Ekonomi Normatif: Pengertian, Contoh, dan Perbedaannya dengan Ekonomi Positif

Pengertian Ekonomi Normatif
Ekonomi Normatif
Pengertian Ekonomi Normatif
Ekonomi normatif adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mencerminkan penilaian normatif tentang bagaimana seharusnya ekonomi bekerja. Ekonomi normatif merupakan lawan dari ekonomi positif. Ekonomi normatif berkaitan dengan bagaimana pembangunan ekonomi, hasil dari ekonomi, atau tujuan kebijakan publik seharusnya.

Ekonomi normatif bertujuan untuk menentukan kondisi ideal terkait program, situasi, ataupun kondisi ekonomi. Pendekatan ini dilakukan dengan menanyakan apa yang harus terjadi atau apa yang seharusnya terjadi. Oleh karena itu, pendekatan ini biasanya menyajikan analisis berbasis opini dalam hal apa yang dianggap diinginkan. Misalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia seharusnya dapat lebih tinggi dari 5%.

Ekonomi Normatif Menurut Para Ahli
1. Roeskani Sinaga, dkk dalam buku Pengantar Ilmu Ekonomi (Teori dan Konsep) (2021), ekonomi normatif adalah pernyataan yang mengandung arti bagaimana seharusnya. Dalam ekonomi positif, jawaban analisis atau pernyataannya tidak mempertimbangkan benar atau salah. Sementara ekonomi normatif, mempertimbangkan benar atau salah tergantung nilai moral juga norma yang dimilikinya.
2. Investopedia, ilmu ekonomi normatif bertujuan menentukan apa dan bagaimana seharusnya terjadi. Ekonomi normatif adalah perspektif ekonomi yang mencerminkan penilaian normatif atau ideologis terhadap pembangunan ekonomi, investasi, pernyataan, juga skenario. Berbeda dengan ekonomi positif, analisis ekonomi ini sangat bergantung pada penilaian dan pernyataan soal apa yang seharusnya.
3. Dominick Salvatore dari buku Schaum's Outlines: Mikroekonomi (2006), ekonomi normatif didasarkan pada ilmu ekonomi positif dan penilaian masyarakat. Analisis normatif memberi pedoman menyangkut kebijakan untuk meningkatkan atau memaksimalkan kesejahteraan masyarakat.

Sederhananya, ilmu ekonomi normatif lebih bersifat subyektif, karena mengutamakan penilaian ketimbang fakta atau pernyataan sebab akibat.

Contoh Pernyataan Ekonomi Normatif dan Ekonomi Positif
Pernyataan normatif      
1. Pemerintah harus memotong pajak menjadi dua untuk meningkatkan tingkat pendapatan yang dapat dibuang.    
2. Buruh harus menerima bagian lebih besar dari keuntungan kapitalis    
3. Down-payment harus turun agar banyak masyarakat yang membeli mobil    
4. Polusi adalah masalah ekonomi paling serius    

Pernyataan positif
1. Berdasarkan data masa lalu, pemotongan pajak besar akan membantu banyak orang, tetapi kendala anggaran pemerintah membuat pilihan itu tidak mungkin.
2. Rata-rata, sekitar 30% dari keuntungan perusahaan, dinikmati oleh pemilik modal dalam bentuk dividen.
3. Jika pemerintah menurunkan down payment, ini akan menyebabkan peningkatan penjualan mobil.
4. Sekitar 30% polusi di Indonesia dihasilkan dari pabrik

Beberapa Perbedaan Antara Ekonomi Positif dan Ekonomi Normatif
Berikut beberapa perbedaan ekonomi positif dan normatif dengan fokus pada fakta dan kausalitas yang bisa diukur di antaranya,
1. Validasi Pernyataan berbeda
Dalam ekonomi positif, pernyataan atau analisis ekonomi bersifat fakta dalam dunia ekonomi yang sedang dan atau akan terjadi. Jadi, data yang disajikan dapat diverifikasi dengan valid.

Lain halnya dengan ekonomi normatif, pendekatan ini merupakan analisis ekonomi yang bertumpu pada norma dan tidak mengedepankan fakta, melainkan realita ideal yang seharusnya terjadi untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat luas.

2. Objek yang menjadi kajian berbeda
Ekonomi positif menggunakan hubungan sebab akibat dalam perekonomian, di mana sebab tersebut mengakibatkan terjadinya suatu hal secara nyata.

Sementara itu, ekonomi normatif memberikan penjabaran mengenai nilai, norma dan etika dalam perekonomian. Pendekatan ini biasanya menyelesaikan masalah dengan debat ideal guna menghasilkan rekomendasi kebijakan terbaik.

3. Perspektif pernyataan berbeda
Hal ini terkait dengan definisi dari keduanya. Pada ekonomi positif, perspektif yang diarahkan bersifat objektif, yang mana terdapat bukti empiris di mana kebenaran pernyataan dapat langsung dibuktikan.

Sedangkan pada ekonomi normatif, perspektifnya bersifat subjektif, lebih sulit dibuktikan karena fakta belum dapat diverifikasi.

4. Tujuan yang ingin dicapai tidak sama
Dalam ekonomi positif, suatu kondisi dipaparkan secara faktual dan empiris. Sedangkan pada ekonomi normatif, lebih mengarah pada perencanaan guna mewujudkan perekonomian yang dianggap ideal. Kondisi yang ideal tentu bisa berbeda berdasarkan individu atau kelompok yang menyampaikan gagasan ekonomi tersebut.

5. Memberi pengaruh yang beda
Perbedaan ekonomi positif dan normatif yang terakhir adalah tidak adanya pengaruh ekonomi positif terhadap ekonomi normatif karena penyampaian data ekonomi dilakukan secara nyata.

Di sisi lain, ekonomi normatif dapat berubah bentuk dan tujuannya berdasarkan data dari ekonomi positif karena data ekonomi yang ada hanya berdasarkan kondisi ideal yang tidak nyata.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Ekonomi Normatif: Pengertian, Contoh, dan Perbedaannya dengan Ekonomi Positif"