Jagat Raya: Pengertian dan Teori Pembentukan Jagat Raya

Pengertian Jagat Raya
Jagat Raya
Pengertian Jagat Raya
Jagat raya adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan alam semesta yang sangat luas seolah tanpa batas. Jagat raya mencakup miliaran benda angkasa. Di mana tiap benda angkasa yang bertebaran tersebut terikat pada suatu susunan atau kumpulan tertentu. Ada yang bisa dilihat menggunakan mata secara langsung, ada pula yang membutuhkan bantuan teleskop.

Jagat Raya Menurut Para Ahli
1. Aristoteles, jagat raya adalah suatu ruang yang tidak hanya terdiri dari satu lapis langit, tetapi memiliki delapan langit lain di atas bumi. Menurutnya, langit-langit tersebut terdiri dari kristal yang tembus cahaya.
2. Galileo Galilei, jagat raya adalah suatu ruang di mana matahari berperan sebagai pusat peredaran atau pusat dari segala bentuk alam raya.
3. Philolaus Philolaus, jagat raya adalah pusat peredaran dari seluruh benda antariksa, ditempati pusat api raksasa melalui sistem yang membentuk lingkaran.
4. Pythagoras, jagat raya adalah suatu ruang tanpa pangkal atau ujung, dan terus-menerus bergerak serta melayang-layang.

Teori Pembentukan Jagat Raya
Teori pembentukan jagat raya atau asal muasal terbentuknya alam semesta. Berikut uraian beberapa teori pembentukan jagat raya di antarnya,
1. Teori Big Bang atau Teori Ledakan Dahsyat
Teori big bang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai teori ledakan dahsyat atau teori dentuman besar. Disebut teori ledakan dahsyat atau teori dentuman besar karena pada teori big bang merupakan pembentukan alam semesta yang dimulai dari ledakan unsur jagat raya yang berkembang selama bermilyar-milyar tahun lamanya.

Teori big bang merupakan pembentukan jagat raya di mana partikel alam semesta yang mempunyai tekanan suhu dan temperatur yang sangat panas menjadi padat karena suhu dari alam semesta yang terlalu ekstrem hingga pemadatan tersebut terjadi sampai saat ini.

Awal tahun 2000 an para ilmuan yang mengkaji tentang teori big bang menetapkan teori big bang bermula sejak 13 milyar tahun yang lalu serta pemadatan partikel jagat raya tersebut terus terjadi hingga kini dan hingga kelak pada jangka waktu yang tidak dapat ditentukan.

Teori big bang menjadi teori pembentukan alam semesta yang paling kuat di mana penelitian mengenai pembentukan jagat raya ini menunjukkan bukti–bukti yang akurat.

Teori big bang ditemukan oleh ilmuwan yang mengkaji tentang kosmografi alam semesta berkebangsaan Belgia bernaman Georges Lemaitre. George menemukan teori big bang berdasarkan pada hukum relativitas yang ditemukan oleh Albert Einsten yang dikaitkan dengan hukum homogenitas dan isotropi gerak ruang.

Kemudian pengamatan pada teori big bang dilanjutkan oleh Alexander Friedmann dan Edwin Hubble pada tahun 1929. Dalam pelanjutan pengamatan tersebut ditemukan teori bahwa jarak antar partikel alam semesta yang begitu jauh dengan ukuran kecepatan cahaya dan partikel tersebut akan selalu bergerak menguatkan hukum teori big bang.

Pergerakan antar partikel galaksi memiliki kecepatan yang berbeda. Seperti pada gugusan bintang yang semakin jauh letaknya dengan bumi maka semakin cepat pergerakan tersebut. Perbedaan kecepatan pergerakan partikel alam semesta inilah yang dapat menimbulkan suatu tabrakan yang terjadi hingga meledak dengan dentuman yang besar, terjadilah teori pembentukan jagat raya bernama teori big bang.

2. Teori Keadaan Tetap atau Teori Stabil
Teori keadaan tetap adalah teori yang mengatakan bahwa sejak bermilyar-milyar tahun yang lalu hingga sekarang bentuk alam semesta jagat raya ini sama sekali tidak mengalami perubahan. Menurut teori keadaan tetap, jagat raya terdiri dari unsur hidrogen yang muncul dengan sendirinya. Kemunculan zat lain selain hidrogen memerlukan waktu yang sangat lama untuk suatu atom terbentuk di alam semesta.

Teori keadaan tetap dikemukakan oleh Fred Hoyle seorang ahli astrofisika berkebangsaan Inggris. Menurut dirinya, dalam teori keadaan tetap jagat raya muncul dengan sendirinya dan setiap waktu memproduksi zat baru di dalamnya. Zat yang baru terbentuk tersebut dinamakan galaksi oleh Fred Hoyle.

Menurut Fred Hoyle, teori keadaan tetap di sini galaksi akan semakin menjauh dan digantikan dengan galaksi yang baru. Penganut teori keadaan tetap yang lain menambahkan bahwa bintang dan beberapa partikel jagat raya yang lain merupakan suatu wujud zat baru.

3. Teori Mengembang atau Teori Ekspansi
Teori mengembang atau teori ekspansi belum diketahui secara pasti ilmuwan ahli jagat raya yang menemukan teori ini. Namun pada dasarnya teori mengembang atau teori ekspansi merupakan jagat raya terbentuk karena zat hidrogen mengembang yang diakibatkan suhu ekstrem pada ruang alam semesta. Reaksi zat hidrogen yang mengembang inilah asal mula dari teori mengembang atau teori ekspansi.

Zat hidrogen yang mengembang berlangsung kurang lebih selama 30 milyar tahun yang lalu sebelum akhirnya membentuk galaksi dan partikel–partikel alam semesta seperti sekarang ini. Namun karena suhu jagat raya yang dinginnya luar biasa, partikel alam semesta tidak seterusnya mengambang. Terkadang juga meredup, hal ini yang menjadi dasar bahwa teori mengembang atau teori ekspansi kurang cocok apabila digunakan sebagai dasar teori pembentukan jagat raya.

4. Teori Kuantum
Teori kuantum ditemukan oleh ahli astrofisika bernama William Lane Craig pada tahun 1966. Teori kuantum memiliki arti bahwa alam semesta bersifat kekal. William Lane Craig berpendapat bahwa alam semesta sudah ada sejak dahulu kala dengan sendirinya dan akan selalu ada. Tidak ada material pembentuk alam semesta di dalamnya.

5. Teori Kabut atau Teori Nebula
Teori Kabut atau teori nebula ditemukan oleh ahli astrofisika bernama Immanuel Kant pada tahun 1775. Teori kabut atau teori nebula sebelumnya ditemukan oleh Simon De Laplace, ahli astrofisika asal Perancis. Teori kabut atau teori nebula terdiri atas hidrogen, helium, dan debu angkasa kemudian melakukan rotasi yang kecepatannya sangat lambat sekali.

Hidrogen, helium, dan debu angkasa tersebut akan mulai menyusut karena temperatur dan tekanan suhu yang terdapat di jagat raya sangat rendah. Dampak dari penyusutan ini membentuk cakram datar dan di tengahnya terdapat sebuah bintang.

Dalam peristiwa ini sesuai dengan pengertian galaksi bima sakti yang mana matahari sebagai bintang berperan di pusatnya. Cakram ini berputar secara terus menerus sesuai dengan revolusi planet–planet galaksi bima sakti. Dengan bukti yang dapat diterima secara logika inilah teori kabut atau teori nebula dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

6. Teori Planetesimal
Teori Planetesimal ditemukan oleh 2 ahli astrofisika berkebangsaan Amerika Serikat, yaitu Chamberlein dan F. R. Moulton. Penemuan teori planetesimal ditemukan pada tahun 1911. Teori planetesimal mengatakan bahwa matahari sebagai bintang berpapasan dengan bintang yang lain. Karena efek papasan tersebut terjadilah efek saling tarik menarik oleh masing-masing gaya gravitasi bintang.

Peristiwa tarik menarik antar gravitasi bintang inilah yang menyebabkan partikel-partikel bintang tertarik keluar dan membentuk partikel yang baru di alam semesta. Partikel tersebut membentuk planet.

7. Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar ditemukan pada tahun 1930. Belum jelas ilmuwan yang menemukan teori bintang kembar. Teori pembentuk jagat raya yang dinamakan teori bintang kembar ini mengatakan bahwa jagat raya terbentuk dari tabrakan sesama bintang yang akhirnya salah satu bintang tersebut meledak.

Gaya gravitasi  bintang berpengaruh pada partikel baru yang terjadi karena dampak dari tabrakan tersebut. Gaya gravitasi bintang mengakibatkan munculnya partikel-partikel yang bergerak mengelilingi bintang yang tidak meledak karena efek tabrakan tadi. Lalu partikel-partikel tersebut akhirnya disebut bagian daripada ciri planet.

8. Teori Protoplanet
Teori Protoplanet ditemukan oleh ahli astronomi berkebangsaan Jerman bernama Carl von Weizsaeker pada tahun 1940 an. Teori protoplanet kemudian diteruskan dan dikembangkan oleh P. Kuiper dan Subrahmanyan Chandrasekar.

Teori Protoplanet berpendapat bahwa jagat raya terbentuk dari sekelompok gas dan debu yang bertebaran di luar angkasa. Teori protoplanet bermula sejak 5 milyar tahun yang lalu. Teori protoplanet berasal dari partikel gas dan debu yang mampet. Proses mampetnya partikel gas dan debu tersebut tertarik menuju ke bintang karena gaya gravitasi bintang. Lalu berputar mengelilingi bintang akhirnya disebutlah planet.

9. Teori Pasang Surut
Teori pasang surut merupakan teori pembentukan jagat raya yang berasal dari bola gas panas yang akhirnya mendingin karena temperatur dan tekanan suhu di luar angkasa sangat dingin. Pendinginan bola gas tersebut menyusut dan terbagi menjadi keping-keping yang disebut planet.

10. Teori Kondensasi
Teori kondensasi adalah bagian daripada teori dalam pembentukan jagat raya karena bola kabut raksasa yang berevolusi membentuk cakram dengan bola gas sebagai pusatnya. Teori kondensasi ditemukan oleh G. P. Kuiper.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Jagat Raya: Pengertian dan Teori Pembentukan Jagat Raya"