Drone: Pengertian, Sejarah, Komponen, Arah Gerakan, Cara Kerja, Istilah Umum, Jenis, dan Manfaatnya

Table of Contents
Pengertian Drone Drone atau pesawat nirawak atau UAV atau unmanned aerial vehicle
Drone (UAV)

Pengertian Drone

Drone (pesawat nirawak) atau UAV  (unmanned aerial vehicle) adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh komputer atau remote control. Drone menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya sehingga alat ini mampu diterbangkan tanpa awak atau secara autopilot.

Drone mampu membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya. Penggunaan terbesar di bidang militer, tetapi juga digunakan di bidang geografi, fotografi, dan videografi. Hal inilah yang menjadi alasan orang menggunakannya untuk kepentingan tertentu.

Sejarah Drone

Drone muncul pada awal abad ke-19 tepatnya sebelum perang dunia ke I. Pertama kali diciptakan pada tanggal 22 Agustus 1849 dengan penyesuaian teknologi pada zaman itu. Hal ini terjadi ketika tentara Austria menyerang kota Venesia dengan balon udara tanpa awak yang diisi dengan bahan peledak.

Kemudian Inggris mengembangkan pesawat bersayap tanpa pilot yaitu Ruston Proctor Aerial Target. Pesawat ini didesain oleh Nikola Tesla dan hanya dikendalikan dengan radio kontrol, namun dengan teknologi yang masih sederhana.

Sebenarnya Aerial Target adalah bom terbang sebagai senjata dari Inggris untuk melawan Zeppelin Jerman. Penemu pesawat ini mengira bisa digunakan untuk sasaran darat. Setelah banyak prototype gagal diluncurkan, militer Inggris membatalkan proyek ini. Mereka berpikiran bahwa kendaraan udara tanpa awak memiliki keterbatasan potensi militer.

Setahun kemudian, Amerika menciptakan Pesawat Otomatis Hewitt-Sperry. Setelah uji coba tes di depan perwakilan Angkatan Darat AS, produksi masal akan ditugaskan oleh Bug Kettering. Bug merupakan keajaiban teknologi di tahun 1918, tetapi terlambat digunakan dalam perang bahkan tidak pernah digunakan.

Kemajuan teknologi UAV terlihat selama Perang Dunia II dan saat memasuki Perang Dingin. Sayangnya teknologi ini dipandang sebagai hal baru yang tidak dapat diandalkan dan mahal. Namun mereka tertarik dengan inovasi baru yaitu Flying Fortress dan SR-71 Blackbird.

Informasinya Amerika Serikat dan Uni Soviet menggunakan pesawat tanpa awak ini untuk melakukan mata-mata selama Perang Dingin namun motifnya masih menjadi rahasia.

Perang drone pun terjadi pada tahun 1982 ketika Israel melakukan koordinasi penggunaan UAV medan perang dengan pesawat tanpa awak untuk menghilangkan armada Suriah dengan kerugian yang sangat minimal.

Pihak Israel menggunakan pesawat tanpa awak untuk melemahkan musuh, menghentikan komunikasi, dan sebagai upaya mengurangi nyawa pilot.

Penggunaan drone sebagai senjata pun menjadi hal yang diprioritaskan oleh berbagai negara maju. Contohnya saja Amerika Serikat. Negara ini telah mengeluarkan puluhan juta dolar untuk kontrak pembuatan dan pengembangan pesawat tanpa awak pada tahun 1984.

Drone militer sendiri dapat melaksanakan satu dari dua tujuan. Pertama yaitu pengawasan tempur, di mana pesawat dikontrol oleh radio untuk menandai posisi musuh. Kedua yaitu pengintaian taktis di mana mini drone berfungsi untuk mengambil gambar area musuh sebelum kembali ke pangkalan dengan autopilot.

Drone memang sering digunakan untuk tindakan ofensif, tetapi dalam perkembangannya kemudian teknologi ini mulai dipakai oleh bidang non-militer. Sejarah penggunaannya di bidang non militer dimulai pada tahun 2006 yang dikutip dari laporan Wall Street Journal.

Pemerintah menggunakannya untuk bantuan bencana, pengawasan perbatasan, dan pemadaman kebakaran. Kemudian berbagai perusahaan agrikultur mulai menggunakan teknologi ini untuk menyemprotkan pestisida pada lahan pertanian dan memeriksa saluran pipa.

Kemudian, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) meyakinkan bahwa drone komersial (non-militer) aman untuk menentukan langkah yang tepat. Tahun pertama FAA mengumumkan izin komersial adalah pada tahun 2006.

Mereka akan mengeluarkan dua izin setahun selama 8 tahun jika diminta. CEO Amazon Jeff Bezos menyampaikan bahwa perusahaannya juga menggunakan drone sebagai metode pengiriman cepat sehingga minatnya menjadi naik pada tahun 2013.

FAA mengeluarkan izin drone sebanyak 1000 izin pada 2013, kemudian meningkat menjadi 3100 izin pada 2016 dan terus meningkat sampai saat ini.

Perkembangannya yang sangat cepat membuat berbagai sektor bisnis mulai melakukan pengembangan dan penelitian lebih jauh. Misalnya Altair Aerial menciptakan teknologi ini agar dapat membawa lebih banyak orang ke pasar yang ramah bagi pemula dengan biaya rendah.

Perusahaan Tiongkok EHANG mempunyai rencana untuk mengubah drone menjadi layanan taksi dan telah membangun quadcopter yang dapat mengangkut penumpang. Terakhir Flyability menciptakan drone yang dapat beroperasi di dalam ruangan terbatas.

Komponen Drone

1. Propeller / Prop, adalah baling-baling yang dipakai untuk memberikan daya angkat pada drone, pengendali arah, dan penyeimbang, jumlah dari propeller tersebut bervariasi ada yang jumlahnya 2, 3, 4, 8 dan seterusnya.
2. RC (remote control) yang dipakai untuk menggerakkan drone dari jarak jauh biasa di drone RC ini dipasangkan dengan device seperti smartphone, tablet , komputer yang dipakai untuk visualisasi dari drone itu sendiri dan memantau pergerakannya dari jarak jauh
3. Gimbal, adalah sistem penyeimbang dari kamera, juga sebagai penghubung antara drone dan kamera bentuknya masing-masing berbeda tetapi memiliki kegunaan yang sama yaitu membuat stabil pengambilan foto atau video dengan menggunakan drone sehingga guncangan dari drone, dan angin tidak membuat foto menjadi goyang atau blur.
4. Camera, kamera yang dipakai untuk menampilkan image yang dipakai untuk melihat, memotret, melakukan recording video
5. Landing Skid, kaki drone yang dipakai untuk melakukan pendaratan, bentuknya bermacam macam dan terkadang bisa digerakkan naik dan turun sesuai kebutuhan
6. Shock Absorber, peredam getaran yang dipakai di drone untuk membantu memberikan keseimbangan camera sehingga tetap lurus dan stabil, tidak semuanya drone memiliki  ini tetapi di dalam gimbal sudah ada fungsi ini.
7. Rotor, dinamo penggerak dari propeller dan jumlahnya tergantung dari jenis drone itu sendiri, besaran rotornya juga tergantung dari besar kecilnya drone.

Arah Gerakan Drone

1. 3 Axis. Drone dapat digerakkan ke tiga titik sumbu , dengan drone quadcopter Drone dapat digerakkan ke depan, ke kiri ke kanan, dan berputar atau pada sumbu x , y , z atau sering disebut gerakan Pitch , Roll, Yaw.
2. Pitch. Gerakan drone untuk maju dan mundur pergerakannya bisa dengan memajukan stick ke depan dan ke belakang sesuai dengan setting RC yang kita lakukan
3. Roll. Gerakan drone untuk ke kanan atau ke kiri pergerakannya bisa dengan menggerakkan ke kanan dan ke kiri dari RC yang ada.
4. Yaw. Gerakan drone untuk berputar dari kiri atau dari kanan dan pergerakannya juga dikendalikan dengan RC yang sama gerakannya dengan roll tetapi beda stik.
5. Throttle. Pengendali dari motor / rotor dari drone tersebut bisa juga disebut stik , biasa kita sebutnya throttle down artinya drone diarahkan ke bawah. Naik menggunakan throttle up (arahkan stik ketas)
6. Auto Take Off & Landing. Drone bisa diterbangkan secara langsung hanya dengan memencet tombol dan drone akan take off secara automatic begitu pula dengan landingnya
7. Hovering. Posisi drone dalam keadaan melayang di udara yang biasa dipakai untuk checking drone.
8. Trim. Tombol atau dial yang dipakai untuk menyeimbangkan dan menjaga kestabilan drone, biasa dipakai di heli RC sedangkan di drone sudah diatur oleh IMU yang melakukan checking sehingga drone tetap stabil di udara.
9. Alerion. Adalah istilah untuk menggerakkan stick ke kanan atau ke kiri sama dengan roll bisa juga disebut Alerion adalah melakukan test ke kanan dan ke kiri
10. Elevator. Adalah istilah untuk menggerakkan stick ke depan dan ke belakang atau sama dengan pitch kontrol bisa juga disebut elevator adalah gerakan melakukan test maju ke depan dan ke belakang
11. Figure 8. Drone terbang membentuk arah atau bentuk angka 8

Cara Kerja Drone

Drone dapat dikendalikan menggunakan remote control. Namun dengan menggunakan pancaran radio sekitar 2.4 GHz. Pesawat tanpa awak ini juga dapat dikontrol menggunakan smartphone sebab memiliki chip komputer yang lebih kompleks.

Chip ini dapat mengolah gambar dari kamera kemudian menampilkan hasilnya di smartphone yang digunakan sebagai kontrol. Gambar dari chip adalah real time sehingga pengguna dapat mengatur resolusi sesuai spesifikasi, mengarahkan sesuai keinginan pengguna.

Cara pengendalian mirip dengan cara memainkan game race pada smartphone yaitu dengan menggunakan telunjuk dan menggerakkan ke arah kiri atau kanan. Pengguna juga bisa memilih untuk mengambil gambar sesuai keinginan.

Untuk beberapa drone terdapat fasilitas GPS. Cara kerjanya hampir sama, tetapi sebelum terbang harus dipastikan mendapat sinyal GPS terlebih dahulu. Penerbangannya tergantung kekuatan sinyal GPS. Terdapat perantara yaitu satelit GPS dalam pengoperasian drone jenis ini.

Satelit akan mengirimkan data ke drone, begitu pun sebaliknya. Inilah mengapa sinyal GPS harus kuat karena jika tidak UAV akan hilang atau lost control. Biasanya drone dengan GPS telah dilakukan setting homebase atau tempat pulang dengan mengisi koordinat titik.

Jadi, drone akan kembali ke koordinat tersebut jika lost control atau baterai tidak cukup. Keuntungan lain bagi fotographer adalah dapat menentukan auto fly dan record pada koordinat tertentu sehingga pengguna dapat berpose bebas tanpa perlu mengkhawatirkan posisinya.

Istilah Umum Drone

Berikut beberapa istilah umum dari drone di antaranya,
1. Drone/ UAV (Unmanned Aerial Vechicle) merupakan pesawat tanpa awak yang dikendalikan oleh remote control.
2. Multirotor. Merupakan rotor/dinamo sebagai penggerak drone yang jumlahnya lebih dari satu.
3. GPS. Sistem navigasi satelit yang digunakan untuk menunjukkan posisi dari alat yang dipakai, dan jumlah nya ribuan tergantung dari kegunaan alat tersebut.
4. Glonass. Global Navigation Satellite System ini hampir sama seperti GPS yaitu sistem navigasi satelit yang digunakan untuk mendeteksi posisi dari alat tersebut.
5. IMU (Inertial Measurement Unit) merupakan komponen utama dari drone yaitu alat yang di dalamnya terdapat accelerometers dan gyroscopes digunakan untuk mengukur dan menginformasikan kuat lemahnya medan magnet serta mengatur kestabilan posisi drone.
6. Calibrasi Compas. Kalibrasi kompas ini sebagai prosedur safety dari setiap drone yang bertujuan untuk memastikan posisi drone dengan benar, agar dapat menyamakan pergerakan RC dan dapat menjalankan perintah dengan benar.
7. Satelit. Jumlah satelit yang dapat dilihat di device pengontrol yang jumlahnya sebagai petunjuk satelit yang melakukan penguncian pada drone yang terhubung GPS.
8. RTH (Return to Home) yaitu feature pada drone yang berguna untuk mengatur drone yang telah di setting agar dapat kembali ke pangkalan atau Home.
9. Pilot Drone. Orang yang menjalankan drone dari jarak jauh menggunakan alat kendali.
10. Safety Prosedur. Pada saat mengendalikan drone, kita harus selalu mengutamakan keamanan drone yaitu dengan mengikuti langkah-langkah safety prosedur.
11. FPV (Firs Person Drone). Sudut pandang kamera yang digunakan untuk mengatur arah sesuai dengan keinginan.
12. RTF (Ready to Fly). Posisi yang menunjukkan kesiapan drone untuk diterbangkan.
13. ESC (Electronic Speed Controller). Sistem untuk mengatur cepat lambat drone pada posisi di udara.
14. FC (Flight Controller). Alat yang digunakan untuk mengontrol drone agar sesuai dengan perintah.
15. VPS (Vision Positioning System). Adalah sistem yang memberikan informasi dan mengatur ketinggian dari posisi drone.
16. FPV (First Person View}. Sudut pandang pertama sebagai pilot yang menerbangkan drone dan biasanya feature ini berbentuk kaca mata khusus yang digunakan untuk melihat langsung.

Jenis Drone

Drone mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih, maka dari itu, drone juga memiliki beberapa jenis yang secara penggunaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan di antaranya,
1. 2 Copter. Drone yang memiliki jumlah baling-baling dua.
2. 3 Copter/Tricopter. Drone yang memiliki jumlah baling-baling tiga.
3. 4 Copter/Quadcopter. Drone yang memiliki jumlah baling-baling empat.
4. 6 Copter/Hexa copter. Drone yang memiliki jumlah baling-baling enam.
5. 8 Copter/ Octa copter. Drone yang memiliki jumlah baling-baling delapan.

Manfaat Drone

1. Drone Militer
Drone militer berfungsi untuk kepentingan di bidang militer. Adapun Jenis Drone Militer yang populer adalah UAV Predator dan Reaper.Di Indonesia ada beberapa jenis drone militer yaitu Puna Gagak, Puna Pelatuk, Puna Walung, dan lain sebagainya.

2. Drone Konsumer
Drone Konsumer jenis ini biasanya sering digunakan oleh para pengguna yang memiliki hobi memotret dan membuat video.Fungsi dari drone konsumer tidak lain yakni untuk menyalurkan hobi penggunanya. Oleh karena itu, pada drone ini dilengkapi fitur kamera beresolusi tinggi. Drone Konsumer yang biasa digunakan seperti DJI Mavic Pro, GoPro Karma, dan DJI Phantom.

3. Drone Mainan
Drone jenis mainan ini biasanya tidak memiliki kamera pada perangkatnya, karena drone ini hanya berfungsi sebagai mainan saja. Drone ini pula yang biasanya digunakan oleh pilot pemula untuk kegiatan berlatih simulasi menjalankan pesawat.

4. Drone Profesional
Drone Profesional biasanya digunakan penggunanya untuk alat produksi sebuah project atau video. Drone profesional hampir sama seperti drone konsumer, hanya saja perbedaannya pada drone profesional kualitas kamera lebih baik dibandingkan kualitas kamera drone konsumen.

5. Drone Industrial
Drone Industrial adalah lanjutan dari Drone Profesional dan memiliki baling-baling cukup banyak, biasanya disebut sebagai konfigurasi multirotor. Drone ini biasa digunakan pada industri film besar di bidang pertanian, dan digunakan untuk membantu menyiram pupuk pada tanaman serta menyemprotkan pestisida pada tanaman.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment