Self-Compassion: Pengertian, Komponen, Faktor yang Mempengaruhi, Manfaat, dan Perbedaannya dengan Self Esteem

Table of Contents
Pengertian Self-Compassion
Self-Compassion

Pengertian Self-Compassion

Self-compassion adalah sikap welas asih berupa kebaikan terhadap diri sendiri saat menghadapi masalah dalam hidup serta menghargai segala bentuk penderitaan, kegagalan dan kekurangan diri sebagai bagian dari hidup setiap manusia. Self-compassion dari kata compassion yang diturunkan dari bahasa Latin patiri dan Yunani patein yang berarti menderita, menjalani, atau mengalami.

Self-compassion meliputi keinginan untuk membebaskan diri dari penderitaan, kesadaran terhadap penyebab dari penderitaan, dan perilaku yang menunjukkan kasih sayang terhadap diri sendiri. Self-compassion merupakan konsep yang diadaptasi dari filosofi Budha yang memiliki definisi secara umum adalah kasih sayang diri.

Pada hakikatnya manusia bukanlah makhluk yang sempurna, pasti memiliki cela yang tak terelakkan. Sama halnya dengan diri kita yang tentu memiliki kekurangan. Dengan menerapkan self-compassion, rekan sosial79, kita akan lebih memilih untuk menerima dan memahami kekurangan diri daripada mengutuk dan menghakiminya.

Saat kita mengalami permasalahan dan melewati masa-masa yang sulit, kita sering terpaku pada hal-hal negatif yang ada dalam diri sendiri. Kita sering mengkritik, menyalahkan diri, menganggap diri paling buruk dan tak berguna. Perasaan dan pemikiran semacam ini tidak membuat keadaan rekan sosial79 semakin membaik namun sebaliknya malah memperburuk keadaan.

Kristin Neff (2003), mengatakan bahwa self-compassion melibatkan tentang tindakan penerimaan terhadap kekurangan dan kegagalan yang dialami sebagai hal yang umum terjadi pada semua orang. Pada saat yang sulit, menumbuhkan self-compassion bisa menjadi salah satu jalan yang baik untuk memperoleh kehidupan yang lebih positif dan membahagiakan. (Baca Juga: Pengertian Kebahagiaan (Happiness), Aspek, Faktor, dan Cirinya)

Self-Compassion Menurut Para Ahli
1. Neff (2003), self compassion adalah keterbukaan individu pada penderitaan yang dialami sehingga menimbulkan kepedulian dan kebaikan pada diri, memahami dan tidak menghakimi kekurangan secara berlebihan, serta melihat kondisinya ini sebagai pengalaman yang dialami seluruh kehidupan manusia.
2. Hidayati dan Maharani (2013) self compassion adalah kombinasi antara motivasi, afeksi, kognisi dan perilaku yang menunjukkan kasih sayang dalam rangka memunculkan keinginan untuk menghilangkan kesulitan dan pengidapan, dimana kasih sayang tersebut ditujukan kepada dirinya sendiri. (Baca Juga: Pengertian Afeksi, Ciri, Fungsi, Jenis, dan Contohnya)
3. Meredith dkk (2013), self compassion adalah kepedulian pada dirinya sendiri dan berfokus pada penderitaan, dan belas kasih diri mereka meningkatkan kemampuan untuk regulasi diri sekaligus berhubungan dengan fisik maupun kesejahteraan psikologis individu.

Komponen Self Compassion

Kristin Neff, Psikolog Universitas Texas di Austin mengembangkan self-compassion scale yang hampir selalu digunakan dalam penelitian tentang self-compassion. Neff (2003) menjelaskan bahwa self-compassion terdiri dari enam komponen di antaranya,
1. Self-kindess
Kemampuan seseorang untuk memahami dan menerima diri apa adanya serta memberikan kelembutan, tidak menyakiti atau menghakimi diri sendiri.

Self-kindess membuat seseorang menjadi hangat terhadap diri sendiri ketika menghadapi rasa sakit dan kekurangan pribadi, memahami diri sendiri dan tidak menyakiti atau mengabaikan diri dengan mengkritik dan menghakimi diri sendiri ketika menghadapi masalah. (Baca Juga: Self Harm: Pengertian, Tanda, Penyebab, Jenis, dan Solusinya)

2. Self-judgement
Merupakan aspek kebalikan dari self-kindess, yaitu menghakimi dan mengkritik diri sendiri.

Self-judgement adalah ketika seseorang menolak perasaan, pemikiran, dorongan, tindakan, dan nilai diri sehingga menyebabkan individu merespons secara berlebihan dengan apa yang terjadi. Individu sering kali tidak menyadari bahwa dirinya sedang melakukan self-judgement.

3. Common humanity
Common humanity adalah kesadaran bahwa individu memandang kesulitan, kegagalan, dan tantangan merupakan bagian dari hidup manusia dan merupakan sesuatu yang dialami oleh semua orang, bukan hanya dialami diri sendiri.

Komponen mendasar dari common humanity adalah pengakuan terhadap pengalaman manusia bersama. Common humanity mengaitkan kelemahan yang individu miliki dengan keadaan manusia pada umumnya, sehingga kekurangan tersebut dilihat secara menyeluruh bukan hanya pandangan subjektif yang melihat kekurangan hanyalah milik diri individu.

Begitu pula dengan masa-masa sulit, perjuangan, dan kegagalan dalam hidup berada dalam pengalaman manusia pada keseluruhan, sehingga menimbulkan kesadaran bahwa bukan hanya diri rekan sosial79 sendiri yang mengalami kesakitan dan kegagalan di dalam hidup. Penting dalam hal ini untuk memahami bahwa setiap manusia mengalami kesulitan dan masalah dalam hidupnya.

4. Isolation
Merupakan kebalikan dari aspek common humanity, di mana ketika individu dalam keadaan yang sulit cenderung merasa dirinya yang paling menderita di dunia. Muncul perasaan bahwa ia mengalami segala bentuk kesulitan sendirian dan bertanggung jawab sendiri atas segala bentuk kesulitan yang dialami sehingga akan mengisolasi diri dari orang lain.  

5. Mindfulness
Mindfulness adalah melihat secara jelas, menerima, dan menghadapi kenyataan tanpa menghakimi terhadap apa yang terjadi di dalam suatu situasi. Mindfulness mengacu pada tindakan untuk melihat pengalaman yang dialami dengan perspektif yang objektif. (Baca Juga:
Mindfulness: Pengertian, Prinsip, Tujuan, Manfaat, dan Cara Mengembangkannya)

Mindfulness diperlukan agar individu tidak terlalu terindenfikasi dengan pikiran atau perasaan negatif. Hidayati (2013) menjelaskan bahwa konsep utama mindfulness adalah melihat sesuatu seperti apa adanya, tidak ditambah maupun dikurangi, sehingga respon-respon yang dihasilkan dapat lebih efektif.

Dengan mindfulness ini individu dapat sepenuhnya mengetahui dan mengerti apa yang sebenarnya dirasakan.

6. Over identification
Over identification adalah kebalikan dari mindfulness yakni reaksi ekstrem atau reaksi berlebihan individu ketika menghadapi suatu permasalahan. Over identification diartikan sebagai terlalu fokus pada keterbatasan diri sehingga pada akhirnya menimbulkan kecemasan dan depresi. (Baca Juga: Pengertian Kecemasan (Anxiety), Gejala, Penyebab, Jenis, dan Tingkatannya

Faktor yang Mempengaruhi Self Compassion

Terdapat banyak faktor yang dapat berpengaruh terhadap self-compassion di antaranya,
1. Gender
Berdasarkan suatu hasil penelitian, wanita cenderung memiliki tingkat self-compassion yang lebih rendah daripada pria. Sebab sebagian besar wanita sering memikirkan peristiwa yang negatif di masa lalu dan lebih perhatian dibanding pria. Akibatnya, wanita menderita depresi dan gangguan kecemasan dua kali lebih tinggi dan sering daripada pria. (Baca Juga: Pengertian Gender, Seks, Identitas, dan Peran Gender)

2. Kebudayaan
Budaya di sini adalah budaya Barat (konsep individualisme) dan Asia (kolektivisme). Individu dari budaya kolektivis umumnya memiliki rasa empati yang lebih tinggi daripada individualis. Dengan kata lain, orang Asia diharapkan memiliki tingkat self compassion yang lebih tinggi dari orang Barat.

Namun, di sisi lain, penelitian menunjukkan bahwa orang Asia cenderung lebih kritis terhadap diri sendiri dibandingkan orang Barat.

3. Usia
Individu pada usia 65 tahun ke atas, akan mendapatkan tingkat self-compassion yang tinggi jika sudah melewati tahapan integritas. Penyebabnya karena individu tersebut lebih mampu menerima dirinya secara positif. Sementara masa remaja merupakan individu dengan tingkat self compassion pada level yang paling rendah.

4. Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh individu pada tahap perkembangan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan self compassion mereka. Orang yang merasakan kehangatan keluarga, self compassion-nya cenderung lebih tinggi. Sebaliknya, anak yang memiliki orang tua cenderung apatis atau sangat kritis umumnya memiliki tingkat self compassion yang lebih rendah. (Baca Juga: Pola Asuh: Pengertian, Aspek, Faktor yang Mempengaruhi, Teori, dan Macamnya)

5. Kepribadian
Kepribadian juga mempengaruhi tingkat self compassion. Antara extraversion, agreeableness, dan conscientiounes memiliki perbedaan masing-masing. Kepribadian extraversion sangat termotivasi untuk bersosialisasi, berhubungan dengan orang lain, dan menjadi dominan di lingkungannya. (Baca Juga: Pengertian Kepribadian, Aspek, Sifat, Struktur, Ciri, dan Faktor Pembentuknya)

Individu berkepribadian extravision lebih terbuka pada dunia luar. Jadi lebih mudah termotivasi oleh tantangan dan hal-hal baru. Kepribadian agreeableness lebih berorientasi sosial, sehingga membantu mereka untuk bersikap baik kepada diri sendiri dan melihat pengalaman negatif sebagai pengalaman yang dialami semua orang. (Baca Juga: Ekstrovert: Pengertian, Ciri, Tipe, Kelebihan, dan Kelemahannya)

Sementara kepribadian conscientiousness menggambarkan kontrol terhadap lingkungan sosial. Dengan kata lain selalu berpikir sebelum bertindak, sehingga dapat mengontrol diri ketika menghadapi masalah.

Manfaat Self Compassion

Terdapat beberapa manfaat dari self compassion yang bisa rekan sosial79 dapatkan di antaranya,
1. Emotional Well Being
Seseorang yang memiliki kecemasan dan depresi yang kecil terkait dengan tingkat self compassion yang tinggi. Kunci dari self compassion adalah kurangnya self criticism, dan self criticism dikenal menjadi prediktor penting dari kecemasan dan depresi. (Baca Juga: Pengertian Depresi, Penyebab, Gejala, Jenis, dan Cara Mengatasinya)

Seseorang yang memiliki self compassion menyadari ketika mereka menderita, baik terhadap diri mereka sendiri, dan mengakui keterhubungan mereka dengan semua orang. Individu yang memiliki Self compassion cenderung mengalami lebih banyak kebahagiaan, optimisme, rasa ingin tahu, dan memberikan pengaruh positif daripada mereka yang tidak memiliki self compassion. (Baca Juga: Pengertian Optimisme, Aspek, Manfaatnya)

2. Hubungan interpersonal
Dalam sebuah studi pada pasangan heteroseksual menunjukkan bahwa para pasangan merasa bahwa pasangan mereka lebih terhubung secara emosional dan lebih menerima dibandingkan kecenderungan untuk mengatur pasangan dan melakukan agresi secara fisik ataupun verbal.

Hal ini dapat terjadi karena orang yang memiliki self compassion lebih peduli, mengerti dan mendukung pasangan mereka karena mereka memiliki sumber emosi yang lebih baik daripada pasangannya.

3. Kesehatan
Orang dengan self compassion peduli dengan diri mereka sendiri dan mereka ingin tetap hidup sehat, mereka memotivasi diri mereka sendiri bukan dengan ketakutan akan pandangan orang lain, melainkan dengan motivasi untuk hidup sehat.

Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan self compassion memiliki motivasi dari dalam diri sendiri dibandingkan motivasi dari luar diri dan tujuan mereka bukan terkait dengan masalah ego.

Wanita dengan tingkat self compassion yang tinggi juga melaporkan memiliki kenyamanan dengan tubuh mereka dan kecemasan yang sedikit terkait evaluasi sosial tentang fisik yang mereka miliki.

Perbedaan Self Compassion dan Self Esteem

Neff (2003) membedakan self-compassion dengan self-esteem (harga diri) yang membutuhkan rasa berada di atas orang lain sehingga rekan sosial79 akan memiliki kecenderungan berkompetisi untuk bisa merasa “cukup baik”.

Wiliam James mengungkapkan bahwa self-esteem adalah bagaimana seseorang menilai seberapa mampu dirinya dalam beberapa aspek kehidupan yang penting. Self-esteem tidak hanya berkaitan dengan evaluasi diri namun juga perbandingan dengan orang lain. (Baca Juga: Pengertian Harga Diri, Aspek, Faktor, Tipe, dan Fluktuasinya)

Hal tersebut menimbulkan dampak negatif yaitu munculnya narsisme, mengkritik diri, dan membandingkan diri dengan orang lain. (Baca Juga: Narsisisme: Pengertian, Ciri, Jenis, dan Perbedaannya dengan Narsistisk)

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment