Georg Lukacs: Biografi dan Pemikirannya
Table of Contents
Biografi Georg Lukacs
Georg Lukacs atau György Lukács (13 April 1885 – 4 Juni 1971) adalah filsuf Marxis, ahli estetika, sejarawan dan kritikus sastra dari Hungaria. Dia merupakan salah satu pendiri Marxisme Barat, sebuah tradisi interpretatif yang berangkat dari ortodoksi ideologi Marxis dari Uni Soviet. Lukacs mengembangkan teori reifikasi dan berkontribusi pada teori kesadaran kelas Karl Marx. Lukacs juga merupakan seorang filsuf Leninisme. Secara ideologi, dia mengembangkan dan mengorganisasi praktik-praktik revolusioner pragmatik Lenin ke dalam filsafat formal revolusi partai pelopor.
Pada tahun 1956 ia adalah tokoh utama dalam pemberontakan Hungaria, menjabat sebagai menteri kebudayaan selama pemberontakan. Dia ditangkap dan dideportasi ke Rumania, tetapi diizinkan kembali ke Budapest pada tahun 1957.
Antara 1919 dan 1922, Lukacs menulis History and Class Consciousness (1923) yang memprakarsai Marxisme Barat. Selain itu, karya Lukács lainnya yaitu Soul and Form (1911) dan The Historical Novel (1955). Lukács menekankan konsep-konsep seperti alienasi, reifikasi, dan kesadaran kelas.
Pemikiran Georg Lukacs
ReifikasiLukacs menjelaskan di permukaan bahwa dia tidak menolak secara total karya para Marxis ekonomi mengenai reifikasi. Akan tetapi, hanya berusaha memperluas dan memperbesar ide-ide mereka. Lukacs mulai dengan konsep Marxian atas komoditi, yang dia cirikan sebagai masalah struktural yang sentral pada masyarakat kapitalis (1922/1968:83).
Suatu komoditas pada dasarnya adalah suatu relasi di kalangan manusia yang kemudian dipercaya mendapat sifat sebagai benda dan mengembangkan bentuk objektif. Di dalam masyarakat kapitalis, interaksi manusia dengan alam menghasilkan berbagai produk, atau komoditas (contohnya, roti, mobil, gambar-gambar bergerak).
Akan tetapi, manusia cenderung melupakan fakta bahwa mereka menghasilkan komoditi-komoditi itu dan memberinya nilai. Lalu nilai dianggap dihasilkan oleh pasar yang independen dari para aktor.
Pemberhalaan (fetisisme) komoditas adalah proses pemberian keberadaan objektif yang independen kepada komoditas dan pasar untuknya oleh para aktor di dalam masyarakat kapitalis. Konsep Marx mengenai pemberhalaan komoditas adalah dasar bagi konsep Lukacs tentang reifikasi.
Perbedaan yang sangat penting di antara pemberhalaan komoditas dan reifikasi terletak pada keluasan kedua konsep itu. Sementara yang pertama terbatas pada lembaga ekonomi, yang kedua oleh Lukacs diterapkan kepada semua lembaga masyarakat—negara, hukum, dan sektor ekonomi.
Dinamika yang sama berlaku pada semua sektor masyarakat kapitalis: lalu orang percaya bahwa struktur-struktur sosial mempunyai kehidupannya sendiri sehingga struktur-struktur itu betul-betul bersifat objektif.
Lukacs menggambarkan proses ini, Manusia di dalam masyarakat kapitalis berhadapan dengan suatu realitas yang dia buat sendiri (sebagai suatu kelas) yang baginya tampak sebagai fenomena alamiah yang asing; dia benar-benar dicengkeram oleh hukum-hukum-nya; kegiatannya terbatas pada eksploitasi pemenuhan mutlak hukum-hukum individual tertentu demi kepentingan-kepentingan (egoistik) nya sendiri.
Akan tetapi, selagi bertindak pun dia tetap, dalam hakikat keadaan itu, merupakan objek dan bukan subjek peristiwa-peristiwa. (Lukacs, 1922/1968:135)
Dalam mengembangkan ide-idenya mengenai reifikasi, Lukacs memadukan wawasan dari Weber dan Simmel. Akan tetapi, karena reifikasi tertanam di dalam teori Marxian, hal itu dilihat sebagai suatu masalah yang terbatas pada kapitalisme dan bukan takdir umat manusia yang tidak dapat dielakan, sebagaimana dipahami Weber dan Simmel.
Kesadaran Kelas dan Kesadaran Palsu
Kesadaran kelas mengacu pada sistem-sistem kepercayaan yang dianut bersama oleh orang-orang yang menduduki posisi kelas yang sama di dalam masyarakat. Lukacs menjelaskan bahwa kesadaran kelas bukan jumlah total juga bukan kesadaran rata-rata individual; lebih tepatnya, itu adalah suatu sifat kelompok orang yang mendapat tempat yang serupa di dalam sistem produktif. Pandangan tersebut menghasilkan suatu fokus pada kesadaran kelas kaum borjuis dan khususnya kesadaran kelas kaum proletariat. Di dalam karya Lukacs, ada hubungan yang jelas di antara posisi ekonomi, kesadaran kelas, dan pemikiran-pemikiran psikologis nyata manusia tentang kehidupan mereka (1922/1968:51).
Konsep kesadaran kelas tentu saja menyiratkan, setidaknya di dalam kapitalisme, keadaan kesadaran palsu sebelumnya. Yakni, kelas-kelas di dalam kapitalisme pada umumnya tidak mempunyai pengertian yang jelas mengenai kepentingan-kepentingan kelasnya yang sebenarnya. Contohnya, hingga tahap revolusioner, para anggota kaum proletariat tidak menyadari sepenuhnya hakikat dan keluasan eksploitasi atas mereka di dalam kapitalisme.
Kepalsuan kesadaran kelas berasal dari posisi kelas di dalam struktur ekonomi masyarakat: Kesadaran kelas menyiratkan suatu ketidaksadaran yang dikondisikan oleh kelas atas kondisi sosio-historis dan ekonomi seseorang... Kepalsuan, ilusi yang tersirat di dalam situasi ini, bukan berarti keserampangan (Lukacs, 1922/1968:52).
Sebagian besar kelas sosial di sepanjang sejarah tidak mampu mengatasi kesadaran palsu sehingga mencapai ketidaksadaran kelas. Akan tetapi, posisi struktural kaum proletariat di dalam kapitalisme memberinya kemampuan yang unik untuk mencapai kesadaran kelas.
Kemampuan untuk mencapai kesadaran kelas khas bagi masyarakat kapitalis. Di dalam masyarakat-masyarakat prakapitalis, berbagai faktor mencegah perkembangan kesadaran kelas. Oleh karena itu, alasannya negara yang bebas dari ekonomi mempengaruhi strata sosial, dengannya kesadaran palsu (prestise) cenderung menutupi kesadaran kelas (ekonomi).
Akibatnya, Lukacs menyimpulkan, Oleh karena itu, di dalam masyarakat demikian tidak ada posisi yang dapat menyadarkan dasar ekonomi semua relasi sosial (1922/1968:57). Kontrasnya, dasar ekonomi kapitalisme lebih jelas dan lebih sederhana. Orang-orang mungkin tidak menyadari efek-efeknya, tetapi setidaknya mereka secara tidak sadar waspada terhadapnya.
Hasilnya, kesadaran kelas tiba pada titik ketika ia bisa sadar (Lukacs, 1922/1968:59). Pada tahap itu, masyarakat berubah menjadi suatu medan perang ideologis yaitu orang-orang yang berusaha menyembunyikan watak masyarakat yang berkelas-kelas mengadu domba orang-orang yang berusaha membeberkannya.
Lukacs membandingkan berbagai kelas di dalam kapitalisme sehubungan dengan kesadaran kelas. Dia menyatakan bahwa borjuis kecil dan para petani tidak dapat mengembangkan kesadaran kelas karena ambiguitas posisi struktural mereka di dalam kapitalisme.
Oleh karena kedua kelas itu menggambarkan sisa-sisa masyarakat di dalam era feodal, mereka tidak mampu mengembangkan suatu pengertian yang jelas akan hakikat kapitalisme. Kaum borjuis dapat mengembangkan kesadaran kelas, tetapi paling jauh ia memahami perkembangan kapitalisme sebagai sesuatu yang bersifat internal, tunduk kepada hukum-hukum objektif, yang dapat dialami hanya secara pasif.
Kaum proletariat mempunyai kemampuan untuk mengembangkan kesadaran kelas yang sejati, dan bila hal itu dilakukan, kaum borjuis mengambil sikap bertahan. Lukacs menolak untuk menganggap kaum proletariat hanya didorong oleh daya-daya eksternal, sebagai gantinya dia memandang mereka sebagai kreator aktif nasibnya sendiri.
Di dalam konfrontasi antara kaum borjuis dan proletariat, kelas yang pertama mempunyai segala senjata intelektual maupun organisasional, sementara kelas-kelas yang kedua, setidaknya mula-mula, mempunyai kemampuan untuk melihat tujuan masyarakat. Sewaktu pertempuran berlanjut, kaum proletariat bergerak dari sebagai kelas dalam dirinya sendiri, yakni suatu entitas yang diciptakan secara struktural, menuju suatu kelas untuk dirinya, suatu kelas yang sadar atas posisi dan misinya (Bottero, 2007).
Dengan kata lain perjuangan kelas harus dinaikkan dari level kebutuhan ekonomi ke level tujuan sadar dan kesadaran kelas yang efektif (Lukacs, 1922/1968:76). Bila perjuangan mencapai titik itu, kaum proletariat mampu melakukan tindakan yang dapat menumbangkan sistem kapitalisme.
Lukacs mempunyai teori sosiologis yang kaya, meskipun tertancap di dalam istilah-istilah Marxian. Dia memerhatikan hubungan dialektis antara struktur-struktur (terutama ekonomi) kapitalisme, sistem-sistem ide (khususnya kesadaran kelas), pemikiran individual, dan pada akhirnya tindakan individual. Perspektif teoritisnya memberikan suatu jembatan penting antara para determinis ekonomi dan para Marxis yang lebih modern.
Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Dan sumber lain yang relevan
Post a Comment