Perang Dunia II: Pengertian, Sejarah, Penyebab, Pihak, Medan, Akhir, Perjanjian, dan Dampaknya

Pengertian Perang Dunia II
Perang Dunia II

Pengertian Perang Dunia II
Perang Dunia II (PD II) adalah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan yaitu sekutu dan poros. Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer.

Perang ini ditandai dengan sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga sipil, termasuk holocaust dan pemakaian senjata nuklir dalam peperangan. Perang ini memakan korban jiwa sebanyak 50 juta sampai 70 juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia.

Sejarah Perang Dunia II
Kekaisaran Jepang berusaha mendominasi Asia Timur dan sudah memulai perang dengan Republik Tiongkok pada tahun 1937, tetapi perang dunia secara umum pecah pada tanggal 1 September 1939 dengan invasi ke Polandia oleh Jerman yang diikuti serangkaian pernyataan perang terhadap Jerman oleh Prancis dan Britania.

Sejak akhir 1939 hingga awal 1941, dalam serangkaian kampanye dan perjanjian, Jerman membentuk aliansi Poros bersama Italia, menguasai atau menaklukkan sebagian besar benua Eropa. Setelah Pakta Molotov–Ribbentrop, Jerman dan Uni Soviet berpisah dan menganeksasi wilayah negara-negara tetangganya sendiri di Eropa, termasuk Polandia.

Britania Raya, dengan imperium dan Persemakmurannya, menjadi satu-satunya kekuatan besar Sekutu yang terus berperang melawan blok Poros, dengan mengadakan pertempuran di Afrika Utara dan Pertempuran Atlantik. Bulan Juni 1941, Poros Eropa melancarkan invasi terhadap Uni Soviet yang menandakan terbukanya teater perang darat terbesar sepanjang sejarah, yang melibatkan sebagian besar pasukan militer Poros sampai akhir perang.

Pada bulan Desember 1941, Jepang bergabung dengan blok Poros, menyerang Amerika Serikat dan teritori Eropa di Samudra Pasifik, dan dengan cepat menguasai sebagian besar Pasifik Barat. Serbuan Poros berhenti pada tahun 1942, setelah Jepang kalah dalam berbagai pertempuran laut dan tentara Poros Eropa dikalahkan di Afrika Utara dan Stalingrad.

Pada tahun 1943, melalui serangkaian kekalahan Jerman di Eropa Timur, invasi Sekutu ke Italia, dan kemenangan Amerika Serikat di Pasifik, Poros kehilangan inisiatif mereka dan mundur secara strategis di semua front. Tahun 1944, Sekutu Barat menyerbu Prancis, sementara Uni Soviet merebut kembali semua teritori yang pernah dicaplok dan menyerbu Jerman beserta sekutunya.

Perang di Eropa berakhir dengan pendudukan Berlin oleh tentara Soviet dan Polandia dan penyerahan tanpa syarat Jerman pada tanggal 8 Mei 1945. Sepanjang 1944 dan 1945, Amerika Serikat mengalahkan Angkatan Laut Jepang dan menduduki beberapa pulau di Pasifik Barat, menjatuhkan bom atom di negara itu menjelang invasi ke Kepulauan Jepang.

Uni Soviet kemudian mengikuti melalui negosiasi dengan menyatakan perang terhadap Jepang dan menyerbu Manchuria. Kekaisaran Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus 1945, sehingga mengakhiri perang di Asia dan memperkuat kemenangan total Sekutu atas Poros.

Perang Dunia II mengubah haluan politik dan struktur sosial dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan untuk memperkuat kerja sama internasional dan mencegah konflik-konflik yang akan datang. Para kekuatan besar yang merupakan pemenang perang—Amerika Serikat, Uni Soviet, Tiongkok, Britania Raya, dan Prancis—menjadi anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Uni Soviet dan Amerika Serikat muncul sebagai kekuatan super yang saling bersaing dan mendirikan panggung Perang Dunia yang kelak bertahan selama 46 tahun selanjutnya. Sementara itu, pengaruh kekuatan-kekuatan besar Eropa mulai melemah, dan dekolonisasi Asia dan Afrika dimulai.

Kebanyakan negara yang industrinya terkena dampak buruk mulai menjalani pemulihan ekonomi. Integrasi politik, khususnya di Eropa, muncul sebagai upaya untuk menstabilkan hubungan pascaperang.

Penyebab Perang Dunia II
1. Fasisme
Adolf Hitler bisa dibilang sebagai dalang dari nasionalisme ekstrem atau fasisme ini. Saat Jerman frustrasi karena kalah perang dan marah karena naiknya tingkat pengangguran, Hitler seolah melihat kesempatan untuk membujuk orang-orang Jerman dengan janji memberi solusi mudah atas masalah yang sedang dihadapi. Jerman menuntut balas dendam atas perjanjian Versailles (Perjanjian Tanpa Kemenangan) yang telah ditandatangani pada tahun 1918.

Pada masa yang dipenuhi kemarahan tersebut, iklim politik sudah siap untuk menjalin kerja sama antara partai-partai radikal, salah satunya, yaitu Partai Nazi. Antara tahun 1933 dan 1934, Hitler mulai beraksi dengan mengambil kendali atas partai tersebut. Saat itulah, nasionalisme ekstrem yang mendukung kediktatoran menjadi prinsip atas jalannya pemerintahan.

Pembuatan tuntutan yang cenderung tak masuk akal dilakukan Hitler sebagai salah satu strategi diplomatik. Jika tuntutan tersebut tak dipenuhi, dia mengeluarkan ancaman untuk perang. Langkah ini melanggar Perjanjian Versailles karena Jerman kemudian memperluas jumlah pasukan melebihi ketentuan.

2. The Great Depression
Pada tahun 1929 hingga 1939, ekonomi dunia mengalami kemerosotan besar yang memicu depresi hebat atau The Great Depression. Kemerosotan ekonomi ini merupakan salah satu penyebab Perang Dunia II. Kemarahan di kalangan masyarakat muncul karena pengangguran massal di Jerman dan kemiskinan di Jepang dalam pemerintahan diktator.

Depresi hebat dari kemarahan rakyat tersebut dijadikan senjata oleh sebagian besar pemimpin, termasuk Hitler untuk menciptakan kebencian terhadap negara lain agar bisa merebut kekuasaan. Masyarakat terombang-ambing dalam kemarahan sekaligus janji-janji dari pemimpin. Dengan begitu, mereka bisa dikendalikan secara mudah lewat janji akan mendapat pekerjaan dan kualitas hidup yang lebih baik.
 
3. Aliansi Blok Fasis dan Sekutu
Munculnya aliansi juga menjadi penyebab Perang Dunia II secara umum. Kekacauan yang terus berjalan memicu kekhawatiran akan terjadinya perang besar. Hal tersebut membuat berbagai negara membentuk aliansi sendiri. Terdapat dua aliansi besar yang menjadi penyebab Perang Dunia II, yaitu blok fasis dan blok sekutu. Blok fasis (Jerman, Italia, dan Jepang) bersekutu dengan Rumania, Hongaria, Bulgaria, Slowakia, dan Kroasia.

Blok sekutu terdiri dari blok demokrasi dan komunis. Blok demokrasi terdiri dari Prancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Republik Tiongkok (juga bersekutu dengan Australia, Afrika Selatan, Brasil, Belanda, Belgia, Cekoslowakia, Etiopia, Filipina, India, Kanada, Kuba, Luksemburg, Meksiko, Norwegia, Polandia, Selandia Baru, Yugoslavia, dan Yunani), sedangkan blok komunis berisi Uni Soviet, dan Mongolia.

4. Jepang Menginvasi Manchuria (China)
Jepang melakukan invasi ke Manchuria di laut timur Cina pada tahun 1931. Karena khawatir terhadap reaksi internasional, Jepang menjadikan insiden Mukden sebagai alasan invasi. Padahal sebenarnya, Insiden Mukden merupakan insiden yang terjadi karena jalur kereta api Jepang di dekat Mukden dibom oleh opsi junior Jepang, tapi pihak militer menuduh Tiongkok yang melakukan hal tersebut.

