Pengertian Evaluasi Kinerja, Tujuan, Langkah, Metode, dan Manfaatnya

Table of Contents
Pengertian Evaluasi Kinerja
Evaluasi Kinerja

A. Pengertian Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi. Evaluasi kinerja digunakan untuk mengetahui apakah hasil kerja dari karyawan telah sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya serta standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Karyawan yang baik diharapkan memiliki kinerja kerja yang optimal setiap harinya dan mampu mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Evaluasi Kinerja Menurut Para Ahli
1. Leon C. Menggison (1981:310), penilaian prestasi kerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
2. Andrew E. Sikula (1981:2005), penilaian pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran atau penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa obyek orang ataupun sesuatu (barang).
3. Siswanto (2001:35), penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Manajemen/penyelia penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian/deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun.

B. Tujuan Evaluasi Kinerja

1. Mengetahui kesalahan atau masalah yang harus diperbaiki
Salah satu tujuan utama dari dilakukannya evaluasi kinerja adalah untuk mengetahui kesalahan atau kekurangan dari kebijakan atau langkah pekerjaan yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan maupun dari pihak karyawan. Jadi diharapkan kedua belah pihak menemukan titik temu dan mendapatkan jalan keluar dari permasalahan yang ada.

2. Melakukan perbaikan pola kerja yang sesuai
Evaluasi kerja bisa digunakan untuk melakukan perbaikan pola kerja yang dirasa tidak sesuai dengan standar ketetapan dari perusahaan atau untuk mendapatkan pola kerja baru bagi karyawan yang lebih efektif dan efisien. Sebagai contoh, pekerjaan yang biasanya dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan ternyata setelah dievaluasi bisa diselesaikan dalam waktu 2 minggu dengan aturan dan pola kerja yang baru.

3. Memberikan penghargaan pada karyawan yang berprestasi
Evaluasi kinerja tidak hanya digunakan untuk memperbaiki cara kerja karyawan. Disisi lain, evaluasi kerja juga bisa digunakan untuk memberikan penghargaan kepada karyawan perusahaan yang berprestasi dan memberikan kinerja kerja yang baik. Dengan memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi, karyawan akan merasa lebih dihargai kinerjanya oleh perusahaan. Hal tersebut juga bisa menjadi pacuan untuk karyawan lain untuk bekerja lebih giat agar bisa merasakan penghargaan yang diberikan oleh perusahaan di kemudian hari.

4. Membantu Anda dalam mengembangkan perusahaan
Evaluasi kerja bisa digunakan untuk mengembangkan perusahaan dengan cara memperbaiki kinerja dari karyawan dari perusahaan. Dengan cara mengetahui poin-poin mana sajakah yang harus diperbaiki dalam kegiatan evaluasi kinerja, perusahaan dapat membuat kebijakan baru ataupun rencana kerja baru yang bisa mengembangkan dan membuat perusahaan menjadi lebih baik lagi.

Kegiatan evaluasi kerja karyawan memang sangat penting untuk dilakukan demi keberlangsungan perusahaan. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mencapai target yang telah ditentukan dalam perusahaan serta mendapatkan SDM yang berkualitas. Selain itu dengan adanya evaluasi kerja maka pihak perusahaan dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan perusahaan maupun karyawan dari perusahaannya yang kemudian bisa membantu perusahaan untuk memberikan reward ataupun punishment bagi karyawan.

Sementara tujuan dari evaluasi kinerja menurut Sunyoto (1999:1) di antaranya,
1. Meningkatkan Saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja.
2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.
3. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau pekerjaan yang di embannya sekarang.
4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.
5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah.

C. Langkah Evaluasi Kinerja

Berikut adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan evaluasi kerja di antaranya,
1. Lakukan secara rutin dan konsisten
Sebuah perusahaan idealnya melakukan evaluasi kerja 1-2 kali dalam satu tahun. Namun, hal ini tidak bisa dijadikan patokan. Pihak manajemen perusahaan pun dapat mengadakan evaluasi kerja karyawan lebih sering ataupun lebih jarang tergantung kebijakan masing-masing perusahaan.

Sebagai catatan, rentang waktu adalah hal yang cukup penting dalam melakukan evaluasi kinerja karyawan. Perkembangan karyawan tidak akan cukup terlihat apabila evaluasi kerja karyawan dilakukan terlalu sering. Di sisi lain, evaluasi kerja karyawan yang terlalu jarang juga tidak baik karena masalah yang ada dalam pekerjaan akan menjadi lebih rumit dan sulit tersampaikan.

2. Pentingnya evaluasi dilakukan secara tatap muka (face to face)
Cara yang paling sesuai dan ideal untuk melakukan evaluasi kerja karyawan adalah dengan cara bertemu langsung (tatap muka). Hal ini bisa dilakukan dengan cara memanggil satu persatu karyawan yang akan dievaluasi ataupun mengadakan rapat besar dengan para karyawan.

Pihak perusahaan bisa memberikan daftar evaluasi yang akan dilakukan kepada karyawan yang nantinya akan secara langsung dibahas. Dengan bertatap muka, interaksi antara karyawan yang sedang dievaluasi dengan pihak perusahaan akan lebih efektif. Kedua belah pihak dapat mengutarakan, menyampaikan masalah, mendengarkan bahkan memberi masukan untuk satu sama lain.

3. Perhatikan penggunaan kata dan bahasa dalam penyampaian
Penggunaan bahasa yang tepat harus digunakan agar masing-masing pihak dapat menangkap setiap pokok pembahasan yang disampaikan dalam kegiatan evaluasi kerja karyawan. Perusahaan atau pihak evaluator dapat memilih kata-kata yang spesifik agar membantu karyawan atau pihak yang dievaluasi lebih memahami dan menyimak kegiatan tersebut dengan serius.

D. Metode Evaluasi Kinerja

Terdapat 7 metode yang bisa digunakan untuk menilai kinerja karyawan di antaranya,
1. Penilaian Melalui KPI
Sudah umum diketahui bahwa salah satu fungsi KPI adalah sebagai alat ukur kinerja karyawan. KPI mencatat rekaman target dan pencapaian individu, tim, maupun perusahaan. Berdasarkan catatan tersebut, baik leader, manajer, dan HRD akan mampu menilai kinerja seorang karyawan dengan objektif karena terdapat indikator pencapaian di dalamnya.

2. Evaluasi Diri Sendiri / Self-evaluation
Selanjutnya, kita memiliki metode evaluasi yang sedikit berbeda dengan metode lain. Membuat karyawan mengevaluasi dirinya sendiri juga merupakan salah satu cara dalam menilai kinerja karyawan.

Self-evaluation memberikan ruang lebih lebar untuk menyatukan tujuan dan pencapaian individu dan perusahaan. Bagi karyawan, menilai hasil kerja dan pencapaian sendiri akan meningkatkan rasa apresiasi dan engagement kepada perusahaan. Begitu pun dengan perusahaan, akan memiliki karyawan yang lebih memahami perkembangan dirinya sendiri berpotensi untuk meningkatkan kualitas kerja di kemudian hari.

3. Peer Feedback
Ingin meyakinkan penilaian di luar dari data dan hasil wawancara face to face karyawan? Anda bisa menarik umpan balik anonymous dari rekan kerja satu tim atau satu divisi yang bersangkutan. Point of view orang ketiga selalu bisa membantu Anda dalam bersikap objektif dan adil.

Ini memberikan kesempatan unik untuk mempelajari keterampilan dan kemampuan karyawan dan membantu mengidentifikasi jaringan, kepemimpinan, pekerjaan, dan keterampilan kolaborasi individu dalam suatu organisasi.

4. Feedback 360°
Hampir serupa dengan peer feedback di atas, feedback 360 menarik penilaian dari lingkaran yang lebih luas lagi. Tidak hanya rekan kerja satu tim, bisa juga dari tim atau divisi lain yang pernah berkolaborasi dengan karyawan. Feedback 360 juga mencakup reviu dari atasan maupun bawahan, bahkan dari pelanggan.

Biasanya, feedback 360 memberikan gambaran atas kinerja karyawan dalam lingkup kemampuan bekerja sama, kualitas kepemimpinan, orientasi tujuan, level motivasi, kemampuan beradaptasi, dan lain-lain.

Namun, kekurangan terbesar dari metode ini adalah munculnya bias atau sifat subjektif dalam penilaian. Maka itu, sebagai penilai, HRD maupun manajer harus menyaring dan menyerap reviu yang diterima secara objektif dan adil.

5. Penilaian dengan Skala
Ini adalah salah satu teknik evaluasi kinerja karyawan yang juga umum digunakan. Dengan metode ini, kinerja individu di berbagai bidang tugas/pekerjaan akan dinilai dalam skala. Berbagai kriteria, termasuk produktivitas, pelayanan pelanggan, kerja tim, kualitas kerja, perhatian terhadap keselamatan, dan sebagainya akan dievaluasi.

Metode ini dapat dilakukan dengan memberikan huruf (A, B, C, D, E, dst.) atau angka (1, 2, 3, 4, 5, dst.) yang umumnya mengindikasikan  rentang ‘tidak memuaskan’ hingga ‘luar biasa’. Metode ini juga memungkinkan pengusaha untuk mengevaluasi beberapa karyawan secara bersamaan.

6. Feedback Berkelanjutan
Feedback berkelanjutan adalah cara memberikan evaluasi kinerja dari atasan ke bawahan dalam kurun waktu yang relatif singkat, seperti hari ke hari atau minggu ke minggu. Hal ini digunakan untuk membentuk cara kerja efektif dan perkembangan karyawan lebih cepat. Dengan menggunakan cara ini, manajer bisa dengan segera mengintervensi kinerja karyawan yang kurang dan segera melakukan tindakan perbaikan.

7. Evaluasi di Waktu Tertentu
Ada juga model penilaian kinerja yang dilakukan bukan dalam periode tetap seperti sebulan satu kali atau setahun satu kali, melainkan pada saat kejadian tertentu terjadi; misalnya seperti sebuah pencapaian besar, atau justru sebaliknya, sebuah kesalahan fatal.

Hanya apabila terjadi salah satu dari dua hal di atas, pemimpin dapat menyelenggarakan evaluasi dadakan yang berguna untuk mengidentifikasi keberhasilan atau kesalahan yang dilakukan individu/tim.

E. Manfaat Evaluasi Kinerja

Manfaat proses evaluasi kinerja bagi perusahaan di antaranya,
1. Kepastian dalam pembuatan atau pembaruan struktur gaji, kompensasi dan benefit, dan/atau bonus. Dengan adanya penilaian yang baik dan terstruktur akan menghindarkan perusahaan dari over budgeting atau kurang dalam memberikan kompensasi setimpal.
2. Penentuan posisi/tanggung jawab yang sesuai dengan karyawan. Semua manajemen ingin mengoptimalkan semua resource yang ada, termasuk kemampuan personilnya. Menempatkan orang yang mumpuni di posisi yang tepat mampu meningkatkan produktivitas.
3. Membangun sikap percaya dan engage satu sama lain. Berikan pemahaman bahwa di dalam kegiatan evaluasi, karyawan memiliki hak untuk menyuarakan kebutuhannya selama bekerja di perusahaan. Perusahaan, tentu saja harus memfasilitasi ini dengan baik.
4. Melindungi perusahaan secara hukum. Proses penilaian kinerja akan berkaitan dengan keberlangsungan seorang karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan. Bilamana perusahaan terpaksa mengeluarkan keputusan untuk memberhentikan karyawan, riwayat penilaian kerja yang didokumentasikan dengan baik bisa menjadi dokumen yang bisa menjadi bukti dan dokumen pendukung yang menjadi dasar keputusan pemberhentian tersebut.

Jika dilakukan dengan teratur, perusahaan akan mendapatkan karyawan yang transparan, visioner, dan tentunya engage dengan profesinya. Ini juga bisa menjadi bekal dalam proses me-retain karyawan.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment