Konstruksi Sosial: Pengertian, Sejarah, Jenis, Teori, dan Contohnya

Pengertian Konstruksi Sosial
Pengertian Konstruksi Sosial
Konstruksi sosial adalah teori sosiologi yang berasumsi bahwa proses sosial dan interaksi sosial yang akhirnya menciptakan realitas sosial. Lebih lengkapnya, konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality) sebagai proses sosial melalui tindakan dan interaksi di mana individu atau sekelompok individu, menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.

Teori ini berakar pada paradigma konstruktivis yang melihat realitas sosial sebagai konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu, yang merupakan manusia bebas. Individu menjadi penentu dalam dunia sosial yang dikonstruksi berdasarkan kehendaknya, yang dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak di luar batas kontrol struktur dan pranata sosialnya.

Dalam proses sosial, manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relatif bebas di dalam dunia sosialnya. Pendekatan semacam ini menekankan gagasan bahwa masyarakat secara aktif dan kreatif diproduksi oleh manusia. Mereka menggambarkan dunia sebagai suatu hal yang dibuat atau diciptakan, bukan hanya diberikan atau diterima begitu saja. Dunia sosial adalah jaring interpretatif yang dijalin oleh individu dan kelompok.

Konstruksi Sosial Menurut Para Ahli
1. Paloma dalam Pin Pin (2020: 81)
Paloma dalam Pin Pin (2020: 81) pada buku berjudul Peranan Keluarga Tjong Yong Hian terhadap Pembangunan Indonesia menjelaskan, Istilah konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality) didefinisikan sebagai proses melalui tindakan dan interaksi di mana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.

2. Wendy Leeds-Hurwitz (2016) dalam Oxford Bibliographies
Wendy Leeds-Hurwitz (2016) dalam Oxford Bibliographies, konstruksi sosial (social construction atau SC) mengasumsikan bahwa orang membangun (yaitu, menciptakan, membuat, menemukan) pemahaman mereka tentang dunia dan makna yang mereka berikan untuk pertemuan dengan orang lain, atau berbagai produk yang mereka atau orang lain buat; Konstruksi sosial juga berasumsi bahwa mereka melakukan ini bersama-sama, dalam koordinasi dengan orang lain, bukan secara individu.

Sejarah Konstruksi Sosial
Konstruksi sosial merupakan teori sosiologi kontemporer, dicetuskan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann dalam The Social Construction of Reality (1966), yang mencoba sintesis inovatif dari ide Emile Durkheim dan George Herbert Mead. Bagi Berger dan Luckmann, ciri-ciri dasar tatanan sosial diketahui melalui prinsip bahwa “Masyarakat adalah produk manusia. Masyarakat adalah realitas objektif. Manusia adalah produk sosial”.

Baca Juga:

Peter L. Berger. Konstruksi Realitas secara Sosial

Peter L. Berger. Pembentukan Realitas secara Sosial

Studi kasus utama mereka tentang konstruksi sosial adalah agama, tapi pada saat yang sama teori pelabelan tentang penyimpangan sedang dikembangkan dan dipopulerkan, yang menunjukkan secara paralel bahwa penyimpangan dikonstruksi secara sosial.

Demikian pula, dalam sosiologi pendidikan, peneliti menyebarkan argumen yang diturunkan dari karya Mary Douglas dan Basil Bernstein yang menyatakan bahwa pengetahuan pendidikan juga dibangun secara sosial.

Dalam kajian psikologi sosial, istilah terkait konstruktivisme sering dikaitkan dengan karya Jean Piaget, dan merujuk pada proses di mana struktur kognitif yang membentuk pengetahuan kita tentang dunia berkembang melalui interaksi lingkungan dan subjek.

Jenis Konstruksi Sosial
Terdapat 3 (tiga) macam konstruktivisme sosial,
1. Konstruktivisme radikal
Hanya dapat mengakui apa yang dibentuk oleh pikiran kita, dan bentuknya tidak selalu representasi dunia nyata. Kaum konstruktivisme radikal mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran.

Pengetahuan bagi mereka tidak merefleksi suatu realitas ontologism obyektif, namun sebuah realitas yang dibentuk oleh pengalaman seseorang. Pengetahuan selalu merupakan konstruksi dari individu yang mengetahui dan tidak dapat ditransfer kepada individu lain yang pasif.

2. Realisme hipotesis
Pengetahuan adalah sebuah hipotesis dari struktur realitas yang mendekati realitas dan menuju kepada pengetahuan yang hakiki.

3. Konstruktivisme biasa
Mengambil semua konsekuensi konstruktivisme, serta memahami pengetahuan sebagai gambaran dari realitas itu. Pengetahuan individu dipandang sebagai gambaran yang dibentuk dari realitas objektif dalam dirinya sendiri.

Dari ketiganya terdapat kesamaan di mana konstruktivisme dilihat sebagai proses kerja kognitif individu untuk menafsirkan dunia realitas yang ada, karena terjadi relasi sosial antara individu dengan lingkungan atau orang di sekitarnya.

Kemudian Individu membangun sendiri pengetahuan atas realitas yang dilihatnya berdasarkan pada struktur pengetahuan yang telah ada sebelumnya, inilah yang disebut dengan konstruksi sosial menurut Berger dan Luckmann.

Berger dan Luckman berpendapat bahwa institusi masyarakat tercipta dan dipertahankan atau diubah melalui tindakan dan interaksi manusia, walaupun masyarakat dan institusi sosial terlihat nyata secara obyektif, namun pada kenyataannya semua dibentuk dalam definisi subjektif melalui proses interaksi.

Objektivitas dapat terjadi melalui penegasan berulang-ulang yang diberikan oleh orang lain, yang memiliki definisi subjektif yang sama. Pada tingkat generalitas yang paling tinggi, manusia menciptakan dunia dalam makna simbolis yang universal, yaitu pandangan hidup menyeluruh yang memberi legitimasi dan mengatur bentuk-bentuk sosial, serta memberi makna pada berbagai bidang kehidupannya.

Konstruksi sosial dapat menciptakan realitas sosial. Berger dan Luckman mengemukakan bahwa realitas sosial itu sendiri bisa dibedakan menjadi tiga bentuk di antaranya,
1. Realitas Sosial Objektif
Realitas sosial objektif mengacu pada kompleksitas definisi realitas (termasuk di dalamnya yaitu  ideologi dan keyakinan) terkait gejala-gejala sosial, seperti misalnya tindakan dan tingkah laku yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan sering dihadapi oleh individu sebagai fakta.

2. Realitas Sosial Simbolik
Keterangan terkait dengan jenis realitas sosial simbolik mengacu pada ekspresi simbolik dari realitas yang bersifat objektif, yang pada umumnya diketahui oleh masyarakat dalam bentuk karya seni, fiksi, serta berita-berita yang tersebar di media.

3. Realitas Sosial Subjektif
Realitas sosial pada individu, yang bersumber dari realitas sosial objektif dan simbolik, merupakan konstruksi definisi realitas yang dimiliki oleh individu dan dikonstruksi melalui proses yang dinamakan internalisasi. Realitas subjektif yang dimiliki tiap-tiap individu menjadi basis untuk melibatkan diri dalam proses eksternalisasi atau proses interaksi sosial yang terjadi antara satu individu dengan individu lain dalam sebuah struktur sosial.

Teori Konstruksi Sosial
Teori konstruksionisme sosial diperkenalkan dalam buku 1966 The Social Construction of Reality, oleh sosiolog Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Gagasan Berger dan Luckman tersebut terinspirasi oleh sejumlah pemikir, di antaranya yaitu Marx, Durkheim, dan Herbert Mead. Secara spesifik, teori interaksionisme simbolik yang dikemukakan oleh Mead, yang menyatakan bahwa interaksi sosial bertanggung jawab atas konstruksi identitas, sangat berpengaruh.

Teori konstruksionisme sosial menegaskan bahwa semua makna diciptakan secara sosial. Konstruksi sosial mungkin sudah menjadi hal yang begitu mendarah daging sehingga terasa alami, tapi sebenarnya bukanlah demikian. Sebaliknya, itu adalah ciptaan masyarakat tertentu dan dengan demikian tidak secara akurat mencerminkan kenyataan.

Konstruksionis sosial biasanya menyetujui tiga poin utama:
1. Pengetahuan Dibangun Secara Sosial
Para konstruksionis sosial meyakini bahwa pengetahuan berasal dari hubungan yang terjadi antarmanusia. Dengan demikian, apa yang kita anggap benar dan objektif adalah hasil dari proses sosial yang berlangsung dalam konteks sejarah dan arti budaya.

Dalam ranah sains, ini berarti bahwa meskipun kebenaran dapat dicapai dalam batas-batas disiplin tertentu, tidak ada kebenaran menyeluruh yang lebih sah daripada yang lain.

2. Bahasa Penting bagi Konstruksi Sosial
Bahasa mematuhi aturan tertentu, dan aturan bahasa ini membentuk cara kita memahami dunia. Akibatnya, bahasa menjadi tidak netral. Keterangan ini tentu saja menekankan hal-hal tertentu sambil mengabaikan yang lain. Jadi, bahasa memberikan keterbatasan terhadap apa yang bisa kita ungkapkan serta persepsi kita tentang apa yang telah kita alami dan apa yang kita ketahui.

3. Konstruksi Pengetahuan Didorong Secara Politik
Pengetahuan yang tercipta dalam masyarakat mempunyai konsekuensi terhadap kondisi sosial, budaya, dan politik. Orang-orang dalam komunitas menerima dan mempertahankan pemahaman komunitas tentang kebenaran, nilai, dan realitas tertentu.

Saat anggota baru suatu komunitas menerima pengetahuan semacam itu, itu meluas lebih jauh. Pada waktu pengetahuan tersebut yang diterima oleh komunitas menjadi kebijakan, maka gagasan tentang kekuasaan dan hak istimewa dalam arti komunitas menjadi terkodifikasi.

Ide-ide yang dibangun secara sosial tersebut kemudian menciptakan realitas sosial, dan (jika tidak diperiksa) mulai tampak tetap dan tidak dapat diubah. Hal ini dapat menyebabkan hubungan antagonis antar komunitas yang tidak memiliki pemahaman yang sama tentang realitas sosial.

Contoh Konstruksi Sosial
Contoh konstruksi sosial gender. Selama ini, kita mengetahui bahwa jenis kelamin atau seks manusia terbagi menjadi dua, yakni laki-laki dan perempuan. Bersamaan dengan proses sosial melalui tindakan dan interaksi, terciptalah adanya konstruksi sosial tentang gender.

Misalnya, perempuan adalah sosok yang lemah lembut dan penyayang sehingga harus di rumah. Kemudian, laki-laki adalah sosok yang kuat dan pekerja keras sehingga ia harus bekerja. Hal tersebut adalah konsep konstruksi sosial gender yang sering kali dianggap sama dengan konsep seks. Padahal, konsep seks tidak sama dengan konsep gender.

Seks atau jenis kelamin adalah kodrat yang manusia bawa sejak lahir dan tidak dapat diubah. Berbeda dengan seks, gender merupakan konstruksi sosial yang dapat berubah sebab hasil dari bentukan sosial berdasarkan pemikiran atau pemahaman masyarakat.

Baca Juga: Pengertian Gender, Seks, Identitas, dan Peran Gender

Sumber
https://dosensosiologi.com/konstruksi-sosial/
https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/pengertian-dan-contoh-konstruksi-sosial-yang-mudah-dipahami-20KJVcYb36R
https://www-verywellmind-com.translate.goog/definition-of-social-construct-1448922?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

Download

Lihat Juga

Materi Sosiologi SMA

Materi Sosiologi SMA Kelas X Bab 3: Identitas Diri, Tindakan Sosial, dan Hubungan Sosial (Kurikulum Merdeka)

Materi Sosiologi Kelas X Bab 3: Tindakan Sosial, Interaksi Sosial dan Identitas (Kurikulum Merdeka) 

1. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 3. Interaksi Sosial dalam Dinamika Kehidupan Sosial (KTSP)
2. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 2. Hubungan Sosial (Kurikulum 2013)
3. Materi Sosiologi Kelas X Bab 2.1 Individu, Kelompok, dan Hubungan Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas X Bab 2.2 Individu, Kelompok, dan Hubungan Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
5. Materi Ujian Nasional Kompetensi Interaksi Sosial
6. Materi Ringkas Interaksi Sosial

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Konstruksi Sosial: Pengertian, Sejarah, Jenis, Teori, dan Contohnya"