Psikopatologi: Pengertian, Sistem Diagnostik, dan Cara mengidentifikasinya

Pengertian Psikopatologi
Psikopatologi
Pengertian Psikopatologi
Psikopatologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bagian psikologi yang menjadikan gejala kejiwaan sebagai objeknya. Secara etimologi psikopatologi tersusun atas dua kata yaitu psiko (psyche) yang artinya jiwa atau perilaku, dan patologi yang memiliki arti sebagai ilmu tentang penyakit, yaitu sesuatu yang menyebabkan gangguan pada makhluk hidup.

Dengan demikian, psikopatologi diartikan sebagai kajian ilmiah mengenai gangguan jiwa atau perilaku. Lebih luasnya, psikopatologi merupakan studi tentang penyakit mental, tekanan mental, dan abnormal/perilaku maladaptif. Istilah ini paling sering digunakan dalam psikiatri di mana patologi mengacu pada proses penyakit.

Sementara psikologi abnormal adalah istilah yang sama digunakan lebih sering di bidang psikologis non-medis. Penggunaan awal istilah “psikopatologi” dimulai pada tahun 1913 ketika buku Psikopatologi Umum pertama kali diperkenalkan oleh Karl Jaspers, seorang filsuf dan psikiater Jerman/Swiss.

Psikopatologi dan psikologi abnormal berada pada kerangka teoretis yang sama (theoretical framework). Keduanya identik, namun psikopatologi dianggap sebagai istilah  yang lebih kekinian dibanding psikologi abnormal.

Sistem Diagnostik
Profesional yang terlibat dalam penelitian dan pengobatan psikopatologi harus menggunakan sistem untuk sampai pada kesimpulan mengenai tindakan terbaik untuk pengobatan. Sistem ini digunakan untuk mengklasifikasikan apa yang dianggap sebagai gangguan kesehatan mental.

Saat ini, sistem yang paling banyak digunakan untuk mengklasifikasikan penyakit mental di Amerika Serikat di antaranya,
1. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM)
Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM) dibuat oleh American Psychiatric Association (APA) sebagai sistem penilaian untuk penyakit mental. DSM-5 yang diterbitkan pada tahun 2013 adalah edisi terbaru dan mencakup kriteria yang dapat diidentifikasi yang digunakan oleh para profesional kesehatan mental untuk sampai pada diagnosis tertentu.

Kriteria dan daftar gangguan terkadang berubah saat penelitian baru bermunculan. Beberapa contoh gangguan yang tercantum dalam DSM-5 termasuk gangguan depresi mayor, gangguan bipolar, skizofrenia, gangguan kepribadian paranoid, dan gangguan kecemasan sosial.

2. International Classification of Diseases (ICD)
ICD adalah sistem yang mirip dengan DSM. Sekarang dalam versi kesebelasnya, ICD dikembangkan lebih dari seabad yang lalu dan diambil alih oleh the World Health Organization (WHO) ketika didirikan pada tahun 1948.

Perbedaan ICD-11 dengan DSM-5, sebagai berikut:
Pertama, ICD-11 diproduksi oleh the World Health Organization (WHO) sedangkan DSM-5 diproduksi oleh American Psychiatric Association (APA). ICD-11 disetujui oleh Majelis Kesehatan Dunia yang terdiri dari menteri kesehatan dari 193 negara anggota WHO.

Kedua, tujuan ICD-11 adalah untuk mengurangi beban penyakit secara global. Ini termasuk diagnosis medis serta kesehatan mental. Ketiga, ICD-11 tersedia secara gratis di Internet. Sebaliknya, DSM harus dibeli, dan American Psychiatric Association memperoleh pendapatan dari penjualan buku dan produk terkait.

3. Research Domain Criteria (RDoC)
RDoC adalah prakarsa kerangka penelitian oleh National Institute of Mental Health (NIMH) berdasarkan penelitian translasi dari berbagai bidang seperti ilmu saraf, genomik, dan psikologi eksperimental. Dengan cara ini, RDoC terlibat dalam mendeskripsikan tanda dan gejala psikopatologi daripada mengelompokkannya ke dalam gangguan seperti yang pernah dilakukan dengan DSM dan ICD.

Cara Mengidentifikasi Psikopatologi
Bagaimana psikolog dan psikiater memutuskan apa yang melampaui perilaku normal untuk memasuki wilayah “psikopatologi?” Gangguan kejiwaan dapat dikonseptualisasikan yang merujuk pada masalah dalam empat bidang: penyimpangan, kesusahan, disfungsi, dan bahaya.

Misalnya, jika Anda mengalami gejala depresi dan pergi ke psikiater, Anda akan dinilai berdasarkan daftar gejala (kemungkinan besar yang ada di DSM-5):
1. Penyimpangan
Istilah ini mengacu pada pikiran, emosi, atau perilaku yang menyimpang dari apa yang umum atau bertentangan dengan apa yang dianggap dapat diterima di masyarakat. Dalam kasus depresi, Anda mungkin melaporkan pemikiran bersalah atau tidak berharga yang tidak umum di antara orang lain.

2. Distress
Gejala ini mengacu pada perasaan negatif baik yang dirasakan dalam diri seseorang atau yang mengakibatkan ketidaknyamanan pada orang lain di sekitar orang tersebut. Dalam kasus depresi, Anda mungkin melaporkan perasaan tertekan yang ekstrem karena kesedihan atau rasa bersalah.

3. Disfungsi
Dengan gejala ini, para profesional mencari ketidakmampuan untuk mencapai fungsi sehari-hari seperti pergi bekerja. Dalam kasus depresi, Anda mungkin melaporkan bahwa kamu tidak bisa bangun di pagi hari atau bahwa tugas harian memakan waktu lebih lama dari yang seharusnya.

4. Bahaya
Istilah ini mengacu pada perilaku yang mungkin menempatkan Anda atau orang lain pada beberapa jenis risiko yang merugikan. Dalam kasus depresi, ini mungkin termasuk melaporkan bahwa Anda memiliki pikiran untuk bunuh diri atau melukai diri sendiri.

Dengan cara ini, Anda dapat melihat bahwa perbedaan antara perilaku normal versus psikopatologis terletak pada bagaimana suatu masalah memengaruhi Anda atau orang-orang di sekitar Anda.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Psikopatologi: Pengertian, Sistem Diagnostik, dan Cara mengidentifikasinya"