FoMO (Fear of Missing Out): Pengertian, Dampak, dan Mengatasinya dengan JoMO

Pengertian FoMO atau Fear of Missing Out
FoMO (Fear of Missing Out)

Pengertian FoMO (Fear of Missing Out)
FoMO (Fear of Missing Out) adalah perasaan cemas atau khawatir akan ketinggalan kabar atau trend yang sedang berlangsung. Orang-orang yang mengalaminya kerap merasa takut akan dicap ketinggalan zaman dan tidak gaul. Tak hanya itu, mereka juga beranggapan bahwa orang lain selalu bersenang-senang dan memiliki kehidupan yang jauh lebih baik daripada mereka.

Baca Juga: Pengertian Kecemasan (Anxiety), Gejala, Penyebab, Jenis, dan Tingkatannya

FoMO terdiri dari dua komponen. Pertama, aspek takut kehilangan yang ditandai dengan perilaku untuk berusaha tetap terhubung dengan orang lain. Kedua, aspek sosial, yaitu FoMO yang berhubungan dengan kebutuhan untuk memiliki dan pembentukan hubungan antarpribadi yang kuat. Kondisi ini kerap dirasakan oleh anak-anak muda, terutama bagi yang aktif di media sosial.

Meski media sosial sangat bermanfaat untuk menjalin komunikasi, wadah ini juga bisa memberikan dampak yang kurang baik. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk menjadi yang paling update informasi tertentu atau menunjukkan kesenangan di media sosial. Tak jarang berbagai unggahan foto dan video menimbulkan rasa iri dan membuat seseorang merasa bahwa hidupnya tak lagi menyenangkan.

FoMO juga berkaitan erat dengan perasaan untuk selalu terlibat dalam segala momen yang menyenangkan agar bisa mengabadikannya dan mengunggahnya ke media sosial. Demi mengejar eksistensi dan pengakuan, beberapa orang bahkan sengaja memasang gambar, tulisan, atau bahkan menampilkan image yang tak sesuai dengan jati diri sebenarnya.

Baca Juga: Self Image (Citra Diri): Pengertian, Komponen, Aspek, Dimensi, Peran, Fungsi, Jenis, dan Hubungannya dengan Aspek Diri Lainnya

Dampak FoMO (Fear of Missing Out)
Terdapat dampak cukup banyak yang ditimbulkan dari fenomena FoMO dan mayoritas berdampak negatif untuk kesehatan mental. Berdasarkan mulai banyaknya penelitian, FoMO disebut banyak dialami oleh kalangan generasi milenial atau yang lahir di antara tahun 1981-2000.

Adapun gejala mulai terkena dampak dari FoMO juga lumayan beragam, salah satunya bisa dilihat dari kebiasaan seseorang dalam menghabiskan waktu selama berjam-jam di depan layar smartphone atau komputer.
1. Dapat Mempengaruhi Kesehatan Mental
Di luar fenomena FoMO, kecemasan dan ketakutan akut sendiri sudah mampu mempengaruhi kondisi mental dan fisik seseorang. Di era digital seperti sekarang tentu dampak yang ditimbulkan dari gangguan kecemasan menjadi semakin besar, karena saat ini akses media sosial sudah sangat mudah dijangkau oleh masyarakat.

Baca Juga: Pengertian Social Anxiety Disorder, Aspek, Karakteristik, Faktor, dan Tandanya

Rasa ketakutan ini akan membuat seseorang cepat merasa lelah kurang konsentrasi dan insomnia atau sulit untuk tidur sesuai kebutuhan. Adapun jika sindrom FoMO ini terus berjalan dalam jangka waktu lama, maka tubuh akan mengalami gangguan organ dalam mulai dari kesehatan jantung hingga kardiovaskuler.

2. Membawa Dampak Buruk Pada Hubungan Sosial
Tidak hanya dampak buruk untuk kesehatan, fenomena FoMO juga mampu mempengaruhi hubungan sosial seseorang. Naasnya, di era digital seperti sekarang tidak ada barier yang menjadi batasan seseorang untuk menjalin hubungan sosial.

Sehingga damage (kerusakan) yang ditimbulkan dari gangguan FoMO bisa semakin besar karena tidak hanya mempengaruhi pergaulan offline tapi juga online.

Beberapa contoh perilaku yang bisa menyebabkan hubungan sosial semakin merenggang yakni, melontarkan kata-kata kasar, memberikan komentar yang tidak sepatutnya kepada seseorang, dan bertindak di luar norma-norma sosial.

Selain bisa menyakiti hati dan perasaan seseorang, tindakan ini juga hanya akan menimbulkan penyesalan diri di masa yang akan datang.
 
3. Gangguan Finansial
Tidak dipungkiri lagi, sindrom FoMO adalah salah satu masalah yang menyebabkan perilaku konsumtif generasi milenial (generasi Y) semakin besar. Akibatnya, banyak orang yang terkena FoMO mengalami kendala finansial karena sering kali membeli barang dan kebutuhan yang tidak bersifat urgent.

Parahnya, hal tersebut bahkan sering dilakukan hanya karena ingin mendapat pengakuan dari lingkungan sekitar. Contohnya, ketika teman-teman Anda ramai-ramai membeli sepeda, maka biasanya orang yang terkena FoMO juga bakal ikut-ikutan membeli sepeda baru.

Hal ini dilakukan atas dasar ketakutan dan kecemasan bakal ketinggalan trend yang sedang berjalan. Di sisi lain, aktivitas beli sepeda sendiri membutuhkan uang yang cukup lumayan, sementara kondisi finansial tiap orang tidak bisa di sama-ratakan.

Mengatasi FoMO dengan JoMO
FoMO dapat dihilangkan dan beralih menjadi JoMO yang lebih tenang dalam menghadapi sesuatu. JoMO (Joy of Missing Out). Berikut berapa perbedaan FoMO dan JoMO di antaranya,
1. FoMO adalah perasaan takut kehilangan sesuatu yang besar atau potensial, sementara JoMO adalah menikmati yang dilakukan setiap momen tanpa kekhawatiran tentang orang lain.
2. FoMO bersumber pada kekhawatiran dan perasaan tidak nyaman ketika tidak melakukan apa yang dilakukan orang lain, sementara JoMO merasa tenang dan tetap santai ketika orang lain melakukan sesuatu, karena perbedaan prinsip dan pertimbangan matang.
3. FoMO memiliki basis pengambilan keputusan yang kurang ideal, karena lebih senang membandingkan sesuatu, sementara JoMO memiliki basis pengambilan keputusan kuat karena tidak masalah jika sesuatu terlewat oleh karena pertimbangan dan analisis matang.
4. FoMO memiliki hasrat tinggi untuk multitasking, sementara JoMO lebih fokus pada tujuan individu dan tidak terpengaruh pencapaian orang lain.
5. FoMO terpicu oleh emosi dan keinginan yang tidak terkontrol, sementara JoMO memiliki daya observasi dan prinsip hidup yang kuat serta dapat mengontrol keinginan

FoMO umumnya memiliki berbagai pengaruh negatif terhadap seorang individu, khususnya dalam rangka pengambilan keputusan. Fenomena FoMO dapat menjadi penanda bahwa seseorang mudah terdistraksi oleh orang lain.

Seseorang perlu mengubah fenomena FoMO dalam dirinya menjadi JoMO yang secara mendasar memiliki prinsip dan kenikmatan diri secara mandiri tanpa pengaruh orang lain. JoMO adalah sikap yang tepat untuk seorang profesional, terlebih jika mampu menyeimbangkan dan mengimplementasikan observasi serta analisis.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "FoMO (Fear of Missing Out): Pengertian, Dampak, dan Mengatasinya dengan JoMO"