Biaya Variabel (Variable Cost): Pengertian, Ciri, Jenis, Rumus, Contoh, dan Perbedaannya dengan Biaya Tetap

Table of Contents
Pengertian Biaya Variabel atau Variable Cost
Biaya Variabel (Variable Cost)

Pengertian Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel (variable cost) adalah biaya perusahaan yang berubah sesuai dengan hasil produksi. Biaya variabel merupakan jumlah konstan per unit yang diproduksi. Ketika volume produksi dan output meningkat, biaya variabel juga akan meningkat. Sebaliknya, ketika lebih sedikit produk yang diproduksi, biaya variabel yang terkait dengan produksi akan menurun.

Biaya variabel dapat juga diartikan sebagai bentuk pengeluaran biaya perusahaan. Di mana jumlah uang yang harus dikeluarkan bervariasi jumlah nominalnya. Selain dipengaruhi oleh faktor produksi, biaya variabel dapat pula dipengaruhi oleh situasi penjualan atau kegiatan operasional yang sudah dijalankan.

Ciri Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel pada dasarnya memiliki ciri khusus di antaranya,
1. Perubahan jumlah total dalam proporsi yang sama dengan perubahan volume.
2. Biaya per unit relatif konstan meski volume berubah dalam rentang yang relevan.
3. Dapat dibebankan kepada departemen operasi dengan cukup mudah dan tepat.
4. Dapat dikendalikan oleh seseorang kepada departemen tertentu.

Jenis Biaya Variabel (Variable Cost)

Jika dilihat dari jenisnya, variable cost memiliki lima jenis di antaranya,
1. Biaya Bahan Baku
Dalam menjalankan sebuah bisnis, pasti ada barang/jasa yang dijual belikan. Karena ada barang/jasa yang diproduksi, maka ada bahan baku yang dibutuhkan, yang menjadi permasalahannya setiap harinya bahan baku memiliki rupa dan harga yang berbeda-beda.

Sekarang bisa saja harga bahan baku normal, sebulan yang akan datang, bisa jadi bahan baku menjadi mahal dan langka. Atau ada kasus lain, pihak perusahaan yang sangat perhatian masalah kualitas bahan baku.

Jika kualitas bahan baku menurun atau jelek, maka akan mempengaruhi harga. Ketika harga bahan baku berubah (bisa berubah lebih mahal atau lebih murah) yang pada akhirnya nanti akan mempengaruhi biaya variabel.

2. Upah Tenaga Kerja Langsung
Perusahaan sudah pasti mereka membutuhkan tenaga kerja dari manusia dan tenaga kerja mesin. Saat perusahaan memutuskan mempekerjakan tenaga manusia, maka perusahaan harus siap memberi upah.

Jumlah upah karyawan pun termasuk ke dalam biaya variabel. Jadi yang dimaksud dengan upah tenaga kerja langsung bukanlah gaji. melainkan upah yang dibayarkan karena sudah mengerjakan tugas pekerjaan yang sesuai per unit produk, jadi bukan bulanan.

3. Biaya Distribusi Produk
Dalam sebuah perusahaan besar, pasti ada banyak bagian yang di pekerjakan perusahaan. Di mana tiap bagian memiliki tanggung jawabnya masing-masing. Salah satunya bagian distributor atau distribusi produk.

Distribusi produk termasuk ke dalam biaya variabel. Jadi tidak semua perusahaan memiliki bagian yang mendistribusikan produk mereka. Sehingga mereka membutuhkan pihak lain yang bertugas mendistribusikan barang.

Sehingga pihak perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar pihak distributor. Karena distributor dari pihak luar, tentu saja harga yang ditawarkan pun berubah-ubah. Tergantung peraturan dan kontrak yang disepakati.

4. Komisi Penjualan
Reseller atau dropshiper membantu perusahaan menjual barang/jasa ke jejaring mereka masing-masing. Ketika reseller berhasil menjual barang/jasa dalam jumlah banyak, maka reseller akan mendapatkan keuntungan pembayaran lebih banyak, berlaku sebaliknya.

Atau dalam konteks lain, misalnya perusahaan membuat target penjualan tertentu. Ketika target tercapai, maka akan mendapatkan komisi ataupun bonus penjualan bagi tim pemasaran. Sebaliknya, jika tidak memenuhi target, maka mereka tidak mendapatkan komisi lebih besar lagi.

5. Biaya Overhead
Biaya overhead adalah biaya yang tidak disebutkan ke dalam pelaporan keuangan. Alasan kenapa tidak disebutkan bisa jadi karena stakeholdernya tidak diketahui untuk keperluan atau kepentingan apa. Bisa juga karena dianggap tidak penting untuk dilakukan pencatatan karena jumlahnya yang kecil atau dianggap sepele. 

Baca Juga: Pengertian Stakeholder, Peran, Fungsi, dan Klasifikasinya

Contoh biaya overhead yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah konsumsi harian, membeli alat tulis, beli pengharum ruangan atau mencetak dokumen yang hanya satu atau dua lembar saja.

Sementara apabila dilihat berdasarkan tujuan dan perencanaan dari biaya variabel, biaya variabel dapat dibagi menjadi dua jenis di antaranya,
1. Engineered Variable Cost
Menurut Akuntansi Manajemen, engineered variable cost adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu dengan ukuran kegiatan tertentu atau biaya yang mempunyai hubungan erat dan nyata antara masukan dan keluarannya. Contohnya biaya bahan baku.

Hampir seluruh biaya variabel pada dasarnya engineered variable cost. Apabila masukan dari biaya mengalami perubahan, maka keluaran juga dapat mengalami perubahan sebanding dengan perubahan masukan tersebut. Hal ini juga berlaku secara sebaliknya.

2. Discretionary Variable Cost
Discretionary variable cost merupakan sebuah biaya yang besaran jumlah secara keseluruhan sebanding dengan perubahan volume kegiatan sebagai akibat dari kebijakan atau keputusan dari pihak manajemen. Salah satu contoh discretionary variable cost adalah biaya iklan yang ditetapkan oleh manajemen.

Discretionary variable cost diketahui mempunyai pola grafis variabilitas, akan tetapi bukan dikarenakan sebuah alasan yang sama, misalnya saja seperti bahan langsung atau tenaga kerja langsung. Biaya yang bertambah ini sendiri mungkin lebih berhubungan dengan otoritas manajemen dalam kegiatan belanja.

Hanya saja, apabila keluaran mengalami perubahan, maka masukan akan mengalami perubahan juga yang sebanding dengan perubahan keluaran. Namun pada discretionary variable cost ini apabila masukan berubah, maka keluaran belum tentu berubah.

Hal tersebut berarti, biaya variabel jenis ini bisa dikatakan sebagai biaya variabel yang perilakunya tidak murni atau nyata. Di mana dapat berubah bertingkat dan dibutuhkan volume yang besar.

Rumus Biaya Variabel (Variable Cost)

CV =(TC – FC)/Q
Keterangan :
VC : Variable cost
TC : Total cost
FC : Fixed Cost
Q : Quantity

Contoh soal
Per Januari 2022, Mark mengeluarkan biaya produksi untuk perusahaannya sebesar 60 juta, dengan tagihan > fixed cost sebesar 4 juta. Dibulan yang sama, Mark memproduksi 2000 unit barang, maka biaya variabelnya berapa?
CV = (TC – FC)/Q
CV = (60.000.000 – 4.000.000)/2.000
CV = 56.000.000/2.000
CV = 28.000
Jadi biaya variabel Mark di bulan Januari 2022 sebesar Rp. 28.000,00 unit produk.

Contoh Biaya Variabel (Variable Cost)

Berikut beberapa contoh biaya variabel di antaranya,
1. Bahan langsung
Maksud dari bahan langsung adalah bahan yang berhubungan dengan proses produksi langsung atau biasa dikenal dengan nama bahan baku. Jadi bahan baku untuk membuat suatu produk itu masuknya ke biaya variabel yang mana bisa berubah sesuai jumlah produk yang telah diproduksi.

2. Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung maksudnya adalah tenaga kerja yang langsung berperan dalam produksi suatu produk. Tenaga kerja yang seperti ini biasanya dibayar saat berhasil menyelesaikan atau menghasilkan suatu produk.

Namun kebanyakan perusahaan memperkerjakan tenaga kerja tetap untuk menghasilkan suatu produk jadi tidak semua tenaga kerja dikatakan sebagai variable cost. Hanya tenaga kerja sementara atau bukan tetap saja yang masuk dalam variable cost.

3. Pemenuhan kebutuhan alat produksi
Maksudnya yaitu bahan-bahan yang dibutuhkan agar alat produksi bisa berjalan. Contohnya yaitu oli mesin di penggunaan mesin produksi, listrik agar mesin bisa berjalan, dan lain sebagainya. Intinya tidak berhubungan langsung dengan proses produksi, tapi lebih berhubungan dengan alat untuk memproduksinya.

4. Upah tenaga kerja yang lembur
Untuk  tenaga kerja yang lembur biasanya masuk dalam variable cost. Jumlah jam yang mereka habiskan untuk tetap menghasilkan produk akan dihitung sebagai biaya variabel. Namun tidak semua lembur dikatakan sebagai biaya variabel karena ada perusahaan yang memberi upah pegawainya berdasarkan hitungan hari, bukan jam.

Jika demikian maka seberapa banyak pun jumlah jam yang digunakan untuk memproduksi produk, gaji pegawai tetap sama sehingga masuknya ke fixed cost.

5. Komisi
Komisi yang didapatkan dari penjualan suatu produk, masuknya dalam biaya variabel karena biasanya komisi itu dihitung setiap keberhasilan penjualan produk dengan jumlah tertentu. Jadi komisi jelas masuk dalam biaya variabel yang berubah sesuai dengan jumlah produksi dan penjualan.

6. Biaya kartu kredit
Bagi perusahaan yang menerima pembayaran dengan kartu kredit, biaya kartu kredit akan dianggap sebagai biaya variabel. Namun jika biaya kartu kredit sudah ditetapkan setiap bulannya, maka tidak lagi masuk biaya variabel, masuknya biaya tetap.

7. Pengiriman produk
Pengiriman produk ke wilayah tertentu akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan sehingga masuk dalam biaya variabel. Saat perusahaan menghasilkan sedikit produk dan memutuskan untuk tidak mengirim atau memasok produk ke wilayah tertentu maka biaya pengiriman pasti akan berkurang sehingga dikatakan sebagai biaya variabel, biaya yang berubah-ubah.

Perbedaan Biaya Variabel dan Biaya Tetap

Berikut uraian terkait perbedaan antara kedua jenis biaya tersebut di antaranya,
1. Dari segi waktu terjadi
Poin pertama dalam perbedaan biaya variabel dan biaya tetap dapat dilihat dari segi waktu terjadinya. Biaya variabel pada dasarnya merupakan pengeluaran dengan rentang waktu lebih pendek, baik itu satu pekan sekali atau bahkan bisa juga setiap hari.

Sementara itu, biaya tetap diketahui sebagai pengeluaran yang tidak terjadi tiap hari atau berdasarkan rentang waktu satu bulan, satu tahun, bahkan sampai dalam beberapa tahun sekali.

2. Dari segi nominal pembayaran
Poin kedua dalam perbedaan biaya variabel dan biaya tetap bisa dilihat berdasarkan segi nominal pembayaran. Nominal pembayaran dari biaya tetap biasanya jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan biaya variabel.

Meskipun begitu, pada saat perusahaan dalam kondisi profitabilitas atau keuntungan 0 sekalipun, maka dari nominal biaya tetap tidak akan berubah. Hal ini tentu saja berbeda dengan nominal pembayaran biaya variabel yang jauh lebih kecil dan bisa jadi diatur perusahaan sesuai dengan kondisi keuangannya.

3. Dari Segi Hubungan dengan Produksi
Pon selanjutnya dalam perbedaan antara biaya variabel dengan biaya tetap yaitu berdasarkan segi hubungan dengan produksi. Biaya variabel pada dasarnya, biaya variabel memiliki keterkaitan yang sangat besar dengan proses produksi oleh sebuah perusahaan.

Sementara itu, biaya tetap merupakan biaya yang tidak memiliki hubungan secara langsung dengan proses produksi barang. Oleh karena itu, pada saat terjadi pengurangan produksi, maka nominal biaya akan tetap dan tidak akan berubah.

4. Dari Segi Pencatatan Akuntansi
Poin berikutnya dalam perbedaan antara biaya variabel dengan biaya tetap adalah dari segi pencatatan akuntansi. Apabila Anda sudah terbiasa membaca sebuah laporan keuangan, tentu saja kamu akan tahu bahwa beberapa perusahaan membuat laporan biaya variabel tersendiri, terlebih lagi untuk urusan yang bergerak di bidang manufaktur.

Maka dari itu, laporan biaya variabel biasanya akan dikeluarkan setiap hari, seminggu, bahkan satu bulan sekali bergantung alur dari keluar dan masuknya sebuah produk. Sedangkan, untuk laporan biaya tetap memiliki intensitas yang bisa dikatakan sangat jarang. Laporan biaya tetap bisa dikeluarkan setiap sebulan, setahun, atau beberapa tahun sekali saja.

5. Dari Segi Penentuan Harga
Kemudian, perbedaan antara biaya variabel dengan biaya tetap yang terakhir adalah berdasarkan segi penentuan harga. Meskipun biaya tetap memiliki jumlah yang sangat besar, biaya tetap pada dasarnya merupakan salah satu komponen biaya yang sangat jarang digunakan, terutama dalam hal sebagai penentuan harga dari suatu produk.

Jumlah total biaya tetap biasanya adalah benchmark dasar dari biaya perusahaan pada saat aktivitas bisnis perusahaan sedang berada di tingkat 0. Hal ini tentu sangat berbeda dengan biaya variabel yang menjadi salah satu dasar kuat sebuah perusahaan dalam melakukan penentuan harga terhadap barang atau produk.

Baca Juga: Pengertian Biaya Produksi, Unsur, Tujuan, Jenis, dan Contohnya

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment