Pengertian UPS, Fungsi, Komponen, Cara Kerja, dan Jenisnya

Pengertian UPS atau Uninterruptible Power Supply atau suplai daya bebas gangguan
UPS (Uninterruptible Power Supply)

A. Pengertian UPS (Uninterruptible Power Supply)
UPS (Uninterruptible Power Supply/suplai daya bebas gangguan) adalah suatu perangkat yang berfungsi sebagai alat untuk menyimpan dan menyediakan daya alternatif (backup) ketika peralatan elektronik kehilangan daya listrik dari sumber utamanya secara tiba-tiba. UPS juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengatur arus listrik yang diterima oleh perangkat elektronik menjadi lebih stabil.

Demikian, dengan adanya UPS maka peralatan elektronik yang terhubung dengannya akan menjadi lebih aman dari kerusakan akibat dari arus listrik yang tidak stabil atau tiba-tiba terputus. Namun, perangkat UPS ini hanya dapat menyediakan daya listrik dalam jangka waktu yang relatif singkat. Sebuah Uninterruptible Power Supply (UPS) dengan daya 600 watt pada umumnya dapat memberikan daya listrik pada sebuah perangkat elektronik dengan kebutuhan daya 400 watt hanya selama 10-17 menit saja.

B. Fungsi UPS (Uninterruptible Power Supply)
1. Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan daya pada listrik utama.
2. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera menghidupkan genset sebagai pengganti listrik utama.
3. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera melakukan back up data dan mengamankan sistem operasi (OS) dengan melakukan shutdown sesuai prosedur ketika listrik utama padam.
4. Mengamankan sistem komputer dari gangguan-gangguan listrik yang dapat mengganggu sistem komputer baik berupa kerusakan software, data maupun kerusakan hardware.
5. UPS secara otomatis dapat melakukan stabilisasi tegangan ketika terjadi perubahan tegangan pada input sehingga tegangan output yang digunakan oleh sistem komputer berupa tegangan yang stabil.
6. UPS dapat melakukan diagnosa dan management terhadap dirinya sendiri sehingga memudahkan pengguna untuk mengantisipasi jika akan terjadi gangguan terhadap sistem.
7. User friendly dan mudah dalam installasi.
8. Pengguna dapat melakukan kontrol UPS melalui jaringan LAN dengan menambahkan beberapa aksesoris yang diperlukan.
9. Dapat diintegrasikan dengan jaringan internet.
10. Notifikasi jika terjadi kegagalan dengan melakukan pengaturan perangkat lunak UPS management.

C. Komponen UPS (Uninterruptible Power Supply)
Perangkat UPS terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya di antaranya,
1. Baterai, yaitu bagian UPS yang dapat menyimpan daya listrik dan dapat digunakan sebagai sumber listrik alternatif selama 10 – 30 menit. Baterai pada UPS biasanya berjenis lead-acid atau nikel-cadmium.
2. Rectifier, yaitu komponen penyearah pada UPS yang berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi arus DC dari suplai listrik utama. Rectifier bekerja pada saat pengisian baterai dilakukan.
3. Inverter, yaitu komponen UPS yang berfungsi untuk mengubah arus DC dari baterai menjadi arus AC. Inverter bekerja ketika UPS dipakai untuk memberikan daya listrik ke perangkat elektronik.

D. Cara Kerja UPS (Uninterruptible Power Supply)
UPS bekerja berdasar kepekaan tegangan. (RT) UPS akan menemukan penyimpangan jalur voltase (linevoltage) misalnya, kenaikan tajam, kerendahan, gelombang dan juga penyimpangan yang disebabkan oleh pemakaian dengan alat pembangkit tenaga listrik yang murah. Karena gagal, UPS akan berpindah ke operasi on-battery atau baterai hidup sebagai reaksi kepada penyimpangan untuk melindungi bebannya (load).

Jika kualitas listrik kurang, UPS mungkin akan sering berubah ke operasi on-battery. Kalau beban bisa berfungsi dengan baik dalam kondisi tersebut, kapasitas dan umur baterai dapat bertahan lama melalui penurunan kepekaan UPS. Kegagalan listrik sesaat akibat terputusnya aliran listrik atau akibat sambaran petir dapat meningkatkan arus catu daya dan dapat mematikan supplay arus listrik direct current (DC) yang menuju motherboard komputer.

Kegagalan listrik sesaat tersebut dapat mempengaruhi kinerja perangkat komputer baik pada hardware maupun software sehingga menggunakan aktivitas pengolahan data. Gangguan hardware dapat mengakibatkan motherboard cepat rusak, berkurangnya performance system, dan turunnya performance hardware. Sedangkan gangguan system software dapat berupa kemungkinan operating system corrupt, data lost, dan lain sebagainya.

E. Jenis UPS (Uninterruptible Power Supply)
1. Line-interactive UPS. Pada UPS jenis ini diberi tambahan alat AVR (automatic voltage regulator) yang berfungsi mengatur tegangan dari suplai daya ke peralatan.
2. On-line UPS. Pada UPS jenis ini terdapat 1 rectifier dan 1 inverter yang terpisah. Hal ini lebih mahal apabila dibandingkan dengan dua jenis UPS lainnya. Dalam keadaan gangguan, suplai daya ke rectifier akan diblok sehingga akan ada arus DC dari baterai ke inverter yang kemudian diubah menjadi AC.
3. Off-line UPS. UPS jenis ini merupakan UPS paling murah di antara jenis UPS yang lain. Karena rectifier dan inverter berada dalam satu unit. Dalam keadaan gangguan, switch akan berpindah sehingga suplai daya dari suplai utama terblok. Akibatnya akan mengalir arus DC dari baterai menuju inverter.
4. Modified UPS. UPS jenis ini sementara hanya di produksi oleh para antusias teknik yang berhubungan dengan komputer.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian UPS, Fungsi, Komponen, Cara Kerja, dan Jenisnya"