Decision Support System (DSS): Pengertian, Sejarah, Komponen, Tujuan, Karakteristik, Tahapan, dan Jenisnya

Pengertian Decision Support System atau DSS
Decision Support System (DSS)
Pengertian Decision Support System (DSS)
Decision Support System (DSS) atau sistem pendukung keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.

Menurut Moore and Chang, DSS dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat tidak biasa. Dalam pemrosesannya, DSS dapat menggunakan bantuan dari sistem lain seperti Artificial Intelligence, Expert Systems, Fuzzy Logic, dll.

Sejarah Decision Support System (DSS)
Analisis pengambilan keputusan mulai dilakukan oleh Carnegie Institute of Technology pada akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an. Massachusetts Institute of Technology (MIT) juga menerapkan teknologi komputer pada teori pengambilan keputusan di tahun 1960-an.

Pada tahun 1980-an, penelitian intensif tentang DSS ini lanjut dilakukan, dan teori serta konsep baru muncul dari model DSS pengguna tunggal, termasuk Sistem Pendukung Keputusan Organisasi (SPKO) atau Organization Decision Support System (ODSS), Sistem Pendukung Keputusan Kelompok (SPKK) atau Group Decision Support System (GDSS), dan Sistem Informasi Eksekutif (SIE) atau Executive Decision Support System (EIS).

Kemudian, pada tahun 1990, DSS lebih lanjut diperluas untuk memasukkan data warehousing dan pemrosesan analitik online hingga sekarang ini, terutama di tahun 2021.

Komponen Penyusun Decision Support System (DSS)
Sebagai sebuah alat yang mampu membantu perusahaan dalam memecahkan masalah, DSS mempunyai sejumlah komponen di antaranya,
1. Data Management
Komponen ini mencakup pusat data yang berisi informasi atau data relevan terkait sejumlah situasi dan kondisi. Database di komponen ini telah diatur oleh sebuah perangkat lunak atau software yang disebut dengan sistem database management.

2. Model Management
Manajemen modal ini melibatkan model keuangan, manajemen sains statistikal, serta sejumlah modal kualitatif lain. Karenanya, adanya komponen ini membuat DSS dapat memberi kemampuan analisis terhadap sistem maupun kebutuhan manajemen di sebuah perangkat lunak.

3. Communication
Melalui komponen ini, pengguna DSS dapat melakukan komunikasi serta memberikan perintah terhadap sistem komputernya.

4. Knowledge Management
Manajemen pengetahuan adalah komponen dengan sifat lebih opsional. Alasannya karena fungsi sub sistem ini ialah mendukung komponen lain, serta mempunyai tugas untuk menjadi komponen yang dapat berdiri sendiri.

Tujuan Penggunaan Decision Support System (DSS)
Beberapa tujuan dan juga manfaat dari menggunakan decision support system di antaranya,
1. Membantu pihak manajer ataupun pihak petinggi perusahaan dalam mengambil keputusan dari berbagai masalah yang sifatnya semi terstruktur.
2. Meningkatkan efektivitas dari suatu keputusan yang diambil oleh pihak manajer.
3. Mampu mengatasi seluruh batasan kognitif saat memproses ataupun menyimpan informasi.

Jadi, berbagai manfaat tersebut adalah tujuan perusahaan atau organisasi dalam menggunakan decision support system dalam proses pengambilan keputusan.

Karakteristik Decision Support System (DSS)
Berdasarkan pengertiannya di atas, terdapat beberapa karakteristik dari DSS ini di antaranya,
1. Mampu membantu proses mengambil keputusan serta fokus terhadap manajemen sesuai dengan persepsi dan informasi yang tersedia.
2. Memiliki interface mesin atau manusia, di mana user atau pihak manusia masih memegang kontrol terhadap rangkaian pada proses pengambilan sebuah keputusan menggunakan DSS.
3. Mendukung sejumlah proses dalam pengambilan keputusan terhadap pembahasan masalah dengan lebih terstruktur, tak terstruktur, maupun semi terstruktur.
4. Mempunyai sejumlah sub sistem yang terintegrasi sedemikian rupa, serta mampu berfungsi dalam sebuah kesatuan sistem secara andal.
5. Memerlukan struktur data lebih komprehensif serta mampu memenuhi kebutuhan informasi pada seluruh tingkatan manajemen di perusahaan atau organisasi.

Tahapan Decision Support System (DSS)
Sejatinya, DSS atau Decision Support System terbagi ke dalam 4 tahapan utama di antaranya,
1. Fase Intelegensi
Pada fase yang pertama ini, DSS akan melaksanakan kegiatan yang berfokus pada identifikasi dari sebuah situasi, peluang, serta masalah yang ada. Sejumlah hal yang termasuk ke dalam fase ini yaitu pengidentifikasian masalah ataupun peluang, mengklasifikasikan masalah, dan menentukan kepemilikan dari sebuah masalah maupun situasi.
 
2. Fase Desain
Fase atau tahap yang kedua dinamakan dengan fase desain. Pada fase ini, sistem akan melaksanakan proses penemuan dan juga pengembangan, serta analisis tindakan yang dianggap perlu untuk dilakukan. Tidak hanya itu saja, di tahap ini terdapat pula interpretasi terkait masalah, serta menilai solusi ataupun keputusan yang diyakini mampu untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
 
3. Fase Pilihan
Fase selanjutnya yaitu fase pilihan, yang di mana sistem akan melaksanakan aktivitas terkait pengambilan keputusan dengan lebih tajam. Pada tahap ini juga, organisasi atau perusahaan akan menghasilkan sebuah keputusan konkret dan mengambil komitmen untuk mengikuti sebuah tindakan tertentu.

Ada juga beberapa tindakan pada fase satu ini, seperti, evaluasi, pencarian, dan pemberian saran terhadap solusi yang diyakini lebih sesuai sebagai modelnya.
 
4. Fase Implementasi
Tahap yang terakhir pada sistem pendukung keputusan, yakni fase implementasi atau penerapan. Fase ini dilakukan untuk menetapkan bahwa solusi yang telah dipilih dan digunakan dapat berjalan sesuai dengan harapan, tanpa memerlukan implementasi dari sebuah sistem komputer.

Perlu diingat, fase ini memiliki susunan atau rangkaian proses yang cukup panjang, serta melibatkan beberapa batasan yang tidak jelas.

Jenis Decision Support System (DSS)
DSS terbagi ke dalam 3 jenis di antaranya,
1. Keputusan Bersifat Terstruktur
Kegiatan pengambilan keputusannya jelas dan dilakukan secara kontinu atau berkelanjutan, dan umumnya dilaksanakan oleh pihak manajemen yang ada pada level tertentu. Oleh sebab itu, dibutuhkan informasi yang lebih spesifik, terjadwal, sempit, serta realtime mengenai detail internal dan interaktifnya pada penggunaan sistem ini.

Contoh dari jenis yang pertama ini, yakni keputusan pada pemesanan barang, penagihan utang, pengisian stok, dan sejenisnya.
 
2. Keputusan Bersifat Semi Terstruktur
Artinya beberapa keputusan akan ditentukan oleh komputer, sedangkan yang lainnya akan didasari oleh penilaian pihak atau orang yang mengambil keputusan tersebut. Maka dari itu, kebutuhan akan hukum informasi yang ada pada keputusan ini yaitu, data lebih terfokus, real time, interaktif, internal, dan terjadwal.

Contoh dari jenis yang kedua ini, yakni mengevaluasi kredit, pengontrolan stok baru, dan penjadwalan aktivitas produksi perusahaan.
 
3. Keputusan Bersifat Tidak Terstruktur
Keputusan biasanya tidak terjadi secara konsisten atau rutin, melainkan hanya pada kondisi dan situasi tertentu saja. Oleh karena itu, proses pemecahannya cenderung terasa sulit untuk dilakukan. Biasanya keputusan jenis yang ketiga ini, terjadi pada manajemen yang memiliki tingkat lebih tinggi. Informasi yang dibutuhkan tentunya bersifat internal dan eksternal, lebih luas, serta lebih umum

Contoh penerapan dari keputusan tidak terstruktur, yakni pengembangan sebuah teknologi baru yang masih berada pada tahap percobaan atau testing, serta proses perekrutan karyawan tingkat eksekutif.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Decision Support System (DSS): Pengertian, Sejarah, Komponen, Tujuan, Karakteristik, Tahapan, dan Jenisnya"