Sistem Kurs Mengambang: Pengertian dan Pengaruhnya terhadap Perekonomian
Sistem Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate) |
Pengertian Sistem Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate)
Sistem kurs mengambang (floating exchange rate) adalah suatu sistem devisa di mana kurs suatu mata uang dengan mata uang yang lain dibiarkan untuk ditentukan secara bebas oleh tarik-menarik kekuatan pasar. Di mana penawaran dan permintaan pada mata uang asing akan menentukan nilai mata uang itu sendiri.
Pemerintah tidak melakukan intervensi sama sekali di pasar untuk mempengaruhi nilai tukar mata uang domestik. Pada sistem ini keterkaitan sistem harga antarnegara terbentuk, karena kurs bebas dapat digunakan sebagai pedoman dalam menentukan nilai mata uang dalam negeri yang dinyatakan dalam emas.
Nilai kurs mengambang adalah kebalikan dari nilai tukar tetap. Dalam rezim ini, nilai tukar tidak diserahkan pada mekanisme pasar; alih-alih, pemerintah menentukannya. Sistem nilai tukar tetap membutuhkan intervensi aktif dari pemerintah, yang dilakukan dengan membeli dan menjual mata uang di pasar valas.
Dari 1946 hingga awal 1970-an, sistem Bretton Woods menjadikan mata uang tetap sebagai norma. Namun, pada tahun 1971, banyak negara meninggalkannya dan memutuskan untuk menegakkan nilai tukar tetap tidak lagi.
Pengaruh Sistem Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate)
Sistem kurs tukar mengambang berarti perubahan harga mata uang jangka panjang yang mencerminkan kekuatan ekonomi relatif dan perbedaan tingkat bunga antar negara. Mata uang yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat memengaruhi ekonomi secara negatif, yang memengaruhi perdagangan suatu negara dan kemampuan membayar utang.
Nilai tukar mengambang memiliki beberapa manfaat. Dalam sistem ini, nilai tukar lebih mencerminkan nilai riil suatu mata uang. Itu karena harga nilai tukar ditentukan oleh keseimbangan penawaran-permintaan di pasar valas.
Baca Juga: Pengertian Keseimbangan Pasar, Proses, Penentuan Harga, dan Fungsinya
Nilai tukar yang fleksibel mendukung penyesuaian kembali dalam neraca pembayaran. Ketika depresiasi terjadi, nilai tukar membuat barang domestik lebih murah di pasar luar negeri dan barang impor lebih mahal di pasar domestik. Akibatnya, impor menurun dan ekspor meningkat.
Peningkatan ekspor dan pengurangan impor berarti permintaan yang lebih tinggi untuk mata uang domestik, yang mengarah pada apresiasi. Kemudian, apresiasi membuat barang domestik lebih mahal dan barang impor lebih murah. Dengan demikian, nilai tukar yang fleksibel memungkinkan neraca yang seimbang.
Keuntungan lain dari nilai tukar mengambang di antaranya,
1. Izinkan penerapan kebijakan moneter independen. Bank sentral tidak terikat kebijakannya dengan kebijakan ekonomi di mitra dagang, misalnya, dalam menentukan suku bunga.
2. Mempromosikan pembangunan ekonomi dengan memungkinkan aliran modal internasional secara bebas
3. Tidak memerlukan cadangan devisa yang cukup besar untuk intervensi karena nilai tukar diserahkan pada mekanisme pasar
Pengaruh buruk nilai kurs mengambang
Sistem kurs mengambang membuat mata uang lebih fluktuatif. Fluktuasi membawa ketidakstabilan dalam ekonomi dan ketidakpastian dalam keputusan ekonomi oleh agen ekonomi. Misalnya, sulit bagi bisnis untuk membuat keputusan ekonomi karena nilai tukar bergerak tak terduga.
Mekanisme pasar tidak selalu mengarah pada kondisi ideal bagi perekonomian karena serangan spekulatif dapat membawa bencana bagi perekonomian. Serangan seperti itu dapat membawa ekonomi ke dalam krisis keuangan seperti krisis keuangan Asia 1997.
Dari berbagai sumber
Post a Comment