Psikologi Perkembangan: Pengertian, Sejarah, Ruang Lingkup, Fase, Contoh, dan Manfaatnya

Table of Contents
Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi Perkembangan

Pengertian Psikologi Perkembangan

Psikologi perkembangan adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan hingga meninggal dunia. Psikologi perkembangan mempelajari mengenai mengapa dan bagaimana seorang manusia mengalami berbagai perubahan seiring berjalannya waktu.

Psikologi perkembangan awalnya berfokus pada perkembangan bayi dan anak-anak. Namun seiring berjalannya waktu, ilmu ini akan makin meluas kepada ranah remaja, perkembangan dewasa, proses penuaan, dan akhirnya mencakup seluruh masa hidup manusia.

Terapan dari ilmu psikologi perkembangan digunakan di berbagai bidang seperti pendidikan dan pengasuhan, organisasi-industri, pengoptimalan kualitas hidup dewasa tua, dan penanganan remaja. Selain itu, psikologi perkembangan merupakan salah satu bidang kajian psikologi yang di dalamnya melibatkan banyak pihak untuk mempelajari dan juga mengkajinya.

Psikologi Perkembangan Menurut Para Ahli
1. Dra. Kartini Kartono, psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan periode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja, sampai periode adolesens menjelang dewasa.
2. Carter V. Good, psikologi perkembangan adalah cabang dari psikologi yang membahas tentang arah atau tahapan kemajuan dari perilaku dengan mempertimbangkan phylogenetic dan ontogenetic, termasuk semua fase pertumbuhan dan penurunan.
3. Linda L Daidoff, psikologi perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari mengenai perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku, dan fungsi mental manusia yang dimulai sejak terbentuknya makhluk hidup tersebut melalui pembuahan hingga menjelang mati.
4. M. Lenner, psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup (mempelajari bagaimana proses berpikir pada anak-anak, memiliki persamaan dan perbedaan, dan bagaimana kepribadian seseorang berubah dan berkembang dari anak-anak, remaja, sampai dewasa).

Sejarah Psikologi perkembangan

Ditinjau dari segi sejarahnya dalam psikologi perkembangan sebagai sebuah disiplin ilmu tidak ada sampai setelah revolusi industri ketika kebutuhan akan tenaga kerja yang berpendidikan mengarah pada konstruksi sosial masa kanak-kanak sebagai tahap yang berbeda dalam kehidupan seseorang.

Gagasan tentang masa kanak-kanak berasal dari dunia Barat dan inilah mengapa penelitian awal berasal dari lokasi ini. Awalnya, psikolog perkembangan tertarik untuk mempelajari pikiran anak agar arti pendidikan dan pembelajaran bisa lebih efektif.

Sedangkan, perubahan perkembangan selama masa dewasa adalah bidang studi yang lebih baru. Hal ini terutama disebabkan oleh kemajuan ilmu kedokteran, yang memungkinkan orang untuk hidup sampai usia tua.

Charles Darwin dikreditkan dengan melakukan studi sistematis pertama tentang psikologi perkembangan. Pada tahun 1877 ia menerbitkan makalah pendek yang merinci perkembangan bentuk komunikasi bawaan berdasarkan pengamatan ilmiah dari bayi laki-lakinya, Doddy.

Namun, kemunculan psikologi perkembangan sebagai disiplin khusus dapat ditelusuri kembali ke tahun 1882 ketika Wilhelm Preyer (seorang ahli fisiologi Jerman) menerbitkan sebuah buku berjudul The Mind of the Child.

Dalam bukunya, Preyer menggambarkan perkembangan putrinya sendiri sejak lahir hingga dua setengah tahun. Yang penting adalah Preyer menggunakan prosedur ilmiah yang ketat selama mempelajari banyak kemampuan putrinya.

Pada tahun 1888, publikasi Preyer diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, yang pada saat itu psikologi perkembangan sebagai disiplin ilmu telah sepenuhnya mapan dengan 47 studi empiris lebih lanjut dari Eropa, Amerika Utara dan Inggris juga diterbitkan untuk memfasilitasi penyebaran pengetahuan di lapangan.

Selama tahun 1900-an tiga tokoh kunci telah mendominasi lapangan dengan teori-teori perkembangan manusia yang ekstensif, yaitu Jean Piaget (1896-1980), Lev Vygotsky (1896-1934) dan John Bowlby (1907-1990). Memang, sebagian besar penelitian sosial saat ini terus dipengaruhi oleh ketiga ahli teori ini.

Ruang Lingkup Psikologi Perkembangan

Mengingat psikolog dalam perkembangan seperti yang sudah dijelaskan tadi dipahami sebagai adanya perubahan sikap dan perilaku juga berbagai hal yang bersifat maju ke masa depan, maka psikologi perkembangan tentu memiliki ruang lingkup tersendiri.

Ruang lingkup di dalam psikologi tersebut berangkat dari berbagai perkembangan dan pembahasan studi dan ilmu, meliputi di antaranya,
1. Cabang ilmu psikologi
2. Objek pembahasannya adalah perilaku dan gejala jiwa seseorang
3. Tahapannya dimulai dari masa konsepsi hingga masa dewasa

Mengenai perilaku manusia dan gejala jiwa manusia ini akan dibahas dalam ruang lingkup lain yakni mengenai ilmu-ilmu psikologis yang sifatnya lebih khusus dan penemuan tersebut didasarkan dari hasil-hasil penemuan empiris, meliputi di antaranya,
1. Psikologi faal
2. Psikologi abnormal
3. Psikologi belajar
4. Psikologi industri
5. Psikologi remaja
6. Psikologi pendidikan
7. Psikologi klinis
8. Psikologi sosial
9. Psikologi lingkungan, dan lain-lain.

Ruang lingkup tersebut tentunya memiliki banyak manfaat dan kegunaan, terutama bagi orang yang memang belajar mengenai ilmu psikologi perkembangan secara mendalam dan mendetail sehingga dapat meramalkan perilaku sendiri maupun perilaku orang lain. Misalnya bermanfaat sebagai komunikasi dengan orang lain dan lain sebagainya.

Fase Perkembangan dalam Psikologi Perkembangan

Para ahli membedakan proses perkembangan menurut beragam fase yang ada di kehidupan seseorang. Setiap periode perkembangan ini mewakilkan waktu ketika ada tahap tertentu yang dicapai. Pada saat itu sebagian orang mungkin akan mengalami tantangan dan para ahli psikologi perkembangan dapat membantu dengan masalah yang dialami.

Fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan berupa tahap perkembangan manusia dalam ilmu psikologi di antaranya,
1. Prenatal Stage
Dari awal sebagai struktur makhluk satu sel hingga kelahiran, perkembangan pra natal Anda berlangsung dalam urutan tertentu di tahapan psikologi perkembangan. Ada tiga tahap dari perkembangan pra natal di antaranya,
a. Germinal Stage
Tahap ini berlangsung pada minggu pertama hingga kedua di dalam kandungan yang dimulai ketika sperma bertemu dengan sel telur dan membentuk Zigot yaitu struktur bersel satu hingga jenis kelamin dan susunan genetik janin ditentukan pada saat ini. Selama minggu pertama di dalam kandungan, zigot akan membelah dan memperbanyak diri menjadi dua, empat, delapan sel, dan seterusnya.

Proses pembelahan sel ini disebut Mitosis, sebuah proses yang rentan dan hanya sedikit zigot yang berhasil bertahan di dua minggu pertama. Setelah lima hari mitosis menghasilkan 100 sel dan setelah 9 bulan ada miliaran sel yang menjadi semakin khusus membentuk organ dan bagian – bagian tubuh.

Pada tahap germinal, massa sel belum melekat pada lapisan rahim ibu. Ketika itu terjadi, maka sudah waktunya untuk tahap berikutnya.

b. Embryonic Stage
Berlangsung pada minggu ke 3 hingga minggu ke 8 dalam kehamilan. Setelah zigot membelah selama 7-10 hari dan menghasilkan 150 sel, maka zigot akan turun melalui tuba falopi dan menempel pada dinding rahim dan disebut embrio.

Kemudian terjadi pertumbuhan pembuluh darah, membentuk plasenta. Plasenta adalah struktur yang tersambung dengan rahim yang menyediakan nutrisi dan oksigen dari ibu kepada embrio yang berkembang di umbilical cord.

Struktur dasar embrio mulai berkembang menjadi area – area yang akan menjadi kepala, dada, dan perut. Selama tahapan ini jantung mulai berdetak dan terbentuk organ tubuh yang juga mulai berfungsi. Saluran saraf membentuk di bagian belakang embrio, berkembang menjadi otak dan tulang belakang.

c. Fetal Stage
Tahap ini berlangsung selama 9-40 minggu yang dimulai pada minggu ke 9 ketika embrio mulai disebut sebagai janin. Pada tahap ini, janin hanya berukuran kecil dan mulai menyerupai manusia ketika bentuknya berubah. Sejak minggu ke 9 – 12, alat kelamin mulai terbentuk dengan berbeda. Sekitar usia 16 minggu, janin telah memiliki jari tangan dan kaki, juga mulai ada sidik jari.

Ketika mencapai usia enam bulan atau 24 minggu, beratnya dapat mencapai 1,4 pounds. Pendengaran juga sudah berkembang, begitu juga organ dalam sehingga janin yang lahir prematur di usia ini memiliki kesempatan hidup di luar kandungan ibunya.

2. Infancy Stage
Sejak kelahiran sampai tahun pertama seseorang, itu berarti ia berada pada fase bayi. Sebagian besar dari bayi yang baru lahir menghabiskan waktunya dengan tidur. Pada awalnya ia akan menghabiskan waktu siang dan malam untuk tidur, tetapi setelah beberapa bulan bayi akan mulai terjaga pada siang hari.

Periode ini berada pada usia kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Banyak sekali kegiatan yang terjadi sebagai awal seperti kemampuan berbahasa, berkembangnya pemikiran simbolis, mulai koordinasi sensorimotor, dan juga belajar sosial yang akan dialami. Ketahui juga mengenai perkembangan psikologi pada bayi dan tahap perkembangan kognitif anak.

3. Early Childhood
Periode dalam fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan ini berlangsung dari bayi sampai usia lima atau enam tahun, juga dikenal sebagai periode prasekolah. Masa – masa sejak bayi hingga anak usia dini adalah waktunya pertumbuhan dan perubahan  yang luar biasa.

Anak – anak kecil pada masa ini akan belajar untuk mandiri dan menjaga dirinya sendiri, keterampilan mengenai kesiapan untuk bersekolah, misalnya mengikuti perintah dan mengenali huruf, juga bermain dengan teman sebayanya.

Para psikolog perkembangan biasanya mengamati hal – hal fisik, kognitif, dan pertumbuhan emosional yang terjadi pada periode perkembangan ini. Orang tua dan ahli kesehatan seringkali fokus untuk memastikan agar anak tumbuh dengan layak, menerima nutrisi yang cukup dan mencapai tahapan yang sesuai usianya.

4. Middle and Late Childhood
Fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan ini berlangsung dari usia enam hingga sebelas tahun atau sama dengan tahun yang dilalui anak di sekolah dasar. Pada masa ini anak telah menguasai keterampilan dasar seperti menulis dan berhitung, juga secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan manusia. Pengendalian diri juga semakin berkembang.

Periode ini ditandai oleh kematangan fisik dan peningkatan pengaruh sosial ketika anak bersekolah di tingkat dasar. Mereka mulai menjalin pertemanan, mendapatkan kompetensi melalui pekerjaan sekolah dan terus mengembangkan diri mereka sendiri yang unik. Ketahui juga mengenai perkembangan psikologi pada masa pubertas, dan pendekatan dalam psikologi perkembangan peserta didik.

5. Adolescence
Ini adalah fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan yang memasuki masa transisi dari masa awal anak – anak sampai awal dewasa, sekitar usia 10 hingga 12 tahun sampai 18 atau 22 tahun.

Pada tahap ini terjadi pubertas yang ditandai dengan perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat, tinggi badan, perubahan bentuk tubuh, juga mulai muncul karakteristik seksual seperti pinggang membesar, tubuh kumis, buah dada, dan sebagainya. Secara intelektual, pemikiran juga akan menjadi semakin logis, abstrak dan mulai idealis, juga semakin banyak bergaul di luar keluarga.

Adolescence adalah periode di mana seseorang akan mulai mampu menarik kesimpulan berupa hipotesis atau proposal, mengujinya dan membuat evaluasi yang rasional. Pemikiran formal dari remaja dan dewasa cenderung deduktif, rasional dan sistematis. Pada usia ini, anak – anak seringkali menguji batasan dan eksplorasi identitas baru ketika mereka mulai mempertanyakan siapa dirinya dan mereka ingin menjadi siapa.

6. Early Adulthood
Fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan ini berawal dari usia sekitar 35 tahun sampai 45 tahun hingga ke usia 60 tahunan. Pada masa inilah waktunya memperluas keterlibatan dalam kegiatan sosial dan memperluas kegiatan pribadi. Membentuk ikatan, keintiman, pertemanan dekat, memulai keluarga seringkali menjadi tahapan yang kritis selama masa ini.

Mereka yang dapat membangun dan mempertahankan hubungan cenderung mengalami keterkaitan dan dukungan sosial sementara yang mengalami kesulitan dengan beberapa hubungan mungkin bisa berakhir merasa terasing dan kesepian. Ketahui juga mengenai peranan psikologi perkembangan dalam perubahan sikap dan perilaku, perkembangan kognitif pada dewasa awal dan faktor hereditas dalam psikologi perkembangan.

7. Middle Adulthood
Perkembangan kognitif pada dewasa akhir di fase ini cenderung berpusat pada pengembangan tujuan dan kontribusi terhadap masyarakat. Menurut Erikson, konflik ini berada pada stagnasi dan generativitas.

Mereka yang dapat terhubung dengan dunia akan memberikan kontribusi pada hal yang akan bertahan lebih lama darinya dan meninggalkan tanda untuk generasi berikutnya dengan suatu tujuan. Aktivitas seperti karier, keluarga, kelompok keanggotaan dan keterlibatan komunitas adalah semua hal yang dapat berkontribusi pada perasaan generativitas ini.

8. Late Adulthood
Ini adalah salah satu dari fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan yang berada pada masa dewasa akhir atau pada usia 60-70 tahun hingga kematian. Di sini waktunya penyesuaian diri ketika kekuatan dan kesehatan berkurang, menata kehidupan, pensiun dan juga menyesuaikan diri dengan peranan sosial baru yang mungkin saja dialami.

Tahun – tahun senior ini seringkali dianggap sebagai periode kesehatan yang menurun, tetapi masih banyak orang usia lanjut mampu untuk tetap aktif dan sibuk di usia 80 tahun dan 90 tahun. Masalah kesehatan yang meningkat mulai menandai periode perkembangan ini, dan beberapa orang mungkin akan mengalami penurunan mental seperti demensia dan alzheimer.

Contoh Psikologi Perkembangan

Berikut beberapa contoh bidang kajian yang dipelajari dalam psikologi perkembangan di antaranya,
1. Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif terutama berkaitan dengan cara bayi dan anak memperoleh, mengembangkan, dan menggunakan kemampuan mental internal seperti pemecahan masalah, memori, dan bahasa. Topik utama dalam perkembangan kognitif adalah studi tentang penguasaan bahasa dan pengembangan keterampilan perseptual dan motorik.

Piaget adalah salah satu psikolog awal yang berpengaruh yang mempelajari perkembangan kemampuan kognitif. Teorinya menyatakan bahwa perkembangan berlangsung melalui serangkaian tahapan dari bayi hingga dewasa dan ada titik akhir atau tujuan.

Catatan lain, seperti Lev Vygotsky, telah menyarankan bahwa perkembangan tidak berkembang melalui tahapan, melainkan proses perkembangan yang dimulai saat lahir dan berlanjut sampai kematian terlalu kompleks untuk struktur dan finalitas seperti itu.

Sebaliknya, dari sudut pandang ini, proses perkembangan berjalan lebih terus menerus. Dengan demikian, pengembangan harus dianalisis, bukan diperlakukan sebagai produk untuk diperoleh.

2. Perkembangan sosial dan emosional
Psikolog perkembangan yang tertarik pada perkembangan sosial meneliti bagaimana individu mengembangkan kompetensi sosial dan emosional. Misalnya, mereka mempelajari bagaimana anak-anak membentuk persahabatan, bagaimana mereka memahami dan menghadapi emosi, dan bagaimana identitas berkembang.

Penelitian di bidang ini mungkin melibatkan studi tentang hubungan antara kognisi atau perkembangan kognitif dan perilaku sosial. Regulasi emosional mengacu pada kemampuan individu untuk memodulasi respons emosional di berbagai konteks.

Pada anak-anak kecil, modulasi ini sebagian dikendalikan secara eksternal, oleh orang tua dan figur otoritas lainnya. Ketika anak-anak tumbuh, mereka mengambil tanggung jawab yang lebih besar untuk keadaan internal mereka.

Penelitian telah menunjukkan bahwa perkembangan regulasi emosional dipengaruhi oleh regulasi emosional yang diamati anak pada orang tua dan pengasuh, iklim emosional di rumah, dan reaksi orang tua dan pengasuh terhadap emosi anak. Musik juga memiliki pengaruh dalam menstimulasi dan meningkatkan indera seorang anak melalui ekspresi diri.

Perkembangan sosial dan emosional berfokus pada 5 bidang utama. Yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan hubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

3. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik menyangkut pematangan fisik tubuh seseorang hingga mencapai tingkat dewasa. Meskipun pertumbuhan fisik adalah proses yang sangat teratur, semua anak sangat berbeda dalam waktu percepatan pertumbuhan mereka.

Studi sedang dilakukan untuk menganalisis bagaimana perbedaan pengaturan waktu ini mempengaruhi dan terkait dengan variabel lain dari psikologi perkembangan seperti kecepatan pemrosesan informasi. Pengukuran tradisional kematangan fisik dengan menggunakan sinar-X kurang dipraktikkan saat ini, dibandingkan dengan pengukuran sederhana bagian tubuh seperti tinggi, berat badan, lingkar kepala, dan rentang lengan.

4. Perkembangan memori
Peneliti yang tertarik pada perkembangan memori melihat cara memori kita berkembang sejak masa kanak-kanak dan seterusnya. Menurut teori Fuzzy-trace, kita memiliki dua proses memori yang terpisah: verbatim (tekstual) dan gist (inti). Kedua jejak ini mulai berkembang pada waktu dan kecepatan yang berbeda.

Anak-anak semuda 4 tahun memiliki memori verbatim, memori untuk informasi permukaan, yang meningkat hingga masa dewasa awal, di mana hal itu mulai menurun.

Di sisi lain, kapasitas kita untuk memori inti, memori untuk informasi semantik, meningkat hingga masa dewasa awal, di mana hal itu konsisten sepanjang usia tua. Selain itu, ketergantungan kita pada jejak memori inti meningkat seiring bertambahnya usia.

Manfaat Mempelajari Psikologi Perkembangan

Adanya ilmu yang mempelajari mengenai psikologi perkembangan ini tentu memiliki manfaat. Selain bermanfaat untuk memahami dan meramalkan perilaku sendiri maupun orang lain, ada berbagai manfaat lain di antaranya,
1. Untuk memahami fase atau garis besar, pola umum perkembangan, dan pertumbuhan manusia mulai dari anak hingga dewasa pada tiap-tiap fasenya,
2. Mempelajari mengenai psikologi perkembangan untuk mengarahkan seseorang berbuat lebih baik dan berperilaku selaras sesuai dengan perkembangan hidup manusia,
3. Mengetahui tingkah laku individu sesuai atau tidak dengan tingkat usia atau perkembangannya,
4. Dapat memilih atau memberikan materi sesuai dengan metode yang dibutuhkan seseorang.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment