Pengertian Ilmu Pengetahuan, Komponen, Syarat, Ciri, dan Sumbernya

Table of Contents
Pengertian Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan

Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan (Inggris: science; Arab: العِلْـمُ) adalah usaha-usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.

Ilmu adalah pengetahuan yang sudah dikelompokkan, disistematisasi, dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan suatu kebenaran objektif serta sudah diuji kebenarannya secara ilmiah. Ilmu pengetahuan bersifat konkret, sehingga dapat diamati, dipelajari, dan diajarkan serta teruji kebenarannya, teratur, bersifat khas atau khusus dalam arti mempunyai metodologi, obyek, sistematika dan teori sendiri. Ilmu juga harus bersifat empiris (hasil dari panca indera atau percobaan), sistematis, objektif, analitis, dan verifikatif.

Pengertian Ilmu Pengetahuan Menurut Para Ahli
1. Mohammad Hatta, ilmu pengetahuan adalah pengetahuan atau studi yang teratur tentang pekerjaan hukum umum, sebab akibat dalam suatu kelompok masalah yang sifatnya sama baik dilihat dari kedudukannya maupun hubungannya.
2. Dadang Ahmad S, ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus-menerus hingga dapat menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
3. Mappadjantji Amien, ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang berawal dari pengetahuan, bersumber dari wahyu, hati dan semesta yang memiliki paradigma, objek pengamatan, metode, dan media komunikasi membentuk sains baru dengan tujuan untuk memahami semesta untuk memanfaatkannya dan menemukan diri untuk menggali potensi fitrawi guna mengenal Allah.
4. Syahruddin Kasim, ilmu pengetahuan adalah pancaran hasil metabolisme ragawi sebagai hidayah sang pencipta yang berasal dari proses interaksi fenomena fitrawi melalui dimensi hati, akal, nafsu yang rasional empirik dan hakiki dalam menjelaskan khasanah alam semesta demi untuk menyempurnakan tanggung jawab kekhalifahan.
5. Helmy A. Kotto, ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus-menerus sampai menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
6. Asle Montagu, ilmu pengetahuan adalah sebagai pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengalaman, studi dan percobaan yang telah dilakukan dipakai untuk menentukan hakikat prinsip tentang hak yang sedang dipelajari.
7. V. Afayanev, ilmu pengetahuan adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran.
8. Prof Sondang Siagian, ilmu pengetahuan adalah suatu objek, ilmiah yang memiliki sekelompok prinsipol, dalil, rumus, yang melalui percobaan yang sistematis dilakukan berulang kali telah teruji kebenarannya, dalil-dalil, prinsip-prinsip dan rumus-rumus mana yang dapat diajarkan dan dipelajari.
9. Drs. S. Abu Bakar, ilmu pengetahuan adalah suatu pendapat atau buah pikiran, yang memenuhi persyaratan dalam ilmu pengetahuan terhadap suatu bidang masalah tertentu.
10. Minto Rahayu, ilmu pengetahuan adalah pengetahuan (Knowledge) yang sudah disusun dengan sistematis dan berlaku secara umum.
11. Thomas Kuhn, ilmu pengetahuan adalah suatu himpunan kegiatan/aktivitas yang banyak mendapatkan atau menghasilkan penemuan, baik dalam bentuk pengembangan ataupun penolakannya.
12. Van Puersen, ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang telah terorganisasi, dengan metode dan sistem berusaha mencari hubungan-hubungan tetap di antara gejala-gejala.
13. Dr. Maurice Bucaille, ilmu pengetahuan adalah kunci agar dapat mengungkapkan berbagai hal, baik dalam jangka waktu sebentar maupun jangka waktu yang lama.
14. Mulyadi Kartanegara, ilmu pengetahuan bahasa adalah science berarti ”fakta atau keadaan” sering diambil  dan mengetahui dalam makna pengetahuan (knowledge) yang kontras kepada kepercayaan dan intuisi.

B. Komponen Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan
1. Ontologis, dapat diartikan sebagai hakikat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahannya, dengan kata lain ontologis merupakan objek formal dari suatu pengetahuan
2. Epistemologis, dapat diartikan sebagai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh pengetahuan
3. Aksiologis, merupakan asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan

C. Syarat ilmu Pengetahuan

1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segi tiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

D. Ciri Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah menurut The Liang Gie (1987) (dalam Surajiyo, 2010) mempunyai lima ciri pokok di antaranya,
1. Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan
2. Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur
3. Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi
4. Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya kedala bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu
5. Verifikatif, dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun juga

E. Sumber Pengetahuan

Ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan di antaranya
1. Empirisme, menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalaman (empereikos = pengalaman). Dalam hal ini harus ada 3 hal, yaitu yang mengetahui (subjek), yang diketahui (objek) dan cara mengetahui (pengalaman). Tokoh yang terkenal: John Locke (1632 –1704), George Barkeley (1685 -1753) dan David Hume.
2. Rasionalisme, aliran ini menyatakan bahwa akal (reason) merupakan dasar kepastian dan kebenaran pengetahuan, walaupun belum didukung oleh fakta empiris. Tokohnya adalah Rene Descartes (1596 –1650), Baruch Spinoza (1632 –1677) dan Gottried Leibniz (1646 –1716).
3. Intuisi, manusia memperoleh pengetahuan secara tiba-tiba tanpa melalui proses pernalaran tertentu. Henry Bergson menganggap intuisi merupakan hasil dari evolusi pemikiran yang tertinggi, tetapi bersifat personal.
4. Wahyu adalah pengetahuan yang bersumber dari Tuhan melalui hambanya yang terpilih untuk menyampaikannya (Nabi dan Rosul). Melalui wahyu atau agama, manusia diajarkan tentang sejumlah pengetahuan baik yang terjangkau ataupun tidak terjangkau oleh manusia.


Dari berbagai sumber

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment