Apersepsi: Pengertian, Pedoman, Strategi, dan Manfaatnya

Pengertian Apersepsi
Apersepsi
Pengertian Apersepsi
Apersepsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pengamatan secara sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide baru.

Dari asal kata apperception, yang berarti menafsirkan buah pikiran. Apersepsi memiliki makna menyatukan dan mengasimilasi suatu pengalaman dengan pengalaman yang telah dimiliki dan dengan demikian memahami dan menafsirkannya.

Apersepsi Menurut Para Ahli
1. Leibnitz membedakan persepsi dengan apersepsi. Jika persepsi (perception) adanya perangsang yang diterima seseorang, dari adanya pengamatan. Sedangkan apersepsi dimaksud bahwa seseorang melakukan pengamatan dan apa yang diamatinya.
2. Herbart menyatakan bahwa apersepsi adalah memperoleh tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada. Di sini terjadi asosiasi antara tanggapan yang baru dengan yang lama.
3. Wundt berpendapat bahwa apersepsi bukan hanya asosiasi belaka melainkan dengan sengaja memasukkan tanggapan-tanggapan baru dalam suatu hubungan kategorial atau hubungan yang lebih umum.

Apersepsi dari Ilmu Psikologi
Menurut ahli psikologi modern, apersepsi merupakan pengamatan dengan penuh perhatian sambil memahami serta mengolah tanggapan-tanggapan baru itu dan memasukkannya ke dalam hubungan yang kategorial. Tanggapan-tanggapan baru itu dapat dipengaruhi oleh bahan apersepsi yang telah ada.

Hal tersebut menunjukkan bahwa psike manusia tidak pasif menerima melainkan aktif mengolah setiap perangsang yang diterima. Perangsang atau tanggapan baru tidak masuk begitu saja melainkan harus ditafsirkan dan digolongkan dalam susunan tertentu, karena apersepsi pada hakikatnya termasuk proses berpikir.

Bahan apersepsi diperlukan untuk menafsirkan tanggapan-tanggapan baru. Itu sebabnya anak-anak harus memiliki sejumlah pengetahuan. Sebelum anak bersekolah, ia telah memiliki banyak pengetahuan tetapi belum tersusun logis sistematis.

Tugas sekolah adalah menyusunnya menurut kategori tertentu dan memperluas serta memperdalamnya dalam macam mata pelajaran. Pengalaman yang lampau sering kurang lengkap dan senantiasa dapat disempurnakan.

Apersepsi dalam Konteks Pembelajaran
Dalam konteks pembelajaran, apersepsi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk menarik perhatian peserta didik supaya fokus pada ilmu atau pengalaman baru yang akan disampaikan oleh Guru.

Dengan apersepsi, Guru dapat lebih memastikan jika peserta didik sudah siap dalam menerima pembelajaran. Untuk membawa pikirannya fokus kembali kepada materi ajar tentunya Guru harus memiliki strategi dalam menarik perhatian siswa.

Pedoman Apersepsi
Menurut Dewey pengalaman yang lampau harus senantiasa direorganisasi. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan apersepsi, setiap pengajar dapat membuat pedoman sebagai bahan apersepsi di antaranya,
1. Deskripsi singkat dengan memberi informasi singkat tentang isi pelajaran yang akan diajarkan.
2. Eksplorasi, mengungkap kembali materi yang telah diajarkan, dengan cara menanyakan perihal materi yang telah disajikan sebelumnya.
3. Relevansi materi yang ditanyakan dengan materi yang akan diajarkan.
4. Asosiasi, menghubungkan materi yang telah diajarkan dengan materi yang akan segera diajarkan.

Strategi Apersepsi
Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan Guru dalam melakukan apersepsi di dalam kelas di antaranya,
1. Menampilkan sebuah video yang berkaitan dengan materi.
Selain menarik perhatian dari siswa, cara ini juga dapat menimbulkan empati kepada siswa sehingga mereka lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Jika siswa telah memiliki empati akan materi maka Guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi kepada siswa.

2. Membuat kuis singkat
Pemberian kuis merupakan strategi yang diberikan oleh guru terhadap peserta didik dengan memberikan soal-soal pada proses pembelajaran yang berhubungan dengan materi yang telah diajarkan dengan tujuan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik.

3. Bernyanyi
Biasanya ini dilakukan di kelas TK atau kelas 1-2 tetapi hal ini bisa juga dilakukan di kelas-kelas besar seperti memutarkan lagu yang berkaitan dengan materi ajar. Contohnya di kelas Bahasa Inggris, dengan memutarkan sebuah lagu dalam Bahasa Inggris yang menarik buat  mereka.

Dengannya, siswa akan merasa tertarik untuk dapat mengetahui arti dari lagu tersebut dan secara tidak langsung akan memunculkan motivasi dalam diri mereka dalam belajar.

4. Permainan (Games)
Apersepsi dapat juga dilakukan dengan sebuah Permainan sederhana yang sebisa mungkin dapat memunculkan kreativitas siswa. Untuk Games, Guru harus memperhatikan waktu yang tersedia supaya tidak mengganggu waktu penyampaian materi yang lain.

5. Membuat Yel-Yel
Guru dapat menciptakan sebuah Yel-Yel yang membuat siswa lebih termotivasi, Yel-yel harus dibuat sekreatif mungkin sehingga dapat menjadi ciri khas dari kelas yang diajar. Cara ini cukup mudah dilakukan dan akan mudah dalam menarik perhatian dari siswa.

6. Menggambar atau Menulis.
Guru dapat meminta siswa menggambar atau menuliskan sesuatu yang berkaitan dengan materi ataupun hal lain yang sekiranya berkaitan dengan pendidikan. Misalnya, guru meminta siswa untuk menggambarkan benda yang menggambarkan dirinya dalam waktu maksimal 3 menit dan setelah itu Guru meminta siswa untuk menjelaskan apa yang dia gambar.

Manfaat Apersepsi
Berikut beberapa alasan pentingnya guru melakukan apersepsi pembelajaran saat kegiatan pembelajaran di antaranya,
1. Mengetahui Kesiapan Siswa belajar
Saat menyampaikan materi pelajaran sebelumnya, Anda bisa melihat respons yang diberikan siswa, apakah mereka dapat mengingatnya atau merasa bingung dan lupa. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui kesiapan siswa belajar saat itu.

Jika mayoritas siswa lupa dengan materi sebelumnya, ada baiknya Anda tidak langsung menyampaikan materi pembelajaran baru, karena hal tersebut tidak memberikan efek baik pada siswa. Sebaiknya Anda mengulas materi sebelumnya hingga siswa benar-benar paham dan siap menerima materi baru.

Perlu diketahui juga bahwa tidak semua siswa dapat mengerti apa yang akan Anda ajarkan dan mereka juga tidak menyadari bahwa pelajaran sebelumnya dan pelajaran yang baru memiliki kaitan. Padahal pembelajaran juga merupakan satu kesatuan yang terangkai antara satu materi dengan materi lainnya.

Dengan melakukan apersepsi, siswa akan sadar bahwa materi sebelumnya dan materi yang akan dipelajari memiliki relevansi. Hal tersebut membuat proses pembelajaran lancar dan efektif.

2. Materi yang Telah Dipelajari Tersimpan dan Terus Diingat
Saat mengulang kembali mata pelajaran yang sudah diajarkan sebelumnya, materi akan tersimpan lima kali lebih kuat pada diri siswa, tidak seperti materi yang tidak diulas kembali yang biasanya hanya lewat saja sehabis itu lupa atau tidak paham dengan materi pembelajarannya.

Hal tersebut terjadi karena jika materi pembelajaran yang sering diulang-ulang, maka materi pembelajaran lebih terserap otak dan membuatnya diingat lebih lama.

Hal ini juga penting sebelum memulai pembelajaran baru. Pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang baru pastinya berkesinambungan. Dengan sudah paham dan ingat pembelajaran sebelumnya, maka pembelajaran baru akan lebih mudah diserap dan dimengerti.

3. Persiapan Materi Selanjutnya
Dalam proses pembelajaran, siswa harus mempersiapkan dirinya dan kesediaan kondisi fisik, mental, sekaligus psikisnya. Semua harus dipersiapkan dengan benar-benar matang atau siap supaya tujuan pembelajaran selanjutnya dapat tercapai.

Belajar tanpa mengulang materi mata pelajaran sebelumnya dengan matang seringkali menghasilkan prestasi yang kurang memuaskan. Tujuan pembelajaran juga kurang tercapai dengan maksimal. Oleh sebab itu, guru harus membantu mereka dalam mengingat materi pembelajaran sebelumnya, sebelum menerima materi baru.

4. Mempermudah Mempertimbangkan Informasi
Dengan mengulang kembali mata pelajaran, maka akan memudahkan siswa dalam mempertimbangkan informasi. Siswa juga akan lebih cepat dalam menemukan cara-cara untuk menyimpan materi dalam pikiran.

Karena seperti yang sudah kita ketahui bahwa satu materi pelajaran memiliki relevansi dengan materi pelajaran lainnya, sehingga siswa akan mudah menangkap kedua materi pelajaran tersebut menjadi satu kesatuan pembahasan yang utuh.

5. Membantu Mengenang Pengalaman Belajar
Mengulang kembali mata pelajaran bukan hanya membantu siswa untuk mengingat materi pelajaran sebelumnya, tetapi juga untuk mengenang pengalaman belajar dengan baik. Siswa akan belajar untuk menghitung satu demi satu perolehan kekayaan pengalaman studi.

Pengalaman belajar yang baik akan membantu siswa dalam belajar lebih giat dan rajin. Dengan memiliki pengalaman belajar yang baik, maka dalam memasuki pembelajaran baru akan menjadi lebih antusias.

6. Proses Berpikir
Dalam melakukan apersepsi, Anda bisa mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan tentang materi sebelumnya, untuk mengetahui sampai mana mereka mengingat materi tersebut.

Dalam mengulang kembali pertanyaan, bisa mengajukan pertanyaan terbuka pada setiap teks atau materi yang siswa sudah pelajari. Coba tulis pertanyaan pada kertas terpisah.

Pikirkan apa yang akan terjadi kalau beberapa elemen diubah atau dalam ujian muncul beberapa fitur dalam cara berbeda. Dengan hal ini, proses berpikir siswa akan lebih terasah dan bisa menerima perubahan yang terjadi.

Dalam proses pembelajaran baru juga akan lebih siap pikirannya dan lebih kritis. Hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan siap menerima materi baru.

7. Memotivasi Belajar Siswa
Dengan melakukan apersepsi atau mengulang kembali materi pelajaran sebelumnya, maka bisa meningkatkan rasa penasaran siswa sehingga motivasi belajar mereka juga akan meningkat. Anda bisa mengemas apersepsi dengan baik dan membuat penasaran.

Dengan begitu, siswa akan termotivasi untuk mengingat kembali setiap topik atau materi yang telah mereka pelajari sebelumnya dan yang akan dipelajari. Hal ini juga akan mengawal murid untuk mengunjungi kembali berbagai pengalaman saat mempelajari pelajaran sebelumnya yang telah sedikit demi sedikit terlupakan oleh siswa.

Selain itu, apersepsi juga dapat menjaga dan membentuk suasana belajar agar tetap kondusif dan lancar. Karena apersepsi dapat membentuk atmosfer fisik yang baik dan membentuk suasana psikologis siswa sehingga menimbulkan perasaan mampu untuk mempelajari materi baru. Hal ini sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Apersepsi: Pengertian, Pedoman, Strategi, dan Manfaatnya"