Halo Effect: Pengertian, Sejarah Istilah, Faktor yang Mempengaruhi, Contoh, dan Cara Mengatasinya

Pengertian Halo Effect
Pengertian Halo Effect
Halo Effect (efek halo) adalah bias kognitif yang terjadi apabila kesan menyeluruh akan seseorang atau sesuatu didapat dengan cara menggeneralisasi salah satu karakteristiknya. Halo effect terjadi ketika seseorang memberikan penilaian positif terhadap orang lain hanya berdasarkan kesan pertama (first impression).

Baca Juga: Pengertian Generalisasi, Generalisasi Induktif, Prinsip, Jenis, dan Contohnya

Kesan pertama sering kali memengaruhi cara berpikir kita terhadap seseorang. Bahkan tidak hanya memengaruhi persepsi kita terhadap seseorang berdasarkan daya tarik saja, namun juga mencakup sifat-sifat lainnya. Hal ini tentunya tidak sepenuhnya buruk, namun dalam situasi tertentu dapat berdampak buruk bagi kehidupan.

Penelitian oleh Solomon Asch menunjukkan bahwa ketertarikan adalah sifat utama, sehingga kita akan menganggap bahwa semua sifat lain dari seseorang yang menarik akan sama menariknya. Meskipun hanya berdasarkan pendapat pribadi dan pengamatan sepintas, efek halo ini dapat mempengaruhi evaluasi dan estimasi penilaian seseorang kepada orang lain.

Sejarah Istilah Halo Effect
Istilah "halo" dalam efek ini, berasal dari fenomena optik berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari, bulan, atau kadang-kadang pada sumber cahaya lain seperti lampu, yang menunjukkan kemiripan dengan generalisasi berlebihan ini. Hal ini terjadi karena banyak orang kerap menggeneralisasi sifat seseorang yang baru mereka temui meski hanya sepintas melihat penampilan atau bagaimana ketika mereka berbicara.

Istilah halo effect ini diperkenalkan pertama kali  oleh Psikolog Edward L. Thorndike sekitar tahun 1920. Thorndike melakukan penelitian kepada atasan perwira dan bawahannya di Amerika. Thorndike meminta atasan perwira ini untuk menilai bawahannya berdasarkan kecerdasan, loyalitas, penampilan fisik, kepemimpinan dan ketergantungan.

Tujuan penelitian ini sebenarnya untuk mengetahui bagaimana penilaian yang tinggi pada satu kategori di atas akan mempengaruhi penilaian di kategori lainnya, begitu pun sebaliknya. Uniknya dari hasil penelitian ini diketahui bahwa, sifat negatif dan positif yang dibentuk oleh atasan perwira didasarkan pada kesan fisik saat mereka melihat bawahannya untuk pertama kali.

Faktor yang Mempengaruhi Halo Effect
Terdapat dua hal yang biasanya sangat mempengaruhi halo effect di antaranya,
1. Sifat
Orang memiliki kecenderungan untuk mengkategorikan sifat-sifat seseorang yang baru saja ditemuinya hanya dengan interaksi beberapa kata atau tindakan saja. Misalnya cara menyapa dan cara berjabat tangan.

2. Penampilan
Penampilan seseorang yang cakap, rapi dan memiliki body language sempurna umumnya menunjukkan kesan positif, sedangkan penampilan yang kurang cakap, tidak terlalu rapi dan body language tidak sempurna lebih menggambarkan seseorang yang memiliki kesan negatif.

Contoh Halo Effect
Beberapa contoh halo effect berikut akan menggambarkan bagaimana stereotip yang dibangun pada pertama kali bisa mempengaruhi seluruh penilaian di tempat kerja.
1. Pemberian beban tugas
Contoh, saat seorang karyawan melakukan pekerjaan di bidang tertentu dengan hasil yang baik, manajer cenderung percaya untuk memberikan pekerjaan lain meski di bidang yang berbeda.

Padahal, hasil pekerjaan karyawan tersebut di bidang yang lain belum tentu akan sama baiknya dengan yang pernah ia kerjakan sebelumnya. Pasalnya, semua akan bergantung lagi pada potensi dan skill yang sebenarnya dimiliki karyawan. 

Baca Juga: Pengertian Keterampilan, Kategori, dan Jenisnya

2. Rekrutmen karyawan
Contoh lainnya dari praktik halo effect adalah ketika seorang karyawan direkomendasikan oleh sumber terpercaya, maka jarang ada rekruter yang menolak rekomendasi tersebut. Padahal stereotip ini bisa merugikan kandidat potensial lainnya dan membatasi proses rekrutmen secara menyeluruh.

3. Ketidakadilan dalam masalah
Bila seorang karyawan dipandang lebih baik kinerjanya pada satu aspek tertentu, maka saat dirinya membuat kesalahan seringkali manajer membiarkan hal itu terjadi. Sementara ketentuan ini mungkin tidak berlaku bagi yang lainnya.

4. Evaluasi kinerja
Dalam beberapa kasus penilaian kinerja karyawan bisa bersifat subjektif. Supervisor bisa menilai bawahan berdasarkan pada karakteristik tunggal yang dimiliki karyawan tersebut ketimbang aspek keseluruhan yang ada dalam pekerjaannya. 

Baca Juga: Pengertian Evaluasi Kinerja, Tujuan, Langkah, Metode, dan Manfaatnya

Contoh sikap antusias atau positif dari pekerja bisa menutupi kurangnya pengetahuan dan keterampilan mereka, atau karyawan yang memiliki tampilan menarik kerap dinilai dengan positif oleh manajer.

Cara Mengatasi Halo Effect
Kita mungkin sering tidak menyadari bahwa kita telah mengalami bias dalam menilai seseorang. Bayangkan jika kita keliru menilai calon pekerja pada saat wawancara kerja, keliru menilai calon potensial klien hanya dari penampilannya saja ataupun, tentu dapat berpengaruh pada kinerja organisasi atau perusahaan secara tidak langsung.

Oleh karena itu, kita harus berhati-hati untuk tidak mudah berasumsi, yang dapat menyebabkan kita terjebak dalam halo effect dan menjadi bias dalam menilai. Bias kognitif maupun sosial tersebut pada dasarnya merupakan hal yang melekat dalam diri manusia, sehingga tidak dapat dihilangkan sepenuhnya dari diri kita.

Namun bias tersebut dapat diminimalisir, berikut beberapa cara yang mungkin dapat bermanfaat di antaranya,
1. Jangan terlalu cepat menyimpulkan
Cobalah untuk tidak menyimpulkan penilaian langsung terhadap kesan pertama ketika bertemu dengan seseorang.  Ada baiknya untuk membangun interaksi lebih dalam terlebih dulu, toh kita tidak harus menyimpulkan dengan segera tentang seseorang tersebut bukan.

2. Membalikkan Asumsi
Tentunya memberi label atau membuat asumsi yang tidak berdasarkan bukti apapun bahkan tanpa adanya sosialisasi atau interaksi dengan orang lain adalah tindakan yang salah. Anggaplah orang tersebut adalah kita, ingat bahwa kita sendiri tidak akan pernah rela apabila ada orang lain yang menilai atau berasumsi tentang diri kita hanya dengan observasi melalui indera penglihatan saja.

3. Be open minded
Jangan langsung terpengaruh dengan kesan pertama yang terlihat dari orang lain. Berusahalah untuk selalu berpikiran terbuka, karena sejatinya setiap karakter individu atau manusia itu berbeda-beda. Sikap saling menghargai dan berpikir positif merupakan tindakan paling bijaksana dalam kehidupan sosial.

Memanfaatkan Halo Effect dalam Pekerjaan
Anda juga bisa memanfaatkan sisi positif dari halo effect dan menghindari sisi negatifnya dengan cara berikut di antaranya,
1. Sadarlah akan penilaian Anda
Langkah pertama untuk menghentikan halo effect yang negatif adalah menyadari saat Anda salah menilai seseorang. Masalahnya, ini cukup sulit dilakukan karena terkadang dilakukan tanpa disadari. Jika Anda dapat mempelajari cara membuat penilaian yang cerdas atas seseorang atau objek tanpa bias, Anda akan dapat membuat penilaian yang lebih akurat.

Ingatlah bahwa impresi pertama tidak dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik seseorang secara keseluruhan.

2. Berikan kesan pertama Anda kesempatan kedua
Hampir tidak mungkin untuk mencegah diri Anda membuat kesan pertama tentang seseorang yang baru Anda kenal. Akan tetapi cobalah untuk bersikap kritis terhadap kesan pertama yang Anda dapatkan. Cobalah untuk mendukung perasaan Anda terhadap seseorang dengan data yang nyata.

Jika Anda kesulitan menemukan alasan mengapa Anda menyukai atau tidak menyukai seseorang, beri dia kesempatan kedua.

3. Orang lain juga dapat berprasangka terhadap Anda
Jika beruntung, Anda dapat menghasilkan halo effect yang positif. Jika tidak, Anda mungkin menjadi korban dari halo effect yang negatif. Luangkan waktu untuk refleksi diri. Refleksi diri dapat membantu memahami kelebihan dan kekurangan diri dengan lebih baik.

Ini dapat membantu memberikan impresi yang tepat kepada orang yang Anda temui.

4. Perhatikan penampilan Anda
Meski terdengar klise, penampilan fisik memiliki pengaruh yang besar dalam menciptakan halo effect yang positif. Penampilan yang berantakan tentunya tidak akan membantu memberi kesan pertama yang baik. Anda tidak perlu susah payah melakukan perubahan besar seperti menurunkan berat badan.

Berpakaian yang rapi dan bersih sudah cukup untuk memberikan kesan pertama yang baik kepada orang lain. Perhatikan terlebih dahulu situasi seperti apa yang akan Anda hadiri. Pastikan penampilan sesuai dengan situasi atau acara yang akan Anda datangi.

5. Senyum dapat meningkatkan halo effect yang positif
Senyum menunjukkan kebaikan, empati, dan simpati. Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika Anda tersenyum, muncul fenomena yang menyebabkan orang lain juga tersenyum. Senyum akan cenderung disukai jika itu adalah senyum yang nyata dan jujur.

Cobalah tersenyum dengan tulus dan tidak dipaksakan. Senyum yang dipaksakan hanya akan dianggap palsu dan tidak disukai.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Halo Effect: Pengertian, Sejarah Istilah, Faktor yang Mempengaruhi, Contoh, dan Cara Mengatasinya"