Mengenal Reduksionisme: Batas dan Manfaatnya

Pengertian Reduksionisme
Pengertian Reduksionisme
Reduksionisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah teori atau prosedur menyederhanakan gejala, data, dan sebagainya yang kompleks sehingga menjadi tidak kompleks. Reduksionisme beroperasi berdasarkan prinsip kekikiran dalam sains yang menyarankan bahwa fenomena kompleks harus disaring hingga ke prinsip dasar yang paling sederhana.

Reduksionisme dalam Filsafat
Dalam filsafat, reduksionisme merupakan suatu pandangan yang menegaskan bahwa entitas dari suatu jenis tertentu identik dengan, atau merupakan kumpulan atau kombinasi dari, entitas dari jenis lain (sering kali lebih sederhana atau lebih mendasar) atau bahwa ekspresi yang menunjukkan entitas tersebut dapat didefinisikan dalam istilah ekspresi yang menunjukkan entitas lain.

Pendekatan seperti ini secara inheren menyederhanakan perilaku yang rumit menjadi serangkaian variabel yang dapat dikelola untuk membedakan hubungan sebab akibat, dan menyelaraskan reduksionisme dengan determinisme.

Demikian, reduksionisme secara jelas menggambarkan perspektif pasti dari kausalitas. Dalam kerangka reduksionis, fenomena dapat dijelaskan sepenuhnya dalam hal hubungan antara fenomena yang lebih mendasar lainnya, yang disebut (epifenomena).

Reduksionisme dalam Religi atau Agama
Reduksionisme religius pada umumnya mencoba untuk menjelaskan agama dengan cara meleburkannya bersama penyebab pandangan non-religius tertentu.

Beberapa contoh penjelasan reduksionistik tentang adanya agama: bahwa agama dapat direduksi menjadi konsep kemanusiaan tentang benar dan salah, agama tersebut pada dasarnya merupakan sebuah usaha primitif dalam mengendalikan lingkungan kita, dan agama itu adalah cara untuk menjelaskan keberadaan fisik dunia.

Antropolog Edward Burnett Tylor dan James George Frazer mempergunakan beberapa argumen reduksionis religius. Sigmund Freud mempunyai ide bahwa agama tidak lebih dari sebuah ilusi, atau bahkan penyakit kejiwaan, dan Marxis melihat bahwa agama adalah "napas yang tertindas", yang hanya menyediakan "kebahagiaan ilusi rakyat," kedua hal tersebut merupakan pandangan reduksionis agama yang berpengaruh. 

Baca Juga: Taylor dan Frazer. Teori Evolusi Animisme dan Magic

Reduksionisme dalam Ilmu Sosial
Ada tingkatan tertentu pada reduksionisme dalam ilmu sosial, yang sering mencoba untuk menjelaskan keseluruhan wilayah kegiatan sosial sebagai sub-bidang belaka dari bidang mereka sendiri. Sebagai contoh, ekonom Marxis sering mencoba untuk menjelaskan politik sebagai sub-ordinasi ekonomi, dan sosiolog terkadang melihat ekonomi dan politik hanya sebagai sub-bidang dari masyarakat.

Jenis Reduksionisme
Reduksionisme Teoretis
Reduksi teoretis adalah proses di mana sebuah teori menyerap teori lainnya. Misalnya, hukum Kepler tentang gerak planet dan teori Galileo tentang gerak pada benda terrestrial, keduanya direduksi menjadi teori Newton tentang mekanika, karena semua kemampuan yang menjelaskan teori lama terkandung dalam teori yang terakhir.

Selanjutnya, reduksi dianggap sebagai teori yang lebih bermanfaat karena teori mekanik Newton adalah teori yang lebih umum, teori ini menjelaskan lebih banyak kejadian dibandingkan dengan Teori Kepler ataupun Galileo.

Oleh karena itu, teori reduksionisme merupakan reduksi dari sebuah penjelasan atau teori terhadap teori lain, itu lah yang dimaksud dengan penyerapan dari suatu ide mengenai hal-hal khusus menjadi ide lain.

Reduksionisme Metodologis
Reduksionisme metodologis adalah sebuah posisi yang merupakan strategi ilmiah terbaik dalam upaya untuk menyederhanakan penjelasan menjadi entitas terkecil yang mungkin.

Jadi, reduksionisme metodologis akan berteguh bahwa penjelasan atomik dari titik didih suatu zat lebih baik daripada penjelasan kimia, dan bahwa sebuah penjelasan tentang partikel yang bahkan lebih kecil akan menjadi penjelasan yang lebih baik sekalipun.

Oleh karena itu, reduksionisme metodologis adalah posisi yang menyatakan bahwa semua teori-teori ilmiah dapat atau harus direduksi menjadi teori super tunggal melalui proses reduksi teoretis.

Reduksionisme Ontologis
Reduksionisme ontologis adalah keyakinan bahwa realitas terdiri dari jumlah minimum dari beberapa jenis entitas atau substansi. Penjelasan ini umumnya bersifat metafisika dan merupakan bentuk paling umum dari monisme, dalam pengaruh klaim semua objek, ciri-ciri dan kejadian dapat direduksi menjadi sebuah substansi tunggal.

Nancey Murphy telah mengklaim bahwa ada 2 macam reduksionisme ontologis: jenis pertama adalah yang menyangkal bahwa keseluruhan adalah sesuatu yang lebih daripada bagian-bagiannya; kedua, tesis yang lebih kuat dari reduksionisme atomis bahwa keseluruhan tidak “benar-benar nyata”.

Dia mengakui bahwa frase “benar-benar nyata” tampaknya tidak masuk akal tetapi walaupun demikian dia telah mencoba untuk menjelaskan perbedaan di antara keduanya yang dianggap benar.

Batas Reduksionisme
Suatu hal yang bertentangan dengan pendekatan reduksionis adalah holisme atau emergentisme. Holisme adalah sebuah gagasan yang menyatakan bahwa suatu benda dapat memiliki sifat, (sifat-sifat yang muncul), sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dijelaskan dari sejumlah komponennya (tidak dapat ditemukan dalam komponen terkecil suatu materi).

Prinsip holisme telah diringkas secara singkat oleh Aristoteles dalam sebuah Metafisika: "Keseluruhan itu lebih dari sejumlah komponennya". Sebuah istilah greedy reductionism yang diciptakan oleh Daniel Dennett, digunakan untuk mengkritik penggunaan reduksionisme yang tidak semestinya. Penulis lain menggunakan bahasa yang berbeda saat menjelaskan hal yang sama.

Manfaat Reduksi
Reduksi ontologis mengurangi jumlah primitif ontologis yang ada dalam ilmu ontologi. Hal ini menyederhanakan sebuah filosofi, karena setiap primitif ontologis menuntut penjelasan khusus untuk keberadaannya. Misalnya, jika seseorang mempertahankan bahwa kehidupan bukanlah sifat fisik, maka seseorang harus memberikan penjelasan terpisah mengapa beberapa objek memilikinya dan mengapa yang lain tidak, proses semacam ini dapat berubah menjadi cukup rumit.

Tambahan, seseorang harus membuktikan bahwa primitif sebenarnya layak, dan tidak lebih baik jika didefinisikan sebagai varian dari sesuatu yang lain yang lebih mendasar. Misalnya, akan sulit untuk mempertahankan planet sebagai sesuatu yang primitif, dan mungkin akan lebih baik untuk memperlakukannya sebagai badan besar lain yang tak hidup, yang merupakan contoh dari reduksionisme.

Di sisi lain, kelebihan reduksionisme bisa menyebabkan penyederhanaan yang berlebihan. Misalnya, ada perbedaan yang nyata antara kehidupan hewan dan kehidupan tumbuhan, hewan mempunyai kekuatan namun tumbuhan kurang, seperti sensasi, gerak secara aktif, dan dapat dikatakan emosi. Pengurangan kedua hal tersebut untuk sesuatu hal yang sama dapat kemudian membingungkan pemikiran yang melibatkan baik hewan maupun tumbuhan.

Reduksionisme dapat menghapus perbedaan yang penting, khususnya dalam bidang filsafat yang lebih abstrak, seperti moralitas atau ilmu agama. Sekarang, tidak semua perbedaan dianggap penting. Memperlakukan orang hitam dan putih dengan sama biasanya akan dibenarkan, di luar pengobatan, sejarah, atau studi kultural, misalnya.

Hal ini karena mudah untuk menyatakan bahwa tidak ada perbedaan intrinsik antara keduanya, meskipun mungkin jelas ada perbedaan ekstrinsik, seperti tradisi dan budaya. Dalam kasus seperti ini, di mana perbedaan antara kedua hal tidak relevan dengan topik, mereka dapat diperlakukan sebagai sesuatu yang sama.  

Dari berbagai sumber yang relevan

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Mengenal Reduksionisme: Batas dan Manfaatnya"