Pengertian Decision Making, Tujuan, Dasar, Faktor, Gaya, Proses, dan Caranya

Table of Contents
Pengertian Decision Making atau Pengambilan Keputusan
Decision Making

A. Pengertian Decision Making (Pengambilan Keputusan)

Decision making (pengambilan keputusan) adalah suatu proses pemikiran dalam pemilihan dari beberapa alternatif atau kemungkinan yang paling sesuai dengan nilai atau tujuan individu untuk mendapatkan hasil atau solusi mengenai prediksi ke depan. Tentunya terdapat banyak faktor yang turut mempengaruhi seseorang sehingga orang tersebut memutuskan untuk memilih satu dari beberapa alternatif yang diterimanya.

Proses pengambilan keputusan tidak boleh sembarangan, karena harus dilakukan dengan pikiran objektif dan melalui proses identifikasi masalah, serta proses pertimbangan yang dirasa telah matang. Pertimbangan ini dilakukan dengan melibatkan faktor lingkungan sehingga diharapkan agar hasil keputusan yang nantinya diambil tidak berdampak merugikan baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.

Setiap pilihan yang dipilih atau diambil ini selalu diharapkan agar dapat membantu seseorang untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu diperlukan pertimbangan yang matang agar Anda bisa mengambil sebuah keputusan yang tepat.

Decision Making (Pengambilan Keputusan) Menurut Para Ahli
1. Wang dan Ruhe (2007), pengambilan keputusan adalah proses yang memilih pilihan yang lebih disukai atau suatu tindakan dari antara alternatif atas dasar kriteria atau strategi yang diberikan.
2. Suharnan (2005), pengambilan keputusan adalah proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti.
3. Terry (2003), pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih, tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui pemilihan satu di antara alternatif- alternatif yang memungkinkan.
4. Simon (1993), pengambilan keputusan merupakan suatu bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan suatu keputusan yang terbaik.
5. Baron dan Byrne (2008), pengambilan keputusan adalah suatu proses melalui kombinasi individu atau kelompok dan mengintegrasikan informasi yang ada dengan tujuan memilih satu dari berbagai kemungkinan tindakan.

B. Tujuan Decision Making (Pengambilan Keputusan)

1. Tujuan bersifat tunggal
Salah satu tujuan dari decision making adalah tujuan tunggal. Yang dimaksud dengan tujuan tunggal dalam hal ini adalah tujuan yang dicapai untuk melakukan penyelesaian terhadap satu jenis masalah saja. Memang setiap orang akan mengalami hal yang membuat dirinya harus menentukan pilihan yang dinilai lebih baik dari pilihan lainnya.

Pilihan yang diambil ini kemudian cenderung menyelesaikan suatu permasalahan yang saat itu sedang dihadapi. Dalam hal ini suatu permasalahan yang Anda hadapi tidaklah memiliki kaitan dengan masalah lainnya. Maka keputusan yang timbul nantinya akan menyelesaikan masalah itu saja tanpa adanya kaitan dengan hal lainnya.

2. Tujuan bersifat ganda
Selain tujuan yang bersifat tunggal rupanya pengambilan keputusan juga bisa saja bersifat ganda. Yang dimaksud dengan tujuan bersifat ganda yaitu pengambilan keputusan dilakukan dengan tujuan untuk menyelesaikan lebih dari satu jenis masalah. Biasanya hal ini terjadi saat seseorang sedang menghadapi suatu permasalahan dan permasalahan tersebut memiliki kaitan dengan masalah lainnya.

Maka pengambilan keputusan yang seperti ini harus diakukan secara lebih hati-hati. Banyak hal yang harus dipikirkan sehingga nantinya keputusan yang diambil bisa tepat. Pengambilan keputusan nantinya diharapkan agar dapat memberikan penyelesaian pada seluruh masalah yang dihadapi secara sekaligus. Oleh karena itu pengambilan keputusan dengan tujuan ganda haruslah dilakukan secara lebih hati-hati.

C. Dasar Decision Making (Pengambilan Keputusan)

Ada beberapa dasar decision making yang bisa dilakukan di antaranya,
1. Intuisi
Suatu keputusan yang diambil berdasar pada intuisi tentu akan bersifat lebih subjektif. Artinya keputusan Anda lebih berkaitan dengan perasaan dan biasanya hal ini lebih mudah untuk terpengaruh oleh adanya sugesti dan pengaruh luar serta faktor kejiwaan yang lainnya. Mungkin saja keputusan yang diambil berdasarkan intuisi tidaklah tepat bagi beberapa pihak. Namun terkadang hal intuisi lebih mencondongkan sisi kemanusiaan.

2. Pengalaman
Keputusan yang diambil berdasarkan pengalaman tentu akan lebih mempermudah Anda dalam melakukan suatu penyelesaian terhadap permasalahan yang ada. Selain itu keputusan yang diambil berdasarkan pengalaman ini akan sangat bermanfaat bagi suatu pengetahuan praktis. Pengalaman memang bisa dijadikan sebagai suatu dasar bagi seseorang dalam melangkah sehingga pengalaman bisa dijadikan sebagai tuntunan.

3. Fakta
Jika keputusan diambil berdasarkan fakta maka keputusan diambil dengan mempertimbangkan data dan informasi yang ada. Hasil keputusan biasanya merupakan hal terbaik namun dalam melakukannya dibutuhkan proses yang cukup panjang. Sebab biasanya mencari sebuah informasi itu tidaklah begitu mudah. Mencari data atau informasi tentu memerlukan cukup banyak waktu agar data dan informasi yang diperoleh tidaklah salah.

4. Wewenang
Suatu keputusan yang diambil dengan berdasar pada wewenang semata biasanya akan menimbulkan sifat rutin. Namun pengambilan keputusan yang dilakukan berdasarkan wewenang ini biasanya bisa saja membuat suatu permasalahan yang ada menjadi semakin kurang jelas. Bisa jadi keputusan yang diambil ini bersifat merugikan bagi satu pihak namun bisa saja menguntungkan bagi pihak yang mengambil keputusan.

5. Rasional
Untuk yang satu ini berarti suatu keputusan diambil berkaitan dengan daya guna. Berbagai masalah yang terjadi memang haruslah dihadapi dengan sikap rasional. Sifat rasional biasanya dikaitkan dengan sikap objektif sehingga diharapkan agar dapat memberikan hasil keputusan yang terbaik.

D. Faktor Decision Making (Pengambilan Keputusan)

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan menurut Syamsi (2000) di antaranya,
1. Keadaan internal. Keputusan yang memerlukan biaya, tetapi keadaan yang tidak mendukung, akan mengurangi kualitas keputusan. Namun biasanya keputusan tetap diambil dengan mengingat dan menyesuaikan keadaan.
2. Tersedianya informasi yang diperlukan. Suatu keputusan diambil untuk mengatasi masalah di dalamnya. Untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka lebih dahulu harus diketahui sebab dan akibat masalah tersebut, maka perlu pengumpulan data yang ada kaitan langsung dan tidak langsung dengan masalah itu. Data-data tersebut kemudian diolah sehingga akhirnya merupakan informasi. Informasi yang diperlukan harus lengkap sesuai kebutuhan, terpercaya dan masih aktual. Berdasarkan informasi inilah pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan baik.
3. Keadaan Ekstern. Pengambilan keputusan harus mempertimbangkan lingkungan luar. Keadaan atau lingkungan di luar dapat berupa, ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya dan lain-lain. Keputusan yang diambil tidak boleh bertentangan dengan peraturan hukum yang berlaku.
4. Kepribadian dan Kecakapan Pengambilan Keputusan. Tepat tidaknya keputusan yang diambil juga sangat tergantung pada kecakapan dan kepribadian pengambilan keputusan. Hal ini meliputi: penilaian, kebutuhan, tingkat inteligensi, kapasitas, kapabilitas, keterampilan, dan lain sebagainya.

E. Gaya Decision Making (Pengambilan Keputusan)

Gaya pengambilan keputusan adalah bagaimana seseorang menginterpretasi, merespons dan cara seseorang bereaksi terhadap situasi yang dihadapinya. Menurut Kuzgun, terdapat empat gaya pengambilan keputusan di antaranya,
1. Rational (rasional). Gaya rasional ditandai dengan strategi yang sistematis dan berencana dengan orientasi masa depan yang jelas. Para pembuat keputusan rasional menerima tanggung jawab untuk pilihan yang berasal dari internal locus of control dan aktif, disengaja dan logis.
2. Intuitive (intuisi). Gaya intuisi ditandai dengan ketergantungan pada pengalaman batin, fantasi, dan kecenderungan untuk memutuskan dengan cepat tanpa banyak pertimbangan atau pengumpulan informasi. Para pengambil keputusan intuisi menerima tanggung jawab untuk pilihan, tetapi fokus pada emosional kesadaran diri, fantasi dan perasaan, sering secara impulsif.
3. Dependent (dependen). Gaya pengambilan keputusan dependen, menolak tanggung jawab atas pilihan mereka dan melibatkan tanggung jawab kepada orang lain, umumnya figur otoritas. Dalam arti lain, gaya keputusan ini cenderung atas keputusan orang lain yang mereka anggap sebagai figur otoritas (seperti orang tua, keluarga, teman).
4. Indecisiveness (keraguan). Gaya pengambilan keputusan indecisiveness (keraguan) cenderung menghindari situasi pengambilan keputusan atau tanggung jawab terhadap orang lain. Secara signifikan orang ragu-ragu perlu lebih banyak waktu ketika mereka harus memilih suatu pilihan, tetapi mereka juga lebih selektif dan kurang lengkap dalam pencarian informasi.

F. Proses Decision Making (Pengambilan Keputusan)

Tahapan proses pengambilan keputusan menurut Kotler (2000:223) di antaranya,
1. Identifikasi masalah. Dalam hal ini diharapkan mampu mengidentifikasi masalah yang ada di dalam suatu keadaan.
2. Pengumpulan dan penganalisis data. Pengambil keputusan diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada.
3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan. Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya.
4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik. Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternatif yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
5. Pelaksanaan keputusan. Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pengambil keputusan harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain.
6. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan. Setelah keputusan dijalankan seharusnya seseorang dapat mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat.

G. Cara Decision Making (Pengambilan Keputusan)

Bagaimana meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan? Kemampuan pengambilan keputusan merupakan salah satu kemampuan yang dapat diasah melalui latihan yang berkelanjutan. Berikut beberapa cara untuk meningkatkannya di antaranya,
1. Tinggalkan diri Anda dari emosi
Salah satu hal tersulit untuk dikendalikan saat menguasai kemampuan pengambilan keputusan adalah mengalahkan diri sendiri dan emosi. Membuat keputusan secara obyektif tidaklah mudah. Apalagi jika keputusan yang diambil bersifat sangat pribadi.

Namun, mengurangi diri dan emosi melalui latihan teratur pasti dapat membuat Anda lebih objektif dalam berpikir. Ingat, untuk mempertahankan tingkat profesional, Anda harus membedakan antara pekerjaan dan urusan pribadi.

2. Jangan pernah menunda
Penundaan harus segera dihilangkan karena mempengaruhi perkembangan profesional Anda. Bila Anda sering menunda-nunda, biasanya hal itu membuat Anda sulit mengambil keputusan. Ketika Anda harus menghadapi suatu masalah, Anda tidak boleh menunda mencari solusi. Apakah itu masalah serius atau kecil, itu harus segera diselesaikan.

3. Selalu penasaran
Rasa ingin tahu sepanjang waktu akan membuat Anda lebih kritis. Anda tidak akan mudah puas dengan jawabannya dan akan selalu ditanyai. Ini memang perlu dalam proses pengambilan keputusan. Pasalnya, selalu penasaran, Anda akan berusaha mencari jawabannya melalui riset mendalam. Kepribadian ingin tahu dan kritis ini niscaya akan membuat Anda lebih mahir dalam pengambilan keputusan. Alasannya adalah Anda akan selalu mempertimbangkan pro dan kontra dari keputusan yang akan Anda buat.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment