Kognitif: Pengertian, Fungsi, Kegunaan, Teori, Pendekatan, Perkembangan, dan Levelnya

Table of Contents
Pengertian Kognitif
Kognitif

Pengertian Kognitif

Kognitif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berhubungan dengan atau melibatkan kognisi; berdasar kepada pengetahuan faktual yang empiris. Sementara kognisi sendiri adalah kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan (termasuk kesadaran, perasaan, dan sebagainya) atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri; proses, pengenalan, dan penafsiran lingkungan oleh seseorang; hasil pemerolehan pengetahuan.

Demikian, kognitif secara umum merupakan aktivitas mental yang membuat individu mampu menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa, sehingga ia mendapatkan pengetahuan setelahnya. Kognitif erat kaitannya tingkat kecerdasan seseorang. Misalnya, kognitif bisa ditunjukkan ketika seseorang sedang belajar, membangun sebuah ide, dan memecahkan masalah.

Kognitif Menurut Para Ahli
1. Myers (1996), kognisi mengacu pada semua aktivitas mental yang berkaitan dengan berpikir, memahami, dan mengingat.
2. Margaret W. Matlin (1994), kognisi atau aktivitas mental melibatkan kegiatan memperoleh, menyimpan, mencari, dan menggunakan ilmu pengetahuan.
3. Kuper (2000), kognisi ialah istilah umum yang mencakup segenap model pemahaman, yaitu persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian, dan penalaran.
4. Chaplin (2002), kognisi adalah konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenal, termasuk mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, membayangkan, memperkirakan, menduga, dan menilai.
5. Williams dan Susanto, kognitif adalah bagaimana seseorang dalam memecahkan sebuah masalah dilihat dari cara seseorang itu bertingkah laku, bertindak dan cepat atau lambatnya.
6. Neisser, kognitif itu hanya bicara tentang tiga konsep yaitu perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Jadi kognitif adalah bagaimana perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan.
7. Gagne, kognitif merupakan proses internalisasi ilmu pengetahuan yang terjadi pada susunan saraf pusat ketika seseorang berpikir memahami sesuatu.
8. Drever, kognitif istilah umum yang dipakai untuk memahami sebuah metode pembelajaran. Metode pemahaman, yakni persepsi, penilaian, penalaran, imajinasi, dan penangkapan makna adalah sepaket dengan kognitif.
9. Piaget, kognitif adalah kegiatan seorang anak bagaimana ia beradaptasi dan menginterpretasikan obyek serta kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar dirinya.

Fungsi Kognitif

1. Perhatian
Perhatian merupakan penyeleksi rangsangan yang nantinya menjadi fokus perhatian dan bisa diabaikan secara bersamaan. Rangsangan yang dimaksud bisa berupa bau, suara, maupun gambar.

2. Memori atau Daya Ingat
Memori atau daya ingat berkaitan dengan tingkat kefokusan seseorang. Semakin fokus, semakin baik memori atau daya ingat. Hal ini menunjukkan bagaimana suatu informasi akan ditransfer dan disimpan di dalam otak.

3. Fungsi eksekutif
Fungsi eksekutif merupakan fungsi yang mengarahkan manusia untuk menjadi perencana dan melaksanakan sesuatu yang telah ia rencanakan. Nah, dari sinilah seseorang terlihat bagaimana cara menyelesaikan setiap permasalahan.

4. Kemampuan berbahasa
Kemampuan bahasa berkaitan dengan bagaimana seseorang mampu menyusun kata-kata saat berkomunikasi dengan orang lain. Setiap orang memiliki kemampuan bahasa yang berbeda-beda, bergantung dari fungsi kognitifnya.

5. Merasakan dan mengenali
Kehadiran fungsi kognitif membuat seseorang bisa merasakan dan mengenali segala sesuatu di sekitarnya. Misalnya membedakan antara jeruk dan lemon, semangka dan melon, dan seterusnya.

Kegunaan Proses Kognitif

Proses kognitif memengaruhi setiap aspek kehidupan, dari sekolah, pekerjaan, hingga hubungan. Kegunaan proses kognitif di antaranya,
1. Mempelajari hal-hal baru
Belajar membutuhkan kemampuan untuk menerima informasi baru, membentuk ingatan baru, dan membuat hubungan dengan hal-hal lain yang sudah diketahui.

2. Membentuk kenangan
Memori adalah topik utama yang menarik di bidang psikologi kognitif. Bagaimana manusia mengingat, apa yang diingat, dan apa yang dilupakan mengungkapkan banyak hal tentang bagaimana proses kognitif bekerja.

3. Membuat keputusan
Setiap kali orang membuat keputusan apa pun, itu melibatkan membuat penilaian tentang hal-hal yang telah mereka proses. Ini mungkin melibatkan membandingkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya, mengintegrasikan informasi baru ke dalam ide yang sudah ada, atau bahkan mengganti pengetahuan lama dengan pengetahuan baru sebelum membuat pilihan.

Teori Belajar Kognitif

Pemahaman tentang teori belajar kognitif berarti memahami bahwa teori belajar yang hanya memprioritaskan kepada proses belajar ketimbang pada hasil yang dicapai.

Dalam teori belajar kognitif ini tidak hanya berbicara tentang stimulus dan respons saja, melainkan juga bagaimana perilaku seseorang dalam mencapai tujuan belajarnya. Prinsip teori belajar kognitif dalam pembelajaran di antaranya,
1. Proses belajar lebih penting daripada hasil
Sudah merupakan kewajiban mindset berpikir yang harus dibangun adalah proses lebih penting daripada hasil. Mindset berpikir seperti itu akan lebih menghargai proses yang dilalui seseorang. Ini penting dalam pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran yaitu tekun dan rajin. Pertama kali bangunlah mindset berpikir yang benar terlebih dahulu agar tidak salah ke depannya.

2. Persepsi dan pemahaman
Kemampuan menjaga persepsi dan pemahaman tentang proses adalah hal utama. Pencapaian tujuan belajar menunjukkan tingkah laku seorang individu. Hal itu dilihat dari proses seseorang belajar apakah menggunakan cara yang baik atau tidak. Jadi, persepsi dan pemahaman di situlah yang penting dalam pembelajaran.

3. Belajar Bertahap
Namanya pembelajaran itu belajar secara bertahap. Materi belajar dipisahkan menjadi komponen kecil, lalu dipelajari secara terpisah. Belajar dari yang mudah terlebih dahulu hingga yang paling susah. Tahap-tahap pembelajaran harus dilalui secara serius oleh sang pembelajar atau murid.

4. Pembelajar harus aktif
Keaktifan peserta didik saat pembelajaran merupakan suatu keharusan. Syarat wajib ini menentukan keberhasilan seseorang dalam mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan. Keaktifan murid turut mempercepat pemahaman pembelajaran suatu bidang ilmu.

5. Berpikir kompleks
Pada kegiatan belajar, dibutuhkan proses berpikir yang kompleks. Berpikir kompleks berguna untuk memahami informasi secara lengkap dan tepat. Sehingga pemahaman pun tidak setengah-setengah akan suatu informasi. Bahkan jika pemahaman kita tidak komprehensif terhadap suatu informasi bisa berdampak buruk buat diri kita sendiri. Apalagi soal pemahaman suatu ilmu pengetahuan.

Pendekatan Kognitif

Pendekatan kognitif merupakan suatu istilah yang menyatakan bahwa melalui tingkah lakulah seorang individu akan mengalami proses mental yang nantinya bisa meningkatkan kemampuan menilai, membandingkan, atau menanggapi stimulus sebelum terjadinya reaksi.

Pendekatan ini memberikan penekanan terhadap isi pikiran manusia agar manusia tersebut mendapatkan pengalaman, pemahaman, standar moral, dan sebagainya.

Perkembangan Kognitif

Setiap anak memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-beda. Hal ini karena perkembangan kognitifnya juga berbeda-beda. Namun demikian, ada hal-hal umum yang bisa dijadikan acuan perkembangan kognitif pada anak.

Teori Piaget mengelompokkan perkembangan kognitif anak ke dalam empat tahapan di antaranya,
1. Tahap sensorimotor (18-24 bulan)
Pada tahap ini, bayi mulai mampu mengembangkan akalnya untuk memahami dunia luar melalui indra sensorik dan kegiatan motoriknya.

2. Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Pada tahap ini, anak belum bisa mengoptimalkan kemampuan kognitif tersebut. Artinya, anak belum bisa melogika sesuatu.

3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
Pada tahap ini, anak mulai bisa berpikir secara rasional dan terorganisir. Artinya, anak sudah mulai berpikir secara logis saat mengalami atau melihat sesuatu di sekitarnya.

4. Tahap operasional formal (12 tahun ke atas)
Tahap keempat ini menandakan seorang anak sudah bisa berpikir secara lebih luas, menalar dan menganalisis sesuatu, memanipulasi ide di pikirannya, dan tidak tergantung dengan manipulasi konkret.

Level Perkembangan Kognitif

Berikutnya tentang level kognitif yang dilalui oleh seseorang. Dari mulai bayi, anak-anak, remaja hingga dewasa. Mengetahui level Kecerdasan Kognitif sangat penting untuk menyesuaikan ilmu dan pengetahuan sesuai dengan kemampuan kognitif seseorang.

Misalnya saja ketika level Sensorimotor tidak mungkin diperlakukan setara dengan level operasional konkret. Pengetahuan tentang beberapa level yang dialami individu membantu kegiatan proses pembelajaran menjadi efektif.

Kegiatan pembelajaran di sekolah dasar juga harus mempertimbangkan lagi level kognitif anak didiknya. Guru di sekolah ketika membuat soal pun harus sesuai dengan level perkembangan kognitif. Secara garis besar perkembangan kecerdasan kognitif dibagi menjadi tiga level di antaranya,
1. Level Mengingat dan Memahami
Level ini menunjukkan tingkat kemampuan yang paling rendah karena hanya menuntut pengetahuan dan pemahaman peserta didik. Jika mengacu pada taksonomi Bloom, soal level 1 ini mencakup soal C1 (mengingat) dan C2 (memahami).

2. Level Mengaplikasikan
Pada level ini, tingkat kemampuannya tentu lebih tinggi daripada level 1 karena menuntut peserta didik untuk mampu menerapkan. Jika mengacu pada taksonomi Bloom, soal level 2 mencakup soal C3 (mengaplikasikan).

3. Level Menganalisis, Mengevaluasi dan Mencipta
Tingkat kemampuan soal pada level 3 ini paling tinggi di antara dua level sebelumnya karena menuntut peserta didik untuk bisa menganalisis, menyintesis, dan mengevaluasi. Jika mengacu pada taksonomi Bloom, soal level 3 ini mencakup soal C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta).

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment