Asteroid: Pengertian, Sejarah dan Teori Terbentuknya, Ciri, Jenis, serta Contohnya

Pengertian Asteroid
Asteroid
Pengertian Asteroid
Asteroid dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah benda langit kecil, anggota tata surya yang jumlahnya puluhan ribu, menghuni ruang antara planet Mars dan Yupiter; planetoid. Istilah asteroid berasal dari bahasa Yunani, asteroeidēs (seperti bintang, berbentuk bintang), dari bahasa Yunani Kuno, astēr (bintang, planet). Penamaan istilah ini diusulkan oleh astronom Sir William Herschel.

Asteroid (planet minor atau planetoid) merupakan benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid, umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya (lebih dalam dari orbit planet Neptunus). Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan visualnya. Komet menampakkan koma ("ekor") sementara asteroid tidak.

Istilah asteroid secara historis ditujukan untuk semua objek astronomis yang mengelilingi matahari dan setelah diobservasi tidak memiliki karakteristik komet aktif. Terdapat  jutaan asteroid, sisa-sisa kehancuran planetisimal, material di dalam solar nebula matahari muda yang tidak pernah tumbuh besar untuk menjadi planet.

Mayoritas asteroid yang telah diketahui mengorbit pada sabuk asteroid di antara orbit Mars dan Jupiter atau berbagi orbit dengan Jupiter (Asteroid Troya Jupiter). Tetapi, terdapat keluarga orbit lainnya dengan populasi signifikan, termasuk asteroid dekat-Bumi.

Asteroid Menurut Para Ahli
1. Collins Dictionary, Asteroid adalah salah satu planet sangat kecil yang bergerak mengelilingi matahari antara Mars dan Jupiter.
2. Merriam-Webster, Asteroid adalah salah satu benda langit berbatu kecil yang ditemukan terutama di antara orbit Mars dan Jupiter.

Sejarah dan Teori Terbentuknya Asteroid
Asteroid pertama oleh Giuseppe Piazzi ditahun 1801, dan diberi nama Ceres. Pada mulanya Ceres dianggap sebagai planet, akan tetapi setelah ditemukan banyak objek serupa maka Ceres tidak dikategorikan sebagai planet, melainkan asteroid.

Dari segi etimologi kata, “Asteroid” berasal dari bahasa Yunani, yang artinya “seperti bintang”. Kata tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Sir William Herschel.

Hingga saat ini, para ilmuan setidaknya sudah mengidentifikasi lebih dari 600.000 asteroid. Asteroid juga dianggap memegang peran penting dalam pembentukan bumi sehingga menjadi seperti saat ini. Misalnya teori yang mengatakan musnahnya 2/3 spesies hewan yang hidup pada masa dinosaurus karena bumi ditabrak oleh asteroid.

Asteroid dipercaya sebagai sisa-sisa dari pembentukan tata surya sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu, yaitu dari debu dan es yang membeku menjadi batu karena suhunya yang sangat dingin.

Sabuk Asteroid
Sabuk asteroid adalah bagian tata surya yang terletak di antara orbit planet Mars dan Jupiter. Pada tahun 1800-an, para ilmuwan heran dengan jarak antara Mars dengan Jupiter yang terlalu jauh. Mereka memperkirakan ada planet lain yang belum dikenali pada daerah tersebut.

Seiring dengan kemajuan teknologi, akhirnya dibuktikan jika daerah tersebut dipenuhi dengan objek tak beraturan yang disebut asteroid. 94% asteroid yang telah ditemukan berasal dari daerah tersebut.

Perkiraan jumlah asteroid yang terletak pada daerah tersebut lebih dari 1 juta. Selain asteroid yang berada di sabuk asteroid, ada pula kelompok asteroid dengan orbit yang berbeda.

Ciri Asteroid
Benda- benda langit apabila dilihat dari bumi dengan jarak yang begitu jauh maka akan terlihat sama saja yakni berkelip- kelip, namun apabila kita tahu bentuk yang sebenarnya maka akan terlihat perbedaannya. Tidak seperti planet yang berbentuk bulat pepat di kedua kutubnya, asteroid memiliki bentuk yang lebih tidak beraturan.

Asteroid akan lebih mudah dipahami apabila kita mengetahui ciri- ciri asteroid itu sendiri di antaranya,
1. Bentuknya tidak beraturan
Tidak seperti planet, asteroid memiliki bentuk yang tidak beraturan. Bentuk dari asteroid ini lebih mirip dengan bebatuan kecil warna- warni penghias aquarium, terkadang lonjir, terkadang bulat namun bersudut- sudut. Hal ini karena memang asteroid adalah batu ruang angkasa.

Sementara itu permukaan asteroid juga tidak rata, namun terdapat lubang maupun kawah.

2. Mengorbit pada matahari
Sebagian besar benda langit memang memiliki aktivitas sama yaitu mengorbit mengelilingi matahari. Tidak hanya planet saja, namun asteroid juga mengorbit matahari. Asteroid memiliki lintasannya sendiri untuk mengorbit terhadap matahari yang berbentuk lonjong atau elips.

Dalam berputar mengelilingi matahari, asteroid berputar- putar dan terkadang hingga terjatuh tak tentu arah. Keadaan yang demikian inilah yang terkadang membuat bahaya karena apabila menabrak Bumi maka permukaan Bumi akan rusak dan dapat merusak kehidupan makhluk hidup di Bumi.

3. Tersusun atas debu dan es
Elemen yang menyusun asteroid terdiri atas debu dan juga es. Debu- debu menjadi beku karena keberadaan es ini, ditambah dengan jarak yang cukup jauh dari matahari. Debu dan partikel ini sangat keras sehingga menyebabkan asteroid adalah benda yang sangat keras dan berbahaya.

4. Memiliki ukuran yang lebih kecil daripada planet kerdil
Asteroid adalah benda langit yang memiliki ukuran kecil. Ukuran asteroid lebih kecil daripada planet kerdil yang dulu lebih dikenal dengan planet pluto. Ukuran dari asteroid ini ada yang memiliki diameter sekitar 1 mil hingga 60 mil.

5. Jumlah terbanyak terdapat di sabuk asteroid yakni di antara Mars dan Jupiter
Jumlah asteroid sangatlah banyak di luar angkasa sana, ada ribuan. Asterid tersebar di seluruh bagian langit, namun yang paling banyak terdapat di sabuk asteroid yaitu di antara orbit planet Mars dan Jupiter. Di sabuk asteroid ini jumlah asteroid sekitar 750.000 asteroid.

6. Benda langit yang tidak aktif
Asteroid adalah salah satu benda langit yang tidak aktif, meskipun benda ini bergerak bebas di angkasa. Benda ini hanya mengorbit matahari saja dan tidak aktif seperti meteor.

7. Memiliki suhu sangat dingin
Asteroid merupakan benda yang suhunya sangat dingin. Adapun suhu benda ini mencapai -73 derajat Celcius.

8. Memiliki permukaan yang berbatu
Asteroid merupakan benda langit yang memiliki permukaan yang tidak halus namun berbatu. Selain berbatu, permukaan asteroid juga banyak terdapat kawah.

9. Jumlahnya banyak sekali dan tersebar di seluruh tata surya
Selain terdapat di sabut asteroid, asteroid juga banyak terdapat di luar angkasa yang beredar bebas.

Jenis Asteroid
Berdasarkan Komponen Kimianya
Berdasarkan pada komponen kimianya, yaitu kandungan karbon, komposisi logam dan jumlah silikat, asteroid diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama di antaranya,
1. Asteroid tipe C (C-type)
Ini adalah jenis asteroid yang paling umum, terdiri dari 75% populasi asteroid yang diketahui, juga mendominasi bagian luar sabuk asteroid. Semua asteroid karbon termasuk dalam kategori ini. Asteroid tipe C sangat gelap sifatnya dengan koefisien refleksi berkisar antara 0,03 hingga 0,10.

2. Asteroid tipe S (S-type)
Asteroid yang cukup terang (albedo/refleksi co-efisien- 0,10-0,22) dengan adanya komponen terutama termasuk besi dan magnesium silikat. Asteroid jenis ini sendiri terutama banyak ditemukan di sabuk asteroid yang ada di bagian dalam.

3. Asteroid tipe M (M-type)
Asteroid dengan nikel dan besi dalam bentuk paling murni dikategorikan dalam tipe-M. Terkadang ini juga ditemukan dengan adanya batu. Kecerahannya berkisar dari 0,1 hingga 0,2. Semua asteroid terlihat oleh teropong kecuali satu, 4 Vesta.

Ini adalah satu-satunya asteroid yang dapat dilihat bahkan tanpa teropong karena permukaannya yang relatif reflektif. Asteroid yang lewat jarang terlihat dengan mata telanjang.

Karena bias yang terlibat dalam pengamatan (misalnya tipe C gelap lebih sulit dilihat), persentase di atas mungkin tidak mewakili sebaran asteroid yang sebenarnya. (Sebenarnya terdapat beberapa skema klasifikasi yang digunakan saat ini.)

Hanya ada sedikit data tentang kepadatan asteroid. Tetapi dengan merasakan efek Doppler pada gelombang radio yang kembali ke Bumi dari dekat karena tarikan gravitasi (yang sangat kecil) antara asteroid dan pesawat ruang angkasa, massa Mathilde dapat diperkirakan.

Anehnya, densitasnya ternyata tidak lebih besar dari air, yang menunjukkan bahwa itu bukan benda padat melainkan tumpukan puing yang mengalami pemadatan.

Asteroid Berdasarkan Posisinya
Selain jenis-jenis di atas, asteroid juga dikelompokkan berdasarkan posisinya di tata surya di antaranya,
1. Sabuk Utama Asteroid (Main Belt Asteroid)
Mayoritas asteroid yang diketahui mengorbit di dalam sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter, kira-kira 2 sampai dengan 4 SA dari Matahari, umumnya dengan orbit yang tidak terlalu memanjang. Sabuk tersebut diperkirakan berisi antara 1,1 dan 1,9 juta asteroid yang berdiameter lebih dari 1 kilometer (0,6 mil), dan jutaan asteroid yang lebih kecil.

Di awal sejarah karakteristik tata surya, gravitasi Jupiter yang baru terbentuk mengakhiri pembentukan benda-benda planet di wilayah ini dan menyebabkan benda-benda kecil bertabrakan satu sama lain, memecahnya menjadi asteroid yang kita amati hari ini.

Kelompok asteroid yang satu ini dibagi lagi menjadi beberapa sub-kelompok di antaranya,
a. Hungaria
Kelompok Hungaria adalah dinamis asteroid yang dinamis di sabuk asteroid. Asteroid Hungaria mengorbit Matahari dengan sumbu semi-mayor (radius terpanjang elips) antara 1,78 dan 2,00 unit astronomi (AU).

b. Flora
Famili Flora (juga dikenal sebagai famili Ariadne) adalah famili asteroid batu terkemuka yang terletak di wilayah dalam sabuk asteroid. Keterangan ini juga menjadi salah satu keluarga terbesar dengan lebih dari 13.000 anggota yang diketahui, atau sekitar 3,5% dari semua asteroid sabuk utama.

c. Phocaea
Famili Phocaea adalah famili asteroid bertumbukan yang terletak antara 2,25 dan 2,5 SA di wilayah dalam sabuk asteroid. Asteroid Phocaea memiliki komposisi tipe-S yang berbatu dan memiliki orbit dengan eksentrisitas lebih besar dari 0,1 dan kemiringan antara 18 dan 32 °.

d. Koronis
Famili Koronis (Koronian) atau famili Lacrimosa adalah famili asteroid berbatu yang sangat besar. Letaknya di wilayah luar sabuk asteroid. Ini diperkirakan terbentuk setidaknya dua miliar tahun lalu dalam tabrakan dahsyat antara dua benda yang lebih besar. Famili Koronis bergerak dalam sebuah gugus di sepanjang orbit yang sama. Ini memiliki 5.949 anggota.

e. Eos
Famili Eos adalah famili asteroid yang sangat besar yang terletak di wilayah luar sabuk asteroid. Keluarga asteroid tipe-K diyakini terbentuk sebagai hasil dari tabrakan dahsyat kuno. Tubuh induk keluarga adalah asteroid 221 Eos.

f. Themis
Famili Themis adalah keluarga asteroid karbon yang terletak di bagian luar sabuk asteroid, pada jarak rata-rata 3,13 SA dari Matahari. Ini adalah salah satu famili terbesar dengan lebih dari 4700 anggota yang diketahui, dan terdiri dari inti yang terdefinisi dengan baik dari badan yang lebih besar yang dikelilingi oleh wilayah yang lebih kecil.

g. Cybele
Asteroid Cybele (juga dikenal sebagai “Cybeles”) adalah kelompok asteroid dinamis, dinamai menurut asteroid 65 Cybele. Dianggap oleh beberapa orang sebagai pos terdepan dari sabuk asteroid yang diperpanjang, kelompok tersebut terdiri dari hampir 2000 anggota dan beberapa collisional families.

h. Hildas
Asteroid Hilda adalah kelompok dinamis lebih dari 4000 asteroid yang terletak di luar sabuk asteroid dalam resonansi orbital 3: 2 dengan Jupiter. Namanya adalah asteroid 153 Hilda. Hilda bergerak dalam orbit elips sehingga aphelia mereka menempatkan mereka di seberang Jupiter (di L3), atau 60 ° di depan atau di belakang Jupiter pada titik L4 dan L5 Lagrangian.

2. Asteroid yang Mendekati Bumi (Near-Earth Asteroids/NEAs)
Benda-benda ini memiliki orbit yang mendekati Bumi. Asteroid yang benar-benar melintasi jalur orbit Bumi dikenal sebagai Earth-crossers (pelinta Bumi).

Pada 19 Juni 2013, 10.003 asteroid dekat Bumi diketahui dan jumlah diameter lebih dari 1 kilometer diperkirakan 861, dengan 1.409 diklasifikasikan sebagai asteroid yang berpotensi berbahaya, yang dapat menimbulkan ancaman bagi Bumi.

Beberapa asteroid yang termasuk jenis NEAs di antaranya,
a. Atens: sumbu semimayor kurang dari 1,0 AU dan jarak aphelion lebih besar dari 0,983 AU;
b. Apolos: sumbu semimayor lebih besar dari 1,0 AU dan jarak perihelion kurang dari 1,017 AU;
c. Amors: jarak perihelion antara 1,017 dan 1,3 AU.

3. Trojan
Asteroid ini berbagi orbit dengan planet yang lebih besar, tetapi tidak bertabrakan dengannya karena mereka berkumpul di sekitar dua tempat khusus di orbit (disebut titik L4 dan L5 Lagrangian). Di sana, tarikan gravitasi dari matahari dan planet diimbangi oleh kecenderungan trojan untuk terbang keluar dari orbit.

Trojan Jupiter membentuk populasi asteroid trojan yang paling signifikan. Diperkirakan jumlah mereka sebanyak asteroid di sabuk asteroid. Selain Trojan Jupiter, ada pula Trojan Mars dan Neptunus. Kemudian pada tahun 2011, NASA mengumumkan penemuan Trojan Bumi.

Di antara konsentrasi utama asteroid di Sabuk Utama terdapat wilayah yang relatif kosong yang dikenal sebagai celah Kirkwood (Kirkwood Gaps), yaitu wilayah di mana periode orbit suatu benda ialah pecahan sederhana dari Jupiter. Sebuah benda yang terletak di orbit seperti itu memiliki kemungkinan besar akan dipercepat oleh Jupiter ke orbit yang berbeda.

Ada juga beberapa “asteroid” (ditunjuk sebagai “Centaur”) di luar tata surya di antaranya,
1. 2060 Chiron (alias 95 P / Chiron) mengorbit antara Saturnus dan Uranus;
2. 335 Damocles mengorbit berkisar dari dekat Mars hingga di luar Uranus;
3. 5145 Pholus mengorbit dari Saturnus hingga melewati Neptunus.

Mungkin ada lebih banyak lagi, tetapi orbit yang melintasi planet seperti itu tidak stabil dan kemungkinan besar akan terganggu di masa depan. Komposisi objek-objek ini mungkin lebih mirip dengan komet atau objek Sabuk Kuiper daripada asteroid biasa. Secara khusus, Chiron sekarang diklasifikasikan sebagai komet.

Contoh Asteroid
Berikut beberapa contoh asteroid ternama yang pernah ditemukan oleh para peneliti di antaranya,
1. Ceres
Ceres adalah asteroid terbesar sekaligus yang pertama kali ditemukan. Giuseppe Piazzi menemukan Ceres pada tanggal 1 Januari 1801, bahkan diklasifikasikan sebagai Dwarf Planet atau planet kerdil oleh Persatuan Astronomi Internasional.

Ceres memiliki diameter sekitar 950 Km dan terbentuk dari es dan mineral yang terhidrasi seperti karbonat. Ceres memiliki inti berbatu yang dilapisi mantel es yang diperkirakan memiliki mencapai 100 Km.

2. Pallas
Pallas adalah asteroid yang ditemukan setelah asteroid Ceres. Asteroid ini ditemukan oleh Heinrich Wilhelm Matthaus Olbers pada 28 Maret 1809. Pallas sendiri memiliki diameter sekitar 530 Km, oleh sebab itu Pallas dikategorikan sebagai asteroid besar.

3. Vesta
Vesta adalah asteroid terbesar ketiga di sabut asteroid setelah ceres dan pallas. Vesta memiliki diameter sekitar 530 Km dan diperkirakan massanya 9% dari massa seluruh sabuk asteroid.

Vesta juga ditemukan oleh Heinrich Wilhelm Matthaus Olbers, yaitu pada tanggal 29 Maret 1807. Penamaan Asteroid “Vesta” ini berasal dari nama dewi perawan dalam mitologi Romawi.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Asteroid: Pengertian, Sejarah dan Teori Terbentuknya, Ciri, Jenis, serta Contohnya"