Temperamental: Pengertian, Ciri, Penyebab, Contoh, Cara Mengatasi, dan Cara Menghadapi orang yang Temperamental
Pengertian Temperamental
Temperamental dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah mudah sekali terganggu (tentang temperamen). Temperamental adalah kondisi di mana amarah seseorang tidak dapat dikendalikan dan dapat meningkat secara cepat. Seorang temperamental adalah mereka yang dikenal memiliki pengelolaan amarah (anger management) yang buruk sehingga mudah marah akan segala hal yang terjadi di sekitarnya. Dalam banyak kasus, orang yang dianggap temperamental memiliki perubahan emosi yang dramatis atau sulit diprediksi.
Baca Juga: Pengertian Kemarahan, Jenis, dan Dampaknya
Kata temperamen berasal dari kata Latin temperamentum, yang berarti campuran unsur-unsur dengan proporsi yang benar. Namun, ketidakseimbangan cairan ini menurut Galen, adalah akar penyebab perbedaan emosi, suasana hati, perilaku, dan karakteristik fisik tertentu (Merenda, 1987).
Ciri Temperamental
Terdapat beberapa karakteristik seorang tempramental ini di antaranya,
1. Mudah emosi, emosi yang dimaksud ialah segala ekspresi yang tidak mudah dikendalikan.
2. Sering berkata kasar, kemampuan mengatur emosi yang buruk sehingga ketika marah akan muncul ekspresi mengumpat atau mengeluarkan kata kasar yang menyakiti orang lain.
3. Menyimpan banyak dendam, ketika terdapat masalah yang menyakiti dirinya maka ia akan terus mengingat masalah tersebut. Orang tersebut juga memiliki keinginan untuk membalas semua apa yang telah ia rasakan.
4. Selalu merasa benar, orang tersebut cenderung tidak pernah merasa bersalah. Perasaan yang ada bahwa dirinya yang paling benar dan tidak mau disalahkan.
5. Mudah tersinggung, memiliki perasaan yang sensitif sehingga mudah tersinggung dan merasa sedang membicarakan dirinya. Padahal ia belum mengetahui kebenaran apa yang sedang dibicarakan.
6. Cemburu yang berlebih, rasa iri kepada seseorang yang berlebihan membuat ia banyak tidak disenangi oleh orang lain. Selalu menuduh yang belum pasti kepada pasangan atau orang yang dekat dengannya.
7. Mengekang pasangan, memiliki banyak aturan kepada pasangan sehingga merasa terkekang. Kebebasan individu terbatas dengan segala aturan yang dibuat oleh dirinya kepada orang lain.
8. Menuntut secara berlebih, menuntut banyak hal kepada orang sekitar. Tuntutan berlaku untuk beberapa orang yang ada di sekitarnya yaitu, orang tua, anak, pasangan, dan lain-lain. Ketika ia menjadi seorang pimpinan akan menuntut kinerja anggotanya secara maksimal dan toleransi yang sangat terbatas.
9. Hidup untuk kesenangan, tujuan hidupnya hanya untuk kesenangan pribadi, jarang memiliki sikap empati apalagi simpati kepada orang sekitar.
Faktor Penyebab Temperamental
Sikap temperamental memiliki latar belakang yang berbeda. Berikut beberapa faktor penyebab munculnya sikap temperamental,
1. Gender dan budaya
Jenis kelamin akan mempengaruhi tingkat temperamental seseorang. Seorang laki-laki dalam melakukan segala hal lebih mengedepankan ego sehingga kadang lupa mengkontrol emosi yang ada di dalam diri, walaupun terdapat seorang wanita yang memiliki sikap temperamental.
Baca Juga: Pengertian Gender, Seks, Identitas, dan Peran Gender
Unsur budaya juga akan membentuk karakter seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan hidupnya. Ketika berada di lingkungan budaya yang menyelesaikan sesuatu dengan cara yang halus maka akan terbentuk karakter yang berbeda dengan budaya yang keras.
2. Pengaruh lingkungan
Lingkungan memiliki banyak pengaruh untuk diri seseorang. Semakin baik lingkungannya maka akan mencerminkan cara ia bersikap. Lingkungan sehat dan tidak sehat yang bisa berarti buruk juga akan mengubah perilaku seseorang. Lingkungan memiliki pengaruh yang besar bagi diri seseorang baik secara langsung atau tidak langsung.
3. Pola asuh
Cara orang tua mendidik anaknya juga akan membentuk karakter anak. Ketika orang tua terbiasa mendidik anak dengan cara yang keras maka sifat yang terbentuk tidak jauh dari cara mendidik, karena pada dasarnya anak hanya meniru apa yang dilihat dan dipelajari.
Baca Juga: Pola Asuh: Pengertian, Aspek, Faktor yang Mempengaruhi, Teori, dan Macamnya
4. Faktor keturunan
Sifat tempramen ini juga dapat berasal dari bawaan lahir. Seorang anak sudah memiliki bibit atau gen dalam dirinya tingkat tempreman yang tinggi. Faktor ini sulit diubah kecuali ada kemauan besar yang berasal dari dalam diri untuk mengendalikan diri dengan baik.
Contoh Temperamental
Beberapa macam sikap yang mencerminkan temperamental ini di antaranya,
1. Mudah gelisah
Tanda awal ketika seseorang memiliki sikap temperamental ialah mudah gelisah. Kegelisahan yang dirasakan kadang tanpa sebab atau hanya masalah yang ringan. Ia akan merasa kesulitan mengendalikan kesulitan yang ia rasakan. Ketika tidak berusaha mengendalikan maka akan semakin gelisah dan mungkin tidak dapat mengontrol dirinya.
2. Tidak melakukan kegiatan rutin dengan baik
Ketika masih kecil sangat sulit untuk melakukan kebiasaan rutin yang harus dilakukan setiap hari seperti jadwal makan tiga kali sehari, tidur siang, belajar, dan lain-lain. Anak akan merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan yang berulang-ulang.
3. Lambat dalam melakukan sesuatu
Respons anak lambat sehingga apa pun yang dikerjakan terkesan sangat lama. Ketika orang di sekitar tidak memahami itu maka sangat dimungkinkan anak akan sering dimarahi dan akibatnya akan semakin parah dalam hal tersebut. Bahkan anak dapat berontak dan mudah marah.
4. Kurang mampu adaptasi dengan lingkungan
Seseorang yang temperamental biasanya kurang mampu beradaptasi karena merasa tidak nyaman. Ketika di lingkungan baru ia akan cenderung menyendiri agar merasa nyaman. Ia dapat melakukan adaptasi namun membutuhkan waktu yang sangat lama.
Baca Juga: Pengertian Adjusment, Ciri, Faktor, dan Contohnya
5. Mudah terganggu
Seseorang yang temperamental akan mudah terganggu yang disebabkan oleh suara atau gambar yang mencolok. Ketika ingin konsentrasi mengerjakan sesuatu ia tidak bisa diganggu dengan suara yang membuat tidak tenang. Apabila mendengar suara tersebut fokusnya akan beralih kepada sumber suara.
Cara Mengatasi Sifat Temperamental
Berikut beberapa cara mengatasi sifat temperamental menurut ilmu psikologi.
1. Cari pemicu amarah
Cara mengatasi sifat temperamental yang pertama adalah dengan mencari tahu penyebabnya. Biasanya, penyebab timbulnya emosi tersebut berkaitan dengan masalah atau pengalaman yang dihadapi di masa lalu. Akibatnya, rasa amarah kerap digunakan sebagai topeng guna menutupi perasaan sedih dan sakit hati.
Cobalah tanyakan pada diri sendiri tentang apa yang memicu perasaan mudah marah dan emosi. Dengan memahami pemicunya, seseorang akan lebih mudah berdamai dengan dirinya sendiri ketika marah atau emosi.
2. Olahraga Secara Rutin
Olahraga merupakan aktivitas yang memiliki banyak manfaat baik bagi tubuh. Termasuk meningkatkan kontrol diri dari rasa amarah dan emosional. Saat berolahraga, tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin yang dapat meningkatkan mood dan memberi efek menenangkan.
Oleh sebab itu, mulailah olahraga secara rutin setiap hari. Misalnya, lari pagi selama 15 menit atau melakukan olahraga intensitas rendah di rumah setidaknya 30 menit dalam seminggu.
3. Curahkan perasaan pada orang lain
Jangan selalu memendam segalanya sendiri. Ketika sedang dalam kondisi tidak tenang, tak ada salahnya untuk mengungkapkan perasaan kepada orang lain. Bisa dengan bercerita kepada teman dekat atau keluarga tentang kekhawatiran yang dirasakan. Ungkapkan perasaan dengan jelas dan tegas sehingga mudah dimengerti oleh lawan bicara.
4. Belajar memaafkan
Kebiasaan menyimpan dendam dan perasaan negatif secara terus-menerus dapat memicu amarah yang meledak di kemudian hari, layaknya bom waktu. Oleh sebab itu, mulailah belajar untuk memaafkan kesalahan seseorang. Meski tidak mudah, tetapi hal ini dapat membantu meredam emosi dan amarah di kemudian hari.
Baca Juga: Regulasi Emosi: Pengertian, Aspek, Faktor yang Mempengaruhi, Strategi, dan Tahapannya
Cara Menghadapi Orang Tempramental
Jika Anda memiliki pasangan, keluarga, atau rekan yang temperamennya cukup buruk, cobalah beberapa cara berikut saat menghadapi mereka.
1. Menjadi pendengar yang baik
Langkah pertama yang perlu Anda lakukan saat menghadapi orang tempramental adalah menjadi pendengar yang baik. Ketika merasa didengarkan, mereka akan lebih mudah memahami bagaimana orang lain memandang masalah yang sedang mereka hadapi. Dengan begitu, mereka juga bisa lebih mudah menerima pendapat.
2. Memberi ruang dan waktu sendiri
Seseorang dengan tempramen yang buruk cenderung membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk mengatur emosinya. Oleh karena itu, ketika mereka dihadapkan dengan sesuatu yang menjengkelkan, biarkanlah mereka memiliki ruang dan waktu berpikir sendiri untuk sementara. Kesendirian tersebut akan memberikan waktu bagi mereka untuk menenangkan hati dan pikiran.
3. Menawarkan bantuan
Ketika rekan Anda yang tempramental sudah cukup tenang, cobalah untuk menawarkannya bantuan. Jika mereka mengizinkan, Anda juga bisa membantunya mencari tahu apa yang sebenarnya membuat mereka marah. Anda juga bisa memberikan saran untuk mengurangi amarah tersebut. Namun, jangan paksakan pendapat Anda karena itu justru bisa membuatnya semakin marah.
4. Menetapkan batasan
Melansir dari situs Mind, Anda mungkin memang perlu lebih sabar saat menghadapi seseorang dengan anger management yang buruk. Namun, bukan berarti Anda bisa membiarkan mereka menyalurkan amarahnya secara berlebihan terus-menerus.
Oleh sebab itu, penting juga bagi Anda untuk menetapkan batasan pribadi. Tetapkan sejauh mana Anda bisa menoleransi temperamen yang mereka tunjukan. Jika sifat temperamental orang tersebut tidak juga membaik atau perilakunya sampai menyakiti orang lain, Anda juga bisa mempertimbangkan untuk membawanya konsultasi ke psikolog.
Sumber:
https://dosensosiologi.com/pengertian-temperamental/
https://hellosehat.com/mental/gangguan-mood/tempramental/
https://kumparan.com/info-psikologi/pengertian-temperamental-dan-cara-mengatasinya-menurut-ilmu-psikologi-20PUohaJxcK
Lihat Juga:
Materi Sosiologi SMA
Materi Sosiologi SMA Kelas XI Bab 3: Konflik Sosial (Kurikulum Merdeka)
1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 4.1 Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian (Kurikulum Revisi 2016)
2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 4.2 Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian (Kurikulum Revisi 2016)
3. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 4.3 Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 4. Konflik, Kekerasan, dan Upaya Penyelesaiannya (Kurikulum 2013)
5. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 2. Konflik dan Integrasi Sosial (KTSP)
6. Materi Ujian Nasional Kompetensi Konflik Sosial dan Integrasi Sosial
7. Materi Ringkas Konflik Sosial dan Integrasi Sosial
Post a Comment