Pengertian Realitas Sosial, Proses, Bentuk, Jenis, dan Contohnya

Table of Contents
Pengertian Realitas Sosial
Realitas Sosial

A. Pengertian Realitas Sosial

Realitas sosial adalah kenyataan atau fakta yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Hal ini terkait dengan kestabilan dalam keadaan normal atau keadaan tidak normal yang terjadi dalam pola-pola hubungan di masyarakat.

Realitas sosial atau dalam Bahasa Inggris disebut social reality adalah kenyataan yang dikonstruksikan secara sosial. Dikonstruksikan secara sosial maksudnya adalah muncul dari pikiran manusia dan berkembang menjadi kenyataan melalui konsensus, interaksi, dan habituasi atau kebiasaan. Definisi tersebut diturunkan dari ide dua pakar sosiologi Peter L. Berger dan Thomas Luckmann dalam bukunya The Social Construction of Reality.

Pengertian Realitas Sosial Menurut Para Ahli
1. Peter Berger dan Thomas Luckman, realitas sosial yaitu sebuah kualitas yang berhubungan dengan fenomena yang kita anggap berada di luar kemauan kita (sebab ia tidak dapat dienyahkan).
2. W. I. Thomas, realitas atau kenyataan sosial adalah konsekuensi dari definisi kita terhadap situasi. Bukan definisi situasi itu sendiri. Artinya apa yang kita anggap nyata adalah produk dari persepsi dan hasil interpretasi kita terhadap apa yang nyata.
3. Émile Durkheim, realitas sosial adalah cara bertindak, apakah tetap atau tidak, yang bisa menjadi pengaruh atau hambatan eksternal bagi seorang individu. Hal itu bisa berarti bahwa fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan perasaan yang berada di luar individu dan koersif dan dibentuk sebagai pola dalam masyarakat.

B. Proses Terjadinya Realitas Sosial

Berger dan Luckmann berpandangan bahwa kenyataan atau realitas dibangun secara sosial, dalam pengertian individu-individu dalam masyarakat itulah yang membangun masyarakat. Maka pengalaman individu tidak terpisahkan dengan masyarakatnya. Berger memandang manusia sebagai pencipta kenyataan sosial yang objektif melalui tiga momen dialektis yang simultan di antaranya, 
1. Eksternalisasi, yaitu usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia kedalam dunia, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Proses ini merupakan bentuk ekspresi diri untuk menguatkan eksistensi individu dalam masyarakat. Pada tahap ini masyarakat dilihat sebagai produk manusia.
2. Objektifikasi, adalah hasil yang telah dicapai, baik mental maupun fisik dari kegiatan eksternalisasi manusia tersebut. Hasil itu berupa realitas objektif yang bisa jadi akan menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai suatu faktisitas yang berada di luar dan berlainan dari manusia yang menghasilkannya (hadir dalam wujud yang nyata). Realitas objektif itu berbeda dengan kenyataan subjektif perorangan. Ia menjadi kenyataan empiris yang bisa dialami oleh setiap orang. Pada tahap ini masyarakat dilihat sebagai realitas yang objektif, atau proses interaksi sosial dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi.
3. Internalisasi, lebih merupakan penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sedemikian rupa sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial. Berbagai macam unsur dari dunia yang telah terobjektifikasi tersebut akan ditangkap sebagai gejala realitas di luar kesadarannya, sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran. Melalui internalisasi manusia menjadi hasil dari masyarakat.

C. Bentuk Realitas Sosial

1. Realitas sosial objektif adalah gejala-gejala sosial yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan sering dihadapi oleh individu sebagai fakta.
2. Realitas sosial subjektif adalah realitas sosial yang terbentuk pada diri khalayak yang berasal dari realitas sosial objektif dan realitas sosial simbolik.
3. Realitas sosial simbolik adalah bentuk – bentuk simbolik dari realitas sosial objektif, yang biasanya diketahui oleh khalayak dalam bentuk karya seni, fiksi serta isi media.

D. Jenis-Jenis Realitas Sosial

1. Interaksi Sosial, interaksi sosial ialah salah satu cara hubungan yang bisa dilihat jika orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu. Interaksi sosial bisa berupa hubungan antarpribadi, antara individu dengan kelompok, antarkelompok, dan antara individu dengan lingkungan.
2. Kebudayaan, sebagai makhluk yang berakal dan berbudi, manusia menciptakan kebudayaan untuk melindungi diri dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebudayaan yang diciptakan manusia ini juga termasuk fakta sosial yang dikaji dengan ilmu sosiologi.
3. Nilai dan Norma Sosial, dalam masyarakat juga terdapat beberapa nilai dan norma sosial. Nilai sosial adalah sesuatu yang bersifat abstrak berupa prinsip, patokan, anggapan, maupun keyakinan yang berlaku di suatu masyarakat. Norma sosial merupakan bentuk konkret dari nilai sosial yang berupa peraturan, kaidah, atau hukuman. 
4. Stratifikasi Sosial, dalam suatu masyarakat, setiap individu memiliki strata berbeda. Hal ini tidak boleh diabaikan dalam kajian sosiologi, karena perbedaan itu memberikan dampak pada hubungan dengan kelompok lain dengan segala akibat baik dan buruknya.
5. Status dan Peran Sosial, status sosial bisa juga diartikan dengan kedudukan, peringkat, atau posisi seseorang dalam masyarakat. Dalam suatu status, terdapat sejumlah hak dan kewajiban. Status sosial ini sangat berkaitan erat dengan peran sosial. Status bersifat pasif, sedangkan peran sosial bersifat dinamis. Peran sosial adalah tingkah laku yang diharapkan muncul dari seseorang yang memiliki status tertentu.
6. Perubahan Sosial, suatu masyarakat bukan komunitas yang sangat pasif dan monoton, namun selalu mengalami perubahan.

E. Contoh Realitas Sosial

1. Masyarakat
2. Sekolah
3. Keluarga
4. Negara
5. Komunitas
6. Asosiasi


Dari berbagai sumber

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment