Psikologi Marketing: Pengertian, Penerapan, dan Tipsnya

Pengertian Psikologi Marketing
Psikologi Marketing
Pengertian Psikologi Marketing
Psikologi marketing adalah ilmu yang memberikan pemahaman mengenai persoalan motif yang mempengaruhi emosi pembelian terhadap suatu produk yang ditawarkan oleh pelaku bisnis. Di era digital sekarang ini, penerapan strategi psikologi marketing menjadi lebih mudah karena Anda bisa mengetahui tentang data-data konsumen sesuai dengan interest dan perilaku konsumen.

Penerapan Psikologi Marketing
Berikut beberapa penerapan psikologi marketing dalam bisnis di antaranya,
1. Priming
Priming adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk menyerang ingatan seseorang dengan suatu hal yang dilakukan berulang-ulang sehingga orang akan selalu mengingatnya. Banyak para pelaku bisnis yang melakukan strategi priming dalam bisnisnya secara halus.

Priming bertujuan agar para calon konsumen mengingat tentang bisnis Anda sehingga jika suatu saat butuh maka hal yang teringat pertama kali adalah bisnis yang Anda miliki.

2. Hubungan timbal balik
Dalam buku Robert Cialdini yang berjudul Influence : The Psychology of Persuasion, ada kalimat yang menarik yaitu “jika seseorang melakukan suatu hal untuk kita, maka kita secara alami akan melakukan suatu hal untuk mereka”.

Untuk penerapannya dalam bisnis, Anda bisa memberikan voucher belanja, gratis ongkir, diskon, gratis ebook dan lainnya untuk mendapatkan timbal balik langsung dari konsumen.

3. Berikan hierarki label customer
Pernahkah Anda sadar saat melihat akun pada beberapa marketplace, Anda akan melihat badge atau label untuk setiap akunnya. Semakin Anda banyak berbelanja maka semakin tinggi pula hierarki yang Anda dapatkan.

Kirimkan pula kepada customer seperti voucher diskon, gratis pembelian atau tips-tips menarik agar customer semakin loyal dengan bisnis Anda.

4. Komitmen
Selalu pegang komitmen apalagi kepada konsumen, karena tidak ada konsumen yang mau dibohongi. Intinya Anda sebagai seorang pebisnis harus menerapkan prinsip kejujuran. Jika memang tidak bisa berkomitmen jangan mengumbar janji-janji manis kepada konsumen.

Misalnya memberikan janji bahwa produk yang dijual adalah kualitas terbaik, tetapi ternyata kualitasnya standart saja.

5. Pahami jenis pembeli
Setiap pembeli memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Maka dari itu Anda perlu memahami lebih mendalam tentang karakteristik setiap pembeli.

6. Social Proof
Untuk meningkatkan social proof pada bisnis, salah satu caranya dengan memberikan testimoni pelanggan. Ini bisa menjadi salah satu cara untuk mendapatkan nilai lebih di mata pelanggan bahwa bisnis Anda laku dan disukai oleh banyak orang lain.

7. Decoy effect
Decoy effect adalah teknik marketing menggunakan harga pengecoh. Anda pasti pernah melihat permainan harga yang dilakukan oleh seorang pebisnis, tujuannya yang pasti untuk memainkan psikologi konsumen sehingga pelaku bisnislah yang diuntungkan.

Contohnya saat Anda membeli minuman es kopi, es kopi gelas kecil harganya Rp 15.000 dan es kopi gelas besar harganya Rp 25.000. Orang akan memilih membeli es kopi gelas kecil saja karena buat apa beli kopi banyak-banyak.

Tetapi ketika Anda menambahkan satu lagi sebagai decoy, sehingga menjadi tiga pilihan yaitu es kopi gelas kecil Rp 15.000, es kopi gelas sedang Rp 23.500 dan es kopi gelas besar Rp 25.000. Dengan teknik ini pasti banyak orang yang memilih membeli es kopi gelas besar, mereka berpikiran mending beli yang besar sekalian karena harganya lebih murah padahal belum tentu perlu.

8. Tunjukan bisnis Anda “Stand for something”
Anda bisa menggunakan strategi “stand for something” untuk membuat membangkitkan psikologi pelanggan. Contoh mudahnya 10% dari hasil penjualan akan diberikan kepada yayasan panti asuhan. Faktanya menurut penelitian yang dilakukan oleh Unbounce, konsumen meningkat sebesar 64% dari awal. Strategi marketing ini bisa di praktekan untuk meningkatkan conversion rate penjualan produk Anda.

9. Beri kejutan
Untuk membangun hubungan yang baik dengan konsumen, cobalah Anda untuk memberikan kejutan kepada konsumen. Dengan begitu loyalitas konsumen Anda akan semakin meningkat, tidak jarang konsumen akan merekomendasikan produk Anda kepada orang-orang di sekitarnya.

Tentu ini menjadi salah satu teknik marketing yang ampuh, orang akan lebih percaya rekomendasi dari orang langsung daripada melihat iklan.

Tips Penerapan Psikologi Marketing
Berikut beberapa tips pemasaran berbasis psikologi yang bisa dipelajari di antaranya,
1. Membangkitkan Emosional Calon Pelanggan
Menurut beberapa pakar neuroscience, emosi adalah unsur yang diperlukan dan paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Apakah Anda memutuskan untuk membeli permen favorit sampai kepada mobil impian Anda. Pertimbangan-pertimbangan seperti bagaimana spesifikasi, fungsi, dan hal teknis lainnya akan dikalahkan oleh emosional seorang pembeli.

Jadi, alih-alih memberi tahu pelanggan Anda betapa hebatnya produk Anda dengan menunjukkan fitur dan spesifikasinya, beri tahu mereka bagaimana hal itu akan membuat mereka merasa senang, nyaman, dan puas ketika mereka menggunakannya.

Jika Anda dapat membangkitkan emosional konsumen, mereka akan lebih cenderung membentuk koneksi pribadi dengan brand Anda. Dan ini tentu akan berujung pada peningkatan penjualan bisnis Anda. Konsumen pun merasa lebih puas dengan produk Anda.

Karena tidak hanya spesifikasi yang bagus, produk Anda juga berhasil memberikan kesenangan pada pelanggan Anda.

2. Perlihatkan Bukti Sosial (Social Proof)
Pernahkah Anda melewati restoran baru di lingkungan Anda, melihat antrean pengunjung di pintu restoran dan berpikir, “Wow, restoran itu pasti sangat enak! Kita harus pergi ke sana!“.

Maka Itu adalah contoh manifestasi dari bukti sosial atau Social Proof. Ketika publik melihat bahwa suatu toko, produk, atau pelayanan bisnis disukai oleh orang lain, produk  atau layanan bisnis itu secara tiba-tiba akan mendapatkan nilai yang lebih besar.

Kekuatan Bukti Sosial lebih jauh ditunjukkan oleh fakta bahwa pembeli cenderung akan membaca ulasan suatu produk sebelum mereka membeli produk tersebut.

Dengan menunjukkan Bukti Sosial di akun media sosial atau situs web Anda – baik dalam bentuk ulasan pelanggan, testimonial, rating, dan lainnya – calon pelanggan akan ikut mengantre dalam antrean pengunjung bisnis untuk membeli produk atau jasa bisnis Anda.

Meskipun pada mulanya hanya penasaran, sosial proof bisa meningkatkan rasa keingintahuan pelanggan.

3. Buat Kesan “Takut Ketinggalan” akan Produk yang Anda Jual
“Takut Ketinggalan” dalam istilah bahasa Inggrisnya adalah Fear Of Missing Out (FOMO). Istilah ini telah menjadi ungkapan populer dalam budaya konsumsi saat ini. Contoh dari istilah ini biasanya merujuk pada orang yang tidak bisa berhenti melihat info smartphone terbaru karena mereka takut ketinggalan informasi akan hal tersebut.

Tetapi, bisnis Anda sebenarnya juga dapat menerapkan strategi FOMO untuk menarik konsumen agar membeli produk Anda. Salah satu penerapan FOMO, Anda bisa menggunakan frasa “Jangan Lewatkan!” pada iklan produk yang Anda pasarkan. Atau, Anda bisa menawarkan produk “Limited Edition“atau Edisi Terbatas.

Dengan memberitahukan konsumen bahwa Anda hanya memiliki jumlah produk yang terbatas atau membuat urgensi penjualan suatu produk hanya dalam jangka waktu satu hari, Anda dapat meyakinkan konsumen bahwa waktu yang tepat untuk membeli produk Anda adalah: sekarang!

Jadi, cobalah buat kampanye Flash Sale atau tawarkan kupon diskon untuk waktu yang terbatas. Jika sasaran pasar Anda tepat, maka orang-orang akan langsung mengambil tindakan dengan membeli barang tersebut karena tidak ingin terlewatkan.

4. Gunakan Teknik Resiprokal
Psikologi resiprokal akan bekerja seperti ini: Ketika seseorang memberi kita sesuatu, secara sadar atau tidak sadar kita merasa terdorong untuk mengembalikan sesuatu kepada mereka. Pernahkah Anda ditawari sampel produk gratis ketika Anda pergi ke departement store dan merasa berkewajiban untuk membeli produk itu setelah menerima sampel gratis?

Itu adalah contoh pengaplikasian dari strategi pemasaran psikologi resiprokal  dan Anda dapat menggunakannya untuk meningkatkan penjualan Anda – bahkan jika Anda membuka bisnis online. Misalnya, Anda dapat menawarkan kepada pelanggan software yang bersifat trial secara gratis.

Setelah mereka menerima dan merasa cocok dengan produk trial yang bisnis Anda berikan, mereka akan cenderung langsung membeli produk full version Anda. Bahkan, Anda juga bisa menawarkan hadiah gratis kepada pembeli ketika mereka melakukan pembelian terhadap suatu produk yang Anda tawarkan.

Orang-orang akan dengan senang hati mendapatkan hadiah gratis dan mereka akan membalasnya dengan menjadi pelanggan reguler atau setia bisnis Anda.

5. Manfaatkan Goldilocks Effect
Istilah Goldilocks Effect bermula dari kisah seorang yang bernama Goldilocks. Ketika dia menemukan tiga jenis bubur, dia memilih yang “tidak terlalu panas, tidak terlalu dingin, tetapi tepat”.

Konsumen mengalami Goldilocks Effect sepanjang waktu saat berbelanja. Mereka yang terkena Goldilocks Effect bukan mencari opsi produk termurah atau termahal, tetapi yang tepat dan benar-benar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka.

Salah satu contohnya adalah ketika Anda pergi ke suatu restoran bowl ala Jepang. Terdapat menu utama yaitu bowl namun dengan beberapa varian topping yang berbeda. Varian tersebut sebut saja bowl dengan topping yakiniku, blackpapper, dan mayonnaise. Berbagai konsumen pastinya memiliki selera yang berbeda-beda pula.

Dengan memberikan opsi-opsi tersebut, konsumen akan memainkan Goldilocks Effect dan pastinya memilih pilihan yang sesuai dengan selera mereka. Atau, Anda juga bisa memberikan tanda “Top seller” atau “Favorit Konsumen” untuk semakin memantapkan pilihan pelanggan ketika mereka memilih produk Anda.

Menampilkan produk Anda dengan cara ini adalah strategi yang bagus untuk mengarahkan konsumen kepada keinginan dan kebutuhan mereka akan produk bisnis Anda. Alih-alih pembeli memilih opsi produk termurah atau termahal, Anda akan meningkatkan penjualan dengan menyoroti produk terbaik Anda.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Psikologi Marketing: Pengertian, Penerapan, dan Tipsnya"