C. Wright Mills: Biografi dan Imajinasi Sosiologisnya

Biografi C Wright Mills
Biografi C. Wright Mills
C. Wright Mills lahir tanggal 18 Agustus 1916 di Waco, Texas (Dandenau, 2007b; Domhoff, 2005; Hayden, 2006). Dia berasal dari latarbelakang kelas menengah konvensional: ayahnya adalah seorang makelar asuransi, dan ibunya seorang ibu rumahtangga.

Dia kuliah di Universitas Texas dan pada 1939 mendapat gelar sarjana muda dan gelar master. Dia adalah seorang mahasiswa yang tidak lazim yang sudah menerbitkan artikel-artikelnya di dalam jurnal-jurnal sosiologi utama ketika dia meninggalkan Texas.

Mills menggarap karya doktoralnya, dan mendapat gelar Ph.D dari Universitas Wisconsin (Scimecca, 1977). Dia bekerja pertama kali di Universitas Maryland tapi sejak 1945 menghabiskan sebagian besar kariernya di Universitas Columbia hingga akhir hayatnya.

Mills adalah seorang pria yang tergesa-gesa (Horowitz, 1983). Pada saat meninggal di usia 45 tahun karena serangan jantung yang keempat, Mills telah memberi sejumlah sumbangan penting bagi sosiologi. Salah satu hal yang paling mencolok tentang C. Wright Mill adalah sikapnya yang gemar bertempur, dia tampak terus-terusan berperang (Furn, 2007).

Dia mempunyai kehidupan pribadi yang kacau, yang ditandai oleh banyak skandal, tiga kali menikah, dan mempunyai anak dari tiap perkawinan. Dia mempunyai kehidupan profesional yang tidak kalah kacaunya. Dia tampak bertengkar dengan dan bertentangan dengan setiap orang dan dengan segala sesuatu.

Sebagai salah seorang mahasiswa tingkat sarjana di Wiconsin, dia menantang sejumlah profesornya. Belakangan, di dalam salah satu esai-esai awalnya, dia melancarkan kritik yang agak tersamar terhadap mantan ketua jurusan sosiologi Wisconsin.

Dia menyebut teoritisi senior di Wiconsin, Howard Becker, seorang benar-benar bodoh (Horowitz, 1983). Pada akhirnya dia berselisih dengan mitra penulisnya, Hans Gerth, yang menyebut Mills operator yang unggul, orang muda yang tidak berpengalaman yang menonjokan diri, anak muda yang menjanjikan yang menarik untuk dilihat, dan koboi Texas yang menunggang kuda dan menembak (Horowitz, 1983:72).

Sebagai seorang profesor di Columbia, Mills terasing dan dijauhi para koleganya. Seorang koleganya di Columbia berkata: Awalnya tidak ada kerenggangan di antara Wright dan saya. Kami mulai renggang. Memang, pada upacara peringatan atau pertemuan yang diorganisir di Universitas Columbia pada saat kematiannya, tampaknya hanya sayalah orang yang tidak dapat mengatakan dulu saya adalah temannya, tetapi kemudian kami menjadi agak jauh. Sepertinya justru malah kebalikannya. (dikutip dari Horowitz, 1983:83).

Mills adalah orang luar, dan dia tahu itu: Saya adalah orang asing, bukan hanya secara wilayah, tetapi jauh di dasarnya dan demi kebaikan (Horowitz, 1983:84). Di dalam The Sosiological Imagination (1959), Mills menantang bukan hanya teoritisi dominan di zamannya, Talcot Parsons, tetapi juga metodologi dominan, Paul Lazarsfled, yang kebetulan juga merupakan koleganya di Columbia.

Tentu saja, Mills berselisih bukan hanya dengan orang secara pribadi; dia juga berselisih dengan masyarakat Amerika dan menantang berbagai kelompok. Tetapi mungkin yang paling mengesankan ialah ketika Mills mengunjungi Uni Soviet dan dihormati sebagai seorang kritikus utama masyarakat Amerika.

Dia menggunakan kesempatan itu untuk menyerang penyensoran di Uni Soviet dengan memberi selamat kepada seorang pemimpin Soviet awal yang dulu dibersihkan dan dibunuh oleh kaum Stalinis: Untuk hari ketika karya-karya lengkap Leon Trotsky diterbitkan di Uni Soviet (Tilman, 1984:8).

C. Wright Mill meninggal di Nyack, New York, pada 20 Maret 1962.

Imajinasi Sosiologis C. Wright Mills
C. Wright Mills, sebagai seorang ahli teori yang tak pernah mengesampingkan prinsip-prinsip psikologis, mencoba mengaitkannya dengan masalah sosiologis dan struktur. Masalah-masalah struktur juga membawanya ke analisa isu-isu sosial dan teori sosiologis terapan atau teori evaluasi.

Karya-karya Mills, sebagai seorang sosiolog berorientasi pembaharuan, menunjukkan bahwa konflik kepentingan adalah salah satu bentuk fakta sosial. Tetapi dalam memperhatikan isu yang lebih luas (kelalaian banyak ahli psikologi sosial) dia tidak mengabaikan individu (masalah bagi banyak teori fungsionalis struktural). Lewat karya-karya besarnya kita bisa melihat kesadaran Mills tentang hubungan antara individu dengan struktur di mana mereka hidup.

Imajinasi ini harus merupakan gabungan dari dua cara penelitian, yang diidentifikasi oleh Mills sebagai makroscopiks dan molekular. Makroscopiks berhubungan dengan keseluruhan struktur sosial dalam cara perbandingan; beruang lingkup sama dengan ruang lingkup ahli sejarah dunia, mencoba menampilkan tipe-tipe fenomena historis, dan secara sistematis menghubungkan berbagai lingkungan institusional masyarakat yang kemudian dikaitkan dengan tipe-tipe manusia yang ada.

Menurut Mills (1953:267) semua karya Weber, Marx, Simmel, dan Manheim, merupakan contoh penelitian makroscopiks. Molecular ditandai oleh “masalah-masalah berskala kecil dengan kebiasaan menggunakan model verifikasi statistik” (1953:267). Menurut Mills penghindaran diri dari filsafat sosial ini sering merupakan teknik dan lain sebagainya.

Mengenai masalah cara penelitian makroscopiks lawan molekuar, Mills (1953:268) berkomentar: semakin berartilah masalah dan karya kita secara sosial dan politik (semakin lebih makroscopiks) maka akan menjadi semakin kurang tepat (semakin kurang molekular) pengetahuan dan penyelesaian kita.

Menurut Mills penyelesaian dilema ini dapat dilakukan lewat strategi pimpong di antara kedua tingkat tersebut sehingga memungkinkan kita dengan mudah berkarya di tingkat makroscopiks dan molekular secara serentak. Karena itu ilustrasi data yang tepat bisa diperoleh.

Himbauan imajinasi sosiologis Mills sebenarnya adalah kecaman terhadap apa yang banyak terjadi dalam ilmu yang semu. Dia (1954:22) memiliki kata kunci bagi para sosiolog naturalis ekstrim, yang disebutnya sebagai kaum ilmiawan (The Scientists), dan dianggapnya gemar memakai jas putih dengan semacam simbol IBM terpampang mentereng di saku.

Mereka tidak tahu-menahu dengan masyarakat dan sejarah sebagaimana katanya telah dilakukan oleh para ahli fisika terhadap alam. Mills merasa perspektif ini dibutuhkan sebab mengandung tiga masalah yaitu: (1) arti penting kedudukan ide dalam sejarah manusia; (2) hakikat kekuasaan dan hubungannya dengan pengetahuan; dan (3) pengertian tindakan moral dan penempatan pengetahuan di dalamnya. Teori sosiologi Mills sendiri mencoba untuk tetap menempatkan ketiga unsur itu sebagai inti analisa.

Mills juga sangat kritis dengan kelompok sosiologi lain, yang disebutnya sebagai The Grand Theorist. Dalam hal ini, Talcott Parsons merupakan contoh soal yang cukup baik. The Grand Theorist merupakan usaha yang sebagian terorganisir untuk mengelak dari upaya mengadakan uraian lengkap (menjelaskan) dan memahami tingkah laku manusia serta masyarakat.

Mills (1954:23) mengatakan: dalam prosa yang bombastis mereka mengetengahkan hasil kajian yang kacau tentang para sosiolog terkenal di abad kesembilan belas dan kesalahan proses awal dalam mencari hasil akhir. Walaupun Mills wafat sebelum Parsons sempat mengadakan perbaikan teoretis, tetapi sangat diragukan apakah Mills akan lebih terkesan dengan karya terakhir Parsons itu.

Mills benar-benar mengucapkan kekagumannya kepada kelompok sosiolog ketiga yang tertarik pada arti fenomena bagi masyarakat dan mencoba menempatkan pengertian fenomena itu ke dalam konteks historis. Para sosiolog tersebut yang cenderung disebut sebagai karya klasik, menunjukkan perhatian yang sama seperti sosiolog klasik Max Weber, Georg Simmel, Gaetano Mosca, dan Karl Manheim.

Para sosiolog tersebut menyatukan perhatian mereka akan teori sosiologis yang relevan dengan pengetahuan dan menggunakan sejarah serta biografi. Mills menghargai para sosiolog yang tertarik pada teori sosiologis yang relevan dan menggunakan sejarah serta biografi sebagai sumber data, dengan menghasilkan imajinasi sosiologis.

Karena itu Mills sering dianggap sebagai bapak dari kelahiran kembali sosiologi yang berorientasi pada pembaharuan. Dia secepatnya berusaha mengembalikan sosiologi kepada publik—menyelamatkan sosiologi dari apa yang ditakutkan Mills sebagai cengkeraman posisi non-evaluasi yang sedang bangkrut.

Dia mencoba memperbaharui perhatian kalangan tokoh-tokoh sosiologi akan isu aktual dewasa ini. Walaupun wafat tahun 1960-an, tetapi banyak karya-karya C. Wright Mills yang kelihatan lebih relevan saat ini ketimbang di saat awal penulisannya.

Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Poloma, Margaret. M. 2007. Sosiologi Kontemporer. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta

Download

Lihat Juga:

1. C. Wright Mills. Sosiologi Radikal di Amerika
2. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
3. Pokok Bahasan Sosiologi
4. C. Wright Mills. Dasar Psikologi Sosial
5. C. Wright Mills. Studi Tentang Kekuasaan

Materi Sosiologi SMA Kelas X Bab 1: Pengantar Sosiologi (Kurikulum Merdeka)

Materi Sosiologi Kelas X Bab 1: Pengantar Sosiologi (Kurikulum Merdeka)

1. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 1. Sosiologi sebagai Ilmu tentang Masyarakat (KTSP)
2. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 1. Fungsi dan Peran Sosiologi (Kurikulum 2013)
3. Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.1 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.2 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
5. Materi Ujian Nasional Kompetensi Teori dan Pengetahuan Sosiologi    
6. Materi Ringkas Sosiologi dan Gejala Sosial

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "C. Wright Mills: Biografi dan Imajinasi Sosiologisnya"