Para penjaga kereta api yang ditugaskan untuk memberi keamanan justru sering mengambil langkah di luar tugas seharusnya. Banyak laporan tentang penggerebekan desa-desa di Tiongkok oleh tentara Jepang, tapi semua laporan atas keluhan itu diabaikan.

Keinginan Jepang untuk merebut wilayah China pun merupakan proyek yang sebenarnya telah dimulai pada akhir 1800-an dalam Perang Sino-Jepang Pertama. Usaha pencaplokan itu dimulai dengan pemboman beberapa kota termasuk Shanghai, Guangzhou, dan Nanjing, tempat Tentara Kekaisaran Jepang melakukan kejahatan perang yang mengerikan.

5. Invasi Italia di Ethiopia
Invasi Italia di Ethiopia sering dilihat sebagai bukti kelemahan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) yang merupakan organisasi internasional yang dibentuk setelah Konferensi Perdamaian Paris 1919. Fungsi utama, seperti melucuti senjata, mencegah perang, dan menyelesaikan pertentangan melalui negosiasi serta diplomasi tak berhasil dijalankan dalam usaha pencaplokan ini.

Perang terjadi antara Italia dan Ethiopia antara 1935 dan 1939 yang dipicu oleh invasi Italia. Italia melakukan hal tersebut sebagai usaha untuk menyediakan tanah dan sumber daya lebih besar lagi bagi rakyat Italia yang kelaparan dan miskin.

6. Invasi Jerman ke Polandia
Penyerbuan Jerman ke Polandia pada tahun 1939 merupakan penyebab pecahnya perang antar beberapa negara yang kemudian juga menjadi penyebab Perang Dunia II. Sebenarnya, Hitler telah lama merencanakan invasi ke Polandia, negara yang dijamin oleh Inggris Raya dan Perancis atas dukungan militer jika diserang oleh Jerman.

Oleh karena itu, saat Jerman menginvasi Polandia pada September 1939, Perancis dan Inggris menyatakan perang terhadap Jerman. Hal itu menandai dimulainya Perang Dunia II.

7. Serangan Pearl Harbor
Serangan Pearl Harbor tak bisa dibilang sebagai penyebab Perang Dunia II sejak awal. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1941, saat Angkatan Laut Kekaisaran Jepang melakukan serangan dadakan pada Armada Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat yang sedang berlabuh di Pangkalan AL Pearl Harbor, Hawaii. Meski bukan serangan yang terjadi di awal perang, tapi peristiwa ini memicu keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Dunia II.

Pesawat tempur, pesawat pembom, dan pesawat torpedo dari AL Jepang menyerang pangkalan AL Amerika Serikat di Pearl Harbor diserang dalam 2 gelombang yang diberangkatkan dari 6 kapal induk AL Jepang. Sebagai balasan, Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang. Hal itu pun disusul oleh pernyataan perang Italia dan Jerman terhadap Amerika Serikat.

Pihak yang Berperang dalam Perang Dunia II
Negara yang terlibat dalam perang dunia adalah Austria, Jerman, Italia, Jepang dari pihak poros dan Rusia dari blok sekutu. Pada awalnya Rusia tidak terlibat PD II karena terikat perjanjian dengan Jerman untuk tidak saling menyerang pada tanggal 23 Agustus 1941, tetapi Jerman menyalahi sendiri perjanjiannya pada tanggal 22 Juni 1941 dengan menyerbu ke Rusia. Hal ini penting artinya bagi jalannya peperangan.

Demikian pula bagi USA yang semula bersikap netral dalam PD II tetapi karena USA merupakan gudang kebutuhan perang bagi sekutu (Arsenal of Democracy) diserang Jepang 7 Desember 1941, dan akibatnya tanggal 8 Agustus 1941 USA menyatakan perang kepada Jepang yang diikuti dengan pernyataan perang Jerman, Italia kepada USA tanggal 11 Desember 1941. Dengan demikian perang dunia II meluas tidak hanya di Eropa tetapi meliputi seluruh dunia.

Medan Perang Dunia II
Jalanya Perang Dunia II terbagi dalam tiga medan di antaranya,
1. Medan Eropa
Pada tanggal 1 September 1939 Jerman menyerang Polandia. Inggris dan Perancis mengumumkan perang kepada Jerman. Inilah sebagai awal meletusnya Perang Dunia II. Pada tanggal 9 April 1940 Jerman melakukan serangan ke utara yakni ke Denmark dan Norwergia. Kedua negara ini dapat diduduki Jerman.

Pada bulan Mei 1940 Belanda dapat diduduki Jerman sehingga Ratu Wilhelmina mengungsi ke Inggris. Pada tanggal 10 Juni 1940 Italia mengumumkan perang kepada Perancis dan Inggris, dilanjutkan menyerbu Perancis. Pada bulan Juni 1940 pasukan Jerman bergerak menuju Perancis dan dapat mendudukinya. Tentara Perancis di bawah pimpinan Charles de Gaulle mengungsi ke Inggris.

Kekuatan dua negara fasis Jerman dan Italia semakin mantap. Angkatan Udara Jerman menyerbu Inggris tetapi usahanya gagal kemudian beralih dengan pengeboman-pengeboman dan serangan laut ke arah Angkatan Laut Inggris.

Pada tanggal 27 September 1940 Jerman, Italia, dan Jepang bersatu dalam Perjanjian Tiga Negara. Pada tanggal 22 Juni 1941 dengan bantuan Finlandia dan Rumania, Jerman menyerbu Rusia. Padahal selama 18 bulan sebelumnya Hitler telah mengadakan perjanjian dengan Uni Soviet tidak akan saling menyerang.

2. Medan Afrika
Tentara Jerman menyerbu Balkan sampai di Kreta. Rumania dan Bulgaria memihak kepada Jerman. Inggris dapat memukul mundur tentara Italia di Afrika Utara. Serangan Sekutu terhadap Blok Sentral pada tanggal 23 Oktober 1942 di Afrika Utara dipusatkan di El Alamien, Mesir. Tentara Jerman di bawah Jenderal Erwin Rommel menyerbu Afrika dan menghantam Inggris sampai di muka Alexandria.

Serangan Jerman ke Afrika Utara dapat ditahan oleh Inggris di bawah pimpinan Montgomery dan Amerika Serikat di bawah Eisenhower pada tanggal 12 November 1942. Datangnya bantuan pasukan Amerika Serikat membuat pertahanan Jerman semakin rapuh. Sejak 19 November 1942 Jerman kalah melawan Rusia dalam pertempuran di Stalingrad.

Kemudian Rusia menyerbu Polandia dan Balkan. Rumania dan Bulgaria menyerah. Hongaria juga menyerah pada tanggal 13 Februari 1945. Tentara Rusia di bawah Zhukov berhasil menyerbu Berlin. Berlin diduduki Sekutu dari segala arah. Pertempuran hebat terjadi di dalam kota Berlin, dan Berlin dapat direbut oleh Sekutu. Pada tanggal 30 April 1945 Hitler bunuh diri. Pada tanggal 7 Mei 1945 Jerman menyerah kepada Sekutu tanpa syarat di Reims, Perancis.

3. Medan Asia Pasifik
Perang di medan Asia Pasifik diawali dengan penyerbuan pangkalan Armada Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawai pada tanggal 7 Desember 1941 oleh Jepang. Perang Dunia II di medan Asia Pasifik sering disebut Perang Asia Timur Raya, karena Jepang selalu mempropagandakan bahwa peperangan yang dilakukan bertujuan mewujudkan kemakmuran bersama di kawasan Asia Timur Raya.

Dalam serangan Jepang pada tanggal 7 Desember 1941 menewaskan kurang lebih 2.330 tentara Amerika Serikat dan 100 orang sipil di samping menghancurkan peralatan perang Amerika Serikat. Jepang menyatakan perang terhadap Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Serbuan Jepang dilanjutkan ke negara-negara di Asia Tenggara dengan menduduki Muangthai, Birma (Myanmar), Malaysia, dan Hindia Belanda (nama Indonesia waktu itu).

Untuk membalas serangan-serangan Jepang, Sekutu menyusun taktik serangan dari pulau satu ke pulau lain atau sistem katak loncat. Strategi ini dipimpin oleh Jendral Dauglas Mac Arthur dan Laksamana Chester Nimitz. Tentara Jepang di Laut Karang dan Midway (7 Mei 1942) dihancurkan oleh Sekutu. Inilah titik balik pertama. Dalam pertempuran-pertempuran berikutnya Amerika Serikat dapat merebut Filipina (22 Oktober1944), Iwo Jima (17 Maret 1945), Okinawa (21 Juni 1945).

Kemudian Inggris di bawah Lord Louis Mauntbatten menyerbu Birma (Myanmar) dan menghancurkan tentara Jepang (30 April 1945). Dari Saipan dan Okinawa Angkatan Udara Amerika Serikat menyerang kota-kota Jepang, tetapi Jepang belum menyerah. Akhirnya pada tanggal 6 Agustus 1945 Hiroshima dijatuhi bom atom dilanjutkan tanggal 9 Agustus 1945 di Nagasaki.

Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945 (secara resmi 2 September 1945 di atas kapal “Missouri” di Teluk Tokio). Dengan demikian berakhirlah Perang Dunia II karena Jepang beserta negara-negara pendukungnya menyerah.

Setelah Perang Dunia II berakhir maka diadakanlah perjanjian-perjanjian perdamaian antara pihak pemenang dan yang kalah. Perjanjian-perjanjian itu antara lain Konferensi Postdam (2 Agustus 1945) dan Perjanjian San Fransisco (8 September 1951).

Akhir Perang Dunia II
Jerman berhasil menduduki sebagian besar Eropa Kontinental. Perancis Utara, Belgia, Belanda, Luxemburg, Austria, Hongaria, Rumania, Bulgaria, dan negara Balkan sampai ke Kretta berhasil diduduki oleh Jerman. Pendudukan Jerman atas Rumania yang kaya akan minyak ditentang oleh Uni Soviet. Menteri Luar Negeri Uni Soviet, Mutolof minta pertanggungjawaban Jerman atas agresinya ke wilayah sebelah Timur, tetapi tidak mendapat jawaban yang memuaskan.

Uni Soviet menjadi sekutu Inggris, namun, Rumania dan Bulgaria memihak Jerman. Sementara, pasukan Italia berhasil dikalahkan oleh pasukan Inggris yang dipimpin oleh Wavell dalam pertempuran di Afrika Utara. Kekalahan itu menyebabkan terjadi kerusuhan di dalam negeri Italia. Untuk menghindari masuknya pasukan Inggris ke Italia, Jerman mengirimkan pasukannya ke Italia untuk menduduki beberapa daerah yang strategis. Italia berada di bawah pengawasan tentara Jerman.

Pasukan Jerman di bawah pimpinan Erwin Rommel menyerbu Afrika dan berhasil memukul pasukan Inggris sampai ke perbatasan Mesir. Kemenangan pasukan Jerman di berbagai medan pertempuran mulai mendapat pukulan dari pasukan Sekutu sejak tahun 1942. Tanda-tanda kekalahan Blok Poros (Jerman, Italia dan Jepang) mulai tampak dari peristiwa-peristiwa sebagai berikut di antaranya,
1. Kekalahan Jepang dalam pertempuran Laut Karang pada 7 Mei 1942.
2. Tentara Jerman menderita kekalahan dalam pertempuran di El-Alamein, dekat Alexandria dari pasukan Inggris yang dipimpin oleh Robert Montgomery dan Alexander.
3. Pasukan Jerman yang menyerbu Rusia berhasil dikalahkan oleh tentara  Uni Soviet yang dipimpin oleh Marsekal Syukof dalam pertempuran di Stalingrad.

Di samping itu, Jenderal Dwight D. Eisenhower berhasil mengirimkan pasukannya ke Italia melalui Sicilia dan Napoli. Tentara Jerman gagal mempertahankan Italia. Mussolini terbunuh dan Italia menyerah kepada Sekutu pada bulan Mei 1944. Pendaratan tentara Sekutu di pantai Selatan Italia dan Perancis merupakan gerak tipu untuk memancing pasukan tank Jerman agar bergerak ke Selatan.

Pada hal, Sekutu akan mendaratkan pasukannya secara besar-besaran di Normandia. Sementara, pasukan Uni Soviet berhasil memukul mundur pasukan Jerman dalam pertempuran di Stalingrad, dan secara berturut-turut berhasil merebut Polandia, Rumania, dan Bulgaria. Bahkan bersama-sama dengan pasukan partisan Joseph Bros Tito, pasukan Uni Soviet berhasil membebaskan Yugoslavia (1944) dan Hungaria (1945) dari kekuasaan Jerman.

Di medan pertempuran Barat dan Tengah, pasukan Eisenhower dan pasukan Montgomery menyerbu Normandia pada 6 Juni 1944. Jenderal Rommel dan Rundstedt tidak mampu menahan gempuran pasukan Sekutu. Pada bulan Agustus 1944, Perancis berhasil direbut dari kekuasaan Jerman. Sedangkan Belgia berhasil dimerdekakan dari kekuasaan Nazi 10 hari kemudian.

Tentara Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis menyerbu ke Jerman menuju Berlin. Sedangkan pasukan Syukof menyerbu Berlin dari sebelah Timur. Goring berhasil ditangkap oleh pasukan Amerika Serikat. Sedangkan Hitler dan Gobbels bunuh diri. Sementara, Laksamana Donitz menyerah tanpa syarat pada tanggal 8 Mei 1945. Akhirnya, Jerman dinyatakan menyerah tanpa syarat pada saat itu. Jerman menandatangani perjanjian perdamaian di Potsdam pada tanggal 2 Agustus 1945.

Pasukan Amerika Serikat berhasil menghancurkan Kaigun Jepang. Jenderal Mac Arthur dan Laksamana Chester Nimitz secara berturut berhasil menduduki Filipina (1944), Iwojima dan Okinawa (1945). Di samping itu, Amerika Serikat berhasil menjatuhkan bom atom di atas kota Hiroshima dan Nagasaki. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.

Jepang menandatangani perjanjian di atas kapal perang USS Missouri di teluk Tokyo pada 2 September 1945. Kedua perjanjian di atas, berisi ketentuan yang hampir sama, di antaranya
1. Jerman dan Jepang harus membayar kerugian biaya perang.
2. Semua penjahat perang harus dijatuhi hukuman.
3. Jerman dan Jepang harus didemiliterisir.
4. Jerman dibagi menjadi 4 zona (daerah) dan masing-masing zona di bawah pengawasan Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Rusia.
5. Wilayah Polandia diperbesar dengan Danzig dan sebagian wilayah Jerman.
6. Kota Berlin dipecah menjadi dua.

Perjanjian Perang Dunia II
Terdapat beberapa perjanjian pada perang dunia ke 2 di antaranya,
Konferensi Postdam (2 Agustus 1945)
Konferensi ini diadakan antara Sekutu dengan Jerman yang dihadiri oleh Thruman, Stalin, dan Attlee. Konferensi ini menghasilkan keputusan sebagai berikut:
1. Jerman dibagi dalam 4 daerah pendudukan yakni bagian timur oleh Rusia, bagian barat oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis.
2. Kota Berlin yang terletak di tengah-tengah daerah pendudukan Rusia, dibagi 4 bagian yakni Berlin Barat (Amerika Serikat, Inggris, Perancis) Berlin Timur (Rusia).
3. Danzig dan daerah Jerman sebelah timur Sungai Oder dan Neisse diberikan kepada Polandia.
4. Angkatan Perang Jerman harus dikurangi jumlah tentara dan peralatan militernya (demiliterisasi).
5. Penjahat perang, yakni tokoh-tokoh NAZI harus dihukum di bawah pengawasan internasional.
6. Jerman harus membayar kerugian perang kepada Sekutu.

Konferensi Paris (29 Juli – 15 Oktober 1946)
Konferensi Paris dilaksanakan antara Sekutu dengan Italia, Rumania, Bulgaria, Hongaria, dan Austria. Hasil Konferensi Paris ini baru ditandatangani pada tanggal 10 Februari 1947. Secara garis besar, keputusan yang dihasilkan dalam Konferensi Paris antara lain sebagai berikut :
1. Masing-masing negara yang kalah perang itu harus membayar ganti kerugian perang.
2. Demiliterisasi diberlakukan terhadap negaranegara yang kalah perang.
3. Penyerahan sisa-sisa perlengkapan perang kepada Sekutu.
4. Adanya jaminan integrasi bagi negara-negara tersebut.
5. Penetapan perbatasan-perbatasan baru bagi negara-negara tersebut.
6. Abessynia dan Albania dimerdekakan kembali.
7. Jajahan-jajahan Italia di Afrika diambil alih Inggris.

Perjanjian San Francisco (8 September 1951)
Perjanjian ini diadakan antara Sekutu dengan Jepang pada tahun 1945 dan dibuat di Jepang. Pada mulanya perjanjian ini hanya bersifat sementara. Kemudian Perjanjian San Fransisco disahkan pada tanggal 8 September 1951. Rusia tidak ikut menandatangani perjanjian ini sehingga tidak mengakuinya. Perjanjian ini berisi:
1. Kepulauan Jepang di bawah pengawasan Amerika Serikat.
2. Tokoh-tokoh fasis diadili sebagai penjahat perang dan harus dihukum di bawah pengawasan internasional
3. Daerah-daerah hasil ekspansi Jepang dikembalikan kepada yang berhak.
4. Kepulauan Kuril dan Sakalin Selatan diserahkan kepada Rusia; Manchuaria dan Taiwan diserahkan kepada Cina; serta Kepulauan Jepang di Pasifik diserahkan kepada Amerika Serikat.
5. Korea dibagi dua dengan batas Garis 380 Lintang Utara: bagian utara diduduki Uni Soviet dan bagian selatan diduduki Amerika Serikat.
6. Jepang harus membayar kerugian perang kepada Sekutu. Perang Dunia II yang berlangsung antara tahun 1939 – 1945 menimbulkan.

Dampak Perang Dunia II
Perang Dunia II memberikan dampak yang besar di antaranya,
1. Dampak Politik
Perang Dunia II mengakibatkan perubahan peta politik hampir di seluruh dunia. Sebut saja munculnya dua negara adikuasa, yaitu Amerika Serikat dan Rusia (Uni Soviet); terjadinya perang dingin (kondisi keseimbangan buatan yang diliputi rasa ketakutan) antara AS dan Rusia; dan munculnya negara-negara merdeka di Asia, seperti Indonesia, Filipina, Pakistan, dan India.

Selain itu, muncul pula politik mencari kawan sehingga terbentuk NATO, SEATO dan METO, serta politik pecah belah seperti pembagian Jerman Barat dan Jerman Timur serta Korea Utara dan Korea Selatan.
2. Dampak Ekonomi
Di ranah ekonomi, Perang Dunia II melumpuhkan perekonomian seluruh dunia, kecuali Amerika Serikat yang mengandalkan sektor investasi, bukan perdagangan dan pertanian. Keberhasilan Amerika ini terjadi karena terdapat beberapa kebijakan pendukung perekonomian, termasuk Truman Doctrine, Marshall Plan, Point Four Truman dan Colombia Plan.

3. Dampak Sosial
Dampak sosial Perang Dunia II terlihat pada perubahan di sisi PBB (yang pada PD 1 disebut LBB). PBB membentuk lembaga baru di bawah naungannya yang disebut dengan UNRA atau United Nastions Relief Rehabilitation Administration pada 9 November 1943.

UNRA sendiri memiliki beberapa tujuan, termasuk menjamin pemenuhan kebutuhan makan orang terlantar, mendirikan rumah sakit di daerah konflik atau daerah terdampak konflik, mengurus pengungsi dan mempertemukannya dengan keluarga, serta memperbaiki fasilitas terdampak perang.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Perang Dunia II: Pengertian, Sejarah, Penyebab, Pihak, Medan, Akhir, Perjanjian, dan Dampaknya"