Pengertian Industri Manufaktur, Sejarah Perkembangan, Proses Pengendalian, dan Contohnya

Pengertian Industri Manufaktur
Industri Manufaktur

A. Pengertian Industri Manufaktur
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengoperasikan peralatan, mesin dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengolah bahan baku, suku cadang, dan komponen lain untuk diproduksi menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual. Manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan (secara manual) atau dengan mesin untuk menghasilkan sesuatu.

Istilah manufaktur digunakan untuk aktivitas manusia, dari kerajinan tangan sampai ke produksi dengan teknologi tinggi, tetapi demikian istilah ini lebih sering digunakan untuk dunia industri, di mana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang besar. Kegiatan industri manufaktur sering menggunakan mesin, robot, komputer, dan tenaga manusia untuk menghasilkan barang atau jasa dan perakitan, untuk menghasilkan suatu produk.

Industri Manufaktur Menurut Para Ahli
1. BPS (2008), industri manufaktur adalah industri pengolahan yaitu suatu usaha yang mengolah/mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi maupun setengah jadi yang mempunyai nilai tambah yang dilakukan secara mekanis dengan mesin ataupun tanpa menggunakan mesin (manual)
2. Kieso (2002:444), ada tiga jenis barang yang dihasilkan perusahaan manufaktur di antaranya,
a. Persediaan bahan baku untuk diproduksi. Ini termasuk bahan baku yang diperoleh dari sumber daya alam atau beberapa jenis produk yang dibeli dari perusahaan lain.
b. Persediaan barang dalam proses. Ini termasuk produk yang sudah masuk ke dalam proses produksi tapi belum diproses.
c. Persediaan barang jadi. Ini termasuk produk olahan yang siap dijual kepada pelanggan.

B. Sejarah Perkembangan Industri Manufaktur
1. Pada awalnya, manufaktur biasanya hanya terdiri dari seorang tukang yang ahli beserta beberapa pembantu. Para pembantu akan belajar sambil bekerja. Memasuki masa pra-industri, sistem serikat pekerja melindungi keterampilan para ahli ini.
2. Sebelum revolusi industri kebanyakan manufaktur berada di daerah pedesaan, di mana produk-produk rumahan berada dan bergerak dalam pengolahan hasil pertanian

C. Proses Pengendalian Industri Manufaktur
Menurut Amin (2009: 52), proses pengendalian manufaktur adalah pengendalian persediaan bahan baku. Ketika perusahaan menanggung persediaan bahan baku yang berlebihan, mereka mungkin perlu meminjam dana tambahan untuk mendanai persediaan.

Ini akan menyebabkan peningkatan biaya penyimpanan (biaya tercatat), atau biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memelihara (menyimpan) persediaan. Biaya penyimpanan termasuk biaya pendanaan serta biaya yang terkait dengan penyimpanan dengan sering memesan sejumlah kecil bahan baku, strategi ini akan meningkatkan biaya yang terkait dengan menempatkan pesanan, yang disebut biaya pesanan. Setiap penyesuaian yang terjadi dalam strategi pembelian bahan baku secara umum akan mengurangi biaya penyimpanan dengan meningkatkan biaya pemesanan sebagai pengorbanan atau sebaliknya.

Menurut Daryanto (2012: 43), proses manufaktur diklasifikasikan berdasarkan tiga macam cara di antaranya,
1. Sifat Proses Produksi. Klasifikasi proses produksi berdasarkan sifat menentukan jenis atau bentuk kepala sekolah yang digunakan dalam memproses suatu produk. Berdasarkan sifatnya, proses produksi dapat dibagi menjadi empat jenis di antaranya,
a. Proses ekstraktif. Proses produksi yang mengambil bahan langsung dari alam. Misalnya, proses penambangan batu bara, bijih besi, bijih emas, pengeboran minyak, dan lain-lain. Proses ekstraktif ini ditemukan dalam industri proses produksi dasar, oleh karena itu pertanian dan perikanan disebut industri ekstraktif
b. Proses analitik. Proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa jenis barang yang hampir menyerupai bentuk/jenis aslinya. Contohnya penyulingan minyak.
c. Proses fabrikasi. Proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk. Mengubah bentuk dapat dilakukan dengan menggunakan mesin, gergaji, pengepres, dan sebagainya. Contohnya proses pembuatan pakaian, sepatu, jenis furnitur tertentu, dan sebagainya.
d. Proses sistetik. Metode menggabungkan beberapa bahan ke dalam bentuk produk. Dalam pengolahan baja, kaca/gelas, produk akhir sangat berbeda dari jenis aslinya karena ada perubahan fisik atau kimia. Dalam industri lain seperti dalam produksi mobil, peralatan listrik, barang elektronik (radio, TV, lemari es, dan lain-lain). Di mana bahan dirakit tanpa mengubah komposisi fisik atau kimianya, mereka disebut proses merakit atau merakit. Sering kali proses ini digunakan sebagai bagian dari proses pemrosesan.

2. Jangka Waktu Produksi. Beberapa jenis proses produksi dapat ditentukan sesuai dengan periode waktu di mana fasilitas produksi digunakan. Dalam hal ini, proses produksinya diklasifikasikan menjadi dua jenis di antaranya,
1. Proses terus-menerus (continuous process)
Istilah ini digunakan untuk menunjukkan keadaan manufaktur di mana periode waktu yang lama diperlukan untuk menyiapkan mesin dan peralatan yang akan digunakan. Dalam hal ini banyak atau semua mesin akan melakukan operasi yang sama tanpa batas. Contohnya produksi mobil, di mana model berubah hanya setahun sekali. Istilah kontinu juga ditemukan pada industri yang hanya memiliki satu operasi (satu shift), yaitu pada pagi hingga sore hari, sedangkan pada malam hari tidak beroperasi.
2. Proses terputus-putus (intermittent process).
Istilah terputus-putus ini ditemukan dalam keadaan manufaktur di mana mesin beroperasi dengan mengalami beberapa perhentian dan dirancang lagi untuk membuat produk yang berbeda. Jadi alat yang sama dapat digunakan untuk membuat beberapa jenis produk sesuai dengan keinginan atau pesanan konsumen. Contohnya alat untuk pengecoran logam.

3. Sifat Produk. Proses produksi ditentukan sesuai dengan sifat produk, yang melibatkan ada atau tidaknya spesifikasi pembeli produk tertentu. Dalam hal ini proses produksi dibagi menjadi dua jenis di antaranya,
a. Produksi standar, produksi barang yang sering dilakukan oleh produsen adalah produksi standar. Produksi standar ini, menghasilkan sejumlah barang untuk persediaan, selain dikirim ke pembeli dan pemasok. Contohnya produk televisi, lemari es, sikat gigi, dan lain-lain.
b. Produksi pesanan, produksi ini dilakukan jika ada pembeli yang menginginkan spesifikasi tertentu. Contohnya seragam, furnitur tertentu.

D. Contoh Industri Manufaktur di Indonesia
Perkembangan industri manufaktur di Indonesia saat ini mampu menggeser peran commodity based menjadi manufacture based. Pemerintah berupaya untuk melakukan transformasi perekonomian agar lebih fokus pada proses perkembangan industri non migas. Berikut ini beberapa contoh industri manufaktur di Indonesia di antaranya,
1. PT Ultrajaya Milk Industry and Tranding Company Tbk
2. PT Astra Otoparts Tbk
3. PT Indofood Sukses Makmur Tbk
4. PT Gudang Garam Tbk
5. PT Djarum Tbk
6. PT Kimia Farma (persero) Tbk
7. PT Maspion
8. PT Panasonic
9. PT Sepatu Bata Tbk
10. PT Pabrik Kertas Twiji Kimia Tbk
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Industri Manufaktur, Sejarah Perkembangan, Proses Pengendalian, dan Contohnya"