Disaster Recovery as a Service (DRaaS): Pengertian, Peran, Cara Kerja, Tipe, Kelebihan, dan Kekurangannya

Pengertian Disaster Recovery as a Service atau DRaaS
Disaster Recovery as a Service (DRaaS)

Pengertian Disaster Recovery as a Service (DRaaS)
Disaster Recovery as a Service (DRaaS) atau Pemulihan bencana sebagai layanan (DRaaS) adalah komputasi awan dan model layanan cadangan yang menggunakan sumber daya cloud untuk melindungi aplikasi dan data dari gangguan yang disebabkan oleh bencana. DRaaS memberi organisasi cadangan sistem total yang memungkinkan kelangsungan bisnis jika terjadi kegagalan sistem.

DRaaS memungkinkan replikasi penuh dan cadangan semua data cloud dan aplikasi sambil berfungsi sebagai infrastruktur sekunder. Hal Ini memungkinkan organisasi dan pengguna untuk melanjutkan proses bisnis sehari-hari sementara sistem utama mengalami perbaikan. DRaaS memungkinkan aplikasi ini berjalan di mesin virtual (VM) kapan saja, bahkan tanpa bencana nyata.

DRaaS merupakan pemulihan bencana atau disaster recovery yang disediakan oleh pihak ketiga. DRaaS sendiri mencakup berbagai hal, beberapa diantaranya adalah hosting server, replikasi, failber dan masih banyak lagi. Ketika klein dan pengguna menggunakan DRaaS diharapkan penanggulangan bersifat cepat dan tidak banyak mempengaruhi kontinuitas bisnis.

Peran Disaster Recovery as a Service (DRaaS)
Jutaan bisnis yang ada pada saat ini pasti akan mengalami kemungkinan bencana yang tidak diduga. Salah satu contoh sederhananya adalah kejadian mati lampu, mungkin terdengar seperti masalah yang sepele namun jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan gangguan sistem, sehingga menurunkan kepuasan pelanggan.

Baca Juga: Pengertian Customer Satisfaction, Aspek, Faktor, Indikator, dan Strateginya

Beberapa contoh lainnya yang bisa menjadi risiko dan kemungkinan yang tak terhindarkan seperti kerusakan hardware, file yang rusak, human error, serta bencana alam seperti gempa, banjir, petir dan sebagainya. Jika bencana tersebut berdampak pada data center, interupsi yang panjang, website yang down hingga kehilangan data kostumer bisa saja terjadi.

Dari vertivco(dot)com, biaya downtime yang tidak diduga mencapai lebih dari 8 ribu dollar per menitnya yang mana ini tentunya bukan biaya yang murah. Bahkan FEMA (Federal Emergency Management Agency) juga melaporkan bahwa 43% organisasi yang terdampak bencana alam tidak beroperasi lagi, dan 23% tidak beroperasi kembali setelah 2 tahun terjadinya bencana.

Berangkat dari permasalahan ini, maka fokus utama DRaaS adalah waktu pemulihan yang cepat, di mana data disimpan di tempat terdekat bencana terjadi. Pemulihan biasanya membutuhkan waktu hingga 4 jam dan mengirim data ke lokasi yang berbeda. Misalnya, data center Anda yang berada di Jakarta mengalami kebakaran, maka server yang ada di tempat lain akan digunakan untuk menyimpan data Anda.

Cara Kerja Disaster Recovery as a Service (DRaaS)
Setiap perusahaan yang sudah berskala besar biasanya memiliki data center untuk menyimpan seluruh data penting dan sistem IT mereka. Risiko bencana, baik yang berasal dari alam maupun human error, selalu mengintai. Di sinilah DRaaS dibutuhkan sebagai langkah pencegahan.

Selama data center bekerja, DRaaS juga bekerja menyalin data-data terbaru di data center tersebut ke data center berbasis cloud lain. Contohnya, jika Anda menggunakan Lintasarta, sistem DRaaS akan menyalin data terbaru dari Lintasarta Cloud Data Center dan menyimpannya di Lintasarta Cloud Data Center yang lain.

Apabila terjadi yang mengancam keberlangsungan data center cloud utama, data center cloud kedua yang berperan sebagai DR akan segera melakukan recovery sistem virtual. Hal ini memungkinkan Anda dan tim untuk tetap bisa mengakses data dan sistem yang tersimpan di data center utama sehingga pekerjaan pun dapat berlangsung seperti biasa.

Tipe Disaster Recovery as a Service (DRaaS)
Berikut beberapa tipe dan model Disaster Recovery as a Service (DRaaS) yang harus Anda ketahui sebelum mencari layanan yang sesuai dengan kebutuhan Anda di antaranya,
1. Managed DRaaS
Jika Anda memilih Managed DRaaS, maka tanggung jawab untuk melindungi infrastruktur termasuk cloud, sistem in-premis serta operasi pemulihan beralih dari kostumer ke penyedia jasa. Hasil yang Anda dapatkan ditentukan dari persetujuan bersama yang didokumentasi (SLA).

Walaupun pemulihan menjadi tanggung jawab penyedia jasa, Anda masih memiliki kewajiban untuk selalu berkomunikasi tentang infrastruktur, aplikasi dan lainnya ke penyedia agar proses pemulihan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Assisted DRaaS
Assisted DRaaS memiliki keuntungan yang kurang lebih sama dengan tipe sebelumnya, namun Anda hanya memilih aspek atau jasa tertentu yang disediakan provider. Misalnya, ada aplikasi dengan kostumisasi rumit dan sulit untuk diserahkan kepada pihak ketiga, sehingga Anda perlu mengatasi beberapa masalah sendiri.

Pada model ini, penyedia jasa menawarkan keahlian dalam optimasi prosedur pemulihan bencana, namun kostumer bertanggung jawab untuk mengimplementasinya. Jika Anda tidak memerlukan bantuan pihak ketiga untuk semua aspek ketika terjadi bencana, maka Assisted DRaaS menjadi solusi yang tepat.

3. Self Service DRaaS
Tipe ini menjadi tipe yang paling sedikit memakan biaya, di mana kostumer bertanggung jawab atas perencanaan, testing, manajemen pemulihan, serta melakukan hosting untuk infrastruktur di virtual machine. Perlu dipertimbangkan bahwa rencana yang matang, dan berbagai pengetesan diperlukan untuk memastikan agar data/infrastruktur dapat dialihkan ke server lain. Pilihan ini cocok jika Anda memiliki staf yang terbiasa melakukan pemulihan bencana, dan menginginkan biaya rendah.

Kelebihan Disaster Recovery as a Service (DRaaS)
Terdapat dua poin utama yang menunjukkan mengapa layanan backup dan disaster recovery penting untuk perusahaan di antaranya,
1. Pemulihan Lebih Cepat
Alasan pentingnya implementasi disaster recovery untuk perusahaan adalah pemulihan yang cepat paska bencana. Manfaat tersebut dicapai karena salah satu bagian dari Disaster Recovery Planning adalah langkah pra-bencana (prevention).

Tindakan pra-bencana terdiri dari penggunaan server mirror, pemeliharaan situs hot sites, dan pelatihan pada tenaga pemulihan bencana. Beberapa langkah tersebut juga dapat menaikkan potensi perusahaan untuk dapat meminimalkan dampak bencana pada sistem dan sumber daya.

2. Mencegah Kerugian Perusahaan
Tahap continuity pada Disaster Recovery Plan memungkinkan suatu perusahaan untuk tetap menjalankan sistem operasionalnya saat bencana alam terjadi. Hal ini sudah pasti sesuatu yang baik untuk perusahaan. Jika kegiatan bisnis terjeda maka revenue akan hilang sehingga bisa dibilang perusahaan akan mengalami kerugian besar.

Pemulihan paska bencana yang cepat pun meminimalkan bertambahnya kerugian yang dialami sebuah perusahaan secara signifikan.

3. Menaikkan Reputasi Perusahaan
Memiliki recovery disaster pada sistem perusahaan akan menaikkan kepercayaan client atau partner. Karena keberadaan sistem ini mengindikasikan perusahaan tersebut punya integritas dan komitmen terhadap keamanan data dan operasional, bahkan dalam keadaan ekstrem seperti bencana alam.

Tentu saja dengan menyampaikan keberadaan recovery disaster pada pihak-pihak yang akan menjalin kerja sama, dapat meningkatkan rasa nyaman mereka untuk menitipkan kepercayaan.
 
Kekurangan Disaster Recovery as a Service (DRaaS)
Meski jasa layanan yang dapat membantu bisnis dan perusahaan agar tetap aman dari kemungkinan musibah dan bencana, ternyata layanan Disaster Recovery as a Service (DRaaS) juga memiliki kekurangan tersendiri di antaranya,
1. Keamanan yang kurang
Ketika Anda memilih untuk menggunakan DRaaS, Anda perlu memberikan data penting kepada pihak ketiga, yaitu penyedia jasa. Jika data Anda jatuh kepada tangan yang salah, strategi ini akan sangat berisiko terutama kostumer yang mempercayakan data mereka. Pastikan memilih penyedia jasa yang tidak membahayakan data organisasi/perusahaan Anda.

2. Pengguna bergantung pada penyedia layanan
Ada beberapa perusahaan atau organisasi yang merasa lebih yakin jika melakukan pemulihan bencana tanpa pihak ketiga. Namun, dengan berbagai operasi yang rumit dan kompleks, hal ini akan menjadi pekerjaan berat. Penyedia jasa dapat membantu mengurangi kerumitan yang berhubungan dengan keamanan data, tetapi perlu diingat bahwa Anda tidak bisa mengontrol implementasi dari rencana pemulihan.

3. Performa yang tidak stabil
Solusi DRaaS biasanya berbasis cloud, yang berarti untuk melakukan operasi keamanan data diperlukan akses internet. Anda harus memastikan koneksi internet yang baik, jika tidak maka beberapa proses seperti backup data akan bermasalah.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Disaster Recovery as a Service (DRaaS): Pengertian, Peran, Cara Kerja, Tipe, Kelebihan, dan Kekurangannya"