Black Box Testing: Pengertian, Fungsi, Ciri, Teknik, Contoh, Kelebihan, dan Kekurangannya

Table of Contents
Pengertian Black Box Testing atau Behavioral Testing
Black Box Testing (Behavioral Testing)

Pengertian Black Box Testing

Black box testing (behavioral testing) adalah suatu metode pengujian pada fungsionalitas atau kegunaan dari suatu software. Black box testing hanya akan menjangkau input dan output sistem software tanpa adanya pengetahuan terkait internal program.

Pengujian ini dilakukan di akhir pembuatan perangkat lunak untuk mengetahui apakah perangkat lunak dapat berfungsi dengan baik. Pengujian ini sangat penting guna memastikan software layak dipublikasikan.

Untuk melakukan pengujian, penguji tidak harus memiliki kemampuan menulis kode program. Pengujian ini dapat dilakukan oleh siapa saja.

Fungsi Black Box Testing

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan Black Box Testing memiliki beberapa fungsi berikut di antaranya,
1. Menemukan fungsi-fungsi yang salah atau hilang di dalam suatu software.
2. Mencari kesalahan interface yang terjadi pada saat software dijalankan.
3. Untuk mengetahui kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal di dalam suatu aplikasi.
4. Menguji kinerja dari software tersebut.
5. Menginisiasikan dan mencari kesalahan dari terminasi software itu sendiri.

Ciri Black Box Testing

Black Box testing memiliki ciri unik yang dapat membedakannya dari jenis pengujian lain. Syafitri (2015) mengemukakan bahwa ciri-ciri dari black box testing ini di antaranya,
1. Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan pada spesifikasi kebutuhan dari software.
2. Black box testing bukan teknik alternatif daripada white box testing. Lebih dari pada itu, ia merupakan pendekatan pelengkap dalam mencakup error dengan kelas yang berbeda dari metode white box testing.
3. Black box testing melakukan pengujian tanpa pengetahuan detil struktur internal dari sistem atau komponen yang dites. juga disebut sebagai behavioral testing, specification-based testing, input/output testing atau functional testing.

Teknik Black Box Testing

Terdapat beberapa teknik black box testing yang digunakan untuk menguji perangkat lunak seperti berikut ini.
1. All pair testing (pairwise testing). Pengujian ini digunakan untuk menguji semua kemungkinan kombinasi dari seluruh pasangan berdasarkan input parameternya.
2. Boundary value analysis. Teknik ini berfokus pada pencarian eror dari luar atau sisi dalam perangkat lunak.
3. Cause-effect graph. Teknik pengujian ini menggunakan grafik sebagai patokannya. Grafik ini menggambarkan relasi antara efek dan penyebab dari eror.
4. Equivalence partitioning. Teknik ini bekerja dengan cara membagi data input dari beberapa perangkat lunak menjadi beberapa partisi data.
5. Fuzzing. Fuzzing merupakan teknik pencarian bug dalam perangkat lunak dengan memasukkan data yang tidak sempurna.
6. Orthogonal array testing. Teknik ini digunakan jika input berukuran kecil, namun cukup berat jika digunakan dalam skala yang besar.
7. State transition. Teknik ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap mesin dan navigasi dalam bentuk grafik.

Contoh Black Box Testing

Berikut contoh black box testing yang bisa dilakukan di antaranya,
1. Functional testing
Functional testing adalah suatu proses pengujian pada fitur spesifik atau fungsi dari suatu software. Tujuan sederhana dari pengujian ini adalah agar bisa memeriksa kemampuan pengguna aplikasi dalam melakukan login atau kelancaran mereka saat menggunakan password, email, dan username masing-masing.

Pengujian tersebut juga dilakukan untuk memastikan keamanan program. Secara garis besar, functional testing berfokus pada aspek-aspek terpenting suatu perangkat lunak beserta integrasinya dengan komponen utama. Pengujian ini juga bisa dilakukan untuk menguji sistem secara menyeluruh.

2. Non-functional testing
Non-functional testing adalah suatu proses pengujian yang dilakukan dengan berbagai aspek tambahan non-functional. Non-functional testing ini dilakukan agar bisa mengetahui bagaimana suatu software mampu menjalankan suatu perintah atau tugas. Selain itu, pengujian ini juga dilakukan agar bisa melihat apakah aplikasi yang dibuat mampu digunakan dengan baik pada perangkat dan ukuran layar, serta pada sistem operasi yang berbeda-beda.

3. Regression testing
Pada pengujian ini, pengecekan dilakukan pada kedua aspek yang telah dijelaskan sebelumnya, yakni functional dan non-functional. Regression testing bertujuan untuk meninjau kemungkinan terjadinya kemunduran saat software di-upgrade ke versi terbaru.

Dari sisi functional, contoh pengujian paling sederhana adalah mengecek fungsi fitur yang bekerja kurang baik di versi software terbaru. Sedangkan contoh pengujian aspek non-functional, yaitu pengecekan performa aplikasi atau software secara keseluruhan setelah upgrade versi.

Kelebihan Black Box Testing

Dalam black box testing, Anda tidak memerlukan sumber daya atau tim berlatar belakang teknis. Yang terpenting adalah penguji mampu memahami dan melihat dari perspektif pengguna. Selain itu, black box testing memungkinkan penguji menganalisis kekurangan dari tahap awal pengujian secara cepat.

Ketika black box testing dilakukan dalam pengujian software, terdapat sejumlah kelebihan yang bisa diperoleh di antaranya,
1. Tidak memerlukan pengetahuan teknis seperti bahasa pemrograman.
2. Penguji dan developer dapat bekerjasama tanpa mengganggu tugas utama di bidang pekerjaan masing-masing.
3. Penguji tidak perlu mengecek structured code.
4. Proses testing dilakukan berdasarkan perspektif pengguna, hal ini membantu menemukan inkonsistensi dalam software atau aplikasi yang dibuat.

Kekurangan Black Box Testing

Selain kelebihan, black box testing juga memiliki beberapa kekurangan di antaranya,
1. Karena penguji bukan orang berlatar belakang teknis, kesalahan tak terdeteksi bisa saja terjadi karena kurangnya ketelitian.
2. Jika terjadi kesalahan, pengujian harus diulang kembali oleh sumber daya ahli seperti programmer.
3. Terdapat sebagian back-end yang tidak diuji sedikitpun.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment