Politik Sayap Kiri: Pengertian, Asal-Mula, Ciri, Perbedaan dengan Sayap Kanan, dan Politik Sayap Kiri di Indonesia
Pengertian Politik Sayap Kiri
Politik sayap kiri adalah istilah yang merujuk pada spektrum politik yang mendukung kesetaraan sosial dan egalitarianisme, serta kontrol rakyat atau negara atas lembaga-lembaga utama politik dan ekonomi. Politik sayap kiri seringkali berlawanan dengan sistem hierarki sosial ala sayap kanan.
Mereka cenderung memusuhi kepentingan elite tradisional, termasuk orang kaya dan anggota aristokrasi, serta mendukung kepentingan kelas pekerja atau proletariat.
Politik sayap kiri biasanya melibatkan kepedulian terhadap orang-orang di masyarakat yang oleh penganutnya dianggap sebagai pihak yang kurang beruntung dibandingkan dengan orang lain, serta keyakinan bahwa ada ketidaksetaraan yang tidak dapat dibenarkan yang perlu dikurangi atau dihapuskan.
Menurut profesor emeritus ekonomi Barry Clark, pendukung sayap kiri "mengklaim bahwa perkembangan manusia akan terjadi ketika para individu terlibat dalam kerja sama–hubungan saling menghormati–yang hanya dapat berkembang ketika perbedaan yang berlebihan dalam status, kekuasaan, dan kekayaan dihilangkan."
Kelompok sayap kiri adalah mereka penganut paham anarkisme, komunisme, sosialisme, sosialisme demokrat, progresivisme, liberalisme sosial, dan serikat buruh.
Asal Mula Istilah Politik Sayap Kiri
Di dalam spektrum politik kiri–kanan, istilah Kiri dan Kanan diciptakan selama Revolusi Prancis, mengacu pada pengaturan tempat duduk di États Généraux Prancis.
Baca Juga: Revolusi Prancis: Pengertian, Sejarah, Penyebab, dan Pengaruhnya
Mereka yang duduk di kiri umumnya menentang Ancien Régime dan monarki Bourbon serta mendukung Revolusi Prancis, pembentukan republik demokratis, dan sekularisasi masyarakat, sementara mereka yang di kanan mendukung institusi tradisional Ancien Régime.
Penggunaan istilah Kiri menjadi lebih menonjol setelah pemulihan monarki Prancis pada tahun 1815, ketika istilah tersebut diterapkan pada kaum Independen. Kata "sayap" pertama kali ditambahkan ke dalam istilah Kiri dan Kanan pada akhir abad ke-19 (biasanya dengan maksud merendahkan), dan istilah "sayap kiri" diterapkan pada mereka yang memiliki pandangan agama dan politik yang tidak lazim.
Istilah Kiri kemudian diterapkan pada sejumlah gerakan, seperti gerakan republikanisme di Prancis selama abad ke-18, diikuti oleh sosialisme, termasuk anarkisme, komunisme, gerakan buruh, Marxisme, demokrasi sosial dan sindikalisme pada abad ke-19 dan ke-20.
Sejak itu, istilah "sayap kiri" telah diterapkan pada berbagai gerakan, termasuk gerakan hak-hak sipil, gerakan feminis, gerakan hak aborsi, multikulturalisme, gerakan anti-perang dan gerakan lingkungan hidup, serta beragam ideologi partai politik.
Baca Juga: Feminisme: Pengertian, Sejarah, dan Alirannya
Ciri Politik Sayap Kiri
Sayap kiri dalam politik mengacu pada ideologi dan pandangan politik yang cenderung progresif dan mengedepankan kesetaraan sosial. Beberapa ciri khas sayap kiri meliputi di antaranya,
1. Progresivisme Sosial
Sayap kiri sering menganut pandangan progresif dalam hal sosial dan moral. Mereka berusaha untuk mengubah dan memperbaiki ketimpangan sosial, serta memperjuangkan hak-hak individu, termasuk hak LGBT, hak perempuan, dan hak minoritas.
2. Keadilan Sosial
Sayap kiri meyakini pentingnya keadilan sosial dan kesetaraan dalam masyarakat. Mereka sering mendukung kebijakan redistribusi kekayaan, perlindungan sosial, dan keterlibatan negara dalam ekonomi untuk mengurangi kesenjangan ekonomi.
3. Internasionalisme
Banyak kelompok sayap kiri menekankan pentingnya kerjasama internasional dan solidaritas global. Mereka cenderung mendukung hak asasi manusia universal, kerjasama internasional, dan kritik terhadap imperialisme atau kolonialisme.
Baca Juga: Definisi Internasionalisasi dan Internasionalisme
Perbedaan antara Politik Sayap Kiri dan Sayap Kanan
Perbedaan antara sayap kanan dan sayap kiri meliputi di antaranya,
1. Pendekatan terhadap Perubahan Sosial
Sayap kanan cenderung lebih mempertahankan status quo dan nilai-nilai tradisional, sementara sayap kiri berusaha untuk mengubah dan memperbaiki ketimpangan sosial serta mencapai kesetaraan.
2. Perspektif Ekonomi
Sayap kanan cenderung mendukung pasar bebas dan kurangnya campur tangan negara dalam ekonomi, sementara sayap kiri lebih cenderung mendukung redistribusi kekayaan dan perlindungan sosial oleh negara.
3. Sikap terhadap Identitas Nasional dan Globalisasi
Sayap kanan cenderung menekankan identitas nasional dan kedaulatan negara, sementara sayap kiri lebih menganut pandangan internasionalis dan menekankan kerjasama global.
Politik Sayap Kiri di Indonesia
Sebelum kemerdekaan, mereka yang disebut sayap kiri adalah mereka yang mendukung kemerdekaan. Para tokoh kemerdekaan seperti Soekarno, Hatta, Tan Malaka, dan banyak lainnya melawan otoritas Belanda. Setelah kemerdekaan, politik sayap kiri di Indonesia diisi oleh mereka yang berhaluan sosialis dan komunis seperti Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pada 1948, mantan Perdana Menteri Amir Sjarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) beranggotakan partai-partai dan organisasi sayap kiri seperti PKI, Partai Sosialis, Partai Buruh Indonesia, SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), dan Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia).
Memasuki Orde Baru setelah komunisme diberangus, orang-orang kiri digantikan oleh mereka yang cenderung melawan Soeharto. Misalnya golongan aktivis, buruh, sastrawan, seniman, intelek, dan mereka yang dianggap mengancam rezim.
Dalam perpolitikan, deklarasi Partai Rakyat Demokratik atau PRD mengembalikan wacana politik sayap kiri di Indonesia yang menghilang selama 30 tahun di bawah kekuasaan orde baru.
Sumber:
https://bpmbkm.uma.ac.id
https://id.wikipedia.org
dan sumber lain yang relevan
Download
Post a Comment