Desa Swakarya: Pengertian, Fungsi, Ciri, dan Contohnya

Table of Contents
Pengertian Desa Swakarya
Desa Swakarya

Pengertian Desa Swakarya

Swakarya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hasil kerja sendiri. Desa swakarya merupakan peralihan atau transisi dari desa swadaya menuju desa swasembada. Desa jenis ini dianggap lebih berkembang dibandingkan desa swadaya.

Masyarakat desa swakarya telah berkeinginan memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan potensi yang dimiliki. Desa swakarya sudah dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, kelebihan produksi yang dihasilkan sudah mulai dijual ke daerah-daerah lainnya.

Selain itu, desa swakarya sebagai desa yang adat-istiadatnya sudah agak longgar sebab adanya pengaruh luar, teknologi pertanian dan taraf pendidikan warganya sudah relatif tinggi dibandingkan desa swadaya. Adopsi teknologi tertentu sering kali menjadi salah satu sumber perubahan tersebut.

Fungsi Desa Swakarya

Desa swakarya dalam peranan yang di memiliki beberapa fungsi di antaranya,
1. Desa swakarya adalah pemasok terhadap kebutuhan di kota atau yang disebut dengan hinterland
2. Desa swakarya adalah sumber tenaga kasar untuk perkotaan
3. Desa swakarya adalah mitra atau rekan bagi pembangunan kota
4. Desa swakarya adalah bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia

Ciri Desa Swakarya

Berdasarkan uraian di atas, desa swakarya memiliki beberapa ciri di antaranya,
1. Adat istiadat sudah mulai longgar dan mengalami perubahan;
2. Cara berpikir masyarakat mulai berubah karena pengaruh dari dunia luar yang mulai masuk;
3. Mata pencarian penduduk mulai beragam;
4. Lapangan kerja bertambah sehingga produktivitas semakin meningkat;
5. Pemerintahan desa berkembang baik dan administrasi desa sudah berjalan;
6. Sudah ada hubungan dengan daerah sekitar;
7. Sudah mulai menggunakan alat-alat dan teknologi;
8. Tingkat perekonomian dan pendidikan mulai meningkat; dan
9. Memiliki jalur lalu lintas yang sudah agak lancar dan prasarana lain.

Contoh Desa Swakarya

Beberapa contoh desa swakarya yang ada di Indonesia dan mudah ditemukan dalam berbagai wilayah di antaranya,
1. Desa Gunung Rajak
Desa Gunung Rajak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Desa ini memiliki penduduk yang sebagian besar bersuku daerah Sasak. Terletak di bagian timur pulau Lombok.

Kondisi sosial budaya masyarakat di desa ini umumnya masih sangat mempunyai kental dan dilestarikan hingga saat ini dan terlihat jelas pada kehidupan sehari-hari masyarakat baik dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan sosial maupun keagamaan sebab masyarakatnya merupakan satu rumpun ras dan bahasa/dialek yang sama.

2. Desa Sukarara
Sukarara merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sebagian besar penduduk di desa ini ada bersuku Sasak. Di desa ini, Songket Sukarara merupakan kain tenun yang terletak di desa ini.

Aksesbilitas ke Desa Sukara bisa dibilang tidak terlalu merepotkan sebab desa ini dekat dengan banyak tempat wisata lainnya seperti Tanjung Aan, Desa Banyumelek, Desa Sade dan lain-lain.

Salah satu yang menjadi keunikan adat istiadat yang dimiliki desa yaitu perempuan Desa Sukarara harus mempunyai keterampilan menenun, karena jika sudah pandai menenun maka sudah dirasa pas ataupun layak untuk melangsungkan prosesi pernikahan.

3. Desa Sukamahi
Desa Sukamahi merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Luas wilayah desa ini sekitar 263.6 hektar, yang menjadikannya sebagai desa terluas di Kecamatan Sukaratu.

Desa Sukamahi mempunyai prestasi dalam hal tata kelola pemerintahan desa dan pembangunannya. Gambaran status desa swakarya salah satunya ialah yaitu Desa Sukamahi belum seluruhnya menerapkan teknologi di usaha pertaniannya.

Lihat Juga: Desa Swadaya: Pengertian, Ciri, dan Contohnya

Desa Swasembada: Pengertian, Ciri, dan Contohnya

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment