Manipulasi Psikologis: Pengertian, Situasi, Strategi, Tipe, dan Dampaknya

Pengertian Manipulasi Psikologis
Manipulasi Psikologis
Pengertian Manipulasi Psikologis
Manipulasi psikologis adalah suatu taktik psikologis yang dilakukan seseorang untuk mengubah, memengaruhi, atau mengontrol orang lain agar sesuai dengan yang ia inginkan. Manipulasi psikologis merupakan strategi mempermainkan titik lemah emosi seseorang dengan menciptakan sebuah skenario yang telah disesuaikan.

Manipulasi psikologi sengaja dilakukan untuk membuat kondisi kekuasaan yang timpang. Dengan demikian, korban manipulasi bisa dengan mudah dieksploitasi demi tujuan tertentu. Pihak yang manipulatif ingin menguasai banyak hal, mulai dari wewenang, kontrol, keuntungan tertentu yang menguntungkannya.

Manipulasi psikologis ini biasanya dimulai dengan pelanggaran batas kecil yang secara bertahap akan terus meningkat. Manipulasi psikologis merupakan cara yang jahat untuk mengendalikan seseorang. Pasalnya, dengan memanipulasi psikologis maka orang tersebut akan mengalami keraguan yang hebat dan cenderung ketergantungan.

Manipulasi tidak selalu buruk
Manipulasi dapat bersifat positif, seperti kontak mata atau tersenyum untuk membangun kedekatan dengan orang lain. Manipulasi menjadi tidak sehat ketika bertujuan untuk menghindari tanggung jawab atau berkuasa atas orang lain.

Situasi Manipulasi Psikologis
Berikut situasi atau kondisi manipulasi psikologis yang mungkin terwujud dalam hubungan sehari-hari dan interaksi antarpribadi di antaranya,
1. Memanfaatkan kedekatan
Orang yang memanipulasi psikologis biasanya karena sudah memiliki hubungan yang sangat dekat, seperti anggota keluarga, teman dekat, atau pasangan.

Mereka memulai manipulasi dengan membangun kepercayaan, lalu setelah kepercayaan didapat maka akan digunakan sebagai senjata yang disalahgunakan. Manipulator akan mempermainkan seseorang melewati kelemahan, kekhawatiran, dan sejarah korbannya.

2. Melempar kesalahan kepada orang lain
Seorang manipulator psikologis sangat jarang bertanggung jawab atas korbannya. Kebanyakan orang yang manipulatif akan membenarkan diri sendiri walaupun salah dan akan membebankan kesalahan kepada korban.

Dalam hubungan yang sehat pada dasarnya akan saling bertanggung jawab atas kesalahan masing-masing. Namun, jika berhubungan dengan orang yang manipulatif maka Anda akan digiring menjadi penyebab atas semua kesalahan.

3. Melanggar batas
Dalam suatu hubungan yang baik, kedua belah pihak akan dapat menetapkan batasan dan saling menghormati batasan tersebut.

Manipulator psikologis membenci batas. Tujuan akhir mereka adalah kekuasaan dan kendali atas semuanya. Untuk itu, mereka menjadi terampil dalam menguji dan melanggar batasan orang lain, biasanya dimulai dengan batasan kecil dan terus meningkat seiring pencapaian.

Berbeda dengan konsep hubungan yang sehat, manipulator akan membuat hal itu menjadi sebaliknya dan jika korbannya melakukan batasan dalam hubungan maka akan dicap sebagai orang yang tidak setia atau berubah. Hal tersebut tentunya akan membuat korban menjadi takut dan kembali menjadi seperti yang diinginkan manipulator.

4. Gaslighting
Manipulator psikologis merupakan seorang yang ahli dalam mengendalikan sesuatu. Mereka akan membuat orang lain percaya akan realitas yang diberikan. Walaupun secara terang-terangan sudah melakukan kebohongan atau kesalahan, manipulator akan menganggap hal itu biasa.

Gaslighting bisa sulit diketahui karena ini adalah proses bertahap yang merusak kewarasan korban. Banyak orang yang menggunakan taktik ini bekerja sangat keras untuk meyakinkan korbannya bahwa mereka terlalu sensitif atau sering membuat masalah besar.

Konsep gaslighting seperti bola salju karena semakin lama atau semakin sering dilakukan maka korban akan terus terperangkap dalam realitas yang diciptakan manipulator.

Strategi Manipulasi Psikologis
Jika berhadapan dengan orang yang manipulatif dan menunjukkan empati, Anda mungkin akan dimanfaatkan. Tak hanya sekali, tindakan ini dapat terjadi secara berulang. Berikut beberapa strategi atau taktik manipulasi psikologi yang sering digunakan di antaranya,
1. Berbohong
Berbohong merupakan senjata ampuh yang sering kali digunakan sebagai taktik manipulasi. Tujuannya bukan untuk menyembunyikan rasa bersalah, melainkan untuk membuat Anda bingung. Jika pelaku melihat kesempatan untuk mendapatkan sesuatu dengan berbohong, mereka bisa membuat kebohongan dengan menyembunyikan rahasia besar atau memutarbalikkan fakta.

Untuk mendeteksi kebohongan seorang manipulator, Anda perlu menggalinya dengan pertanyaan. Tidak hanya sekali, tapi beberapa kali atau bahkan berulang. Apabila jawaban yang diberikannya tidak jelas dan tidak konsisten, hal tersebut dapat menjadi tanda adanya kebohongan.

2. Menyangkal
Penyangkalan merupakan salah satu taktik manipulasi andalan yang digunakan seseorang saat melakukan kesalahan. Tujuannya tentu saja membuat Anda bersimpati. Misalnya, Anda yakin pasangan Anda melakukan kesalahan. Namun, penyangkalan membuat Anda ragu dengan diri sendiri sehingga ia termaafkan dengan begitu mudah.

3. Menghindari tanggung jawab
Orang yang manipulatif akan berusaha untuk menghindari tanggung jawab. Biasanya, pelaku menolak untuk membicarakan masalah ketika Anda ingin mendiskusikannya. Contohnya, Anda mungkin akan mendengar ia berkata, “Kamu nggak bosan tanya itu terus? Ganggu tahu, nggak?”

Kata-kata tersebut sengaja diucapkan untuk membuat Anda merasa bahwa tindakan yang Anda lakukan sangat mengganggu. Akhirnya, Anda pun mundur dan tidak membahasnya lagi.

4. Menyalahkan dan merendahkan orang lain
Menyalahkan orang lain adalah contoh taktik manipulasi yang digunakan pelaku untuk menyerang balik Anda. Hasilnya, Anda yang akan merasa bersalah pada akhirnya. Selain itu, pelaku manipulasi bisa membuat Anda merasa lemah dan rendah di mata orang lain. Beberapa caranya seperti menyebutkan kejelekan, ketidakmampuan, dan kekurangan Anda.

5. Mengintimidasi dan bersikap seolah dirinya korban
Pelaku manipulasi kerap kali mengintimidasi lawannya. Bukan dengan ancaman, tetapi dengan kata-kata yang lebih halus agar Anda merasa takut dan menyerah. Apabila tidak berhasil, senjata yang digunakan manipulator yaitu “playing as the victim” atau menempatkan dirinya seolah-olah sebagai korban.

Seorang manipulator melakukan ini untuk menimbulkan kesan seolah-olah ialah yang paling menderita sekaligus membangun simpati lawan. Dengan begitu, kesalahan yang dilakukannya akan semakin kabur dan pelaku dianggap juga sebagai korban. Alhasil, akan ada keringanan bagi pelaku atas kesalahan yang ia lakukan.

6. Mengajak orang lain untuk ikut melakukan manipulasi
Pelaku manipulasi sering kali mengajak orang lain untuk memuluskan aksinya. Tujuan dari tindakan tersebut tentu saja untuk membuat Anda semakin percaya, tertekan, atau diam. Hasilnya, pelaku dapat dengan mudah mendapatkan apa yang diinginkannya. Anda juga akan mulai berhenti mempermasalahkan kesalahan pelaku.

7. Silent treatment
Ketika terlibat masalah dengan Anda, orang yang manipulatif lebih memilih untuk melakukan silent treatment. Tindakan ini dilakukan dengan cara diam dan mengabaikan Anda. Umumnya, tujuan silent treatment yaitu untuk membuat Anda takut dan berbalik merasa bersalah. Dengan begitu, kesalahan pelaku akan dilupakan begitu saja.

Tipe Manipulasi Psikologis
Terdapat 4 tipe atau jenis manipulasi psikologis yang harus diwaspadai di antaranya,
1. Guilt-tripping
Guilt tripping adalah suatu manipulasi psikologis di mana Anda dibuat merasa bersalah dan merasa tidak enak terhadap seseorang seolah-olah Anda melakukan hal yang salah. Anda merasa takut untuk mengatakan ‘tidak’ karena takut mengecewakan orang lain, dan yang lebih parah, Anda akan dibuat merasa bahwa semua yang terjadi adalah kesalahan Anda.

2. The Spaghetti Test
Seorang manipulator akan seolah-olah mengatakan hal yang baik, Anda akan selalu diingatkan dengan hal-hal baik yang sudah mereka lakukan untuk Anda di masa lalu. Hal tersebut secara Anda sadar dijadikan senjata untuk mengendalikan Anda.

Sehingga, ketika Anda menolak kemauan atau permintaan mereka, mereka akan terus mengungkit-ungkit semua kebaikan yang telah mereka lakukan untuk Anda, kemudian Anda akan merasa bersalah dan tidak enak. Pada akhirnya, Anda pun akan dengan berat hati mengatakan ‘iya’.

3. Gaslighting
Bentuk manipulasi ini dilakukan oleh seseorang untuk terlihat berkuasa dan dapat mengontrol orang lain dengan cara membuat korbannya tidak yakin dengan dirinya sendiri. Seorang manipulator akan memberikan pendapat dan opini yang dibuat seolah-olah valid dan meyakinkan, sehingga korbannya menjadi terus mempertanyakan dan meragukan pendapatnya sendiri.

Hasilnya, korban gaslighting akan merasa terus bergantung, tidak yakin dengan keputusan sendiri, merasa serba kurang dan meragukan diri sendiri. Di sisi lain, ia akan merasa kesal karena seolah-olah semua opininya tidak berguna dan tidak valid.

4. Flying monkey
Menurut Psychology Today, seorang flying monkey dapat menggunakan taktik gaslighting, agresi terbuka, dan rasa bersalah untuk membuat Anda merasa buruk dan lemah. Seperti, menyebarkan gosip, mencari kelompok-kelompok pendukung seolah Anda yang salah dan dia yang menjadi korban.

Flying monkey membuat orang-orang kemudian ikut menyerang Anda. Bisa jadi, Anda malah terdorong untuk minta tolong kepada pelaku, padahal hal ini dia yang rencanakan.

Dampak Manipulasi Psikologis
Dampak manipulasi tidak hanya berpengaruh terhadap emosi korban, tetapi juga kesehatan mentalnya. Pada kasus yang parah, tindakan ini dapat mengakibatkan trauma. Beberapa dampak manipulasi terhadap kesehatan mental korban di antaranya,
1. Depresi,
2. Gangguan kecemasan,
3. Berkembangnya mekanisme koping yang tidak sehat,
4. Mendahulukan kepentingan orang lain daripada diri sendiri,
5. Sering berbohong dengan perasaan sendiri, dan
6. Kesulitan untuk memercayai orang lain.

Manipulasi Psikologis dan Gangguan Kesehatan Mental
Manipulasi adalah perilaku yang muncul sebagai bentuk ketidakpercayaan diri pelakunya. Selain itu, tindakan ini juga dapat menjadi tanda gangguan mental. Berikut beberapa masalah kesehatan mental yang berpotensi memunculkan tindakan manipulasi.
1. Gangguan kepribadian narsistik
Tindakan manipulatif umumnya dilakukan oleh orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik yang kesulitan untuk membangun kedekatan dengan orang lain, khususnya pasangan. Lewat tindakan ini, pelaku merasa bisa menjaga kedekatan dengan orang lain. Beberapa manipulasi yang bisa dilakukannya seperti gaslighting, mempermalukan, dan menyalahkan orang lain.

2. Gangguan kepribadian ambang
Pada orang dengan gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder), tindakan manipulasi sering muncul ketika mereka merasa tidak aman atau ditinggalkan. Tindakan ini sering kali dijadikan sarana untuk memenuhi kebutuhan emosi orang-orang dengan BPD, seperti ditemukan dalam penelitian oleh Mandal dan Kocur pada 2013.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Manipulasi Psikologis: Pengertian, Situasi, Strategi, Tipe, dan Dampaknya"