Komponen Abiotik: Pengertian, Peran, dan Fungsi, serta Jenisnya

Pengertian Komponen Abiotik
Komponen Abiotik

Pengertian Komponen Abiotik
Abiotik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tidak memiliki ciri hidup; tidak hidup; berhubungan dengan atau dicirikan oleh tidak adanya organisme hidup; benda tidak hidup, misalnya batu-batuan dan bangunan rumah. Sementara, komponen abiotik adalah komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda tak hidup.

Secara terperinci, komponen abiotik merupakan keadaan fisik dan kimia di sekitar organisme yang menjadi medium dan substrat untuk menunjang berlangsungnya kehidupan organisme tersebut. Beberapa contoh komponen abiotik adalah air, udara, cahaya matahari, tanah, topografi, dan iklim.

Meskipun berupa benda tak hidup atau mati, komponen ini juga memiliki peran penting dan dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme pada sebuah ekosistem. Oleh sebab itu, komponen biotik dan abiotik pada sebuah ekosistem sama-sama memiliki ketergantungan satu sama lain.

Secara tidak langsung, komponen abiotik juga berpengaruh terhadap seleksi alam dan penentuan makhluk hidup yang mampu bertahan hidup atau beradaptasi. Misalnya dengan menentukan ketersediaan salah satu atau beberapa komponen abiotik, maka akan terlihat organisme mana yang sanggup bertahan.

Faktor abiotik dapat membentuk banyak variasi dan berkaitan dengan kondisi alam dan lingkungan. Hal ini dapat dilihat dan diperhatikan dari berbagai jenis ekosistem yang kita amati.

Peran dan Fungsi Komponen Abiotik
Komponen abiotik atau unsur benda tak hidup mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan serta penyeimbangan ekosistem. Pengaruh komponen abiotik pada keberlangsungan ekosistem memiliki peranan secara langsung maupun peranan yang tidak langsung terhadap keberlangsungan hidup organisme di dalamnya.

Komponen abiotik juga mempunyai kaitan yang erat dengan komponen biotik dalam kesuksesan dari suatu ekosistem. Kedua faktor tersebut tidak dapat dipisahkan, sehingga apabila salah satu faktor ada yang mengalami sebuah kendala maka dapat terjadi masalah antara satu sama lain.

Fungsi utama dari komponen abiotik adalah sebagai faktor yang memiliki pengaruh paling besar terhadap kemampuan reproduksi dari suatu spesies organisme atau makhluk hidup yang ada di dalam sebuah ekosistem. Hal ini dapat terjadi karena kelangsungan hidup organisme tersebut tidak akan optimal apabila tidak ada faktor dari komponen abiotik yang dapat menunjang kehidupannya.

Contohnya, apabila komponen abiotik seperti air, udara, kelembaban, tanah, bebatuan, dan cahaya matahari tidak berfungsi dengan baik, maka akan berpengaruh pada kelangsungan hidup tumbuhan.

Cahaya matahari adalah faktor yang paling diperlukan untuk proses fotosintesis. Apabila jumlah cahaya matahari tidak mencukupi, tumbuhan akan mati karena tidak mampu memasak makanannya sendiri.

Apabila tidak ada tumbuhan yang bertahan, hewan pemakan tanaman juga akan terancam punah. Hal ini akan berujung pada ekosistem yang tidak seimbang.

Jenis Komponen Abiotik
Komponen abiotik juga memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan komponen atau unsur lain dalam sebuah ekosistem. Komponen abiotik di antaranya,
1. Air
Air atau disebut hidrogen monoksida merupakan komponen vital yang paling dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Manusia memiliki sekitar 70 persen kandungan air di dalam tubuhnya. Fungsi air adalah sebagai pelindung dan penghantar energi dalam tubuh makhluk hidup.

Kebutuhan air suatu organisme tidak bisa disamakan dengan organisme lain. Selain itu, kondisi atau tempat satu dengan yang lain juga memiliki ketersediaan air yang berbeda. Sehingga hal ini juga mempengaruhi cara hidup organisme di suatu tempat.

Misalnya di lingkungan gurun yang sedikit air, berbagai tumbuhan pun beradaptasi dengan kondisi alam di sana. Beberapa tumbuhan seperti kaktus membentuk daun yang tebal dan berpori-pori sempit untuk mengurangi penguapan.

2. Cahaya Matahari
Sinar matahari adalah salah satu komponen yang berperan penting untuk membantu proses fotosintesis pada tumbuhan. Selain itu, hampir semua makhluk hidup memerlukan cahaya ini karena mengandung vitamin yang dibutuhkan tubuh.

Cahaya matahari juga mempengaruhi kelembaban dan peningkatan suhu atau temperatur udara yang berujung pada kondisi tekanan udara. Secara tidak langsung, semua komponen abiotik ini saling berkaitan satu sama salin.

3. Udara dan Suhu Udara
Udara merupakan komponen abiotik dan menjadi kebutuhan primer untuk sistem pernapasan. Sedangkan karbondioksida merupakan hasil dari respirasi makhluk hidup yang dihasilkan oleh manusia dan hewan.

Karbondioksida sangat dibutuhkan oleh tumbuhan untuk membantu proses fotosintesis. Selain itu, bumi juga dilindungi oleh lapisan udara yang disebut atmosfer.

Sedangkan suhu udara yang dimaksud adalah derajat panas suatu benda yang ditunjukkan dengan besaran tertentu. Suhu ini dapat mempengaruhi metabolisme dalam tubuh makhluk hidup atau komponen biotik. Beberapa makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup pada suhu tertentu.

4. Angin
Angin adalah aliran udara yang berasal dari adanya rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin berperan penting dalam mempengaruhi suhu lingkungan dan membantu proses evaporasi atau penguapan bagi organisme.

5. Kelembaban
Kelembaban merupakan konsentrasi uap air yang ada di udara. Kelembaban secara langsung mempengaruhi iklim dan secara tidak langsung berpengaruh pada pertumbuhan makhluk hidup khususnya bagi tumbuhan.

6. Iklim
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca pada suatu waktu dan di suatu tempat di bumi atau pun planet lainnya. Iklim terbentuk akibat interaksi dari berbagai komponen abiotik, seperti suhu, air, udara, kelembaban, curah hujan, cahaya matahari dan lain-lain.

Iklim berpengaruh pada sebaran organisme di muka bumi, serta memiliki keterkaitan erat dengan kelangsungan hidup tumbuhan dan kesuburan tanah.

Contohnya wilayah Indonesia yang memiliki iklim tropis sehingga memiliki ekosistem dengan makhluk hidup yang beraneka ragam dan juga hutan yang lebat atau lebih dikenal dengan sebutan hutan hujan tropis yang tidak dimiliki wilayah dengan iklim lain.

7. Garam Mineral
Garam mineral merupakan senyawa yang terdapat di dalam tanah. Fungsinya untuk membantu proses metabolisme dan juga pertumbuhan suatu organisme.

8. Derajat Keasaman atau pH
pH adalah ukuran tingkat asam atau basa suatu benda yang diukur dengan skala 0 sampai 4. Contohnya seperti nilai pH tanah yang sangat cocok untuk ditumbuhi tanaman dengan pH berkisar antara 5,8 sampai 7,2. Kadar pH yang baik juga dipengaruhi oleh pupuk, curah hujan, aktivitas akar tanaman dan juga penguraian mineral dalam tanah.

9. Bebatuan dan Tanah
Komponen yang satu ini juga memiliki peran sangat penting, yaitu berperan dalam persebaran organisme dengan struktur fisik, pH dan kandungan mineral yang beragam di dalamnya.

Keduanya tidak bisa terpisahkan, bebatuan tanpa tanah tidak akan bisa ditempati makhluk hidup, begitu pun sebaliknya. Selain itu, komposisi partikel tanah (tekstur), jenis tanah, derajat keasaman (pH), dan kandungan garam mineral (unsur hara) juga mempengaruhi kualitas tanah.

10. Topografi
Topografi merupakan tata letak suatu tempat dilihat dari ketinggian tertentu di atas permukaan air laut atau dilihat dari garis bujur dan garis lintang. Perbedaan pada topografi juga dapat mempengaruhi jenis penerimaan tekanan udara, kelembaban, cahaya matahari dan suhu udara di suatu tempat. Topografi juga dapat menggambarkan distribusi suatu organisme atau makhluk hidup.

Baca Juga: Komponen Biotik: Pengertian dan Pengelompokannya

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Komponen Abiotik: Pengertian, Peran, dan Fungsi, serta Jenisnya"