biasanya digunakan sebagai tempat peneduh di jalan. Walaupun kayu ini tidak tahan dalam cuaca ekstrem tapi tetap bisa digunakan untuk peneduh jalan.

Kayu trembesi memiliki pertumbuhan yang cepat daripada pohon lain. Sering dijumpai kayu-kayu trembesi dalam bentuk besar. Kayu ini digunakan untuk furnitur yang pembuatannya mendukung kekuatan dari produk itu sendiri seperti pembuatan meja solid.

Adapun beberapa kelebihan pada kayu trembesi seperti:
a. Guratan serat kayu yang bagus, mirip dengan kayu jati;
b. Cocok digunakan untuk membuat mebel dalam ukuran besar;
c. Cocok untuk membuat patung besar.

Ada juga beberapa kekurangan pada kayu trembesi seperti:
a. Kayu yang tidak terlalu kuat;
b. Kayu ini mudah diserang hama;
c. Tidak disarankan untuk penggunaan luar ruangan.

5. Kayu Mindi
mindi ini juga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan mebel di Jepara. Karakternya cukup keras, namun tidak sekeras kayu mahoni dan kayu jati. Kayu ini rentan pecah maka dari itu penggunaannya harus benar-benar dipastikan dalam keadaan kering.

Guratan pada serat kayu mindi ini tergolong bagus. Namun, serat kayunya tidak sekuat kayu jati. Jika ingin lebih kuat maka harus dilapisi dengan cairan anti hama agar tidak menjadi rusak karena serangan hama. Kayu ini memiliki  banyak permintaan untuk dilakukan veneer. Harganya juga bersaing dengan kayu mahoni.

Adapun beberapa kelebihan pada kayu mindi ini seperti:
a. Salah satu kayu yang memiliki serat bagus;
b. Cocok untuk pembuatan mebel minimalis dengan warna natural.

Lalu ada juga kekurangannya seperti:
a. Seratnya tidak terlalu kuat, jadi mudah pecah;
b. Kayu ini mudah sekali untuk melengkung;
c. Mudah terserang hama karena kurang kuat;
d. Tidak cocok digunakan untuk luar ruangan.

6. Kayu Pinus
Kayu pinus ini salah satu kayu yang juga memiliki serat bagus. Seratnya terlihat menonjol dengan jelas. Kayu ini cocok digunakan untuk bahan baku mebel karena akan terlihat nilai estetikanya dari guratan seratnya. Ketahanan pada kayu ini seperti pada kayu jati yang memiliki minyak alami untuk menghindari dari hama.

Terlindung dari hama bukan berarti kayu ini sekuat kayu jati. Kayu ini cukup lunak dan mudah pecah jika digunakan untuk membuat mebel dalam ukuran kecil. Minyak alami pada kayu pinus ini sangat banyak, jadi memerlukan waktu yang cukup lama jika ingin memberi warna akhir yang hasilnya maksimal. Tunggu sampai kayu benar-benar kering.

Adapun beberapa kelebihan yang dimiliki kayu pinus di antaranya,
a. Mempunyai guratan serat yang bagus;
b. Tahan hama karena minyak alami yang banyak pada kayu pinus;
c. Harga yang relatif murah.

Ada juga beberapa kekurangan pada kayu pinus:
a. Serat kayu juga tergolong kurang kuat;
b. Kandungan minyak yang tinggi ini memakan waktu lama jika ingin memberi warna akhir pada kayu ini.

7. Kayu Meranti
Kayu meranti ini biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk membuat bangunan. Biasanya material kayu ini dapat menjadi bangunan rumah, kafe, kantor, restoran, dan juga sekolah. Tidak hanya bangunan besar, kayu meranti juga bisa digunakan untuk pembuatan tempat tidur, meja, kursi, dan lain-lain.

Kayu ini memberikan kesan yang alami. Kemudahan yang didapat dalam pembuatan kayu ini beragam seperti mudah didesain dengan banyak bentuk, lalu juga mudah jika ingin melakukan perubahan dalam desain bangunan. Kayu ini fleksibel dan tahan terhadap gempa, bahkan kayu ini disebut sebagai kayu anti rayap.

Meranti memiliki beberapa karakteristik, mulai dari tekstur keseragaman ukuran pada sel kayu. Kayu ini memiliki ciri pada batas lingkar tumbuh kayu yang tidak jelas, pembuluh kayunya berbaur, memiliki persebaran tunggal dan ganda radial. Namun ia tidak memiliki lingkaran tahun, sehingga tekstur yang dimilikinya rata. Seratnya ini termasuk serat yang bagus dan tidak mudah pecah.

Adapun beberapa kelebihan pada kayu meranti seperti:
a. Kayu meranti mudah dikeringkan;
b. Kayu meranti awet dan tahan lama karena anti rayap;
c. Cocok sebagai bahan baku konstruksi bangunan.

Ada juga beberapa kekurangan pada kayu meranti:
a. Teksturnya kasar dan tidak jelas;
b. Harga kayu meranti cukup mahal.

8. Kayu Cendana
Kayu cendana ini memiliki nama latin Santalum Album L. Pohon cendana adalah tumbuh dari Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Malu Tenggara Barat. Pada saat ini pohon cendana sudah tersebar ke berbagai daerah di Indonesia meliputi, Bali, Sulawesi, Jawa Timur, Maluku, Sumba, Flores, Rote dan lain-lain.

Kayu ini memiliki aroma yang harum. Hal tersebut karena kayu itu memiliki kandungan senyawa santanol pada bagian batang dan akarnya. Kandungan senyawa seperti itu biasanya digunakan untuk bahan baku kosmetik dan farmasi.

Kayu cendana tidak hanya digunakan sebagai bahan baku untuk produk ukiran dan mebel. Namun karena wanginya yang khas, kayu ini juga dimanfaatkan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, warangka keris, aroma terapi, dan campuran untuk parfum. Bahkan kayu cendana juga bisa dimanfaatkan untuk bahan baku obat herbal yang diolah pada bagian kulit, kayu, dan minyak dari cendana.

Adapun beberapa kelebihan pada kayu cendana di antaranya,
a. Memiliki aroma khas yang harum;
b. Dapat dijadikan sebagai bahan baku industri kosmetik dan farmasi;
c. Tersebar ke banyak daerah di Indonesia.

Ada juga kekurangan pada kayu cendana di antaranya memiliki banyak peminat dan sering dijadikan sebagai bahan baku dupa, sehingga harganya mahal.

9. Kayu Merbau
Kayu merbau ini diolah dari pohon merbau. Pohon ini tersebar di beberapa daerah meliputi, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan juga Papua. Pohon merbau ini juga dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 50 meter.

Karakter pada kayu ini memiliki warna kuning kecokelatan, coklat kemerahan, dan juga sedikit hitam. Warna-warna pada kayu merbau ini sedikit mirip dengan kayu jati. Hal tersebut bisa dijadikan alternatif sebagai pengganti dari kayu jati.

Kayu ini memiliki tingkat kekerasan yang cukup tinggi. Bahkan kayu merbau ini digolongkan dalam kayu yang berat, sehingga dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan. Produksi yang menggunakan bahan kayu merbau meliputi, konstruksi rumah, pembuatan kusen pintu dan jendela, pembuatan tiang, hingga dapat digunakan untuk membuat jembatan.

Adapun beberapa kelebihan yang dimiliki oleh kayu merbau seperti:
a. Tingkat kekerasan kayu cukup tinggi;
b. Dapat digunakan untuk membuat berbagai macam kebutuhan;
c. Memiliki harga yang lebih murah daripada kayu jati;
d. Kayu ini tahan rayap dan jamur.

Ada juga beberapa kekurangan dari kayu merbau seperti:
a. Pengolahan kayu merbau cukup sulit;
b. Kayu merbau akan rusak jika salah dalam hal pengolahan.

Kayu Lunak dan Kayu Keras
Setiap spesies pohon yang menghasilkan kayu memiliki sifat-sifat tersendiri. Kerapatan atau densitas kayu adalah hal yang menentukan kekuatan atau kekerasan sebuah kayu.

Misalnya, kayu mahoni dan jati yang memiliki kerapatan sedang hingga tinggi, sehingga tepat untuk digunakan sebagai bahan furniture dan konstruksi bangunan.

Namun berbeda dengan kayu dadap dan kapuk atau randu yang memiliki kerapatan rendah, sehingga hanya cocok untuk keperluan ringan seperti begisting yang tidak memerlukan kekuatan tinggi dan keawetan yang tahan lama.

Akan tetapi pengertian kayu keras (hardwood) dan kayu lunak (softwood) lebih dikaitkan kepada kelompok jenus tanaman yang menghasilkan kayu.
1. Kayu Keras, dihasilkan oleh jenis-jenis pohon yang memiliki daun lebar atau dikotil
2. Kayu Keras, dihasilkan dari jenis-jenis pohon yang memiliki daun jarum atau konifer

Jika berdasarkan teori tersebut, maka pada kenyataannya terkadang ditemukan jenis-jenis kayu keras dari pohon tertentu yang memiliki kerapatan rendah akan lebih lunak dibandingkan jenis-jenis kayu lunak yang memiliki kerapatan tinggi.

Manfaat Kayu
Penggunaan kayu yang tepat adalah dengan mengetahui sifat-sifat kayu yang akan digunakan. Berikut beberapa manfaat kayu berdasarkan syarat teknis dan jenis kayu apa yang dapat digunakan di antaranya,
1. Kayu Konstruksi Bangunan. Kayu untuk keperluan konstruksi dan bangunan tentu harus memiliki kekuatan, kekerasan dan keawetan yang baik. Selain itu, ukuran besar kayu juga menjadi pertimbangan. Jenis kayu yang cocok untuk bahan konstruksi bangunan adalah bangkirai, jati, balau, belangeran, cengal, giam, kapur, kempas, lara, keruing dan rasamala.
2. Kayu Veneer Biasa. Kayu untuk keperluan ini umumnya harus memenuhi kriteria seperti diameter besar, bulat, bebas cacar dan beratnya sedang. Kayu jenis ini dapat ditemukan pada meranti merah dan putih, nyatoh, ramin, benuang, dan agathis.
3. Kayu Veneer Mewah. Kayu untuk venner mewah harus memiliki syarat-syarat yang dimiliki veneer biasa dengan tambahan memiliki nilai dekoratif, seperti kayu jati, sonokeling, eboni, kuku, bongin, dahu, lasi, sungkai, wetu, sonokembang, dan lasi.
4. Kayu Furniture/Mebel. Kayu untuk bahan baku mebel atau furniture biasanya memiliki berat sedang, dimensi stabil, memiliki nilai dekoratif, mudah dikerjakan (dipaku, dibubut, dilem, dipotong, dll). Untuk keperluan ini kayu yang digunakan antara lain eboni, jati, kuku, mahoni, rengas, meranti, sonokeling, ramin dan sonokembang.
5. Kayu Lantai. Kayu juga dapat digunakan sebagai bahan lantai, oleh karena itu harus memiliki spesifikasi kayu keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku, dan memiliki kekuatan dan keawetan yang baik, seperti kayu bangkirai, balai, belangeran, bintangur, bongin, bungur dan jati.
6. Kayu Bantalan Kereta Api. Penggunaan kayu sebagai bantalan kereta api telah digunakan sejak kereta api pertama kali ditemukan. Karena menahan bobot yang berat, maka kayu bantalan harus bersifat kuat, keras, kaku dan awet. Jenisnya sepeti kayu balau, bangkirai, belangeran, bedaru, bintangur, kempas dan ulin.
7. Kayu Untuk Alat Olahraga. Kayu juga dapat diolah dan menjadi alat olahraga seperti pemukul baseball dan busur panah. Kayu yang dibutuhkan adalah kayu yang kuat, tidak mudah patah, ringan, halus, kaku dan awet, seperti jenis kayu bedaru, agathis, melur, merawan, nyatoh, sonokeling, salimuli, dan teraling.
8. Kayu Untuk Alat Musik. Gitar, biola dan piano adalah beberapa contoh alat musik yang menggunakan kayu sebagai bahan baku. Dalam penggunaan kayu sebagai alat musik maka kayu sebaiknya memiliki tekstur halus, serat lurus, tidak mudah belah dan yang terpenting memiliki daya resonansi yang baik. Kayu-kayu ini antara lain merawan, cempaka, jati, nyatoh, lasi dan eboni.
9. Kayu Alat Tulis dan Gambar. Manfaat kayu berikutnya adalah untuk pembuatan pensil tulis dan lukis. Kayu ini harus ringan, tekstur halus dan bersih seperti kayu melur, pulai, jelutung dan pinus.
10. Tong Kayu. Kayu yang dibentuk sedemikian rupa menjadi tong masih banyak digunakan di Eropa untuk menyimpan anggur. Kayu ini biasanya bersifat tidak tembus cairan dan tidak menghasilkan bau, seperti kayu balau, bangkirai, jati dan pasang.
11. Tiang Listrik dan Telepon. Kayu untuk keperluan ini harus kuat menahan angin atau tidak mudah patah, ringan dan bentuknya lurus. Jenis kayu yang tepat digunakan seperti balau, jati, lara, kulim, ulim, merbau dan tembesu.
12. Kerajinan Patung dan Ukiran. Jepara merupakan kota yang memiliki julukan sebagai kota ukir. Di kota ini banyak pengrajin menggunakan kayu jati, sonokeling, salimuli, melu, eboni dan cempaka sebagai bahan ukiran karena memiliki sifat keras, halus, liat, serat lurus dan tidak mudah patah.
13. Korek Api. Penggunaan korek api dari kayu saat ini masih dapat ditemukan. Umumnya kayu-kayu yang digunakan seperti kemiri, jambu, agathis, benuang, sengon, perupuk, pulai, terentang dan pinus. Kayu korek api harus cukup kuat, elastis dan tidak mudah pecah.
14. Kayu Moulding. Manfaat kayu untuk moulding sebaiknya memiliki karakter ringan, serat lurus, halus, mudah dikerjakan dan dekoratif. Seperti kayu jeletung, pulai, ramin dan meranti.
15. Pembuatan Kapal. Sebagai negara kepulauan dengan lautan yang luas, Indonesia terkenal sebagai negara maritim. Penggunaan kayu dalam pembuatan kapal telah diterapkan sejak nenek moyang untuk mengarungi samudera, seperti kayu ulin dan kapur. Kayu tersebut digunakan karena tidak mudah pecah dan tahan terhadap air laut.
16. Persenjataan. Popor pistol dan senapan hingga saat ini masih menggunakan bagan kayu yang bersifat ringan, liat, kuat keras dan dimensi stabil seperti pada kayu jati, waru, salimuli.
17. Kayu Arang. Arang merupakan hasil pembakaran kayu yang berwarna hitam. Pembuatan arang umumnya dari kayu bakau, kesambi, walikukun, cemara, gelam, johar, nyirih, puspa, rasamala dan simpur karena memiliki berat jenis tinggi.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Kayu: Pengertian, Bagian, Sifat, Jenis, dan Manfaatnya"