Malthusianisme: Pengertian, Penerapan, dan Kritiknya

Thomas Malthus
Thomas Malthus

Pengertian Malthusianisme
Malthusianisme adalah teori sosial mengenai pertumbuhan populasi yang cenderung bertumbuh secara eksponensial melebihi daya tampung lingkungan. Malthusianisme dikembangkan pada abad ke-18, oleh pendeta Inggris Thomas Robert Malthus, dalam karyanya “Essay on the principle of population” yang memperingatkan kemungkinan kepunahan umat manusia sekitar tahun 1880.

Malthus menyatakan bahwa sumber daya bumi tidak akan cukup untuk memberi makan populasi yang terus bertambah. Di mana kelebihan populasi tersebut pada akhirnya akan menyebabkan krisis pangan. Malthus menyarankan, satu-satunya cara untuk mencapai kelangsungan hidup manusia adalah dengan mengendalikan kelahiran.

Baca Juga: Pengertian Angka Kelahiran, Faktor, Jenis, dan Contohnya

Berdasarkan pengamatan Malthus, pertumbuhan populasi diumpamakan dengan deret geometri (2,4,8,16,32,48,96...) sedangkan pertumbuhan produksi pangan digambarkan secara deret aritmatika (2,3,4,5,6,7,8...). Ketimpangan antara pertumbuhan populasi dan kemampuan lahan untuk dapat memproduksi pangan ini, mengarahkan suatu komunitas masyarakat pada kelangkaan sumber daya.

Baca Juga: Pengertian Deret, Deret Hitung, dan Deret Ukur

Teori Ekonomi Malthus
Dalam teorinya ini, Malthus tidak menggambarkan adanya gerakan perekonomian menuju keadaan stasioner melainkan adanya kemerosotan beberapa kali sebelum mencapai tingkat tertinggi dari pembangunan.

Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi
Menurut Malthus, pertumbuhan penduduk adalah akibat dari proses pembangunan. Namun pertambahan penduduk tidak bisa terjadi tanpa peningkatan kesejahteraan yang sebanding. Jika tingkat akumulasi modal meningkat, permintaan atas tenaga kerja juga meningkat.

Kondisi demikian mendorong pertumbuhan penduduk. Akan tetapi, pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kesejahteraan hanya bila pertumbuhan tersebut meningkatkan permintaan efektif

Malthus memiliki beberapa saran untuk meningkatkan pembangunan ekonomi di antaranya,
1. Meningkatkan faktor ekonomi
a. Pertumbuhan berimbang perekonomian dibagi menjadi dua yaitu sektor pertanian & industri. Kemajuan teknologi pada kedua sektor yang membawa pada pembangunan ekonomi.
b. Meningkatkan permintaan efektif. Langkah-langkah untuk meningkatkan permintaan efektif di antaranya,
a) Pendistribusian kepemilikan tanah secara adil
b) Memperluas perdagangan internal & eksternal
c) Peningkatan konsumsi tidak produktif, dan
d) Peningkatan kesempatan kerja melalui rencana pekerjaan umum.

2. Meningkatkan faktor non ekonomi seperti pendidikan, standar moral, kebiasaan bekerja keras, administrasi yang baik, dan hukum yang efisien.

Contoh Penerapan
Terdapat kebijakan-kebijakan negara yang bersumber dari pemahaman malthusianisme ini. Dalam membuat kebijakan dalam masalah kependudukan dan pangan misalnya, pengambil keputusan condong memahami bahwa dalam segala hal di dunia ini terdapat ambang batas untuk tumbuh.

Batasan untuk berkembang inilah yang menjadi landasan awal munculnya kebijakan membatasi jumlah populasi di suatu wilayah.
1. Kebijakan Satu Anak di China
Kebijakan satu anak di China merupakan pengendalian populasi, dan bukan lagi pengendalian kelahiran. Karena terdapatnya unsur campur tangan pemerintah secara koersif.

2. Keluarga Berencana di Indonesia
Program keluarga berencana dari Indonesia merupakan bentuk pengendalian populasi secara persuasif yang dijalankan secara masif, disponsori oleh pemerintah.

Kritik Malthusianisme
Paham malthusianisme dinilai sudah dapat dipatahkan oleh kondisi zaman seiring perkembangan teknologi dan banyak ditemukannya metode-metode agrikultur mutakhir untuk dapat memproduksi pangan dengan sumber daya seefisien mungkin.

Hanya dengan sedikit lahan dan sumber daya, manusia modern dapat menghasilkan pangan berkali-kali lipat dari yang dihasilkan oleh manusia di abad pertengahan. Hal ini juga didukung dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang dimiliki peradaban manusia mengenai rekayasa genetik

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Malthusianisme: Pengertian, Penerapan, dan Kritiknya"