Meteoroid: Pengertian, Ciri, Proses Terjadinya, dan Jenisnya

Pengertian Meteoroid
Meteoroid
Pengertian Meteoroid
Meteoroid dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah benda langit padat ukuran kecil di angkasa luar antarplanit. Meteoroid merupakan benda-benda kecil di tata surya yang ukurannya lebih kecil daripada asteroid tetapi lebih besar daripada sebuah molekul.

Meteoroid melayang-layang bebas di angkasa dan bergerak cepat. Meteoroid memiliki ukuran rata-rata sebesar batu kerikil. Namun, tidak seperti benda-benda angkasa lainnya, meteoroid tidak memiliki lintasan yang beraturan dan tidak mengorbit pada matahari.

Meteoroid mengelilingi matahari dengan orbit tertentu dan kecepatan yang bervariasi. Meteoroid tercepat bergerak di sekitar 42 Km per detik. Ketika meteoroid tertarik oleh gravitasi bumi, maka sebelum sampai ke bumi, meteoroid akan bergesekan dengan atmosfer bumi.

Gesekan tersebut akan menghasilkan panas dan membakar meteoroid tersebut. Meteoroid yang habis terbakar oleh atmosfer bumi disebut dengan meteor. Namun, jika meteoroid tidak habis terbakar oleh atmosfer bumi dan jatuh ke bumi disebut meteorit.

Diperkirakan 25 juta meteoroid, mikrometeoroida, dan puing-puing angkasa lainnya memasuki atmosfer bumi setiap hari, yang menghasilkan sekitar 15.000 ton material yang memasuki atmosfer setiap tahun.

Ciri Meteoroid
Berikut berbagai ciri yang ada dalam meteorid di antaranya,
1. Komposisi penyusun
Sebagian besar meteoroid terbuat dari silikon dan oksigen (mineral yang disebut silikat) dan logam yang lebih berat seperti nikel dan besi. Besi dan meteoroid nikel-besi sangat besar dan padat, sedangkan meteoroid berbatu lebih ringan dan lebih rapuh.

Hampir semua meteoroid mengandung nikel dan besi ekstraterestrial. Beberapa meteoroid batu mengandung inklusi seperti biji-bijian yang dikenal sebagai chondrules dan disebut chondrites. Meteoroid berbatu tanpa ciri-ciri ini disebut “achondrites“, yang biasanya terbentuk dari aktivitas beku di luar struktur bumi; mengandung sedikit atau tidak sama sekali besi ekstraterestrial.

Komposisi meteoroid dapat disimpulkan ketika mereka melewati atmosfer bumi dari lintasan mereka dan spektrum cahaya dari meteor yang dihasilkan. Efeknya pada sinyal radio juga memberikan informasi, terutama berguna untuk meteor siang hari, yang sebaliknya sangat sulit untuk diamati.

2. Ukuran
Meteoroid adalah batu kecil atau partikel puing di antara ciri tata surya kita. Mereka berkisar dalam ukuran dari debu hingga sekitar 10 meter dengan diameter, sedangkan untuk benda yang lebih besar biasanya disebut sebagai asteroid.

3. Mikrometeorid
Meteoroid biasanya merupakan fragmen dari asteroid. Itu bisa sangat besar, atau bisa juga sangat kecil. Micrometeoroid adalah partikel yang lebih kecil dari sebutir pasir. Setiap hari, atmosfer Bumi dikejutkan oleh jutaan meteoroid dan mikrometeoroid.

Sebagian besar tidak pernah mencapai permukaan bumi karena mereka menguap oleh panas yang hebat yang dihasilkan oleh gesekan melewati atmosfer.
 
4. Proses pembentukan
Meteoroid banyak yang terbentuk dari tabrakan asteroid, yang mengorbit matahari antara jalur Mars dan Jupiter di wilayah yang dinamakan sabuk asteroid. Ketika asteroid menabrak satu sama lain, mereka menghasilkan puing-puing yang hancur, yang disebut meteoroid.

Kekuatan tumbukan asteroid dapat membuang puing-puing meteoroid, dan terkadang asteroid itu sendiri keluar dari orbit regulernya. Hal tersebut bisa menempatkan meteoroid pada jalur tabrakan dengan planet atau bulan.

Meteoroid lain adalah puing-puing yang dilepaskan komet saat mereka melakukan perjalanan melalui ruang angkasa. Saat komet mendekati matahari, “bola salju kotor” dari inti komet mengeluarkan gas dan debu.

Ekor berdebu dapat berisi ratusan atau bahkan ribuan meteoroid dan mikrometeoroida. Meteoroid dilepaskan oleh komet yang biasanya mengorbit bersama dalam formasi yang disebut aliran meteoroid.

5. Kecepatan
Meteoroid yang paling cepat melakukan perjalanan melalui tata surya dengan kecepatan sekitar 42 kilometer per detik (26 mil per detik). Ketika sebuah meteoroid memasuki atmosfer Bumi, meteoroid bergerak dengan kecepatan sangat tinggi, minimal lebih dari 11 Km per detik (25.000 mil per jam), yang jauh lebih cepat daripada peluru yang meninggalkan laras senapan.

6. Meteoroid terbakar di atmosfer dan jatuh ke Bumi sebagai debu kosmik
Setiap hari, sekitar 3000 metrik ton (Satu metrik ton sama dengan 2.204 pound) material debu kosmik jatuh ke Bumi. Debu kosmik, juga disebut debu luar angkasa atau debu antariksa, yaitu debu yang ada di luar angkasa, atau telah jatuh di Bumi.

Debu kosmik selanjutnya dapat dibedakan berdasarkan lokasi astronomisnya: debu intergalaksi, debu antarbintang, debu antar planet (seperti dalam awan zodiak) dan debu perplanet (seperti pada cincin planet).

7. Meteoroid yang terbakar saat melewati atmosfer Bumi dikenal sebagai meteor
Pemanasan yang terjadi karena adanya gesekan yang dihasilkan oleh tabrakan energetik meteoroid dengan atom dan molekul atmosfer, menyebabkan permukaannya meleleh dan menguap dan juga memanaskan udara di sekitarnya.

Hasilnya adalah fenomena bercahaya yang dikenal sebagai meteor. Ketika kita menatap langit di malam hari dan melihat seberkas cahaya atau ‘bintang jatuh’ yang sebenarnya itu lihat adalah meteor.

8. Meteoroid yang bertahan jatuh melalui atmosfer Bumi dan bertabrakan dengan permukaan Bumi dikenal sebagai meteorit
Meteorit didefinisikan sebagai benda makroskopik padat yang bertahan masuk ke atmosfer Bumi. Mereka tidak terkait dengan cara apa pun dengan meteor shower dan sangat jarang sehingga mereka jarang diamati memasuki atmosfer.

Meskipun seorang pengamat dapat melihat beberapa meteor per jam di hampir setiap malam gelap dan jernih, meteorit dengan ukuran yang dapat dipulihkan jatuh pada tingkat rata-rata sedikit lebih dari satu per tahun untuk setiap juta kilometer persegi permukaan Bumi.

Sekitar 10.000 meteorit yang diketahui memiliki sifat yang sangat bervariasi, mulai dari kristal besar paduan besi-nikel yang beratnya puluhan ton hingga 10 mg gumpalan material tanah liat yang kaya akan bahan organik. Kebanyakan meteorit sebagian besar terdiri dari silikat, sulfida, dan logam.

9. Earth grazing fireballs (bola api yang merumput)
Sebuah meteoroid yang menembus atmosfer Bumi dengan kecepatan lebih dari 35.000 mil per jam sebelum terbang kembali ke luar angkasa disebut Earth grazing fireballs. Jejak berapi sepanjang 808 mil (1.300 km) yang terbentuk oleh batuan antariksa saat mulai terbakar di atmosfer terlihat di Australia pada Juli 2017.

Hanya sejumlah kecil dari peristiwa semacam itu yang telah diamati secara ilmiah, termasuk dalam hal ini prosesi meteor yang terlihat pada tahun 1860 – dengan yang terbaru terkenal karena ketinggiannya yang rendah.

Proses Terjadinya Meteoroid
Meteoroid berasal dari bagian komet yang terlepas dan pecahan-pecahan asteroid. Meteoroid mengandung banyak nikel dan besi. Bila meteoroid tertarik oleh gravitasi bumi, maka meteoroid akan memasuki atmosfer bumi dengan kelajuan yang cukup tinggi.

Gesekan antara meteoroid dengan atmosfer akan membentuk pijaran api sehingga meteoroid terbakar. Meteoroid yang terbakar di lapisan atmosfer disebut sebagai meteor atau bintang jatuh.

Meteoroid yang berukuran kecil akan habis terbakar, tetapi bila ukurannya cukup besar, meteoroid yang terbakar akan mencapai permukaan bumi. Meteoroid yang jatuh ke permukaan bumi disebut meteorit.

Jenis Meteoroid
1. Stony
Stony juga bisa disebut juga dengan meteorit bebatuan. Jenis meteorit yang satu ini bisa ditemukan dan juga mempunyai ragam yang berbeda–beda. Meteorit Stony ini bisa dibagi menjadi 3 sub-klasifikasi di antaranya,
a. Chondrites yang mempunyai kandungan chondrules.
b. Chondrites karbonan yang mempunyai kandungan chondrules bersamaan dengan mineral volatile.
c. Achondrites yang gak mempunyai kandungan chondroles.

Maka dihitung dari jumlah keselurahannya, jadi meteorit jenis ini sekitar 94% dari yang ditemukan.

2. Besi
Meteorit yang juga pernah ditemukan ini mempunyai komposisi dari paduan besi – nikel dan juga Kristal.

Banyak dari para ilmuwan yang percaya, kalo meteorit ini sama seperti inti luar bumi dan dari jumlah yang ditemukan, maka meteorit besi ini berjumlah sekitar 4,8 % dari keseluruhan meteorit yang pernah ditemukan.

3. Stony dan Besi
Jenis meteorit yang satu ini sangat langka ditemukan, karena mempunyai kandungan bebatuan dan besi alias campuran dari Stony dan Besi. Jenis meteorit ini menempati sekitar 1,2 % dari yang pernah ditemukan.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Meteoroid: Pengertian, Ciri, Proses Terjadinya, dan Jenisnya"