Bullish: Pengertian, Faktor Penyebab, Sikap Investor, dan Perbedaannya dengan Bearish

Pengertian Bullish
Bullish

Pengertian Bullish
Bullish adalah istilah sentimen pasar yang menggambarkan pasar akan naik. Bullish merupakan istilah di dalam dunia trading yang merujuk pada kondisi ketika harga saham cenderung mengalami penguatan secara berkelanjutan pada satu periode tertentu. Penguatan ini berlaku untuk pasar global secara keseluruhan, aset finansial, dan sektor bisnis.

Secara istilah bull yang bermakna banteng, menggambarkan serangan banteng yang akan mengangkat musuhnya dengan gerakan menyeruduk mengarah ke atas yang menandakan performa pasar yang sedang naik. Di beberapa kantor bursa efek dunia, Bull menjadi suatu landmark yang mengartikan bahwa indeks saham di negara mereka akan selalu mengalami penguatan atau Bullish.

Bullish Menurut Para Ahli
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bullish adalah kondisi pasar yang ditandai oleh transaksi jual beli yang sangat aktif.

Faktor Penyebab Bullish
Secara mendasar, bullish adalah keadaan yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor di antaranya,
1. Kondisi perkembangan laba industri yang baik
2. Kondisi sektor usaha maupun bisnis sedang bertumbuh
3. Produk Domestik Bruto (PDB) sedang menguat
4. Kondisi ekonomi sedang dalam keadaan kuat pada periode waktu tertentu
5. Meningkatnya kepercayaan para investor terhadap saham
6. Meningkatnya tren pada sejumlah perusahaan yang mendaftarkan saham pertamanya dalam bursa

Sikap Investor dalam Menghadapi Pasar Bullish
Meskipun bullish adalah kondisi yang menguntungkan, namun bukan berarti Anda tidak memikirkan strategi. Anda tetap harus memperhatikan pergerakan pasar ketika menghadapi pasar bullish. Berikut terdapat sejumlah cara menghadapi bullish yang bisa dicoba di antaranya,
1. Beli dan Tahan
Salah satu cara menghadapi bullish adalah beli pada saat saham naik dan tahan sambil mengawasi situasi. Selama memegang saham tersebut, Anda bisa mengeruk untung karena nilainya terus naik. Namun Anda harus cepat bereaksi. Saat ada tanda-tanda bullish, semakin cepat Anda memegang saham tersebut maka semakin untunglah Anda.

2. Penambahan Berkala
Ada pula trader yang menambah secara berkala. Saat tahu pasar bullish, ia memaksimalkan keuntungan dengan membeli lebih banyak. Biasanya, trader akan menentukan target sebelum memutuskan membeli lebih banyak saham terkait.

Misalkan, Budi membeli saham A pada harga 200. Kemudian, saham tersebut terus mengalami peningkatan, sehingga Budi membeli lagi pada harga 250, 300, dan 350. Hal ini membantu memperhitungkan risiko bearish, sehingga meminimalisir kerugian bila memang terjadi penurunan.

3. Beli Saat Retracement
Selanjutnya, cara menghadapi bullish adalah dengan memastikan trader membeli saat retracement, yakni kondisi saham turun sesaat sebelum naik lagi. Contoh saja Anda trading dengan durasi 25 menit, di mana secara umum harga saham tersebut terus naik.

Namun, di antara 25 menit tersebut tentu ada posisi saat harga turun, inilah yang disebut retracement.

4. Metode Full Swing
Metode full swing membutuhkan keaktifan dari trader. Anda harus siap proyeksi masa depan agar tidak salah mengambil langkah. Keaktifan ini melibatkan jual beli saham dalam jangka pendek. Jadi pada posisi persis sebelum nilai retracement, trader akan jual semua saham. Tapi ketika point bawah retracement tercapai dan harga mulai naik lagi, trader langsung beli.

Sekian bahasan tentang apa itu bullish dan bearish, serta cara menghadapinya. Pasar bullish adalah situasi menarik untuk trading dan mengeruk keuntungan.

Perbedaan Bullish dan Bearish
Sebenarnya istilah Bullish dalam pasar saham tidak tunggal. Istilah ini sering dikaitkan dengan istilah lainnya yaitu Bearish. Bullish adalah tren penguatan pada harga saham. Sementara Bearish adalah sebaliknya, tren penurunan pada saham.

Kondisi Bullish
Seperti yang telah diulas sebelumnya, kondisi bullish dapat terjadi karena beberapa faktor, termasuk kondisi perekonomian di suatu negara yang mengalami pertumbuhan secara positif. Kondisi bullish dalam pasar saham biasanya ditandai dengan warna hijau.

Sebagai investor yang menggunakan instrumen saham, maka kita bisa menyimpulkan kondisi bullish yang mengindikasikan 2 hal penting di antaranya,
1. Indeks Pasar diindikasikan sedang mengalami peningkatan dengan average 20%
2. Para Investor sedang merasa optimis dengan tren ini

Kondisi Bearish
Kondisi bearish adalah suatu kondisi pasar saham yang menggambarkan kebalikan dari kondisi bullish tadi. Gambaran yang muncul dalam bearish adalah pasar saham yang mengalami penurunan bahkan melemah, diikuti penurunan indeks harga saham secara keseluruhan.

Ketika bearish terjadi, para investor akan mengalami panic selling, Di mana mereka akan menjual saham miliknya.

Penyebab tren penurunan ini juga diakibatkan beberapa faktor seperti defisit neraca perdagangan, perekonomian yang melambat, hingga laba industri yang bernilai negatif. Ketika kondisi Bearish terjadi di pasar saham, maka akan ditandai dengan warna merah.

Sebagai investor yang melihat kondisi bearish, kita dapat mengindikasikan bahwa:
1. Indeks pasar sedang mengalami penurunan hingga 20%
2. Tanda merah yang berarti para investor sedang pesimis terhadap kondisi ekonomi yang melemah

Lihat Juga: Bearish: Pengertian, Faktor Penyebab, Jenis, Sikap dalam Menghadapinya, serta Perbedaannya dengan Bullish

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Bullish: Pengertian, Faktor Penyebab, Sikap Investor, dan Perbedaannya dengan Bearish"