Makhluk Hidup: Pengertian, Ciri, Teori, dan Klasifikasinya

Pengertian Makhluk Hidup
Makhluk Hidup
Pengertian Makhluk Hidup
Makhluk hidup (organisme) adalah setiap entitas individual yang mampu menjalankan fungsi-fungsi kehidupan seperti bernapas, berpindah tempat, merespons perubahan diri dan lingkungannya. Makhluk hidup terbagi menjadi tiga kelompok yang berbeda, yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan.

Manusia merupakan salah satu makhluk hidup di muka bumi yang selalu berdampingan dengan makhluk hidup lainnya. Bukan hanya hewan dan tumbuhan, namun juga dengan berbagai jenis mikroorganisme lain, seperti protozoa, bakteri, hingga archaea.

Meski semua organisme memiliki karakter yang berbeda satu sama lain, namun pada dasarnya mereka mempunyai beberapa kesamaan, yaitu sama-sama diturunkan dari satu leluhur dan hidup. Hal inilah yang menjadi alasan organisme ini disebut makhluk hidup.

Makhluk Hidup Menurut Para Ahli
1. Encyclopaedia Britannica, makhluk hidup merupakan makhluk yang memiliki ciri-ciri kehidupan untuk berevolusi atau mengalami perkembangan bentuk hidup.
2. Helena Curtis (1975), makhluk hidup adalah segala sesuatu yang memanfaatkan energi dari lingkungannya dan merubahnya dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain, dapat beradaptasi dengan lingkungannya, bersifat homeostatis, bersifat kompleks dan terorganisir dengan baik, merespons bila ada rangsangan, bereproduksi, serta tumbuh dan berkembang.
3. Dwijoseputro (1998), makhluk hidup adalah segala sesuatu yang mengadakan proses metabolisme, mengadakan gerak, mengadakan pertumbuhan dan perkembangan, serta bereproduksi responsif.
4. Kimball (1983), makhluk hidup adalah segala sesuatu yang memiliki ciri-ciri yakni bersifat rumit, responsif, berevolusi, mengadakan metabolisme, serta melakukan proses reproduksi.

Ciri Makhluk Hidup
Makhluk hidup atau organisme merupakan semua individu yang memiliki ciri-ciri kehidupan. Ciri-ciri kehidupan suatu makhluk antara lain bernapas, bergerak, peka terhadap rangsangan. Selain itu, makhluk hidup juga pasti tumbuh dan berkembang, bereproduksi, memerlukan makanan, mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya dan ekskresi.
1. Makhluk Hidup Mampu Bernapas
Pernapasan yang juga dikenal sebagai respirasi adalah suatu sistem biologis yang terdiri dari organ dan struktur lain yang digunakan dalam proses pertukaran gas pada hewan dan tumbuhan. Pertukaran gas ini berupa penarikan O2 atau oksigen dan pembuangan CO2 atau karbon dioksida dalam tubuh suatu makhluk hidup.

Tiap-tiap makhluk hidup diketahui memiliki berbagai jenis organ untuk bernapas. Organ-organ ini tergantung pada ukuran tubuh, habitat, dan riwayat evolusi makhluk hidup masing-masing.

Misalnya di daerah perairan, organisme ikan bernapas menggunakan insang. Namun di daerah daratan sebagian besar makhluk hidup bernapas menggunakan paru-paru, seperti halnya manusia, mamalia, dan burung. Sementara tumbuhan bernapas menggunakan stomata dan lentisel.

2. Makhluk Hidup Mampu Bergerak
Makhluk hidup dipastikan selalu memiliki kemampuan untuk bergerak. Berdasarkan posisinya, pergerakan makhluk hidup ini terbagi menjadi dua, yaitu aktif dan pasif. Sistem geraknya pun dilakukan dengan alat yang berbeda-beda pula tergantung habitat dan evolusinya.

Seperti pada burung yang bergerak di udara menggunakan kedua sayapnya. Sementara itu, tumbuhan melakukan gerakan pasif di tempatnya, tapi secara spesifik tetap ada pergerakan naiknya zat-zat tanah menuju daun yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.

Begitu juga dengan hewan seperti gurita yang bergerak menggunakan tentakel atau lintah yang bergerak menggunakan otot perut.  

3. Makhluk Hidup Peka Terhadap Rangsangan
Karakteristik lain dari makhluk hidup adalah kemampuan dalam merasakan berbagai rangsangan atau iritabilitas. Rangsangan ini dapat diperoleh dari bentuk beragam, seperti suara, gelombang cahaya, aroma, suhu, hingga sentuhan fisik.

Misalnya pada hewan, ayam jantan yang selalu berkokok di pagi hari, putri malu yang menurunkan daunnya saat disentuh, atau tikus yang hidungnya sangat peka dalam mencium aroma makanan.

4. Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan
Untuk mempertahankan hidupnya, hampir semua makhluk hidup selalu memerlukan asupan energi dan juga nutrisi dalam tubuhnya. Asupan energi dan nutrisi ini biasanya diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Misalnya pada tumbuhan yang memerlukan air dan juga unsur hara untuk dijadikan bahan proses fotosintesis.

Sementara pada hewan, berdasarkan jenis makanannya dibagi menjadi karnivora, herbivor, dan omnivora. Karnivora adalah istilah bagi hewan pemakan daging, herbivora untuk pemakan tumbuhan dan omnivora pemakan segala.

5. Makhluk Hidup Tumbuh dan Berkembang
Jika dilihat secara fisik, makhluk hidup akan terus tumbuh besar seiring berjalannya waktu. Perubahan ukuran ini terjadi karena bertambahnya volume jaringan dan sel tubuh.

Manusia dan hewan diketahui memiliki kerangka tulang yang terus mengalami pertumbuhan. Proses pertumbuhan tulang di masa awal adalah proses penulangan primer di mana tulang yang terbentuk adalah tulang rawan atau kartilago. Inilah yang menyebabkan tulang tersebut terasa lunak.

Di bagian tengah tulang ada banyak sekali osteosit atau sel tulang yang bakal tumbuh menjadi tulang sejati. Melalui proses inilah, makhluk hidup disebut melakukan pertumbuhannya.

Namun, definisi perkembangan pada tumbuhan cukup berbeda. Berkembang dalam hal ini merupakan bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi alat-alat tubuh. Misalnya kecambah akan berkembang menjadi daun, buah, dan juga akar sejati seiring berjalannya waktu.

6. Makhluk Hidup Bereproduksi
Makhluk hidup melakukan proses reproduksi untuk meneruskan generasinya. Proses reproduksi ini dilakukan dengan berbagai cara, meliputi seksual ataupun aseksual.

Proses reproduksi seksual biasanya membutuhkan waktu yang relatif lama. Sebab proses ini memerlukan perkembangan alat reproduksi dan proses pencarian pasangan yang tepat. Berbeda halnya dengan proses reproduksi aseksual yang hanya membutuhkan satu individu, namun minim membawa variasi genetika.

Contoh proses aseksual pada hewan terjadi pada protozoa yang bereproduksi dengan cara membelah diri atau bertunas seperti hydra. Sementara proses seksual terjadi pada monyet yang melahirkan ataupun ikan yang bertelur meski hidup di dalam air.

Berbeda dengan tumbuhan yang melakukan proses reproduksi secara vegetatif dan generatif. Untuk reproduksi vegetatif biasanya terjadi pada umbi-umbian. Sementara reproduksi generatif adalah proses penyerbukan oleh alat kelamin jantan yang berupa benang sari pada alat kelamin betina berupa putik. Sehingga proses reproduksi generatif lebih sering terjadi pada tumbuhan yang memiliki bunga dan buah.

7. Makhluk Hidup Mampu Beradaptasi
Adaptasi adalah suatu kemampuan makhluk untuk bertahan hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Setiap makhluk hidup diketahui memiliki proses adaptasi yang berbeda sesuai kemampuannya dalam menghadapi situasi dan kondisi lingkungan tersebut.

Pada dasarnya, adaptasi yang dilakukan oleh sebagian besar makhluk hidup ini terbagi menjadi tiga macam, yaitu bentuk tubuh atau morfologi, adaptasi proses metabolisme tubuh atau fisiologi, dan yang terakhir adaptasi perilaku.

Contoh adaptasi morfologi bisa kita lihat pada bentuk paruh setiap burung. Begitu juga dengan aneka bentuk gigi hewan yang berbeda-beda tergantung jenis makanan yang dikonsumsinya.

Sementara contoh adaptasi fisiologi bisa ditemukan pada hewan ruminansia seperti sapi, kerbau, dan lembu yang memiliki enzim selulase untuk mencerna makanan di dalam tubuh. Tak ketinggalan contoh adaptasi perilaku dari ikan paus yang bergerak menuju permukaan laut untuk sekadar mengambil udara sebagai proses bernapas.

8. Makhluk Hidup Mengalami Ekskresi
Makhluk hidup yang selalu memerlukan makanan untuk bertahan hidup sehingga selalu mengeluarkan sisa-sisa makanan melalui sistem ekskresi. Contohnya adalah tumbuhan yang pasti melepas oksigen. Kemudian pada hewan singa yang akan mengeluarkan air seni dan feses dari tubuhnya sebagai bahan buangan yang tidak diperlukan oleh tubuh.

Teori Asal-Usul Makhluk Hidup
Berikut penjelasan asal usul makhluk hidup atau organisme menurut para ahli berdasarkan penjelasan dari ilmu biologi.
1. Teori Abiogenesis
Teori abiogenesis atau teori generatio spontanea, adalah teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terbentuk dengan begitu saja. Orang yang menjadi pelopor teori ini pertama kali adalah Aristoteles. Pada teori ini, dijelaskan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang timbul secara spontan karena adanya gaya hidup.

Teori abiogenesis diperkuat oleh Antonie van Leeuweunhoek seorang ilmuwan Belanda yang melakukan penelitian pada air hujan dan rendaman air jerami di bawah mikroskopnya, di mana dia menemukan adanya jentik-jentik (makhluk hidup). Teori ini juga didukung ilmuwan Inggris, John Needham.

2. Teori Francesco Redi
Pada tahun 1650, Francesco Redi melakukan eksperimen untuk menyangkal teori Abiogenesis. Ia melakukan percobaan dengan keratan daging segar yang diletakkan pada 3 gelas berbeda. Gelas 1 berisi keratan daging segar dan ditutup rapat. Gelas 2 berisi keratan daging segar dan ditutup dengan kasa. Sedangkan gelas 3 berisi keratan daging dan dibiarkan terbuka.

Setelah dibiarkan selama 3 sampai 7 hari, daging pada gelas 3 yang dibiarkan terbuka terlihat sudah membusuk. Hasil lainnya, pada gelas 1 tidak dijumpai ulat, pada gelas 2 dijumpai sedikit ulat, sedangkan pada gelas 3 dijumpai banyak ulat.

3. Teori Lazzaro Spallanzani
Pada tahun 1750, Lazzaro Spallanzani melakukan eksperimen dengan menggunakan air kaldu yang dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi. Tabung reaksi 1 diisi kaldu, kemudian ditutup gabus, lalu pada sela-selanya diberi lilin cair agar lebih rapat. Tabung reaksi 2 setelah diisi kaldu, kemudian setelahnya ditutup dengan gabus dipanaskan selama 15 menit. Sedangkan tabung reaksi III diisi kaldu, kemudian dipanaskan selama 15 menit dan dibiarkan terbuka.

Ketiganya disimpan di tempat yang gelap. Kemudian selang beberapa hari diamati ternyata pada tabung reaksi 1 dan 3 terdapat zat-zat renik atau organisme pendatang. Sedangkan pada tabung reaksi 2 tidak terdapat organisme pendatang.

4. Teori Louis Pasteur
Pada tahun 1860, Louis Pasteur melakukan percobaan yang menyangkal teori Abiogenesis yang dikemukakan Aristoteles. Pasteur melakukan eksperimen dengan menggunakan air kaldu yang dimasukkan ke dalam labu yang berleher angsa.

Demikian informasi artikel mengenai pengertian makhluk hidup beserta definisi, tujuan, dan asal usul makhluk hidup menurut para ahli. Semoga bisa menambah wawasan para pembaca.

Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan dan pengategorian yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur.

Kemudian, setiap kelompok tumbuhan ataupun hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarang dengan Carolus Linnaeus.

Jadi, klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu. Golongan-golongan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar.

Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup ke dalam golongannya disebut taksonomi atau sistematik. Dengan adanya klasifikasi makhluk hidup sendiri, kita dapat membedakan ciri-ciri yang mereka miliki, bagaimana mereka tumbuh, cara hidup, cara makan serta berkembang biak, dan masih banyak lagi.

Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek atau makhluk hidup yang diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan yang dapat diamati. Mencandra berarti mengidentifikasi, membuat deskripsi, dan memberi nama. Selanjutnya, makhluk hidup yang memiliki persamaan ciri dikelompokkan ke dalam satu kelompok yang disebut takson.

Dengan cara demikian dapat dibentuk banyak takson. Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Kemudian, tiap-tiap takson tersebut ditempatkan pada tempatnya (posisinya) sesuai dengan tingkatannya. Langkah-langkah pembentukan takson mengikuti sistem tertentu. Itulah sebabnya taksonomi disebut pula sistematik.

Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup
Berikut beberapa tujuan dilakukannya klasifikasi makhluk hidup di antaranya,
1. Mempermudah Proses Mempelajari Makhluk Hidup
Klasifikasi makhluk hidup dilakukan dengan mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya. Dengan mengetahui klasifikasi makhluk hidup tertentu kita sekaligus mengetahui ciri-ciri dari makhluk tersebut, kita juga akan mempelajari makhluk hidup apa saja yang memiliki ciri yang serupa.

2. Mengetahui Hubungan Kekerabatan
Klasifikasi makhluk hidup terjadi karena adanya pengelompokan berdasarkan ciri. Tingkat takson yang diperkenalkan oleh Linnaeus dapat membantu kita mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lainnya. Dengan mengetahui ciri-ciri makhluk hidup berdasarkan tingkatan takson, kita jadi memahami hubungan kekerabatan pada makhluk hidup.

3. Membedakan Makhluk Hidup yang Satu dengan yang Lainnya
Berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup, kita dapat mengetahui dan membedakan makhluk hidup satu dengan yang lainnya. Misalnya antara kera dan monyet, meskipun mirip namun keduanya memiliki nama ilmiah yang berbeda karena ada ciri yang membedakan antara keduanya.

4. Menyederhanakan Objek Studi
Makhluk hidup yang ada di bumi berjumlah jutaan. Untuk mempelajarinya tentu dibutuhkan waktu yang sangat lama. Untuk itu, perlu dilakukan klasifikasi ilmiah agar objek studi menjadi lebih sederhana. Klasifikasi makhluk hidup akan lebih membantu kita untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup karena telah dikelompokkan berdasarkan kesamaan ciri.

5. Memberi Nama
Seiring perkembangan waktu, berbagai penemuan spesies baru terus terjadi. Spesies-spesies baru tersebut belum memiliki nama, karena itu perlu dilakukan klasifikasi makhluk hidup. Dengan melihat ciri-ciri spesies yang ditemukan, spesies tersebut akan memiliki nama ilmiah sesuai ciri-ciri yang ditunjukkan.

Ragam Klasifikasi Makhluk Hidup
Sistem klasifikasi makhluk hidup, dapat digolongkan menjadi tiga golongan atau kelompok di antaranya,
1. Klasifikasi Sistem Alami
Pertama, klasifikasi sistem alami, tentunya Kita sudah mengetahui bahwa klasifikasi makhluk hidup pada dasarnya berpijak dari adanya persamaan. Hal ini dapat kita ketahui dengan mengamati makhluk hidup secara morfologi.

Misalnya, kita mengamati binatang kucing, anjing, sapi, kuda, dan harimau. Jika kita lihat secara alami, dapat kita ketahui bahwa kelima binatang itu mempunyai empat kaki, sehingga membentuk suatu kelompok seperti yang dikehendaki alam, yaitu kelompok binatang berkaki empat.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa klasifikasi sistem alami merupakan terbentuknya suatu kelompok-kelompok makhluk hidup secara alami. Tokoh klasifikasi sistem alami adalah Aristoteles, seorang berkebangsaan Yunani pada tahun 350 SM.

Beliau membagi makhluk hidup menjadi dua dunia (kingdom), yaitu hewan dan tumbuhan. Dunia hewan ini dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan habitat dan perilakunya, sedangkan tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya.

2. Klasifikasi Sistem Buatan
Kedua, klasifikasi sistem buatan, dibandingkan sistem klasifikasi secara alami, sistem klasifikasi buatan lebih baik, sempurna, dan mudah dipahami apabila dibandingkan sistem klasifikasi sebelumnya. Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl Von Linne (1707-1778) yang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus, seorang ahli botani berkebangsaan Swedia. Beliau dinobatkan sebagai “Bapak Taksonomi”.

Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan dan perbedaan struktur tubuh makhluk hidup, dengan cara-cara berikut. Mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar maupun ciri struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup.

Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan satu kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri. Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi makhluk hidup yang didasarkan pada banyak sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang dikelompokkan.

3. Klasifikasi Sistem Filogenetik
Klasifikasi sistem filogenetik ini mulai diperkenalkan pada dunia sejak adanya teori evolusi yang berasan dari Darwin dan Lamarck. Sistem filogenetik adalah suatu sistem klasifikasi makhluk hidup yang berdasarkan pada hubungan kekerabatan yang terjadi pada antarorganisme dan disesuaikan berdasarkan proses evolusi.

Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Robert H. Whittaker menggunakan sistem klasifikasi makhluk hidup dengan 5 kingdom pada tahun 1969 silam. Klasifikasi makhluk hidup ini berdasarkan susunan sel, cara makhluk hidup memenuhi kebutuhan makan dan tingkatannya. Berikut 5 sistem klasifikasi makhluk hidup menurut Robert di antaranya,
1. Kingdom monera
Sistem klasifikasi makhluk hidup dengan kingdom monera adalah kelompok organisme yang inti selnya masih belum memiliki membran inti atau bisa disebut sebagai organisme prokariotik. Tapi, organisme ini memiliki  bahan inti berupa asam inti atau DNA (deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat) yang bisa digunakan untuk reproduksi.

Makhluk hidup yang masuk dalam sistem klasifikasi kingdom monera adalah organisme bersel tunggal yang tidak memiliki selaput inti atau prokariot, bisa membuat makanan sendiri atau autotrof, dan bergerak atau berpindah tempat.

2. Kingdom Protista
Sistem klasifikasi makhluk hidup dengan kingdom monera adalah sistem pengelompokan makhluk hidup bersel tunggal dan bersel banyak yang sudah memiliki membran inti, tapi selnya bersifat eukariotik.

Makhluk hidup yang masuk sistem klasifikasi kingdom protista biasanya bukan menyerupai hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup dalam sistem klasifikasi kingdom protista ini hanya memiliki sifat yang menyerupai hewan, tumbuhan dan jamur.

Adapun makhluk hidup berupa tumbuhan yang masuk dalam kelompok protista adalah ganggang atau alga. Makhluk hidup berupa hewan yang masuk dalam kelompok protista adalah protozoa. Sedangkan, jamur yang masuk dalam kelompok protista biasanya jamur lendir dan jamur air.

3. Kingdom Jamur
Sistem klasifikasi makhluk hidup dengan kingdom jamur atau fungsi merupakan pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan caranya memperoleh makanan. Kelompok makhluk hidup dalam kingdom jamur ini memperoleh makanan dengan cara menguraikan bahan organik makhluk hidup yang sudah mati.

Tapi, jamur berbeda dengan tumbuhan lainnya. Jamur tidak berklorofil, berspora, tidak memiliki akar, batang dan daun.

Jamur biasanya hidup di tempat yang lembab, bersifat saprofit atau organisme yang hidup dan makan dari bahan organik yang sudah busuk, serta parasit atau organisme yang hidup dengan mengisap makanan dari organisme lain yang ditempeli.

Sebelumnya, jamur masuk dalam kingdom plantae karena memiliki beberapa kemiripan dengan tumbuhan, yakni tidak bisa berpindah tempat, struktur morfologi dan tempat hidupnya juga memiliki kemiripan.

Tapi seiring berkembangnya waktu, jamur dipisahkan dengan kelompok tumbuhan dan memiliki kingdom sendiri. Karena, jamur terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa pada tubuhnya.

4. Kingdom Plantae
Sistem klasifikasi makhluk hidup dengan kingdom plantae terdiri dari organisme bersel banyak yang bisa memproduksi makanan sendiri dengan cara berfotosintesis. Makhluk hidup yang masuk kingdom plantae ini mampu berfotosintesis karena memiliki klorofil di dalam kloroplas.

Lalu, klorofil tersebut memanfaatkan energi cahaya matahari untuk membuat makanan. lain antara tumbuhan dengan makhluk hidup bersel banyak adalah struktur selnya.

Sel-sel tumbuhan memiliki dinding sel yang terbuat dari bahan selulosa. Karena itu, tumbuhan dalam kelompok ini tidak mudah patah dan kaku.

5. Kingdom Animalia
Hewan termasuk makhluk hidup yang masuk dalam sistem klasifikasi kingdom animalia. Karena, hewan merupakan kelompok makhluk hidup yang hidup dengan cara memangsa makhluk hidup lain.

Perbedaan utama antara hewan dan tumbuhan adalah pada dinding selnya. Sel-sel tumbuhan memiliki dinding sel, sedangkan sel-sel hewan tidak mempunyai dinding sel.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Makhluk Hidup: Pengertian, Ciri, Teori, dan Klasifikasinya"