Pengertian Financial Literacy, Aspek, Tingkat, Manfaat, dan Membangunnya

Table of Contents

Pengertian Financial Literacy atau Literasi Keuangan

A. Pengertian Financial Literacy

Financial literacy (literasi keuangan) adalah kemampuan untuk memahami dan menerapkan berbagai keterampilan keuangan, seperti manajemen tabungan pribadi, membuat penganggaran, dan investasi. Financial literacy telah menjadi sesuatu yang harus dimiliki semua lapisan masyarakat. Financial literacy bertujuan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih kuat tentang konsep dasar finansial agar kelak masyarakat dapat menangani pengeluaran mereka dengan lebih baik.

Baca Juga: Pengertian Literasi, Prinsip, Tujuan, Jenis, dan Manfaatnya

Literasi keuangan membantu individu agar kondisi finansialnya tetap stabil dan tidak fluktuatif. Hal ini tentunya melibatkan pengetahuan yang kuat mengenai prinsip dan konsep-konsep keuangan. Literasi keuangan di antaranya berupa perencanaan finansial, bunga majemuk, pengelolaan utang, teknik menabung yang menguntungkan, dan wawasan mengenai nilai uang yang terus berubah.

Financial Literacy Menurut Para Ahli
1. Manurung, literasi keuangan adalah seperangkat pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam membuat keputusan dan kebijakan yang efektif dengan memanfaatkan seluruh sumber daya keuangan yang dimilikinya.
2. Mitchell, literasi keuangan adalah cara mengukur kemampuan setiap orang dalam menjalani berbagai informasi ekonomi yang didapatkannya. Sehingga memungkinkan mereka untuk mampu mengambil keputusan dalam membuat perencanaan keuangan, akumulasi keuangan, hutang dan dana pensiunnya.

B. Aspek Financial Literacy

Berikut ini adalah berbagai aspek dalam literasi keuangan berdasarkan Chen dan Volpe.
1. Pemahaman Pengetahuan Dasar Tentang Keuangan Pribadi. Aspek pertama pada literasi keuangan adalah memahami beberapa hal yang erat kaitannya dengan pengetahuan dasar tentang finansial pribadi.
2. Tabungan Dan Pinjaman. Aspek kedua pada literasi keuangan adalah berkaitan dengan pinjaman dan tabungan, seperti misalnya penggunaan kartu kredit.
3. Asuransi. Aspek selanjutnya dalam literasi keuangan adalah pengetahuan dasar pada asuransi dan berbagai produknya, seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, kendaraan, dan lain-lain.
4. Investasi. Aspek terakhir pada literasi keuangan adalah pengetahuan terkait investasi, seperti pengetahuan tentang risiko investasi, sukuk bunga pasar, dan lain-lain.

Baca Juga: Pengertian Sukuk, Syarat, Tujuan, Jenis, dan Keuntungannya

C. Tingkat Financial Literacy

Terdapat berbagai tingkatan dalam literasi keuangan untuk menilai seberapa baik literasi keuangan yang dikuasai oleh seseorang. Berikut ini adalah 4 tingkatan literasi keuangan berdasarkan yang dikeluarkan oleh OJK.
1. Well Literate
Apabila ada seseorang yang berada pada tingkatan ini, maka orang tersebut berarti mempunyai pengetahuan dan juga keyakinan terkait lembaga jasa keuangan. Selain itu, orang tersebut juga sudah mengenal akan produk dan jasa keuangan di dalamnya.

Jadi, orang tersebut paham betul akan fitur, manfaat, risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan. Mereka juga mempunyai kemampuan yang baik dalam memanfaatkan produk serta jasa keuangan.

Baca Juga: Pengertian Inklusi Keuangan, Tujuan, Manfaat, dan Peran Pemerintah

2. Sufficient Literate
Dalam tingkatan ini, seseorang mempunyai pengetahuan dan juga keyakinan terkait lembaga jasa keuangan dan produk dari jasa keuangan. Selain itu, orang tersebut juga sudah mengenal fitur, manfaat, risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan.

3. Less Literate
Mereka yang berada pada tingkatan ini memiliki pengetahuan terkait lembaga jasa keuangan dan produk serta jasa keuangan saja, tidak lebih.

4. Not Literate
Mereka yang tergolong pada tingkatan ini dinilai tidak mempunyai pengetahuan yang baik serta keyakinan terhadap lembaga jasa keuangan dan produk serta jasa keuangan.

D. Manfaat Financial Literacy

Berikut ini beberapa manfaat jika mencoba untuk menerapkan literasi keuangan di antaranya,
1. Membantu mengelola keuangan secara lebih efektif dan efisien. Banyak referensi mengajarkan sistematisasi pengelolaan keuangan yang praktis dan lebih efektif. Sehingga membantu tim keuangan perusahaan dalam melaksanakan sistem pada keuangan perusahaan tersebut.
2. Membantu dalam pengambilan keputusan penting terhadap keuangan perusahaan. Terutama dalam menentukan bentuk investasi yang tepat. Misalnya ada sebagian dana keuangan perusahaan yang hendak diinvestasikan. Berkat literasi maka tentu memilih jenis investasi yang tepat akan lebih mudah dan lebih menguntungkan. Sehingga keuangan perusahaan secara tidak langsung juga mengalami peningkatan yang optimal.
3. Membantu mengatur hutang dengan lebih baik, termasuk pengelolaan cara membayar sekaligus memaksimalkan perolehan perusahaan untuk membayar hutang-hutang bisnis tersebut. Dengan literasi dari berbagai sumber, maka perusahaan dapat melihat mana sumber hutang terbaik dengan bunga yang paling minim dan sanggup membantu pemodalan perusahaan sepenuhnya dengan optimal.

Baca Juga: Pengertian Financial Planner, Tugas, Tipe, dan Manfaatnya

E. Membangun Financial Literacy

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mulai membangun kesadaran finansial di antaranya,
1. Siapkan dana untuk keperluan tak terkira
Menurut DaveRamsey, Anda perlu menyediakan dana untuk hal-hal yang tidak terencana. Yang dimaksud tidak terencana adalah berbagai peristiwa yang bisa merugikan Anda. Dana ini disiapkan agar Anda tidak tersungkur dan harus meminjam uang karena sebuah bencana yang bisa kapanpun tanpa ada peringatan.

Baca Juga: Pengertian Emergency Fund, Manfaat, dan Cara Menyiapkannya

2. Segera bayar semua utang
Literasi keuangan juga bisa terbentuk dengan memperhatikan utang Anda. Umumnya, utang akan selalu menghambat kemajuan finansial Anda. Maka dari itu, bila memungkinkan, segera bayar semua utang yang Anda miliki. Agar mudah, utang dapat diurutkan berdasarkan jumlah terkecil hingga terbesar.

Saat Anda telah melunasi utang dengan jumlah terkecil, secepat mungkin langsung beranjak ke utang yang jumlahnya lebih besar. Jangan lupa untuk tetap awasi sumber penghasilan agar keuangan Anda tak terkuras. Ulangi proses ini sampai semua utang terhapus dan kemajuan finansial Anda lebih terasa.

Baca Juga: Pengertian Debt Stacking, Langkah, Cara Kerja, Keuntungan, dan Kekurangannya

3. Sediakan tabungan untuk pendanaan masa pensiun
Tidak ada kata terlalu awal untuk mulai menabung, terutama untuk keperluan di masa pensiun mendatang. Menurut DaveRamsey, sekitar 87% mahasiswa yang pernah mengikuti kelas ekonomi setuju bahwa investasi harus dilakukan sebagai jaminan di masa pensiun.

Maka dari itu, mulai sisihkan 15% dari pendapatan Anda sebagai investasi di masa tua. Berinvestasi 15% dapat membantu Anda untuk mengatasi kemungkinan inflasi di masa mendatang.

4. Bangun pundi penghasilan dan periksa pengeluaran
Tujuan dari literasi keuangan tidak hanya sebagai dasar pengetahuan untuk menabung dan mulai berinvestasi. Tujuan sebenarnya adalah agar Anda dapat melakukan hal-hal yang ingin Anda lakukan, namun dengan pengeluaran yang tetap terkendali.

Berawal dari prinsip tersebut, hal seperti pensiun dengan dana yang cukup dan keuangan yang stabil dan tak fluktuatif adalah hal yang sudah pasti akan menyusul.

5. Sediakan tabungan untuk jenjang pendidikan
Bila tidak kata terlalu awal untuk menabung, tidak ada kata terlambat pula untuk kembali menuai pendidikan. Jika Anda memang berniat untuk melanjutkan studi, ada baiknya untuk mulai menyisihkan tabungan sebagai dana untuk kembali bersekolah. Rencanakan juga tabungan untuk biaya pendidikan si buah hati bila Anda akan mulai berkeluarga.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment