Psikologi Pendidikan: Pengertian, Sejarah, Ruang Lingkup, Teori Belajar, dan Manfaatnya

Pengertian Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan
Pengertian Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang menjelaskan mengenai suatu kegiatan dari individu serta faktor-faktor yang bisa mempengaruhi dalam suatu proses pendidikan. Psikologi pendidikan juga sangat berkaitan dengan cara bagaimana siswa belajar serta dengan perkembangannya.

Bidang dalam psikologi pendidikan meliputi studi tentang memori, proses konseptual, dan perbedaan individu (melalui psikologi kognitif) dalam mengonseptualisasikan strategi baru mengenai proses belajar pada manusia. Psikologi pendidikan dibangun atas dasar teori pengondisian operan, fungsionalisme, strukturalisme, konstruktivisme, psikologi humanistik, psikologi Gestalt, dan pemrosesan informasi.

Psikologi Pendidikan Menurut Para Ahli
1. Muhibin Syah, psikologi pendidikan yaitu suatu disiplin ilmu terhadap bidang psikologi yang menyelidiki mengenai masalah psikologi terhadap anak yang terjadi dalam dunia pendidikan.
3. Wherington, psikologi pendidikan mempunyai fungsi untuk studi sistematis mengani proses-proses serta faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
4. Sumadi Suryabrata, psikologi pendidikan berguna sebagai pengetahuan psikologi tentang anak didik terhadap situasi pendidikan.
5. Elliot, psikologi pendidikan merupakan penerapan terhadap teori-teori psikologi guna mempelajari perkembangan, pembelajaran, motivasi, serta pengajaran dan juga permasalahan yang timbul dalam dunia pendidikan.
6. Anita Woolfolk Hoy, psikologi pendidikan yaitu sebuah ilmu yang memfokuskan perhatiannya terhadap proses belajar serta pembelajaran, yang menerapkan metode dan teori psikologi serta menjadikannya sebagai teori secara berkesesuaian.
7. Santrock, psikologi pendidikan yaitu sebuah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri dalam pemahaman mengenai proses belajar dan juga mengajar pada lingkungan pendidikan.
8. Alice Crow, psikologi pendidikan yaitu suatu studi mengenai belajar, pertumbuhan, serta kematangan seorang individu serta penerapan terhadap prinsip-prinsip ilmiah tentang reaksi manusia yang mempengaruhi proses belajar mengajar.

Sejarah Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan pada masa awal perkembangan dan pemanfaatannya belum dikenal banyak orang tetapi seiring dengan perkembangan sains dan teknologi, akhirnya lahir dan berkembanglah secara resmi sebagai sebuah cabang khusus psikologi yang disebut psikologi pendidikan.

Umumnya para ahli memandang bahwa Johann Friedrich Herbart adalah bapak psikologi pendidikan. Namanya diabadikan sebagai nama sebuah aliran psikologi yang disebut Herbartianisme pada tahun 1820-an.

Konsep utama pemikiran Herbartianisme adalah massa aperseptif, sebuah istilah yang khusus diperuntukkan bagi pengetahuan yang telah dimiliki individu. Dalam pandangan Herbart, proses belajar atau memahami sesuatu bergantung pada pengenalan individu terhadap hubungan-hubungan antara ide-ide baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Berikut beberapa poin mengenai ruang lingkup yang dipelajari dalam ilmu psikologi pendidikan di antaranya,
1. Proses Tingkah Laku
Psikologi menjadi dasar mengenai bagaimana pengamatan proses tingkah laku ini, yang kemudian akan berkembang untuk disesuaikan dengan proses pendidikan yang ada. Tentu saja, proses tingkah laku ini menjadi dasar dari pengembangan pendidikan nantinya.

2. Tahap Perkembangan
Tahap perkembangan yang ada di dalamnya menjadi sebuah terobosan yang sangat membantu dalam menciptakan proses pendidikan yang sesuai dengan kaidah yang ada. Ini menjadikan psikologi perkembangan menjadi hal yang penting untuk diketahui.

3. Hakekat Belajar
Belajar adalah suatu perilaku individu dalam rangka menemukan hal baru yang ingin ia capai. Perilaku inilah yang kemudian bisa diamati kemudian dijadikan landasan dalam mengembangkan sistem pendidikan yang ada.

4. Hukum dan Teori Belajar
Kedua hal ini juga sama-sama dikembangkan sedemikian rupa untuk memberikan kontribusi yang cukup positif di dalam psikologi pendidikan. Hukum dan teori belajar menjadi hal yang memang penting untuk diketahui sebagai permulaan terutama untuk menyesuaikan proses pembelajaran.

5. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Berbagai macam faktor yang mempengaruhi belajar, terutama terkait dengan perilaku individu di dalamnya merupakan bagian dari klasifikasi psikologi dalam pendidikan. Ada banyak faktor yang kemudian ditelaah dan diidentifikasi sehingga menjadikan program pendidikan bisa dirancang sedemikian rupa yang disesuaikan dengan kebutuhan.

6. Psikologi Kepribadian
Ini adalah salah satu klasifikasi tersendiri di mana psikologi kepribadian bisa memberikan dasar-dasar yang meningkatkan kemampuan atau kemauan individu dalam terlibat aktif pada proses pembelajaran yang akan ia ikuti.

7. Psikologi Kognitif
Ini juga sudah sangat familiar di dalam dunia pendidikan, terutama mengenai penggolongan tahap perkembangan kognitif sesuai usia yang bisa kita pelajari di sana. Psikologi kognitif sangat berguna, terutama untuk menyesuaikan kompetensi pendidikan sesuai dengan tahapan perkembangan.

8. Pembentukan Kurikulum
Ini juga biasanya akan menghasilkan suatu kurikulum-kurikulum tertentu yang disesuaikan dengan proses psikologi peserta didik. Kemampuan dan sistem penilaian akan disesuaikan sehingga proses pembelajaran yang berlangsung pun bisa berjalan dengan baik.

9. Pembawaan
Pembawaan bisa memberikan kategori-kategori tersendiri pada individu terutama terkait cara dan strategi belajar yang akan ia gunakan ketika ia berada dalam situasi pendidikan. Pembawaan ini tentu saja memiliki nilai potensi yang ada dalam diri seorang individu.

10. Dasar Pengetahuan
Dasar pengetahuan juga menjadi bekal awal seorang individu dalam mempelajari sesuatu. Melalui dasar pengetahuan ini, individu dapat belajar mengenai apa saja yang menjadi hal cukup penting untuk persiapan sebelum ia terjun langsung dalam proses pendidikan. Klasifikasi ini bisa menempatkan individu pada posisi yang tepat dan sesuai.

11. Kesehatan Mental
Seseorang bisa dikategorikan apakah layak dalam menerima pendidikan formal atau justru membutuhkan pendidikan khusus. Semua bergantung dengan klasifikasi dari kesehatan mental yang akan dikaji kepada peserta didik.

12. Teori Pendidikan
Ada banyak sekali teori mengenai pendidikan ini. Pada dasarnya, melalui teori pendidikan akan didapatkan klasifikasi psikologi yang mengkaji bagaimana individu bisa melangsungkan proses pembelajaran yang cukup baik dengan tetap membuat optimal kemampuan yang ia bawa.

13. Psikologi Sosial
Individu akan mendapat informasi mengenai psikologi sosial yang dimilikinya sehingga menjadikan seseorang menjadi lebih sesuai dengan apa yang menjadi keinginannya.

Teori Belajar dalam Psikologi Pendidikan
Terdapat beberapa teori psikologi pendidikan yang menjadi konsep dasar pelaksanaan psikologi dalam dunia pendidikan di antaranya,
1. Teori Behaviorisme
Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut merupakan dampak  dari adanya interaksi antara stimulus dan respons. Dapat diartikan bahwa belajar merupakan bentuk perubahan tingkah laku pada siswa dari interaksi terhadap stimulus. Seseorang dikatakan sudah belajar jika terdapat perubahan pada perilakunya.

Kemudian, dalam teori ini, konsep yang diutamakan adalah input atau stimulus yang diberikan seperti guru mengajarkan pada siswa cara membaca. Kemudian output yang merupakan hasil atau respons akibat dari stimulus, seperti siswa menjadi bisa membaca walaupun masih terbata- bata. Hal tersebutlah yang dikatakan belajar.

Namun apabila pada outputnya siswa masih belum bisa membaca, maka proses tersebut belum dikatakan sebagai kegiatan belajar karena tidak ada hasil dari stimulus yang diberikan.

2. Operant conditioning Theory
Operant conditioning adalah tipe pembelajaran di mana perilaku dikontrol oleh konsekuensi yang bisa diperoleh. Kunci dari operant conditioning ini adalah dukungan positif dan negatif, hukuman positif dan negatif. Dukungan positif adalah memberikan sesuatu yang menyenangkan pada suatu perilaku.

Misalnya guru yang memberikan pujian pada siswanya karena telah menjawab dengan benar. Dukungan negatif adalah membuang sesuatu yang tidak menyenangkan sebagai sikap yang bisa diterima. Misalnya di luar sangat bising, sehingga menyalakan TV dengan keras membuat lebih nyaman dan mengurangi suara bising yang tidak menyenangkan.

Kemudian, hukuman positif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan. Misalnya ketika ada seorang anak yang nakal di kelas, dia menerima hukuman berdiri di depan kelas. Hukuman negatif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan dengan mengambil sesuatu yang menyenangkan.

Misalnya Kevin merusak boneka adiknya, sehingga dia tidak diperbolehkan main di luar dengan temannya (Saul, 2015).

3. Classical conditioning Theory
Classical conditioning merupakan teori dengan melibatkan pembelajaran pada perilaku baru melalui suatu proses yang berkesinambungan. Terdapat tiga tahapan pada teori ini dengan pemberian stimulus baru pada masing-masing tahapan di antaranya,
1. Tahap 1. Before Conditioning. Pada tahap ini stimulus dari lingkungan yang mengeluarkan respons yang belum dipelajari dan terdapat respons yang tidak pernah terpikirkan. Misalnya parfum dapat menimbulkan respons kebahagiaan.
2. Tahap 2. During Conditioning. Stimulus dari lingkungan tidak berespons berhubungan dengan stimulus yang sudah diketahui. Misalnya parfum mungkin berkaitan dengan seseorang.
3. Tahap 3. After Conditioning. Terbentuknya respons yang baru. Misalnya seseorang yang sebelumnya berkaitan dengan parfum yang harum menjadi sangat memikat (Mcleod, 2008).

4. Teori Kognitif
Teori kognitif memfokuskan perubahan proses mental dan struktur yang terjadi sebagai hasil dari upaya untuk memahami sekitar. Teori kognitif digunakan untuk proses pembelajaran yang sederhana seperti mengingat nomor telepon dan lainnya.

Teori kognitif memiliki empat prinsip dasar di antaranya,
a. Siswa aktif untuk mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan yang diberikan
b. Pengembangan pengetahuan tergantung terhadap apa yang sudah mereka pelajari
c. Belajar membangun pengalaman
d. Belajar merupakan perubahan struktur mental seseorang.

5. Koneksionisme
Teori koneksionisme dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1878- 1949) dan dikenal dengan teori stimulus-respons. Menurutnya, dasar belajar merupakan asosiasi dari stimulus dan respons. Stimulus akan memberikan pesan pada panca indera lalu memberikan respons dengan perilaku. Asosiasi seperti hal tersebut disebut koneksi. Prinsip itulah yang disebut koneksionisme.

6. Teori Gestalt
Gestalt merupakan teori yang menjelaskan proses persepsi melalui penataan komponen sensasi yang memiliki hubungan atau pola menjadi kesatuan. Disimpulkan bahwa, seseorang cenderung melihat sesuatu di sekitarnya sebagai kesatuan yang utuh.

Teori Gestalt menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk. Misalnya ketika kita sedang melihat awan dan melihat suatu bentuk yang mirip suatu objek.

Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan
Terdapat banyak manfaat yang diperoleh dari mempelajari psikologi pendidikan di antaranya,
1. Memahami perbedaan antara satu siswa dengan yang lainnya, seperti tingkat kecerdasan, pertumbuhan, bakat, dan lain-lain.
2. Membantu para pengajar untuk lebih bijaksana dalam membimbing siswanya dalam proses belajar.
3. Agar para pengajar mempunyai pengetahuan yang lebih luas dalam mendidik siswa maupun dalam bidang keahlian lainnya.
4. Agar para pengajar dapat membangun iklim pendidikan yang lebih efektif maupun efisien dengan cara mempelajari dan menganalisis karakteristik para murid dalam melakukan proses belajar.
5. Agar terciptanya suatu hasil pembelajaran yang efisien.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Psikologi Pendidikan: Pengertian, Sejarah, Ruang Lingkup, Teori Belajar, dan Manfaatnya"