Hewan Karnivora: Pengertian, Karakteristik, Jenis, dan Contohnya

Pengertian Hewan Karnivora
Hewan Karnivora
Pengertian Hewan Karnivora
Karnivora (Karnivor) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hewan pemakan daging (seperti anjing, kucing). Kata karnivora berasal bahasa latin caro (daging) dan vorare (makan). Sedangkan menurut istilah, karnivora adalah organisme pemakan daging.

Karnivora merupakan makhluk hidup yang memperoleh energi dan nutrisi yang dibutuhkan dari makanan berupa jaringan hewan, baik sebagai pemangsa maupun pebangkai. Hewan karnivora merupakan jenis hewan yang memiliki kemampuan berburu.

Dengan kata lain, hewan karnivora adalah sekelompok hewan yang bisa dikategorikan sebagai hewan buas. Namun, ada juga hewan karnivora yang disukai oleh banyak orang dan tidak berbahaya, yaitu kucing.

Hewan ini sebagian besar berkembang biak secara vivipar, tapi ada juga yang berkembang secara ovovivipar, seperti buaya dan ular. Lazimnya, hewan karnivora memiliki kuku serta taring yang tajam untuk mendukung aktivitas berburu.

Karakteristik Hewan Karnivor
Karakteristik yang umumnya dikaitkan dengan karnivor adalah organ tubuh untuk menangkap dan mengoyak mangsanya (mayoritas gigi dan cakar vertebrata memenuhi fungsi ini) dan statusnya sebagai predator.

Asumsi tersebut tidak sepenuhnya benar karena beberapa karnivor tidak melakukan perburuan dan merupakan pebangkai, meskipun sebagian besar karnivor pemburu juga memakan bangkai setiap ada kesempatan. Inilah yang menyebabkan karnivor pebangkai tidak memiliki karakteristik yang sama dengan karnivor pemburu.

Karnivor memiliki sistem pencernaan yang pendek karena hewan-hewan itu tidak harus memecahkan selulosa sebagaimana yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan. Banyak hewan yang memburu hewan lain mengalami evolusi mata, sehingga menghadap ke depan, yang memungkinkan terjadinya persepsi kedalaman.

Hal tersebut terjadi hampir universal dalam predator mamalia. Predator lain seperti buaya memiliki mata yang menghadap ke samping dan berburu dengan cara menyergap daripada mengejar. Berikut beberapa ciri umum dari hewan karnivor di antaranya,
1. Mayoritas hidup di hutan atau sabana;
2. Mayoritas karnivor merupakan hewan mamalia yang memiliki kelenjar susu;
3. Memiliki kuku atau cakar tajam yang berfungsi untuk mencengkeram mangsanya;
4. Memiliki kecepatan lari yang kencang dalam mengejar dan memburu mangsanya;
5. Memiliki racun yang dapat melemahkan mangsanya;
6. Memiliki daya penglihatan yang tajam pada siang maupun malam hari;
7. Memiliki indra pendengaran dan penciuman yang sangat peka;
8. Memiliki gigi taring yang kuat dan tajam untuk merobek tubuh mangsanya;
9. Memiliki tulang belakang;
10. Memiliki kemampuan untuk menyerang dan melumpuhkan mangsa dengan cepat;
11. Memiliki perut tunggal dengan saluran pencernaan yang lebih pendek.

Dalam rantai makanan, karnivor menduduki tingkat tropik tertinggi atau disebut juga sebagai konsumen puncak atau konsumen III.

Jenis Hewan Karnivora
Jenis hewan karnivora juga bervariasi, ada yang karnivora sejati atau hanya makan daging, dan ada yang bisa juga memakan buah-buahan dan kacang-kacangan. Berikut beberapa jenis hewan karnivora di antaranya,
1. Karnivora obligat
Karnivora obligat disebut sebagai karnivora sejati, yaitu hewan yang hanya bergantung pada nutrisi yang berasal dari daging hewan untuk bertahan hidup. Karnivora obligat tidak memiliki sistem pencernaan yang memadai untuk mengolah materi tumbuhan.

Tubuh karnivora obligat tidak dapat mencerna tumbuhan dengan baik sehingga tumbuhan tidak dapat memberikan nutrisi yang cukup untuk karnivora obligat.

2. Hypercarnivora
Hypercarnivora merupakan kelompok hewan yang 70% sumber makanannya berupa daging. Hypercarnivora termasuk hewan karnivora yang bukan karnivora wajib.

Karakteristik dari hewan karnivora ini adalah memiliki tengkorak dan otot wajah yang kuat, yang berfungsi untuk memegang mangsa, memotong daging, dan mematahkan tulang. Hewan yang termasuk dalam jenis hypercarnivora tidak dapat mencerna tumbuhan. Oleh karena itu, sebagian makanan mereka adalah daging.

3. Mesokarnivora
Hewan karnivora yang makanan untuk bertahan hidupnya 50% bersumber pada daging adalah Mesokarnivora. Dikatakan 50% sebab 50% sisanya hewan mesokarnivora dapat memakan buah, sayur, dan juga jamur. Fisik dari hewan karnivora jenis ini biasanya lebih kecil daripada hypercarnivora. Hewan karnivora yang termasuk jenis ini biasanya tinggal di lingkungan yang dekat dengan manusia.

4. Hypokarnivora
Hypokarnivora merupakan hewan karnivora yang kebutuhan dagingnya hanya sekitar 30% dari seluruh jenis makanannya. Hewan karnivora jenis ini bisa makan daging, namun kebanyakan hewan karnivora jenis ini memakan ikan, buah-buahan, akar, dan kacang-kacangan.

Karena jenis makanannya banyak, hewan karnivora jenis ini juga bisa digolongkan dalam jenis hewan omnivora.

Contoh Hewan Karnivora
Berikut beberapa contoh hewan-hewan karnivora di antaranya,
1. Ular
Kelompok reptilia tidak berkaki dan bertubuh panjang ini tersebar luas di seluruh belahan bumi. Menurut catatan ilmiah, semua jenis ular masuk dalam kelompok sub-ordo Serpentes dan merupakan anggota dari ordo Squamata atau reptilia bersisik, bersama dengan kadal.

Tetapi, ular (Serpentes) sendiri diklasifikasikan pada cabang klade Ophidia atau reptilia menjalar, merupakan segolongan reptilia dengan atau tanpa kaki, bertubuh panjang, dan memiliki fisiologis yang berbeda sama sekali dengan kadal.

Mangsa ular adalah berbagai jenis hewan yang lebih kecil daripada tubuhnya. Ular pohon dan ular darat akan memangsa burung, mamalia, katak, jenis-jenis reptil yang lain beserta telur-telurnya.

Ular besar seperti sanca kembang dapat memangsa hewan seukuran kambing, kijang, rusa, bahkan manusia. Ular jenis ini akan melilit mangsanya, kemudian meremukkan tulangnya, setelah itu menelan mangsanya. Ular yang berada di perairan akan memangsa ikan, katak, berudu, serta telur ikan.

Ular melumat seluruh mangsanya tanpa sisa sedikitpun dan mampu mengonsumsi mangsa yang berukuran tiga kali lebih besar dari diameter kepala ular tersebut. Hal ini disebabkan rahang mereka lebih rendah dan dapat terpisah dari rahang atas.

Agar mangsa tidak melarikan diri, ular mampu menahan mangsanya agar tetap berada di dalam mulutnya, karena ular memiliki gigi yang menghadap ke belakang.

2. Komodo
Komodo memiliki nama latin Varanus Komodoensis adalah spesies biawak besar yang terdapat di daerah timur wilayah Indonesia yaitu di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Komodo yang oleh penduduk asli Pulau Komodo disebut dengan nama setempat Ora, merupakan spesies terbesar dari familia Varanidae, juga merupakan kadal terbesar di dunia, memiliki panjang rata-rata 2-3 meter dan berat mencapai 100kg. Komodo merupakan pemangsa puncak di habitatnya, karena selama ini belum diketahui adanya hewan karnivora besar yang lain di lingkungan geografisnya.

Komodo memiliki kemampuan melihat hingga sejauh 300 meter. Namun, hewan ini tidak dapat melihat dengan baik di kegelapan malam, karena retinanya hanya memiliki sel kerucut. Seperti halnya Squamata yang lain, komodo menggunakan lidahnya untuk mencium bau mangsanya.

Lidah komodo menangkap partikel bau di udara, kemudian menaruhnya ke organ di langit-langit mulutnya yang disebut dengan organ Jacobson yang berfungsi mendeteksi tanda-tanda dari bau tersebut.

Komodo mampu mendeteksi keberadaan daging bangkai sejauh 4-9,5 km hanya melalui kebiasaannya menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan dibantu oleh angin. Komodo memiliki lubang hidung yang hanya berfungsi untuk bernafas, bukan menangkap bau, karena komodo tidak memiliki selaput penerima bau di hidungnya.

Komodo akan memburu mangsa hidupnya dengan cara mengendap-endap kemudian diikuti dengan serangan secara tiba-tiba terhadap korbannya.  Saat mangsa tersebut sudah berada dalam jangkauannya, komodo segera menyerang dengan menggigit pada susu bawah tubuh atau tenggorokan mangsanya.

Cara komodo menemukan mangsanya adalah dengan menggunakan lidahnya yang dapat merasakan bau mangsa, bangkai atau binatang sekarat pada jarak yang mencapai 9,5 kilometer. Sementara itu, komodo memakan buruannya dengan cara mencabik potongan besar dari daging mangsanya, kemudian menelannya bulat-bulat, sementara tungkai depannya menahan tubuh mangsanya. Untuk mangsa hingga seukuran kambing, komodo mampu menghabiskan dalam sekali telan.

3. Burung hantu
Burung hantu merupakan kelompok burung yang merupakan anggota dari ordo Strigiformes. Burung hantu termasuk dalam kelompok hewan karnivora, karena burung hantu juga dianggap sebagai burung buas yang memakan daging, serta merupakan hewan malam (nokturnal).

Burung hantu memiliki mata yang besar dan menghadap ke depan, beda dengan jenis burung lainnya yang matanya menghadap ke samping. Paruh burung hantu bengkok tajam ke bawah, serta susunan bulu kepala yang melingkar membentuk lingkaran wajah.

Tampilan wajah burung hantu sangat mengesankan, namun kadang-kadang menyeramkan. Fenomena inilah yang menjadi asal usul pemberian nama burung hantu. Uniknya, leher burung hantu bersifat lentur, sehingga wajahnya dapat berputar 180 derajat ke belakang.

Burung hantu merupakan burung pemburu yang kebanyakan berburu di malam hari. Dengan tekstur mata yang menghadap ke depan, akan memungkinkan burung hantu mampu mengukur akurasi jangkauan terhadap mangsa dengan akurat.

Paruhnya yang tajam dan kuat, serta kaki yang cekatan mampu mencengkeram mangsanya dengan kuat. Burung hantu juga memiliki kemampuan terbang tanpa berisik, ini yang menjadi modal dasar burung hantu untuk berburu di malam hari.

Pada sektor pertanian, burung hantu dimanfaatkan para petani untuk membasmi tikus, karena burung hantu merupakan musuh utama tikus. Membasmi tikus dengan menggunakan burung hantu, dianggap sebagai hal yang paling efektif di antara cara-cara yang lain seperti menggunakan racun tikus, atau dengan cara gropyokan (berburu tikus dengan melibatkan banyak orang secara bersama-sama dan serempak).

Burung hantu merupakan predator alam, burung hantu jenis Serak Jawa, merupakan burung hantu pemburu tikus yang sangat handal. Sepasang burung hantu, mampu melindungi 25 hektar lahan pertanian tanaman padi dari serangan tikus.

Dalam waktu satu tahun, burung hantu mampu 1300 ekor tikus. Penanggulangan tikus dengan menggunakan burung hantu, lebih efektif dan efisien dibanding penanggulangan dengan menggunakan bahan kimia.

4. Anjing laut
Anjing laut merupakan mamalia besar dari ordo karnivora yang hidup di daerah sejuk. Anjing laut pada umumnya bertubuh licin dan cukup besar. Anjing laut merupakan nama umum untuk pinniped, yang berasal dari kata latin pinna yang berarti mamalia bersirip kaki. Tubuhnya mampu beradaptasi dengan baik terhadap habitat akuatiknya, dimana anjing laut ini menghabiskan sebagian besar masa hidupnya.

Anjing laut merupakan karnivora pemakan ikan, kerang, cumi-cumi, pinguain, dan makhluk laut lainnya. Pada umumnya, anjing laut akan memakan makanan yang umum seperti ikan, atau cumi-cumi. Namun ada jenis anjing laut yang makanan kegemarannya khusus.

Sebutlah anjing laut Ross dan anjing laut gajah selatan, makanan utamanya berupa cumi-cumi. Anjing laut pemakan kepiting kebanyakan makan krill, dan anjing laut bercincin sangat gemar mengkonsumsi krustasea.

Ada juga anjing laut yang bersifat sebagai predator. Anjing laut Leopard, merupakan hewan karnivora berdarah dingin. Mangsa dari anjing laut Leopard adalah pinguin, anjing laut pemakan kepiting, dan anjing laut Ross.

Dari berbagai sumber

Lihat Juga:

1. Hewan Omnivora: Pengertian, Karakteristik, dan Contohnya

2. Hewan Herbivora: Pengertian, Ciri, Sistem Pencernaan, Tipe, dan Contohnya

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Hewan Karnivora: Pengertian, Karakteristik, Jenis, dan Contohnya"