Patronasi: Pengertian, Sejarah, Patronasi dalam Sosiologi

Pengertian Patronasi
Pengertian Patronasi
Patronasi adalah dukungan, dorongan, hak istimewa, atau bantuan keuangan yang diberikan oleh organisasi atau individu kepada orang lain. Kata "patron" berasal dari bahasa Latin: patronus ("pelindung"), orang yang memberi manfaat kepada kliennya.

Di beberapa negara, istilah ini digunakan untuk menggambarkan patronasi politik, yaitu penggunaan sumber daya negara untuk memberi penghargaan kepada individu atas dukungan elektoral mereka.

Istilah tersebut dapat merujuk pada jenis korupsi atau favoritisme di mana sebuah partai yang berkuasa memberikan penghargaan kepada kelompok, keluarga, atau etnis atas dukungan pemilihan mereka menggunakan hadiah ilegal atau penunjukan atau kontrak pemerintah yang diberikan secara curang.

Di banyak negara Amerika Latin, patronasi berkembang sebagai alat kontrol populasi, memusatkan kekuatan ekonomi dan politik pada minoritas kecil yang memiliki hak istimewa yang tidak dimiliki mayoritas penduduk.

Dalam sistem ini, patron memegang otoritas dan pengaruh atas orang yang kurang kuat, yang dia lindungi dengan memberikan bantuan sebagai imbalan kesetiaan mereka.

Sejarah
Berakar pada feodalisme, sistem ini dirancang untuk mempertahankan tenaga kerja yang murah dan patuh, yang dapat digunakan untuk membatasi biaya produksi dan memungkinkan kekayaan dan hak istimewanya dimonopoli oleh elite kecil.

Lama setelah perbudakan, dan bentuk-bentuk perbudakan lainnya seperti sistem encomienda dan repartimiento dihapuskan, patronasi digunakan untuk mempertahankan struktur kelas yang kaku.

Dengan munculnya kelas buruh, patronasi tradisional berubah pada abad ke-20 untuk memungkinkan beberapa partisipasi dalam struktur kekuasaan, tetapi banyak sistem masih mendukung elit kecil yang kuat, yang mendistribusikan bantuan ekonomi dan politik dengan imbalan manfaat bagi kelas bawah.

Patronasi dalam Sosiologi
Istilah patronasi dalam istilah ilmu-ilmu sosial lebih banyak dikaitkan dengan birokrasi sehingga dikenal birokrasi patrimonial. Dalam birokrasi patrimonial ini serupa dengan lembaga perkawulaan, di mana patron adalah gusti atau juragan, dan klien adalah kawula. 

Baca Juga: Pengertian Birokrasi, Ciri, Peran, Fungsi, dan Jenisnya

Hubungan antara gusti dengan kawula tersebut bersifat ikatan pribadi, implisit dianggap mengikat seluruh hidup, seumur hidup, dengan loyalitas primordial sebagai dasar tali perhubungan (Kuntjoro-Jakti, 1980:6).

Pendapat tersebut diperkuat oleh Gianfranco Pasquino guru besar dari University of Bologna, Patronase biasanya didefinisikan sebagai suatu kekuasaan untuk memberikan berbagai tugas pada mesin birokrasi di semua tingkatan.

Akan tetapi, dalam pengertian yang lebih khusus, patronasi berarti pendistribusian berbagai sumber daya yang berharga, yaitu pensiun, lisensi, atau kontrak publik berdasarkan kriteria politik.

Ada patron yang memiliki kekuasaan dan ingin mempertahankannya, dan di sisi lain ada klien yang berada pada posisi subordinat, meski tidak berarti tanpa daya sepenuhnya atau kekurangan sumber daya (Pasquito, 2000:736).

Kajian tentang patronasi sudah dimulai sejak Max Weber menulis buku The Theory of Social and Economic Organization, yaitu tentang birokrasi patrimonial, di mana jabatan dan perilaku dalam keseluruhan hierarki birokrasi lebih didasarkan pada hubungan familiar, hubungan pribadi, dan hubungan bapak anak-buah (patron-client).

Menurut Weber ada tiga otoritas tradisional, yakni gerontokrasi, patriarkalisme, dan patrimonial. Jika dalam gerontokrasi otoritas pada orang-orang tua, pada patriarkalisme otoritas pada tangan suatu kekerabatan atau rumah tangga, sedangkan dalam otoritas patrimonial terdapat suatu staf administratif di mana orang-orang memiliki hubungan pribadi dengan pemimpinnya.

Dalam patrimonialisme, pegawai-pegawai pemerintah lahir di dalam administrasi rumah tangga si pemimpin. Para administrator pemerintah sebenarnya merupakan pelayan-pelayan pribadi dan wakil-wakil si pemimpin.

Menurut Pasquino (2000:737), patronasi sering kali menimbulkan korupsi. Sumber-sumber publik dipakai sebagai sumber penyuapan. Individu-individu yang berutang karier dan posisi kepada patron mereka akan dipaksa untuk melaksanakan tindakan-tindakan ilegal.

Hak-hak warga negara diletakkan di bawah hak istimewa para klien. Hal itu tentunya berbeda dengan birokrasi di Eropa Barat yang tipe birokrasinya cenderung birokrasi yang rasional.

Sumber:

https://www.sosiologi79.com/2017/04/konsep-sosiologi-patronase.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Patronasi

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Patronasi: Pengertian, Sejarah, Patronasi dalam Sosiologi"