SSD (Solid State Drive): Pengertian, Komponen, Fungsi, Cara Kerja, Jenis, dan Perbedaan dengan Hard Disk Drive (HDD)

Pengertian SSD atau Solid State Drive
Pengertian SSD (Solid State Drive)

SSD (Solid State Drive) adalah perangkat penyimpanan dengan rancangan sirkuit terintegrasi (IC) untuk menyimpan data secara persistent. SSD menggunakan non-volatile memory sebagai media penyimpanannya dan tidak menggunakan piringan magnet seperti harddisk konvensional. SSD berguna sebagai penyimpanan sekunder selain Hard disk. 

Baca Juga: Storage Device: Pengertian, Fungsi, Model, Jenis, dan Contohnya

SSD memiliki cara kerja yang berbeda dengan HDD, SSD akan menggunakan chip memori sederhana yaitu memory flash NAND, tidak memiliki bagian yang bergerak sehingga waktu aksesnya instan dan diukur dalam nano detik. Chip memori pada SSD memiliki perbandingan yang sama dengan RAM. Setiap grid atau blok dari SSD dapat menyimpan antara 256 KB dan 4MB.

SSD merupakan penyimpanan generasi baru yang digunakan untuk PC maupun Laptop. Kini SSD menggantikan Hard Disk mekanis tradisional yang kinerjanya terasa lebih cepat. Dibandingkan disk lain, SSD dapat meningkatkan performa komputer karena akses baca rendah dan throughput cepat.

Peningkatan kinerja yang nyata dapat dilihat dalam penggunaan sehari-hari, seperti kecepatan sistem boot dan shut down, peluncuran aplikasi lebih kuat, dan sistem terasa lebih halus dan tanpa lagging.

Komponen SSD (Solid State Drive)
Adapun komponen SSD di antaranya,
1. Kontroler. Komponen ini berfungsi sebagai pengontrol dan menyediakan fitur antarmuka tingkat perangkat SSD dan juga mengeksekusi firmware.
2. Addressing. Komponen SSD ini merupakan logika yang berfungsi untuk menjalankan pemilihan di seluruh komponen memori flash.
3. Flash Memory-Based. Biasanya, komponen ini digunakan oleh pabrik-pabrik besar untuk pembuatan SSD karena dibandingkan dengan bahan DRAM, komponen berikut memiliki harga bahan yang lebih murah. Fungsi flash memory based pada SSD adalah mempertahankan data tanpa adanya suplai daya secara terus menerus.
4. Data Buffer/Cache. Merupakan RAM yang memiliki kecepatan tinggi. Biasanya komponen berikut digunakan untuk mencocokkan kecepatan dan peningkatan throughput data.
5. DRAM-Based. Komponen DRAM-Based digunakan untuk pembuatan SSD yang menggunakan baterai internal atau arus listrik AC/DC adapter dan sistem backup penyimpanan untuk mempertahankan persistensi data selama tidak adanya daya listrik yang mengalir.
6. Baterai. Komponen terakhir SSD adalah baterai, yang digunakan untuk meningkatkan performa dari hardware penyimpanan. Baterai ini dibutuhkan SSD yang memiliki jenis MLC (Multi Level Cell) karena data rentan korup ketika listrik padam. Sedangkan untuk SSD bertipe SLC (Single Level cell) tidak berpotensi korup data sehingga mayoritas tidak dilengkapi baterai atau super kapasitor.

Baca Juga: Arus AC dan DC: Pengertian, Sejarah, Contoh Pemanfaatan, Konversi, Kelebihan, Kekurangan, dan Perbedaannya

Fungsi SSD (Solid State Drive)
Fungsi utama SSD adalah membaca dan menulis data serta memelihara data yang disimpan dalam keadaan permanen bahkan tanpa daya. Berikut beberapa fungsi SSD eksternal dan internal lain di antaranya,
1. Pekerjaan
Fungsi SSD yang pertama bisa membantu dalam hal pekerjaan. Anda dapat menggunakan SSD untuk menyimpan banyak data di laptop maupun komputer. Proses pembacaan dan transfer datanya yang cepat tentunya akan mempermudah dalam bekerja.

2. Main game
Fungsi SSD bisa dimanfaatkan untuk membuat pengalaman main game jadi lebih menyenangkan. Karena fungsi SSD adalah dapat mempercepat proses dalam mengirimkan data sehingga Anda tak perlu khawatir perangkat jadi lemot.

3. Laptop atau komputer
Fungsi SSD lainnya adalah membantu laptop agar tidak kehabisan baterai ketika digunakan. Selain itu, SSD juga dikenal sebagai alternatif penyimpanan yang shock resistance atau menahan guncangan sehingga akan meminimalisir risiko kehilangan data.

4. Server
Buat Anda yang sedang bekerja di bidang server, pasti membutuhkan proses pembacaan dan juga pengiriman data dengan cepat agar bisa memberikan pelayanan terbaik kepada klien. Tapi tak perlu khawatir, sebab fungsi SSD yang mampu mempercepat proses pengiriman data dapat memenuhi kebutuhan Anda.

Cara Kerja SSD (Solid State Drive)
Umumnya, penyimpanan SSD menggunakan flash memory berbasis NAND yang merupakan jenis non-volatile. Memori ini tetap bisa menyimpan data walaupun tidak ada power supply. Chip memori pada SSD hampir mirip dengan memori random access memory (RAM). Jadi alih-alih menggunakan piringan disk, semua data dan informasi ada di kotak grid NAND cell.

Setiap grid yang biasa juga disebut block dapat menyimpan file dari 256 KB sampai dengan 4MB.  Setiap block mempunyai alamat yang sudah ditentukan oleh perangkat Anda. Sehingga, saat perangkat mencoba mengakses file, data dapat tersedia secara cepat dan instan dalam beberapa detik saja — Anda tidak perlu menunggu lama.

Jenis SSD (Solid State Drive)
berikut beberapa penjelasan singkat tentang jenis SSD di antaranya,
1. NVMe  
Storage SSD jenis NVMe dibuat khusus untuk SSD generasi baru yang memberikan kinerja dan waktu respon tertinggi. NVMe mentransfer data dengan kecepatan sekitar sampai 33.5 Gbps. Anda dapat mentransfer file 30 GB ke komputer Anda dalam waktu sekitar 15 detik atau kurang.

2. SATA
SSD SATA memiliki antarmuka yang hampir sama dengan HDD. Meskipun begitu, storage ini tetap akan mempercepat komputer Anda empat atau lima kali lebih banyak. Jenis SATA paling umum adalah SSD SATA 2,5 inci yang dapat digunakan pada komputer lama.

Kecepatan rata-rata SATA sekitar 500-550 Mbps dan akan maksimal pada 6 Gbps.

3. PCIe
Storage PCIe cenderung memiliki lebih banyak bandwidth dan kecepatan hingga empat kali lipat dibandingkan dengan SSD SATA.  Umumnya, jenis SSD ini digunakan oleh gamer yang membutuhkan kecepatan kinerja tinggi dan cepat.

4. M.2 Card
Storage kecil persegi panjang yang umumnya digunakan pada perangkat seluler dan laptop tipis karena format chipnya yang datar dan ringkas.  Storage M.2 terkenal lebih cepat dan lebih mahal daripada SSD SATA dan dapat menyimpan data hingga 2 terabyte.
 
Ukuran umum SSD M.2 adalah 2242, 2260, 2280, dan 22110. Angka tersebut merujuk pada ukuran SSD menurut lebar dan panjangnya.

Perbedaan SSD (Solid State Drive) dan Hard Disk Drive (HDD)

Perbedaan SSD dan HDD
1. Komponen dan Prinsip Kerja
Bagian mekanik HDD terdiri atas piringan, motor dan lengan yang terhubung ke piringan. Proses penulisan dan pembacaan data dilakukan dengan melalui proses mekanik di mana piringan diputar oleh motor dan ujung dari lengan yang terhubung ke komponen elektronik yang mengolah ( baca dan tulis) data, menempel pada piringan yang berputar dan melakukan aktivitas penulisan dan pembacaan data.

Secara umum, proses pengolahan data HDD dilakukan atau terjadi karena sinergi antara aktivitas mekanik dan elektrik. SSD dalam memproses data, menulis dan membaca data tidak didukung oleh proses mekanik, dalam SSD tidak ada komponen mekanis seperti motor dan lengan serta piringan yang berputar.

Pada SSD hanya terdapat komponen elektronik seperti Intergrated Circuit atau IC, micro chip dan komponen elektronik pendukung lainnya seperti kapasitor. Semua proses pembacaan dan penulisan data dilakukan secara elektrik sama seperti proses yang terjadi pada Flashdisk dan memori RAM.

2. Ukuran dan Berat
Komponen atau material yang terdapat pada HDD, seperti platter, head, dll sangat berpengaruh terhadap ukuran atau dimensi serta berat dari HDD itu sendiri. Karena teknologi HDD sangat bergantung pada putaran piringan, hal ini membuat batasan seberapa kecil HDD dapat diproduksi. Sedangkan SSD terbebas dari batasan tersebut, sehingga ukuran SSD dapat disusutkan seiring dengan perkembangan jaman.

SSD yang tersedia sekarang adalah 2,5 inci, itu berarti SSD ini hanya diperuntukkan untuk penggunaan laptop. Seiring dengan semakin kecilnya ukuran laptop dan semakin banyaknya pengguna PC tablet untuk menjelajahi web, Anda akan melihat kemampuan SSD yang dapat beradaptasi dengan mudah dengan ukuran laptop/tablet.

Baca Juga: Pengertian Website, Sejarah, Unsur, Fungsi, Jenis, dan Manfaatnya

Tanpa komponen yang bergerak, produk SSD adalah opsi penyimpanan tertipis yang ada. Komponen yang bergerak khususnya bagus untuk PC yang tipis dan ringan serta desain yang kompleks dan industri. Untuk notebook standar, SSD tersedia dalam tinggi 5 mm dan 7 mm. Melalui perbandingan, hard disk tersedia dalam desain standar 7 mm dan 9,5 mm.

3. Efek yang ditimbulkan
HDD menerapkan unsur mekanik, sehingga menghasilkan efek samping yang buruk antara lain :
a. Panas yang berlebihan
b. Konsumsi daya listrik yang tinggi
c. Putaran motor dan piringan menimbulkan suara noise yang tinggi

Pada SSD, karena tidak memiliki unsur mekanik maka efeknya adalah:
a. Panas atau suhu SSD tidak setinggi HDD.
b. Konsumsi daya listrik sangat kecil, SDD cukup butuh daya kurang dari 1 watt sedangkan HDD membutuhkan daya yang mencapai lebih dari 10 watt
c. Tidak ada putaran motor dan piringan membuat SDD sama sekali tidak berisik.

4. Kecepatan Baca dan Tulis Data
SSD menyediakan kinerja puncak untuk booting dan kinerja baca/tulis yang tinggi untuk mendukung komputasi yang memerlukan kapabilitas multitugas yang lebih baik. Pada bagian inilah SSD menunjukan perbedaan yang sangat signifikan.

Kecepatan baca tulis SSD bahkan 8 kali lebih cepat dibanding dengan HDD. PC yang terpasang SSD dapat melewati proses booting dalam hitungan detik, pastinya tidak melebihi 1 menit. Sedangkan waktu yang dibutuhkan HDD lebih lama tergantung dengan spesifikasi, dan yang pasti tidak lebih cepat bila dibandingkan dengan SSD.

Salah satu faktor penyebabnya adalah SSD tidak menggunakan piringan berputar atau faktor  mekanik sangat membatasi kemampuan elektronik dari HDD.

5. Fragmentasi
Karena bentuknya yang spiral, HDD sangat baik untuk menyimpan file-file yang berukuran besar yang terletak pada blok yang berdekatan. Dan ketika kapasitas HDD mulai penuh, file-file yang sudah tersimpan dapat terpencar, inilah yang dikenal dengan istilah fragmentasi.

Efek dari fragmentasi ialah turunnya kinerja dari HDD itu sendiri. Dalam keadaan ini, untuk memulihkan kinerja dari HDD, biasanya kita melakukan defrag untuk memulihkannya. Sedangkan pada SSD kita tidak perlu pusing memikirkan persoalan tenang fragmentasi karena data tersimpan pada chip flash.

6. Ketahanan
SSD terlihat lebih awet hanya karena desain solid state-nya. Tanpa komponen yang bergerak, SSD dapat bertahan dari benturan, terjatuh, dan suhu ektrem yang lebih tinggi.

7. Harga
SSD dijual dengan harga yang masih mahal per GB-nya. Mahalnya harga SSD bisa mencapai 9 kali lipat bila dibandingkan dengan HDD. Pada tingkat sistem, SSD berkapasitas rendah dapat dijangkau dalam kisaran 32 GB hingga 64 GB. Tetapi, SSD berkapasitas tinggi sangat mahal, khususnya saat diukur berdasarkan biaya per gigabyte. Hard disk menyediakan biaya terendah per gigabyte.

Dari berbagai sumber

Baca Juga:

1. SSHD: Pengertian, Kelebihan, Kekurangan, serta Perbandingannya dengan SSD dan HDD

2. NVMe SSD: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Keunggulan, dan Perbedaannya dengan SSD SATA

3. Hard Disk Drive (HDD): Pengertian, Sejarah, Komponen, Fungsi, Kapasitas, Jenis, Cara Kerja, Kecepatan, dan Perbandingan dengan Solid State Drive (SSD)

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "SSD (Solid State Drive): Pengertian, Komponen, Fungsi, Cara Kerja, Jenis, dan Perbedaan dengan Hard Disk Drive (HDD)"