Arus AC dan DC: Pengertian, Sejarah, Contoh Pemanfaatan, Konversi, Kelebihan, Kekurangan, dan Perbedaannya

Arus AC dan DC
Arus AC dan DC
Pengertian Arus AC (Alternating Current)
AC (Alternating Current) adalah arus listrik besar dan memiliki arah arusnya bolak-balik atau selalu berubah setiap waktu. Jenis arus listrik ini akan membentuk gelombang yang sering disebut gelombang sinusoida. Sumber tegangan dari arus listrik AC antara lain arus listrik dari dinamo, generator, genset, dan PLN.

Contoh pemanfaatan arus listrik AC adalah listrik yang dihasilkan PLN. PLN memproduksi arus listrik AC yang menjadi sumber daya pada segala macam perangkat elektronik saat ini seperti mesin cuci, lampu, pendingin ruangan, kulkas dan lain sebagainya.

PLN pun telah menggunakan pembatas yang berfungsi sebagai pengaman yang bernama Miniature Circuit Breaker atau MCB agar rumah Anda aman.

Pengertian Arus DC (Direct Current)
DC (Dirrect Current) adalah arus listrik searah atau lebih jelasnya dari kutub negatif ke kutub positif dan memiliki nilai yang tetap atau polaritas yang konstan. Beberapa contoh sumber arus listrik DC adalah baterai, aki, dan trafo atau transformator, dan penggunaan untuk keseharian juga cukup banyak sekali contohnya smartphone, laptop, televisi dan lain – lain.

Sejarah Arus AC dan DC
Medan magnet di dekat kawat memicu elektron mengalir satu arah mengikuti kawat karena tertolak oleh kutub negatif dan mengalir atau tertarik menuju kutub positif magnet. Inilah konsep, bagaimana daya DC dalam bentuk baterai diciptakan dan dikenalkan ke dunia oleh Thomas Edison pada tahun 1882.

Pada tahun 1882 tersebut, Ia memasang beberapa lampu listrik di jalan-jalan dan rumah-rumah sejauh 1 km di Kota New York. Hal tersebut merupakan sejarah pertama dunia di mana lampu listrik digunakan dalam menerangi jalan-jalan langit malam yang gelap.

Perlahan namun pasti, berkat penemuan baru para ilmuwan, arus DC milik Thomas Alva Edison pun akhirnya tergantikan oleh generator bolak-balik (AC). Arus AC dipilih karena lebih efisien dan aman ketika mengalirkan listrik dengan jarak jauh seperti kota ke kota. Hal ini didukung oleh mampunya arus AC menghantarkan daya yang cukup besar.

Arus AC dikenalkan oleh Nikola Tesla pada tahun 1893 yang tak lain merupakan salah satu pekerja di perusahaan milik Thomas A. Edison. Arus DC tidak menggunakan sistem magnetis dan kabel melainkan magnet yang berputar. Ketika magnet mengalir ke satu arah, elektronpun akan bergerak ke arah sebaliknya.

Penemuan arus AC oleh Nikola Tesla merupakan batu loncatan bagi berkembangnya sistem listrik sekarang ini.

Contoh Pemanfaatan Listrik AC
Pemanfaatan listrik AC sangat banyak, Anda dapat melihat barang-barang yang ada di rumah, semua barang yang menggunakan listrik PLN berarti telah memanfaatkan listrik AC. Sebagai pengaman listrik AC yang ada di rumah, biasanya pihak PLN menggunakan pembatas sekaligus pengaman yaitu MCB (miniature circuit breaker).

Meskipun demikian tak semua barang di rumah menggunakan listrik AC, ada sebagian barang yang menggunakan listrik PLN namun barang tersebut sebenarnya menggunakan listrik DC, contohnya saja Laptop. Laptop menggunakan listrik DC, listrik tersebut diperoleh dari adaptor yang terdapat pada laptop (atau terdapat pada charger) tersebut.

Jadi saat mengisi ulang baterai laptop dengan listrik PLN (AC) maka adaptor di dalam laptop akan merubah listrik AC menjadi DC, sehingga sesuai kebutuhan dari laptop Anda. Contoh pemanfaatan energi listrik AC yang lain adalah: Untuk mesin cuci, penerangan (lampu), pompa air AC, pendingin ruangan, kompor listrik, dan masih banyak lagi.

Contoh Pemanfaatan Listrik DC
Listrik DC (direct current) biasanya digunakan oleh perangkat ektronika. Meskipun ada sebagian beban selain perangkat elektronika yang menggunakan arus DC (contohnya Motor listrik DC) namun kebanyakan arus DC digunakan untuk keperluan beban elektronika.

Beberapa beban elektronika yang menggunakan arus listrik DC di antaranya Lampu LED (Light Emiting Diode), Komputer, Laptop, TV, Radio, dan masih banyak lagi. Selain itu listrik DC juga sering disimpan dalam suatu baterai, contohnya saja baterai yang digunakan untuk menghidupkan jam dinding, mainan mobil-mobilan dan masih banyak lagi. Intinya kebanyakan perangkat yang menggunakan listrik DC merupakan beban perangkat elektronika.

Konversi Arus AC dan DC
Ternyata arus AC dapat dikonversi menjadi arus DC dengan bantuan adaptor. Contoh sederhananya adalah penggunaan laptop yang bisa menggunakan arus listrik yang disambungkan ke adaptor untuk mengisi daya baterai laptop.

Sebaliknya arus DC pun dapat dikonversi menjadi arus AC, namun sulit dan tidak sempurna. Contohnya ketika aki mobil 12 volt yang diubah menjadi arus AC 120 volt untuk mengisi daya yang lebih kecil untuk alat tertentu.

Cara Merubah Arus AC menjadi DC
Bagi kita yang ingin merubah arus AC mejadi DC, maka dapat menggunakan Dioda Penyearah atau biasa disebut Rectifier. Tanpa menggunakan rectifier, maka arus listrik yang keluar dari trafo harus diturunkan voltasenya hingga 1 volt dan bersifat tetap.

Namun ada yang menyebutkan, bahwa perubahan arus AC dan DC bukan didapatkan dari jumlah besar kecilnya voltase yang dihasilkan. Jadi, alangkah baiknya agar menggunakan rectifier untuk dapat merubah arus listrik tersebut.

Cara Merubah Arus DC menjadi AC
Bagi kita yang ingin merubah arus DC menjadi AC, maka dapat menggunakan Inverter skema gelombang sinus. Inverter dengan jenis tersebut mampu merubah arus listrik DC menjadi AC  secara identik dengan yang didistribusikan oleh PLN.

Untuk dapat dapat merubahnya, kita harus memperhatikan kapasitas inverter yang akan digunakan. Selain itu, Kita juga harus mengetahui berapa watt perangkat elektronik yang menggunakan arus DC tersebut.

Kelebihan Arus AC
Berikut beberapa kelebihan arus listrik AC di antaranya,
1. Arus listrik AC dapat menyalurkan listrik menuju tempat jauh karena arus ini toleran terhadap hambatan dibandingkan arus DC. Listrik disalurkan melalui voltage yang sudah diatur atau di set up dari trafo sehingga dapat menyalurkan listrik ke tempat jauh.
2. Arus AC merupakan arus listrik yang mudah didapatkan hanya dengan generator.

Kekurangan Arus AC
Kekurangan dari arus AC adalah tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama dan tidak dapat dipindahkan untuk keperluan secara mendadak atau tiba-tiba. Hal ini berbeda dengan arus DC yang dapat disimpan dalam bentuk baterai dan aki.

Kelebihan Arus DC
Kelebihan arus listrik DC yaitu dapat disimpan dalam waktu lama. Arus listrik DC biasanya disimpan dalam bentuk baterai, dinamo, aki dan sebagainya. Selain itu, arus ini juga dapat diisi ulang sehingga mudah disimpan dan dibawa kemana-mana.

Kekurangan Arus DC
Kekurangan dari arus ini hanya digunakan untuk daya rendah dan tidak bisa digunakan pada alat elektronik yang berdaya tinggi.

Perbedaan Arus AC Dan DC
Tentunya kita dapat menyimpulkan perbedaan keduanya dari uraian di atas.
Perbedaan Arus AC Dan DC
Perbedaan Arus AC Dan DC
Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Arus AC dan DC: Pengertian, Sejarah, Contoh Pemanfaatan, Konversi, Kelebihan, Kekurangan, dan Perbedaannya"